Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam fisika, pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh di tinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang di pelajari. Mengapa demikian ? Sebelumnya, ada baiknya jika kita mengenal atau mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah di sepakati, misalnya untuk mengukur panjang suatu kabel maka kita bias menggunakan meteran. Dalam hal ini besaran yang di bandingkan adalah panjang dari kabel tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya adalah meteran. Meteran adalah alat ukur besaran panjang yang satuannya telah disepakati. Mengukur itu sangat penting untuk di lakukan. Mengukur dapat di katakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika di kaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian atau hipotesis maka pengukuran menjadi jalan atau untuk mencari data-data yang mendukungnya. Dengan pengukuran ini kemudian akan di peroleh data-data numerik yang menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan demikian, maka dapat di hasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang di hasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut. Dengan salah satu argumentasi di atas, di lakukannya percobaan ini agar praktikan dapat mengetahui betapa pentingnya dan di butuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika, maka tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk mengabaikannya dalam setiap riset-riset mereka. 1.2 Tujuan Percobaan 1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar. 2. Menentukan ketidakpastian dalam pengukuran, serta menuliskan hasil Pengukuran secara benar. 3. Memahami dan menggunakan metode kuadrat terkecil dalam pengolahan data 1.3 Rumusan Masalah 1. Agar praktikan dapat mengetahui cara membaca alat-alat ukur dasar dengan benar. 1. Agar praktikan dapat menentukan perkiraan ktidakpastian dalam suatu pengukuran. 2. Agar praktikan dapat menulis hasil pengukuran secara benar sesuai angka penting yang diambil dalam suatu data.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat orang melakukan pengukuran, misalnya mengukur suhu badan seorang pasien, mengukur panjang kain, mengukur massa beras, dan lainlain. Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui melanggar sesuatu yang di ukur itu dapat di nyatakan dengan bilangan, sehingga keadaannya menjadi jelas. Di dalam ilmu pengetahuan alam, segala sesuatu yang dapat di ukur di namakan besaran. Jadi, panjang, waktu, massa, suhu adalah besaran. Untuk melakukan pengukuran di perlukan alat ukur. Besaran terdiri dari besaran pokok dan besaran turunan. Dalam ilmu pengetahuan alam terdapat banyak sekali besaran. Namun, pada dasarnya dalam pengalaman sehari-hari besaran terdiri dari dua macam, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Pengukuan adalah suatu teknik untuk mengkaitkan suatu bilangan pada suatu sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standard yang telah diterima sebagai suatu satuan. Kebanyakan pengukuran yang dilakukan dilaboratorium disederhanakan sedemikian rupa sehingga pada dasarnya merupakan pengukuran suatu jarak. Dengan menggunakan pengukuran ini (dan dengan menggunakan perjanjian tertentu seperti yang tertera pada rumus-rumus) dapat kita peroleh besaran yang diinginkan. Bila mengukur sesuatu, fisikawan harus sangat berhati-hati agar hanya menghasilkan gangguan sekecil mungkin terhadap sistem yang sedang diamatinya. Sebelum mengkur sesuatu, pertama-tama kita harus memiliki suatu ssatuan bagi masing-masing besaran yang akan diukur. Untuk keperluan pengukuran teradapat besaran dan satuan yang fundamental dan yang diturunkan. Fisikawan mengenal empat bessaran fundamental yang tak bergantung pada yang lain,misalnya: panjang,mass,waktu,dan muatan listrik. Panjang dan waktu adalah konsep-konsep utama yang kita terima secara alamiah; adalah sulit untuk berusaha mendefinisikan konsep-konsep demikian. Meskipun demikian,massa dan muatan listrik bukanlah sesuatu yang naluriah. Massa adalah suatu koefisien yang khas bagi setiap partikel,yang menentukan sifat partikel bila berantara dengan partikel lain: yaitu massa suatu partikel menentukan reaksinya atas suatu daya. Masa suatu partikel juga menentukan suatu partikel juga menentukan kuat antar aksi gravitasinya dengan partikel-partikel lain. Demikian juga muatan listrik adalah sebuah koefisien lain,yang khas bagi tiap partikel yang menentukan kuat antar galaksi elektromagnetiknya dengan partikel partikel lain.pemilihan satuan standar

untuk besaran-besaran pokok ini menghasilkan suatu sistem satuan.sistem satuan yang di gunakan secara universal dalam masyarakat ilmiah adalah sistem internasional (SI) dalam SI,standar satuan untuk panjang adalah meter, standar satuan untuk waktu adalah sekon,dan standar satuan untuk massa adalah kilogram, (paul A.tipler,1998) Satuan standar untuk panjang,meter (disingkat M), semua di nyatakan oleh jarrak antara dua goresan yang dibuat pada sebuah batang kayu yang terbuat dari campuran platinum-iridium yang di simpan di intranational bureu of weight and measures di serves, prancis. (paul A.Tiples,1998)

