Anda di halaman 1dari 35

1

GETARAN HARMONIS
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa sengaja kita telah melakukan gerakan-gerakan
yang merupakan fenomena getaran. Kegiatan menggosok gigi, menghapus papan tulis,
mengunyah makanan, dan sebagainya merupakan gerakan yang berulang-ulang yang
bersifat periodik. Gerakan ayunan jam dinding antik, gerakan bolak-balik piston pada
mesin, gerakan ke atas dan ke bawah benda di permukaan air yang bergelombang juga
merupakan fenomena gerakan yang periodik. Gerakan yang demikian disebut osilasi.
Suatu getaran akan terjadi bila suatu sistem diganggu dari posisi setimbang
stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak yang bersifat
periodik, yaitu berulang-ulang atau bolak-balik di sekitar titik setimbang. Sebagai contoh,
gerak pegas bolak-balik di sekitar titik setimbang sesaat setelah dilepas dari tarikan.
Sebelum membicarakan gelombang, kita perlu memahami getaran terlebih dahulu,
sebab getaran merupakan sumber gelombang. Sebagai contoh, gelombang bunyi
ditimbulkan oleh getaran benda yang menjadi sumber bunyi. Misalnya bunyi rebana, suara
manusia, bunyi seruling, bunyi petikan gitar dan sebagainya. Pada contoh-contoh tersebut
sistem yang bergetar menghasilkan osilasi pada molekul-molekul udara di sekitarnya.
Getaran ini akan menjalar melalui udara atau melalui medium lain, sehingga menghasilkan
gelombang bunyi yang diterima oleh pendengar. Jadi, gelombang akan muncul jika
terdapat obyek yang bergetar dalam suatu medium atau dengan kata lain gelombang adalah
getaran yang merambat.
Dalam bab ini akan dibahas tentang getaran sebagai sumber gelombang, baik yang
sederhana (tunggal) maupun yang lebih rumit (getaran bergandeng), yang meliputi getaran
mekanik dan elektromagnetik. Agar dapat menguasai konsep getaran ini dengan baik
diharapkan Anda sudah memahami konsep fungsi trigonometri.
1
.1. Getaran Harmonis Sederhana
Sistem Pegas Massa
k
Keadaan Setimbang
x
F
P
( + x)
Keadaan umum, bekerja gaya
Pemulih (F
P
)
F
P
( - x)
Gambar 1.1. Getaran harmonis sederhana sistem pegas massa
Salah satu contoh dari sistem getaran mekanis sederhana adalah suatu pegas heliks
dengan konstanta pegas k, dengan sebuah massa m yang melekat pada ujungnya. Gambar
1.1 menunjukkan suatu sistem pegas massa yang terletak di atas bidang datar licin tanpa
gesekan. Jika massa disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya, maka sesuai
dengan hukum Hooke pegas akan mengerjakan gaya sebesar kx. Gaya ini dinamakan gaya
pemulih.
F
p
= -kx (1.1)
Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih berlawanan dengan arah
simpangannya. Kecepatan sesaat massa tersebut adalah
dt
dx
v (1.2)
Sedangkan percepatan sesaat dari massa tersebut adalah :
2
2
dt
x d
dt
dx
dt
d
dt
dv
a (1.3)
2
m
m
m
Menurut hukum kedua Newton, persamaan gerak untuk massa m dengan mengabaikan
gaya gesekan, adalah :
0
0
2
2
2
2
+
+

x
m
k
dt
x d
x k
dt
x d
m
x k a m
Jika k/m =
2
, maka
0
2
2
2
+ x
dt
x d
(1.5)
Persamaan (1.5) ini merupakan persamaan getaran umum dengan frekuensi
m
k
.
Persamaan getaran umum merupakan persamaan diferensial orde dua yang mempunyai
penyelesaian