Satuan standar untuk waktu, yaitu sekon

dari rata-rata lama hari matahari. Saat ini,

satu sekon didefinisikan berkaitan dengan frekuensi cahaya. Satuan standar untuk massa. Kilogram (kg) yang sama dengan 1000 gram (g), didefinisikan sebagai massa suatu kilogram standar yang juga di sinpam di serves. Satuan tiap besaran fisik dapat dinyatakan dengan satuan pokok SI. Beberapa kombinasi satuan yang sering di gunakan mendapat nama khusus. Misalnya, satuan SI untuk daya, kg sebut newtom (N).dengan cara yang sama, satuan SI untuk daya, watt (w) Sistem desimal lain yang masih di gunakan tetapi secara bertahap di gunakan oleh satuan SI adalah sistem cgs, yang berdasarkan pada sentimeter,gram,dan sekon. Sentimeter didefinisikan sebagai 0,01 m. Sekarang gram didevinisikan sebagai 0,001 kg. Semula gram didefinisikan sebagai massa satu sentimetar kubik air. (dengan demikian, satusatu kilogram adalah massa 1000 senti meter kubik atau satu liter air). Dalam sistem satuan lain yang digunakan di amerika serikat satuan gaya, yaitu pound, dipilih sebagai satuan pokok. Satu pound didefinisikan sebagai besarnya tarikan gravitasi bumi di tempat tertentu pada sebuah benda standar. Satuan massa didefinisikan foot (ft). Foot ( bentuk tunggal dari feet), didefinisikan sebagai tepat sepertiga dari satu yard (yd) yang sekarang didefinisikan dalam meter sebagai : 1 yd =0,9144 m = , di ,di sebut

1 ft =

yd =0,3048 m

Definisi tersubut menghasilkan 1 inci tepat sama dengan 2,54 cm satuan pokok waktu dalam sistem SI. Sistem amerikat serikat ini bukanlah sistem desimal. Di bandingkan dengan SI atau sistam desimal lainnya, sistem amerika serikat kurang praktis karena kelipatan sederhana dari satuannya bukanlah pangkat dari 10. Misalnya, 1 yd =3 ft dan 1 ft = 12 in. Hubungan antara satuan-satuan dalam sistem amerika serikat dengan sistem satuan SI di berikan dalam apendiks D. Awalan untuk kelipatan-kelipatan sederhana dalam satuan SI dapat di lihat pada tabel 1-1 Keliptan 10-18 1015 1012 10
9

Awalan eksa peta tera giga mega kilo Hekto (+) Deka (+) Desi (-)

Singkatan E P T G M K h da d

106 103 102 101 10-1

Semua kelipan tersebut semuanya merupakan pangkat dari 10, sehingga sistem semacam itu di sebut sistem desimal. Sistem-sistem desimal yang di dasarkan pada pada meter di namakan sistem metik. Awalan-awalan dapat digunakan pda setiap satuan SI. Sebagai contoh 0,001 detik sama dengan 1 milisekan (ms), 1.000.000 watt sama dengan 1 mega watt (mw). (paul A.Tipler.1998). 2.2 pengukuran Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengkaitkan suatu bilangan pada sutu sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran stardar yang telah di terima sebagai suatu satuan. Kebanyakan pengukuran yang di lakukan di laboratorium di sederhanakan sedemikian rupa sehingga pada dasarnya merupakan pengukuran suatu jarak. Selanjutnya semua pengukuran sedikit banyak di pengaruhi oleh kesalahan eksperimental karna tidak sempurna yang takterelakan dalam alat ukur atau karena batasan yang ada pada indera kita (pengelihatan dan pendengaran), yang harus merekam informasi tadi.

Ketelitian atau ketidakpastian suatu besaran fisis memungkinkan kita untuk mendefinisikan jumlah angka yang menentukan yang terkait dengan besaran tadi. Suatu tuntutan penting adalah bahwa definisi besaran fisis harus operasional dalam rti bahwa ia harus mengisyaratkan secara eksplisit atau implisit bagaimana besaran yang didefinisikan itu dapat di ukur. Sebagai contoh, mengatakan bahwa kecepatan adalah pernyataan tentang kelajuan dengan mana benda bergerak bukan merupkan definisi operasional bagi kecepatan, tetapi mengatakan, bahwa kecepatan adalah jarak yang di tempuh dibagi dengan waktu yang di butuhkan, adalah suatu definisi operasional dari kecepatan. (Marcelo Alonso,Edword J.finn,1979). 2.3 besaran-besaran fundamental dan satuan Ukuran keperluan pengukuran terdapat besaran dan satuan fundamental dan yang di turunkan. Fisikawan mengenal empat besaran fundamental yang tak bergantung pada yang lain: panjang, massa, waktu, dan muataan listrik. Panjang dan waktu adalah konsep-konsep utama yang kita terima semua Secara ilmiah: adalah sulit untuk berusaha mendefinisikan konsep-konsep demikian. Meskipun demikian, massa dan muatan listrik bukanlah sesuatu yang naluriah massa adalah suatu koefisien, yang khas bagi setiap partikel, yang menentukan sifat partikel bila berinteraksi dengan partikel lain, yaitu massa suatu partikel menentukan reaksinya atas suatu gaya. Massa suatu partikel juga menentukan kuat antaraksi grativikasinya dengan partikel-partikel lain. Demikian juga muatan listrik adalah sebuah koefisien lain. Yang khas bagi tiap partikel yang menentukan kuat antaraksi elektromagnetiknya dengan partikel-partikel lain. Meter di singkat dengan M, adalah satuan panjang. Besarnya sama dengan 1.650.763,73 panjang gelombang radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa yang di pancarkan oleh isotop86kr dalam transisinya antara keadaan 2pio dan 5d5. Kedua lambang ini mengacu pada keadaan fisis tertentu dari atom kriypton. Pada mulanya meter pilih sebagai 1/ 10.000.000 kutdran suatu meridian bumi, tapi devinisi ini di tinggalkan untuk di gantikan dengan suatu definisi yang lebih tepat dan mantap. Setiap besaran dapat di ukur secara langsung atau secara tidak langsung. Pengukuran suatu besaran akan menghasilkan nilai (bilangan), jadi : Besaran ialah sesuatu yang mempunyai bilangan atau sesuatu yang dapat di nyatakan dengan bilangan.

Selain mempunyai bilangan, kebanyakan besaran juga mempunyai satuan. Satuan adalah sesuatu yang di jadikan pembanding dan pengukuran. Contoh satuan : - Untuk besaran panjang, satuannya : meter, kilometer, inci, yard, depa, jengkal. - Untuk besaran massa, satuannya : kilogram, gram, ons, pound, kuintal, ton. - Untuk besaran waktu, satuannya : sekon, menit, jam, hari, tahun. - Untuk besaran suhu, satuannya : kelvin, derajat celcius, derajat fahrenheit. Untuk menyatakan besaran yang mempunyai satuan, maka di samping harus di nyatakan bilangannya, harus pula di nyatakan bilangannya, harus pula di nyatakan satuannya. Misalnya : - Panjang bambu itu 2 depa - Panjang adalah besaran - Dua adalah bilangan - Dua adalah satuan Untuk menyatakan pekerjaan itu di butuhkan waktu 5 hari - Waktu adalah besaran - Lima adalah bilangan - Hari adalah satuan Di dalam ilmu pengetahuan alam ada juga besaran yang mempunyai bilangan, tetapi tidak mempunyai satuan. Misalnya : - Keuntungan mekanis sebuah tuas - Perbesaran bayangan Besaran pokok merupakan induk untuk besaran turunan. Setiap besaran pokok masingmasing memiliki satuan yang di tetapkan berdasarkan kesepakatan international. Besaran pokok ialah besaran yang satuannya di definisikan tersendiri. Besaran pokok merupakan dasar untuk menyatakan satuan besaran turunan. Di dalam ilmu pengetahuan alam ada 7 macam besaran pokok, yaitu : - Panjang - Massa - Waktu - Suhu - Kuat arus listrik

- Jumlah zat - Kuat cahaya Dari 7 besaran pokok ini hanya 5 yang harus di pelajari dan di pahami pemakaiannya oleh setiap siswa sehingga mampu mempergunakannya di dalam kehidupan sehari-hari. Kelima besaran pokok itu adalah: - Panjang - Massa - Waktu - Suhu - Kuat arus listrik Sebuah balok mempunyai panjang. Besaran panjang dapat di ukur baik dalam satuan baku maupun dalam satuan tak baku. Di dalam SI besaran panjang di ukur dalam satuan meter. Meter adalah satuan baku untuk besaran panjang, di singkat m, kilometer, hektometer, sentimeter, yard, inci, jengkal, hasta, dan depa adalah beberapa contoh satuan tak baku untuk besaran panjang. Lebar, tinggi, tebal, dan jarak suatu benda adalah besaran yang sejenis dengan besaran panjang karena satuannya sama dengan satuan besaran panjang. Sebagai patokan satuan meter, maka konferensi internasional yang di selenggarakan khusus untuk membahas sistem satuan memutuskan untuk membuat sebuah meter standar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : - Panjang tidak dapat di ubah - Mudah di tiru bila di perlukan Untuk pertama kalinya, meter standar di buat dalam bentuk batang logam campuran platina iridium. Pada batang standar ini di buat 2 buah garis lurus yang jaraknya satu meter. Meter standar yang asli di simpan di kantor internasional tentang berat dan ukuran diserves, Prancis. Sekarang meter standar itu di anggap kurang memenuhi syarat karena : - Panjangnya mengalami perubahan walaupun kecil sekali. - Kurang praktis (tidak dapat segera di tiru). - Tidak memakai untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Sejak tahun 1960, meter standar yang di pergunakan dalam SI adalah meter standar yang di dasarkan pada panjang gelombang cahaya merah jingga yang di pancarkan oleh gas Krypton-