( ) ( )
0
cos + t A t x

atau
( ) ( )
0
sin + t A t x
. (1.6)
Salah satu dari kedua penyelesaian dapat digunakan tergantung dari posisi awalnya.
Bukti bahwa x (t) = A cos ( t +
o
) merupakan solusi (penyelesaian) dari
persamaan getaran umum (1.5) adalah sebagai berikut :
( ) ( )
( )
( )
( ) { }
( )
( )
0 x
d
x t cos A
t cos A
t sin A
dt
d
dt
x d
t sin A
dt
t x d
t cos A t x
2
2
2
2
o
2
2
2
o
2
2
2
o
2
2
o
o
+
+
+
+
+
+
t d
x
dt
x d
dt
x d
Jadi persamaan
( ) ( )
0
cos + t A t x
adalah salah satu bentuk persamaan getaran. Coba
Anda buktikan bahwa x (t) = A sin ( t +
o
) adalah salah satu penyelesaian dari
persamaan (1.5) !
3
(1.4)
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan x (t) = A cos ( t +
o
)
dan x (t) = A sin ( t +
o
) disebut persamaan getaran harmonis, karena :
1. Dinyatakan dalam persamaan sinusoidal.
2. Selalu bekerja gaya yang menuju titik setimbang dan besarnya sebanding dengan
simpangannya.
Secara empiris, x fungsi t dapat digambarkan dengan cara menambatkan pensil
pada pegas vertikal, sehingga pensil dapat melukis di atas kertas. Ketika pegas berosilasi
dan kertas ditarik ke kiri dengan laju konstan, maka kurva yang dilukiskan dapat berupa
kurva sinusoidal. Kurva tersebut dapat dituliskan dengan persamaan x = A cos ( t +
o
)
dengan A, ,
o
merupakan konstanta. Besarnya simpangan merupakan proyeksi dari titik
yang bergerak melingkar beraturan pada garis tengahnya.
Gambar 1.2. Getaran Harmonis Sederhana (GHS) sebagai proyeksi titik P yang
melakukan gerak melingkar beraturan pada salah satu garis tengahnya. Simpangan
getaran dinyatakan dengan x = A cos ( t +
o
), dengan
0

=0
Karena
cos ( t +
o
) = sin ( t +
o
+ /2) (1.7)
maka persamaan getaran dapat ditulis sebagai fungsi sinus atau kosinus tergantung dari
phase awalnya (besarnya sudut phase pada saat t = 0). Besarnya simpangan maksimum
disebut amplitudo, ( t +
o
) disebut phase getaran, dan
o
disebut konstanta phase.
Setelah bergetar satu kali, besarnya sudut phase bertambah 2 , dan pada saat itu,
benda memiliki posisi dan kecepatan yang sama dengan posisi awal, karena
cos ( t +
o
+ 2) = cos ( t +
o
).
Dari kenyataan ini dapat ditentukan phase setiap satu periode getaran T, yaitu pada saat t =
T maka phasenya adalah
0 2T/8 T/8 3T/8 4T/8 5T/8 6T/8 7T/8 T
4
y
t
phase pada waktu t + 2
(t + T) +
o
= ( t +
o
) + 2 (1.8)
t + T +
o
= t +
o

+ 2
T = 2 (1.9)
Jika
m
k
, maka
m
k
T = 2 atau
T = 2
k
m
(1.10)
dan f =
m
k
2
1
(1.11)
Contoh 1.1
Sebuah partikel disimpangkan sejauh x dari sistem pegas massa yang digantung vertikal.
Setelah dilepas, pegas berosilasi dengan persamaan x(t) = - 5 cos (2t + /5) dengan x
dalam meter dan t dalam sekon.
a) Berapakah frekuensi, periode, amplitudo, frekuensi sudut, dan konstanta phase
getaran ?
b) Dimanakah partikel pada saat t = 1 sekon ?
c) Carilah percepatan dan kecepatan pada setiap saat t !
d) Carilah posisi dan kecepatan awal partikel !
Penyelesaian
Dari persamaan x(t) = - 5 cos (2t + /5) dikonversi ke persamaan umum getaran
x (t) = A cos ( t +
o
), maka diperoleh :
a) Amplitudo A = 5 m (tanda menunjukkan bahwa simpangan awal dalam arah
negatip)
t = 2t, sehingga = 2 rad/s
Karena = 2f, maka f = 1/ = 1/(3,14) Hz dan T = 3,14 s

o
= /5
b) Saat t = 1, posisi partikel, x = -5 cos {2(1) + /5} = -3,9400 m
c) kecepatan dan percepatan setiap saat t adalah
5
)
5

t (2 cos 20
5

t 2 sin 10
dt
d
dt
d(v)
a
5

t 2 sin 10 )
5

(2t cos 5 -
dt
d
dt
d(x)
v
+

'

,
_

,
_

,
_

+
e) Posisi dan kecepatan awal dapat dicari dengan menyulihkan t = 0 ke dalam
persamaan x dan v sehingga diperoleh :
m/s 5,878
5

sin 10 )
5

(0 sin 10
5

t 2 sin 10 0) v(t
m 4,045
5

cos 5 - )
5

(0 cos 5 - )
5

(2t cos 5 - 0) x(t


+

,
_

+
+ +
Contoh 1.2.
Suatu pegas yang mempunyai panjang 2 m, digantung pada atap. Suatu benda dengan
massa 1,5 kg digantungkan pada ujung pegas, dan menyebabkan pegas bertambah panjang
30 cm dalam kesetimbangan. Kemudian massa ditarik kebawah 5 cm dan dilepas. Jika
massa pegas diabaikan, tentukan persamaan gerak getaran massa !
Penyelesaian
Konstanta pegas diperoleh dengan mengingat persamaan Hukum Hooke
s
rad
kg
m
N
m
k
m N
l
mg
k
l k mg
l k F
7 , 5
5 , 1
49
49
3 , 0
8 , 9 5 , 1