86. Satu meter sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang cahaya merah jingga yang di pancarkan oleh gas Krypton-86 di dalam ruang hampa pada suatu lucutan listrik. Untuk mengukur besaran panjang di perlukan alat ukur, contohnya : - Meteran Kelos : Di pergunakan untuk panjang yang lebih dari satu meter. - Mistar : Di pergunakan untuk panjang yang kurang dari satu meter. - Jangka sorong : Di pergunakan untuk mengukur diameter pipa ketelitiannya mencapai 0,1 mm. - Micrometer sekrup : Di pergunakan untuk mengukur tebalnya benda ketelitiannya mencapai 0,01 mm. Alat Ukur A. Mistar

Memiliki tingkat ketelitian 1mm atau 0,1 cm. Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus dengan skala mistar yang dibaca. Mistar berskala terkecil 1 mm mempunyai ketelitian 0,5 mm. ketelitian pengukuran menggunakan mistar adalah setengah nilai skala terkecilnya. Dalam setiap pengukuran dengan menggunakan mistar , usahakan kedudukan pengamat tegak lurus dengan skala yang akan diukur . hal ini untuk menghindari kesalahan yang terjadi saat membaca skala suatu alat ukur karena kedudukan mata pengamat tidak tepat.Pada mistar 30 cm terdapat dua gores/strip pendek berdekatan yang merupakan skala terkecil dengan jarak 1mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar tersebut adalah setengah dari skala terkecilnya.

Jadi ketelitian atau ketidakpastian mistar adalah ( x 1mm ) = 0,5 mm atau 0,05 cm

Penemu mistar tidak dapat diketahui secara pasti namun,beberapa ilmuwan mengetahui bbahwa mistar mulai ada pada 1500 sebelum masehi.

B. Jangka Sorong Mempunyai nonius, yaitu skala yang mempunyai panjang 9 mm dan dibagi atas 10 bagian yang sama. Jangka soron memiliki ketelitian sebasar 0,1 mm. Bagian terpenting dari jangko sorong adalah 1. Rahang tetap yang memiliki skala utama 2. Rahang sorong yang dapat digeser-geser yang memiliki skala nonius.

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang,tebal,kedalaman lubang, dan diameter dalam maupun diameter dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. jangka sorong mempunyai dua rahang , yaitu rahang tetap dan rahang sorong.

Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama, sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier. Skala nonius mempunyai panjang 9mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0,1 m. hasil pengukuran menggunakan jangka sorong berdasarkan angka pada skala utama ditambah angka pada skala nonius yang dihitung daro 0 samai dengan garis skala nonius yang berimpit dengan garis skala utama.

Penemu jangka sorong adalah Vernier Caliper, sekilas tentang ceritanya.Caliper awal yang telah ditemukan di Yunani Giglio karam dekat pantai Italia. Kapal menemukan tanggal pada abad 6. Sepotong kayu yang sudah tetap fitur dan yg dpt bergerak rahang. Meskipun jarang menemukan, caliper tetap digunakan oleh Yunani dan Roma. Pada jaman dinasti Han (202 BC - 220 AD), orang Cina juga menggunakan caliper geser, yang mereka yang terbuat dari tembaga dan diproduksi setiap alat dengan prasasti pada hari, bulan, dan tahun ini telah dibuat. (sesuai dengan kalender Cina). Vernier caliper yang modern, untuk membaca sebuah thousandths inch, telah jadian oleh American Yusuf R. Brown pada 1851. Brown Sharpe nya dan diresmikan benar presisi perusahaan manufaktur di Amerika Serikat. Itu adalah pertama praktis untuk pengukuran tepat yang dapat dijual dengan harga dalam jangkauan machinists biasa. C. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0,01 mm.

Skala utama micrometer sekrup pada selubung kecil dan skala nonius pada selubung luar yang berputar maju dan mundur. 1 putaran lengkap skala utama maju/mundur 0,5 mm karena selubung luar terdiri 50 skala maka 1 skala selubung luar = 0,5 mm/50 = 0,01 mm sebagai skala terkecilnya. Jadi ketelitian atau ketidakpastian micrometer sekrup adalah ( x 0,01 mm ) = 0,005 mm atau 0,0005
cm

Micrometer sekrup pertama dibuat oleh William Gascoigne di abad ke-17, tapi digunakan untuk mengukur jarak anguler antar bintang.. kalau micrometer screw yang dikenal sekarang dibuat oleh Jean Laurent Palmer dari Perancis. Disebut pertama kali dengan nama "Palmer". William Gascoigne (1612 - 2 Juli 1644) adalah seorang astronom matematika, bahasa Inggris dan pembuat instrumen ilmiah dari Middleton dekat Leeds yang menemukan mikrometer. Dia adalah salah satu dari "no Keplari" sekelompok astronom di utara Inggris. Gascoigne lahir di Middleton, Leeds pada tahun 1612, putra seorang pria negara kecil.Ayahnya adalah Henry Gascoigne, Esq, dari Thorpe-on-the-Hill di paroki Rothwell., Dekat Leeds, Yorkshire. Ibunya Margaret Jane, putri William Cartwright. Sedikit yang diketahui dari kehidupan awal. Dia mengklaim bahwa ia dididik di Universitas Oxford, meskipun tidak ada catatan ini telah ditemukan. Pada akhir 1630-an, Gascoigne, sedang bekerja di sebuah susunan optik Keplerian ketika sebuah benang dari jaring laba-laba yang terjadi untuk menjadi tertangkap di persis titik fokus optik gabungan dari dua lensa. Ketika ia melihat melalui pengaturan Gascoigne melihat web yang cerah dan tajam dalam bidang pandang. Dia menyadari bahwa dia bisa lebih akurat titik teleskop menggunakan garis sebagai panduan, dan melanjutkan untuk menciptakan teleskop dengan menempatkan kabel menyilang di titik fokus untuk menentukan pusat bidang pandang.

Dia kemudian menambahkan ini pengaturan untuk sekstan model instrumen yang digunakan oleh Tycho Brahe, Tycho sekstan meskipun hanya instrumen mata telanjang. Sekstan Gascoigne adalah lima kaki jari-jari, dan mengukur jarak antara badan-badan astronomi ke tingkat belum pernah terjadi sebelumnya akurasi. Gascoigne kemudian menyadari bahwa dengan memperkenalkan dua poin, yang pemisahan dapat disesuaikan dengan menggunakan sekrup, ia bisa mengukur ukuran gambar tertutup oleh mereka. Menggunakan pitch dikenal sekrup, dan mengetahui panjang fokus lensa menghasilkan gambar, ia bisa bekerja di luar ukuran objek, seperti Bulan atau planet-planet, dengan tingkat akurasi yang tak terjangkau sampai sekarang. Gascoigne bertemu dengan manus William Lancashire Crabtree, mungkin pada tahun 1640. Setelah melakukan pengamatan di rumah Gascoigne itu, Crabtree jauh diambil dengan penemuan-penemuan dan segera melihat signifikansi mereka. Setelah kembali ke rumahnya di Broughton Cerat, tepat di luar Manchester, dia menulis kepada Gascoigne menanyakan apakah ia bisa mendapatkan instrumen tersebut dan juga menulis untuk Horrocks teman Yeremia tentang mereka. Gascoigne mengatakan, teman saya Mr Horrox professeth bahwa sedikit sentuhan yang saya memberinya telah ditiduri pikirannya cukup dari dirinya sendiri dan meninggalkan dia di sebuah Exstasie antara Kekaguman dan takjub. Aku menasihatkan kamu Sir, tidak kendur Niat Anda untuk Kesempurnaan Keajaiban Anda dimulai. Sayangnya Horrocks meninggal sebelum dia bisa mencoba instrumen, namun Crabtree dan Gascoigne tidak menggunakan mereka untuk mencoba untuk menguatkan teori Horrocks tentang orbit elips Bulan. Penemuan ini kemudian diambil dan diperbaiki oleh ilmuwan dan astronom Richard Towneley yang merupakan keponakan Gascoigne, teman Christopher Towneley.Towneley kemudian dibawa instrumen untuk perhatian Robert Hooke, yang menggunakannya untuk menghitung ukuran komet dan benda langit lainnya. Mikrometer, karena dikenal, adalah terletak di jantung pengukuran astronomi ke abad kedua puluh. Pada tahun 1642, perang sipil pecah di Inggris, dan Gascoigne menerima komisi sebagai Providore untuk Yorkshire di tentara Raja Charles I. Crabtree tinggal di Salford, Manchester luar baik yang berada di sisi parlemen dan semua korespondensi antara kedua berhenti . Gascoigne meninggal di Marston Moor Pertempuran, Yorkshire, pada 2 Juli 1644 seperti yang dilakukan Charles Towneley, ayah dari temannya Richard Towneley. Setelah kematian Gascoigne ini beberapa kertas dan fragmen dari korespondensi antara Crabtree dan Gascoigne menjadi milik Christopher dan Richard Towneley. Mereka membawa mereka ke perhatian John Flamsteed, Astronom Kerajaan yang pertama, yang datang untuk melihat