Pada saat t = 0,
m x 05 , 0
0

( )
( ) ( )
0
0 0
0 cos 05 , 0
cos


+
+
A
t A x
m A 05 , 0
0

atau
Persamaan gerak getaran : ( ) m t x 7 , 5 cos 05 , 0
Atau ( ) + t x 7 , 5 cos 05 , 0
6
1.2. Perpindahan Energi dalam Getaran Mekanik
Pada persamaan getaran sistem pegas massa yang dinyatakan dengan
x(t) = x
o
cos t (1.12)
artinya massa ditarik sejauh x
o,
dan pada t = 0 massa tersebut dilepas. Sebelum melepaskan
massa, pegas menyimpan energi potensial sebesar
kx
o
2
(1.13)
Setelah dilepas, massa bergerak ke arah negatif dan memperolah energi kinetik
mv
2
(1.14)
Pada waktu yang sama, pegas kehilangan energi potensialnya karena simpangan menjadi
lebih kecil dari x
o
.Untuk sebarang kedudukan, energi potensial sistem adalah :
E
P
= kx
2
= kx
o
2
cos
2
t (1.15)
Adapun energi kinetik sistem adalah :
E
K
= mv
2
(1.16)
Karena
( )
( ) t sin x
dt
cos x d
o
o

t
v

maka
E
K
= m
2
x
o
2
sin
2
t (1.17)
Sehingga energi total sistem adalah
E
T
= E
p
+ E
K
= kx
o
2
cos
2
t + m
2
x
o
2
sin
2
t
Untuk sistem pegas massa, sudah kita ketahui bahwa

m
k

maka energi total sistem menjadi
E
T
= kx
o
2
cos
2
t + m
m
k
x
o
2
sin
2
t
= kx
o
2
(cos
2
t + sin
2
t)
= kx
o
2
(1.18)
7
t =
2
2
1
kx
2
2
1
Mv
0
T/8
T/4
3T/8
T/2
5T/8
3T/4
7T/8
T
Gambar 1.3. Gambar skema posisi massa pada setiap saat yang berkaitan dengan
energi potensial dan energi kinetiknya
8
X0
X0V2
X maks
V =0
0
0
X=0
V maks
0
0
X=0
V maks
X0
X0V2
X maks
V =0
0
Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut
Jika pada posisi awal E
K
= 0 dan E
P
= kx
o
2
cos
2
t, E
p
mencapai maksimum jika
harga cos
2
t = 1, sehingga energi total E
T
= kx
o
2
.
Jika pada posisi awal E
P
= 0 dan E
K
= m
2
x
o
2
sin
2
t, E
k
mencapai maksimum
jika harga sin
2
t =1, sehingga energi total E
T
= m
2
x
o
2
= m
m
k
x
o
2
= kx
o
2
.
Dari dua kasus tersebut, tampak jumlah energi potensial dan energi kinetik pada setiap
kedudukan adalah konstan, yaitu E
T
= kx
o
2
. Ini berarti bahwa sebenarnya dalam sistem
pegas massa yang berosilasi adalah energinya.
Besarnya energi total dari getaran sistem pegas-massa adalah konstan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan memperhatikan persamaan gerak
kx
dt
dv
m
kx ma


(1.19)
Persamaan (1.19) kita kalikan dengan kecepatan v
kvx
dt
dv
mv (1.20)
Karena
2
2
2
2
1
2
x
dt
d
dt
dx
x xv
dt
dv
v
dv
dv
dt
dv
v
dt
d


Persamaan (1.20) dapat ditulis sebagai
0
2
1
2
1
2 2

,
_

+ kx mv
dt
d
atau
konstan
2
1
2
1
2 2

,
_

+ kx mv
(1.21)
9
Gambar 1.4. adalah grafik simpangan, kecepatan, dan energi dari suatu getaran.
Gambar
Contoh 1.3
Kita tinjau suatu sistem pegas massa, dalam keadaan setimbang massa dipukul dengan
cepat dengan energi 0,1 joule. Jika konstanta pegas 30 N/m dan massa yang dipasang
pada sistem pegas horisontal 0,5 kg, tentukan persamaan gerak yang menggambarkan
gerak osilasi massa.
Penyelesaian
Misal persamaan gerak umum sistem pegas massa
x (t) = x
o
cos (t +
o
)
k = 30 N/m; m = 0,5 kg; E = 0,1 joule.
m
k
= 7,746 rad/s
10
x (t)
T T
v (t)
T T
Energi
T T
E
K
+ E
P
= E
T
Gambar 1.4. Grafik simpangan x(t), kecepatan v(t), dan energi dari suatu
getaran
Energi pemukul
E = k x
o