Horrocks, Crabtree, dan Gascoigne sebagai pendiri astronomi penelitian Inggris dan ahli waris intelektual Galileo dan Kepler. Dia mulai besar-folio-nya tiga volume yang Historia Coelestis Britannica (1725) dengan mencetak lima halaman surat mereka yang masih hidup dan pengamatan, dibuat antara 1638 dan 1643. Banyak kertas Gascoigne dan korespondensi hilang selama Perang Sipil Inggris dan kemudian di Kebakaran Besar London, tapi kebanyakan dari apa yang dikenal untuk tetap disimpan di Perpustakaan Bodleian di Universitas Oxford.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Waktu dan Tempat Percobaan pengukuran dasar ini dilakasanakan pada hari senin, 29 oktober 2012 pada pukul 10.00 sampai 12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Fisika Dasar (Gedung C lantai 3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Percobaan 1. Jangka sorong 2. Neraca ohauss 3. micrometer sekrup 3.2.2 Bahan Percobaan 1. Bola-bola besi 5 buah 2. Balok-balok kuningan 5 buah 3.3 Prosedur Percobaan 1. Ditimbang bola-bola besi dan balok besi dengan menggunakan neraca ohauss sebnyak 5 kali. 2. Diukur diameter bola-bola besi dan balok besi dengan menggunakan mikrometer sekrup dengan posisi yang berbeda sebanyak 5 kali. 3. Diukur panjang,lebar,dan tinggi balok besi dengan menggunakan jangka sorong sebanyak 5 kali.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Pengamatan 4.1.1 Balok Besi NO Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Massa (gr)

1 2 3 4 5

4,62 4,63 4,625 4,625 4,605 4.1.2 Bola

1,93 1,315 1,45 1,915 2,025

1,48 1,29 1,275 1,275 1,265

92,75 92,50 92,72 92,72 92,48

No 1 2 3 4 5

Diameter (cm) 1,891 1,893 1,895 1,888 1,885

Jari-jari (cm) 0,9455 0,9465 0,9475 0,944 0,9425

Massa (gr) 28,12 28,18 28,15 28,20 28,14

4.2 Analisis Data p,l,t = Nst jangka sorong

x 0,1 = 0,03 mm = 0,003 cm

m =

Nst neraca ohauss

x 0,01 = 0,003 gr r =

Nst mikrometer sekrup

x 0,01 mm = 0,003 mm = 0,0003 cm

4.2.1 Perhitungan Tanpa KTP 4.2.1.1 Balok Besi 4.2.1.1.1 Volume Balok V1 = p l t = 4,62 1,93 1,48

= 13,196 cm2 V2 = p l t = 4,63 1,315 1,29 = 7,854 cm2 V3 = p l t = 4,625 1,45 1,275 = 8,5504 cm2 V4 = p l t = 4,625 1,915 1,275 = 11,2925 cm2 V5 = p l t = 4,605 2,025 1,265 = 11,996 cm2 4.2.1.1.2 Massa Jenis Balok 1 =

= 2 =

= 7,028

= 3 =

= 11,777

= 4 = = 5 =

= 10,844

= 8,210

= = 7,779 4.2.1.2 Bola Besi 4.2.1.2.1 Volume Bola V1 = r3 3,14 (0,9455)3

= 3,54 cm3 r3

V2 =

3,14 (0,9465)3

= 3,55 cm3 r3

V3 =

3,14 (0,9475)3

= 3.56 cm3 r3

V4 =

3,14 (0,944)3

= 3,52 cm3 r3

V5 =

3,14 (0,9425)3

= 3,50 cm3 4.2.1.2.2 Massa Jenis Bola 1 =

= 2 =

= 7,94

= 3 =

= 7,94

= 4 =

= 7,90

= 5 =

= 8,01

= 8,04

4.2.2 Perhitungan Dengan KTP p=l=t = 1,667 10-3 cm 4.2.2.1 Balok Besi 4.2.2.1.1 Volume Balok

nst jangka sorong

= V1 =

cm

= 0,0193 cm3 V2= =

= 0,0859 cm3 V3= =

= 0,0151 cm3 V4 = =

= 0,0154 cm3 V5=

= 0,0189 cm3 4.2.2.1.2 Massa Jenis Balok

= 0,0103

= 0,129

= 0,0191

= 0,0112

= 0,0124 4.2.2.2 Bola Besi 4.2.2.2.1 Volume Bola

nst mikrometer skrub

cm 1

=3,73910-3 cm3

= 3,74710-3 cm3 3

= 3,75510-3 cm3 4

= 3,72710-3 cm3 5

= 3,71510-3 cm3 4.2.2.2.2 Massa Jenis Bola

= 0,0103

= 0,129

= 0,0191

= 0,0112

= 0,0124 4.2.3 KTP Mutlak 4.2.3.1 Balok 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1=13,197 2=7,854 3=8,550 4=11,293 5=11,889 1=7,028 2=11,777 3=10,844 4=8,210 5=7,779 0,0193 0,0859 0,0151 0,0154 0,0189 0,0103 0,129 0,0191 0,0112 0,0124

4.2.3.2 Bola 1 2 3 1=3,54 2=3.,55 3=3,56 3,739 3,747 3,755

4 5 1 2 3 4 5

4=3,52 5=3,50 1=7,94 2=7,94 3=7,90 4=8,01 5=8,04

3,727 3,715 0,0103 0,129 0,0191 0,0112 0,0124

4.2.4 KTP Relatif 4.2.4.1 Balok

%=

%=0,146%

%=

%=1,094%

%=

%=0,176%

%=

%=0,136%

%=

%=1,589%

%=

%=0,147%

%=

%=1,095%

%=

%=0,176%

%=

%=0,136%

%= 4.2.4.2 Bola

%=0,159%

%=

%=0,105%

%=

%=0,105%

%=

%=0,105%

%=

%=0,106%

%=

%=0,106%

%=

%=0,147%

%=

%=1,095%

%=

%=0,176%

%=

%=0,136%

%= 4.3 Pembahasan

%=0,159%

Grafik yang terjadi pada bola dan balok itusama,yaitu garis liniernya turun.dalam arti semakin banyak volumenya semakin sedikit massa jenis atau bisa jugaa sebaliknya.semakin sedikit atau rendah massa jenisnyamaka akan semakin banyak volume yang dihasilkan.

Hasil dari pengukuran yang dilakukan belum tentu akurat karena adanya ketidak pastian dalam pengukuran,serta kurang telitinya kita dalam membaca skala. Oleh karena itu dikenal istilah akurasi dan presisi. Dalam pengukuran, sedikit banyaknya di pengaruhi oleh kesalahan eksperimen karena ketidak sempurnaan yang terdapat dalam alat ukur atau karena batasan yang ada pada indra kita (penglihatan dan pendengaran) atau karena itu seorang fisikawan merancang suatu teknik pengukuran sedemikian sehingga gangguan pada besaran yang di ukur lebih kecil daripada kesalahan eksperimental. Agar pengukur menghasilkan bilangan yang teliti, maka kedudukan mata harus di atur sehingga garis penglihatan tegak lurus terhadap bidang penglihatan dan tepat di titik sasaran. Kesalahan dalam teknik pengukuran juga merupakan salah satu faktor kesalahan. Misalnya jika mengukur ketebalan sampul sebuah buku dengan menggunakan mistar biasa, hasil pengukuran hanya bias di andalkan kebenarannya sampai pada milimeter terdekat, dan hasil pengukuran adalah 3 mm. Pernyataan hasil pengukuran ini sebagai 3,00 mm atau 3,11 mm. Tetapi jika menggunakan mikrometer sekrup, suatu alat yang dapat mengukur sampai ketelitian 0,01 mm, hasil pengukurannya adalah 2,91 mm. Perbedaan antara hasil kedua pengukuran ini adalah pada ketidakpastian pengukuran tersebut. Pengukuran dengan mikrometer sekrup memiliki ketidakpastian yang lebih kecil, ini menghasilkan suatu pengukuran yang lebih akurat. Faktor faktor yang munggkin terjadi adalah kesalahan kalkulasi,kurang bagusnya alat,kesalahn membaca skala,dan faktor-faktor ketidakpastian. Pengukuran dapat di katakan sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hampir setiap hari kita dapat menjumpai (adanya) pengukuran, misalnya mengukur suhu pasien menggunakan thermometer, mengukur massa beras menggunakan neraca atau timbangan mengukur selang waktu (lamanya) suatu peristiwa berlangsung menggunakan stopwatch, mengukur volume zat cair menggunakan gelas ukur, mengukur berat badan menggunakan timbangan, mengukur tegangan listrik, dan sebagainya. Nilai satuan terkecil serta fungsi-fungsi alat yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Neraca ohauss,berfungsi untuk mengukur massa benda. Nst-nya yaitu 0,01 gram. 2. Jangka sorong,berfungsi sebagai alat yang mengukur benda dari sisi luar atau diameter benda. Nst-nya yaitu 0,05 mm.