2

0,1 = . 30. x
o
2
sehingga x
o
2
= 6,666 dan x
o
= 0,082 m
Karena keadaan awal setimbang, maka pada t = 0, x (t) = 0.
x (t) = x
o
cos (t +
o
)
0 = 0,082 cos (7,7459 (0) +
o
)
0 = cos (0 +
o
)

o
= /2
Jadi persamaan gerak sistem pegas massa tersebut adalah
x (t) = 0,082 cos (7,746 t + /2)
1.3. Contoh Getaran Harmonis Sederhana Lain
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, apabila gaya pemulih bekerja pada
suatu massa, maka akan terjadi getaran (osilasi). Seperti kita ketahui, dalam getaran
mekanik akan terjadi dua hal, yaitu kemampuan menyimpan energi potensial (oleh pegas)
dan kemampuan menyimpan energi kinetik (oleh massa). Di dalam getaran rotasi, torka
pemulih dan momen kelembaman menggantikan gaya pemulih dan gaya yang bekerja pada
massa. Di bawah ini adalah contoh getaran harmonis sederhana.
1.3.1.Ayunan matematis ( Bandul sederhana)

T
P M
Mg sin Mg cos
Gambar 1.5. Ayunan Sederhana
11
Bandul sederhana adalah benda ideal yang
terdiri dari sebuah titik massa, yang
digantungkan pada tali ringan yang tidak
dapat mulur. Jika bandul ditarik kesamping
dari posisi seimbangnya dan dilepaskan,
maka bandul akan berayun dalam bidang
vertikal, karena pengaruh gravitasi.
l
Q
Gerak bandul merupakan gerak osilasi dan periodik. Gambar 1.5 menunjukkan
sebuah bandul yang panjang talinya l dengan massa partikelnya M, membentuk sudut
dengan vertikal. Gaya yang bekerja pada M adalah Mg, yaitu gaya gravitasi, dan T gaya
tegang tali. Jika Mg diuraikan atas komponen radial sebesar Mg cos dan komponen
tangensial sebesar Mg sin . Komponen radial dari gaya tersebut memberi sumbangan
pada gaya sentripetal yang dibutuhkan agar benda tetap bergerak pada busur lingkaran.
Komponen tangensialnya berlaku sebagai gaya pemulih yang bekerja pada M, untuk
mengembalikan ke titik seimbang. Jadi gaya pemulihnya adalah
F = - Mg sin (1. 22)
Sehingga persamaan gerak massa adalah
F = - Mg sin
M . a = - Mg sin
M . dv/dt = - Mg sin
Karena
dt
d
l v

maka

sin g M
dt
dt
d
d
M

,
_

l
Untuk sudut kecil, sin , maka

g
dt
d
l
2
2

l
g
dt
d

2
2
(1.23)
jika
l
g
, maka persamaan (1.23) menjadi
0
dt
d
2
2
2
+ (1.24)
12
Q

C
Persamaan (1.24) adalah persamaan getaran harmonis sederhana dengan frekuensi getaran
sebesar :
l
g
f
2
1
(1.25)
1.3.2.Bandul puntiran
Gambar 1.6. Bandul Puntiran. Garis yang ditarik dari pusat P berosilasi diantara Q
dan R, menyapu sudut sebesar
m
2
dengan
m

adalah amplitudo sudut


Gambar 1.6 adalah sebuah piringan yang digantungkan pada ujung sebuah batang
kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang kawat dibuat tetap terhadap
sebuah penyangga yang kokoh dan terhadap piringan tersebut. Dari pusat piringan ditarik
sebuah garis OP (seperti gambar). Jika piringan dirotasikan dalam arah horisontal kearah
posisi radial Q, kawat akan terpuntir. Kawat yang terpuntir akan melakukan torka pada
piringan yang cenderung akan mengembalikannya ke posisi P. Torka ini disebut torka
pemulih. Untuk puntiran kecil, torka pemulih sebanding dengan pergeseran sudut (Hukum
Hooke), sehingga

(1.26)

adalah konstanta yang bergantung pada sifat kawat dan disebut konstanta puntiran
(torsional). Tanda negatip menunjukkan bahwa torka tersebut berlawanan arah dengan
simpangan sudut. Persamaan (1.26) adalah syarat untuk gerak harmonik sudut sederhana
(simple angular harmonic motion).
13
O
R
P
Q
Penjepit
tetap

C
Persamaan gerak untuk sistem tersebut adalah
2
2
dt
d
I
dt
d
I I


Dengan I adalah momen inertia (kelembaman rotasi) dan

percepatan sudut. Dengan


menerapkan persamaan (1.26) akan kita peroleh
2
2
dt
d
I


atau

,
_


I dt
d
2
2
(1.27)
Persamaan (1.27) adalah persamaan getaran harmonik sudut sederhana, dengan
penyelesaian
( )
0
cos + t
m
(1.28)
dan dengan periode

I
T 2 (1.29)
Contoh 1.4
Sebuah batang kecil dengan massa 0,10 kg dan panjang 0,10 m digantungkan pada kawat
pada pusatnya dan tegak lurus pada panjangnya. Kawat dipuntir dan batang mulai
berosilasi dengan periode 2,0 s. Jika sebuah keping datar dengan bentuk sembarang
digantungkan pada kawat tersebut pada pusatnya, ternyata mempunyai periode 5,0 s.
Tentukan momen kelembaman keping tersebut terhadap sumbu.
Penyelesaian
Momen kelembaman batang adalah
( ) ( )
2 5
2 2
tan
. 10 3 , 8
12
10 , 0 10 , 0
12
m kg
m kg Ml
I
g ba


keping
g ba
keping
g ba
I
I
T
T
tan tan

14
PP

C
d

Mg
atau
g ba
keping
keping
I
T
T
I
tan
2

,
_

( )
2 5 2 5
2
. 10 86 , 51 . 10 3 , 8
0 , 2
0 , 5
m kg m kg I
keping


,
_

1.3.3. Bandul fisis


Sembarang benda tegar yang digantungkan sehingga benda dapat berayun dalam
bidang vertikal terhadap sumbu yang melalui benda tersebut dinamakan bandul fisis.
Bandul fisis merupakan perluasan dari bandul sederhana, yang hanya terdiri dari tali tak
bermassa yang digantungi sebuah partikel tunggal. Pada kenyataannya semua benda yang
berayun adalah bandul fisis.
Seperti Gambar 1.7, kita pilih sebagai bandul fisis adalah benda pipih dengan
bentuk tak beraturan dipasak pada sumbu tanpa gesekan yang melalui P. Benda dalam
posisi seimbang jika dalam keadaan pusat massa benda C terletak vertikal di bawah P.
Jarak dari pasak ke pusat massa adalah d. Momen kelembaman benda terhadap sumbu
yang melalui pasak adalah I. Massa benda adalah M. Jika benda disimpangkan dari posisi
seimbangnya sebesar sudut , maka torka pemulih dalam keadaan simpangan sudut yang
disebabkan oleh komponen tangensial gaya gravitasi adalah
sin Mgd
(1.30)
Gambar 1.7. Bandul fisis yang berupa benda pipih dengan pusat massa C, dipasak di
P dan disimpangkan dengan sudut dari posisi seimbangnya. Torka pemulih
disebabkan oleh berat Mg.
15
t = 0
s

V
C
(t) C L V
L
(t)
+q
o

-q
o
i (t)
Gambar 1.8. Getaran
Elektromagnetik
Jika simpangan sudut kecil, maka berlaku pendekatan yang sangat baik sin ,
sehingga untuk amplitudo kecil,
Mgd
atau

dengan
Mgd
Tetapi
2
2
dt
d
I I


Sehingga


I I dt
d

2
2
Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan amplitudo kecil adalah
Mgd
I I
T

2 2 (1.31)
Contoh 1.5
Sebuah piringan yang berjari-jari 10,2 cm yang dipasak di bagian tepinya, mengalami
osilasi kecil terhadap pasak tersebut. Periode osilasi adalah 0,784 s. Berapakah percepatan
gravitasi di tempat tersebut ?
Penyelesaian
Momen kelembaman piringan terhadap sumbu yang melalui pusatnya adalah
2
2
1
Mr
dengan r adalah jari-jari piringan dan M adalah massanya.
16
t = 0
s

V
C
(t) C L V
L
(t)
+q
o

-q
o
i (t)
Gambar 1.8. Getaran
Elektromagnetik
Momen kelembaman terhadap pasak di tepi piringan adalah
2 2 2
2
3
2
1
Mr Mr Mr I +
dengan d = r, periodenya adalah
g
r
Mgr
Mr
Mgd
I
T
2
3
2 2 2
2
2
3

( )
( )
2 2
2
2
2
2
82 , 9
784 , 0
2 , 10 6 6
s m s m
T
r
g

1.4. Getaran Elektromagnetik
s
Sesuai hukum Kirchoff, untuk rangkaian tertutup berlaku
V
C
+ V
L
= 0
sehingga
q/C + L (di/dt) = 0 atau
q/C = - L (di/dt) (1.32)
Jika i = dq/dt, maka di/dt = d
2
q/dt
2
, dengan demikian persamaan (1.32) dapat dituliskan
menjadi :
17
Kapasitor diberi muatan sebesar q
o
Coulomb,
kemudian secara cepat dihubungkan dengan
induktor L. Muatan yang semula tersimpan di
dalam kapasitor mengalir ke induktor dan akan
menimbulkan arus listrik dalam rangkaian.
Potensial induktor V
L
= L (di/dt)
Potensial kapasitor V
C
= q/C
t = 0
s

V
C
(t) C L V
L
(t)
+q
o

-q
o
i (t)
Gambar 1.8. Getaran
Elektromagnetik
t = 0 2
s
5 F 2 mH + 12 V
-
q
LC
1
dt
q d

atau
dt
q d
L
C
q
2
2
2
2


(1.33)
Jika
LC
1
, maka persamaan (1.33) merupakan persamaan getaran secara umum
0 q
dt
q d
2
2
2
+
yang mempunyai penyelesaian
q = q
o
sin ( t +
o
), atau (1.34)
q = q
o
cos ( t +
o
). (1.35)
Persamaan (1.34) dan (1.35) adalah persamaan getaran dengan frekuensi
LC
f
1
2
1

(1.36)
Seperti dijelaskan di depan bahwa kapasitor diberi muatan awal sebesar q
o
. Persamaan
yang menyatakan besarnya muatan pada setiap saat misalnya
q = q
o
cos t (1.37)
Sedangkan besarnya arus adalah
t q
dt
dq
i sin
0
(1.38)
Sehingga energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor adalah
t q
C C
q
U
E

2 2
0
2
cos
2
1
2
1
(1.40)
Sedang energi magnetik yang tersimpan di dalam induktor adalah
t q L Li U
M

2 2
0
2 2
sin
2
1
2
1
(1.41)
Mengingat
LC
1
2
, maka kita dapatkan bahwa jumlah energi listrik dan energi
magnetik adalah konstan
C
q
U U
M E
2
0
2
1
+ (1.42)
18
t = 0 2
s
5 F 2 mH + 12 V
-
t = 0 R
s
+q
o

V
C
(t) C L V
L
(t)
-q
o

i (t)
Jumlah kedua macam energi sama dengan besarnya energi listrik yang tersimpan di dalam
kapasitor. Kapasitor dan induktor selalu bertukar energi secara periodik, mirip dengan
pegas dan massa pada sistem energi mekanik.
Contoh 1.6
Penyelesaian
Besarnya arus mula-mula yang melewati induktor adalah
i
o
= V/R = 6A
LC
1
, maka
rad/s 10
5x10 2x10
1

4
6 3


Jadi persamaan arus yang mengalir dalam rangkaian adalah
i (t) = 6 cos 10
4
t ampere
dq/dt = i, maka dq = i dt
Sehingga muatan dalam kapasitor adalah
( ) ( )
( )
( ) ( ) coulomb t t q
t
i
t q
tdt i dt t i
t t

sin 10 6
sin
cos t q
4
0
0 0
0



Catatan : kondisi awal berbeda dengan keadaan pada Gambar 1.8
1.5. Getaran Teredam (Damped Oscillation)
Selama ini kita menganggap bahwa semua kasus pada getaran harmonis sederhana
adalah sesuatu yang ideal, yaitu energi yang terbuang selama sistem bergetar diabaikan.
Sebagai contoh, dalam sistem pegas massa horisontal antara massa beban dan lantai
19
t = 0 2
s
5 F 2 mH + 12 V
-
Pada rangkaian LC seperti gambar di
samping, saklar S ditutup untuk beberapa
saat, kemudian dibuka. pada t = 0,
tentukan pernyataan untuk arus yang
mengalir dalam rangkaian LC tersebut dan
tentukan besar muatan dalam kapasitor !
t = 0 R
s
+q
o

V
C
(t) C L V
L
(t)
-q
o

i (t)
dianggap tidak terjadi gesekan. Demikian pula dalam rangkaian LC, kita menganggap
bahwa tidak ada hambatan dalam rangkaian. Padahal pada kenyataannya, dalam peristiwa
getaran, sebagian energi getaran diubah menjadi energi panas yang dipancarkan melalui
medium di sekitarnya, sehingga getaran tidak terjadi secara terus menerus.
1.5.1. Getaran teredam pada kapasitor
Gambar 1.9. Rangkaian LCR
dt
di
L Ri
C
q
+
Dengan mengingat
dt
dq
i ,
maka
2
2
dt
q d
L
dt
dq
R
C
q

Kita peroleh persamaan diferensial untuk muatan q(t), sebagai berikut
0 q
LC
1
dt
dq
L
R
dt
q d
2
2
+ + (1.43)
Jika besar tahanan R limit mendekati nol, maka
LC
1

, maka berlakulah persamaan
getaran harmonis
0. q
dt
q d
2
2
2
+
20
t = 0 R
s
+q
o

V
C
(t) C L V
L
(t)
-q
o

i (t)
Misal kapasitor dengan muatan q
o
dihubungkan secara cepat dengan
induktor L melalui R, maka menurut
Hukum Kirchoff untuk rangkaian
tertutup berlaku :
Penyelesaian dari persamaan (1.43) tidak ada, karena terdapat derivatif orde pertama. Jika
tidak ada L, maka muatan di dalam kapasitor teredam secara eksponensial
( ) t cos e q t q
t
o

dengan = konstanta redaman, maka:



( )
( ) ( )
t 2 2
o
2
2
t
o
e t sin 2 t cos q
dt
q d
e t sin t cos q
dt
dq

+

(1.44)
Dengan tanpa menuliskan q
o
e
-

t
, dan menyulihkan persamaan (1.44) ke persamaan (1.43)
diperoleh :
0 t sin
L
R
2 t cos )
LC
1

L
R
(
2 2

,
_

+ + +
(1.45)
yang berlaku setiap saat t, sehingga koefisien cos t dan sin t harus sama dengan nol
0
L
R
2
0
LC
1

L
R

2 2

+ +
(1.46)
Dari persamaan (1.46) diperoleh
= R/2L, dan
LC
1

.
Fungsi q (t) = q
o
e
-

t
cos t secara kualitatif diperlihatkan dalam grafik sebagai berikut :
+q
o
q
o
e
-

t
0 v (t) = t / 2
- q
o
e
-

t
- q
o
Gambar 1.10. Kelakuan muatan di dalam kapasitor dalam Gambar 1.9
21
Perlu ditekankan bahwa solusi ini hanya berlaku untuk kasus redaman kecil ( << atau
sebanding dengan R<<
C
L
.
1.5.2. Getaran teredam pada sistem pegas massa
Pada sistem ini, gaya gesek antara massa dengan lantai diperhitungkan.
x,v
F
P
F
gesek
Besarnya gaya gesek sebanding dengan kecepatan
dt
dx
m bv F
gesek
2 (1.47)
Dengan
m
b
2
frekuensi redaman.
Di bawah pengaruh gaya gesek, maka persamaan gerak massa dinyatakan dengan
dt
dx
m kx
dt
x d
m 2
2
2
(1.48)
Persamaan (1.48) dikalikan dengan
m
e
t
, kemudian ruas kanan dipindahkan ke kiri,
sehingga persamaan dapat diubah menjadi
( ) 0 2
2 2
0
2
2
2

1
]
1

'

+ + x x
dt
dx
dt
x d
e
t

(1.49)
atau
( ) { } ( ) ( ) { } 0
2 2
0
2
2
+ t x e t x e
dt
d
t t
(1.50)
dengan
m
k

0
yang merupakan frekuensi alamiah pengayun. Dengan peubah tak bebas
baru ( ) t x e x
t
t

, persamaan (1.50) merupakan persamaan getaran tak teredam untuk
peubah x
t
yang berbentuk
22
m
( ) 0
2 2
0
2
2
+
t t
x x
dt
d
(1.51)
Persamaan (1.51) mempunyai penyelesaian
( ) t x e x
t
t

=
( ) + t A ' cos
0

Sehingga ( ) ( )

+

t e A t x
t
' cos
0
(1.51a)
Dan
2
2 2
0
2
'

,
_


m
b
m
k
(1.52)
Untuk t besar, perilaku penyelesaian ini ditentukan oleh nilai frekuensi redaman

relatif
terhadap nilai
0

.
a. Getaran teredam kurang (underdamped oscillation) untuk
0
<
Pada getaran ini nilai
2 2
0
' adalah riil dan untuk
0
<<
maka
0
'

sehingga
( ) ( ) + t A t x ' sin dan
( )

+

t Ae x
t
t
' sin (1.53)
Persamaan (1.53) dapat diartikan bahwa jika ada gesekan, frekuensinya menjadi lebih
kecil dan periodenya menjadi lebih panjang. Amplitudo semakin lama semakin kecil
mendekati nol
Damped Oscilations
-1
-0,5
0
0,5
1
1 14 27 40 53 66 79 92
Time t
D
i
s
p
l
a
c
e
m
e
n
t

x
Damped
Oscilations
Gambar 1.11. Getaran teredam kurang
b. Getaran teredam lampau ( Overdamped oscillation) untuk
0
>
Pada getaran ini nilai
2 2
0
' adalah imaginer = i

, dengan
2
0
2

23
Persamaan (1.51) akan menjadi
0
2
2
2

t t
x x
dt
d
(1.54)
Persamaan (1.54) mempunyai penyelesaian
( ) ( ) t B t A x
t
+ exp ' exp '
Jadi

( )

'

,
_

+ +

'

,
_

t B t A t x
2
0
2 2
0
2
exp ' exp '
(1.55)
Karena 0
2
0
2 2
0
2
> > +
+
, maka x(t) merupakan gabungan
dua fungsi eksponen turun yang mengecil dengan cepat dan lambat, jadi tidak terjadi
getaran, x(t) menuju nol dalam waktu yang cukup lama.
Gambar 1.12. Getaran teredam lampau
c. Getaran teredam kritis (critically damped oscillation) untuk
0

Jika
0

maka persamaan (1.51) menjadi
0
2
2

dt
x d
dengan penyelesaian
B At x
t
+
, dengan A dan B adalah konstanta. Dengan demikian
x(t) merupakan suatu fungsi eksponen yang turun dengan cepat.
( )
t
e B At t x

+ ) (
(1.56)
24
( )
t t
Be Ae t x
+

+

x
t

Over Damped Oscilations
-1
-0,5
0
0,5
1
1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100
Time t
D
i
s
p
l
a
c
e
m
e
n
t

x
Gambar 1.13.Getaran teredam kritis
d. Getaran Harmonis Teredam Terpaksa (Forced Damped harmonic Oscillation)
Selama ini yang kita pelajari hanya getaran benda secara alamiah, yaitu getaran
yang terjadi jika benda disimpangkan dan kemudian dilepaskan. Untuk massa yang
digantung pada pegas, frekuensi sudut alamiahnya jika tidak ada gesekan adalah
m
k
f 2
Dan jika gaya gesekan (kecil) diperhitungkan, maka frekuensi sudutnya
2
2
' 2 '

,
_


m
b
m
k
f

Keadaan akan menjadi lain jika pada benda dikenai gaya luar yang bergetar. Biasanya
untuk mempertahankan suatu sistem agar tetap bergetar, energi harus tetap diberikan
kepada sistem tersebut. Bila hal ini dilakukan, penggetar atau osilator dikatakan
digerakkan atau dipaksa. Sebagai contoh :
- Sebuah pegas vertikal dapat dipaksa dengan menggerakkan titik gantung
keatas-kebawah, atau bandul sederhana dapat dipaksa dengan menggerakkan
titik gantung maju-mundur.
25
- Seorang anak yang duduk pada ayunan dan ingin membuatnya tetap berayun
dapat menggerakkan tubuh dan kakinya pada saat-saat tertentu. Pada saat itu
sebenarnya dia sedang memaksa osilator.
Pada persamaan gerak getaran terpaksa, kita memperhitungkan gaya pemulih kx ,
gaya peredam
dt
dx
b bv dan gaya lain yang bekerja yaitu gaya luar yang bergetar, yang
diberikan kepada massa yang digantungkan. Misal gaya luar dinyatakan dengan persamaan
t F F
m eks
" cos
(1.57)
Dengan F
m
adalah harga maksimum gaya luar dan " adalah frekuensi sudut gaya luar.
Berdasarkan hukum kedua Newton
ma F
Kita peroleh
2
2
" cos
dt
x d
m t F
dt
dx
b kx
m
+ (1.58)
Persamaan (1.58) dibagi dengan m, dan mengingat bahwa
m
b
2
serta
2

m
k
maka
dapat ditulis
t
m
F
x
dt
dx
dt
x d
m
" cos 2
2
2
2
+ + (1.59)
Penyelesaian persamaan (1.59) adalah
( ) ( ) ( ) t x t x t x
k p
+
(1.60)
( ) t x
p
adalah penyelesaian transient, yaitu penyelesaian getaran teredam tanpa gaya luar,
sedangkan
( ) t x
k
adalah penyelesaian keadaan tunak yang tidak tergantung pada syarat-
26
syarat awal. Penyelesaian persamaan (1.59) tidak dibuktikan dalam buku ini, dan dapat
ditulis (Halliday Resnick, 1999)
( ) ( ) t
G
F
t x
m
" sin (1.61)
Atau ( ) ( ) t
G
F
t x
m
" cos (1.62)
G
F
m
adalah amplitudo getaran terpaksa dan

adalah kostanta phase


Dengan ( )
2 2 2 2 2
" " b m G + (1.63)
Dan
G
b "
cos
1


(1.64)
Dari persamaan (1.61) dapat dikatakan bahwa sistem bergetar dengan frekuensi
sudut gaya pemicunya " , bukan dengan frekuensi sudut alamiahnya.
- Jika tidak ada redaman maka b = 0, sehingga dari persamaan (1.63) faktor G
sama dengan ( )
2 2
" m . Jika frekuensi gaya pemicu jauh berbeda dengan
frekuensi alamiahnya, maka harga G sangat besar. Hal ini akan mengakibatkan
amplitudo getarannya kecil.
- Jika harga frekuensi gaya pemicu mendekati harga frekuensi alamiahnya, yaitu
" , maka harga G menjadi kecil mendekati nol, dan amplitudonya
G
F
m

mendekati