3. Mikrometer skrub,yaitu alat yang berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda. Nst-nya yaitu 0,01 mm. Mistar ingsut berfungsi untuk mengukur. Bagian luarnya untuk mengukur panjang, lebar, tebal, dan diameter, sedangkan bagian dalamnya untuk mengukur dalamnya lubang, diameter lubang, dan lebar lubang. Mikrometer di gunakan untuk mengukur diameter luar, tebal, dan lebar suatu benda kerja, mikrometer dalam di gunakan untuk mengukur diameter lubang dan lebar celah. Mikrometer kedalaman di gunakan untuk mengukur dalamnya lubang. Neraca ohauss adalah alat ukur untuk mengukur massa suatu benda dengan tingkat ketelitiannya sampai dengan 0,01 gr. Sebuah jangka sorong baru bisa di gunakan apabila telah di ketahui nilai skala terkecil atau nst dari jangka sorong tersebut. Massa balok dan bola akan berbeda ketika di timbang karena ada beberapa factor dari luar yang mempengaruhi hasil pertimbangan. Misalnya ketika ada angin maka terkadang bola bergerak ketika di timbang sehingga akan menghasilkan nilai yang berbeda. Atau ketika balok dan bola di timbang, partikel-partikel dari luar ikut tertimbang sehingga nilai suatu timbangan suatu benda kurang akurat. Suatu pengukurn tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu untuk meminimalisir hal tersebut maka pengambilan data pengukuran yang berulang-langlah yang tepat. Sehingga akan di dapatkan hasil atau nilai suatu pengukuran yang mendekati hasil atau nilai yang sebenarnya. Pengukuran dapat di katakan sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hampir setiap hari kita dapat menjumpai pengukuran misalnya, mengukur suihu pasien, mengukur massa beras dengan menggunakan neraca atau timbangan , mengukur selang waktu ( lamanya ) suatu peristiwa berlangsung menggunakan stopwatch , menggunakan gelas ukur , untuk mengukur voleme gas cair,mengukur tegangan listrik dan mengukur panjang kain. Skala nonius atau skala vernier adalah skala bantu yang membuat pengukuran menjadi semakin teliti . skala nonius bergerak sepanjang skala utama yang menunjukkan cabibrated pecahan divisi utama dari skala. Skala nonius ditemukan oleh Pedro Nunes , seorang portagis matematika, cosnografer, dan professor dari new Christian. Nunes, dianggap sebagai matematikan terbesar dalam zamannya, yang terbaik dikenal untuk kontribusinya dibidang teknik navigasi, yang penting dari portugies periode penemuan . dia adalah yang pertama mengusulkan ide loksodrome dan juga penemu beberapa alat ukur, termasuk nonius.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dalm praktikum tentang pengukuran dasar ini, yaitu : 1. Praktikan menjadi mampu dan memahami dalam penggunaan alat-alat ukur dasar yang di pakai dalam percobaan, di antaranya adalah : a. Jangka sorong Berfungsi untuk mengukur, pada bagian luar : panjang, lebar, dan diameter. Sedangkan pada bagian dalamnya untuk mengukur diameter lubang dan lebar sebuah lubang,dengan ketelitian 0,05 mm. b. Mikrometer sekrup Berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda, baik benda yang dapat di ukur menggunakan mistar, contoh : balok, papan, ataupun mengukur ketebalan benda yang tidak di ukur denga mistar, contoh : ketebalan suatu kertas,dengan keteelitian 0,01 mm. c. Neraca ohauss Berfungsi untuk mengukur berat suatu benda dengan tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 gr. 2. Dalam melakukan percobaan pasti akan mendapatkan suatu hasil, namun dari hasil tersebut sering kali di jumpai istilah ketidakpastian dalam pengukuran. Ketidakpastian tersebut di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu ketidaksempurnaan suatu alat ukur dan keterbatasan pada indra pengamat (penglihatan dan pendengaran), lalu di kenal dengan akurasi dan presisi. Akurasi adalah alat ukur yang menggambarkan seberapa dekat hasil pengamatan dengan nilai sebenarnya, sedangkan presisi adalah perubahan nilai terkecil yang dapat di respons oleh suatu alat ukur. Pengukuran dalam fisika pada umumnya di bagi menjadi 2, yaitu pengukuran langsung dan tak langsung. Pengukuran langsung di bagi menjadi pengukuran 1 kali dan berulang, untuk sekali X 0 menjadi hasil pembacaan dan sesatan merupakan taksiran, untuk yang berulang X0 dari x dan sesatan dari statistik. 3. Hasil percobaan dapat di sajikan dalam bentuk grafik yang memberikan informasi yang lebih banyak dapat di analisis hubungan dari dua besaran yang terdapat dalam persamaan. Misal, y=ax+b, dengan x dan y merupakan variabel dan a serta b merupakan parameter. Jika kita mempunyai sekumpulan data (x,y) dan data tersebut di gambarkan dalam bentuk grafik, pada kertas grafik linier maka akan di peroleh suatu garis lurus. Dengan menganggap bahwa x

memiliki sesatan lebih kecil daripada sesatan y, maka garis lurus terbaik dapat di peroleh berdasarkan metode kuadrat terkecil. 5.2 Saran Ada baiknya metode-metode yang digunakan dalam percobaan lebih bervariasi lagi sehingga lebih mudah dimengerti dan dipahami.

DAFTAR PUSTAKA
Alonso,Marcelo dan Fin,Edward J.1980.Dasar Dasar Fisika Universitas. Jakarta :Erlangga. Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Halliday, David. 1985. Fisika Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga. Sutrisno, dan Gie Tan Ik. 1979. Fisika Dasar. Bandung : Penerbit ITB. Soedjodo, Peter. 1992. Fisika Dasar. Gajah Mada University Press : Penerbit Andi. Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai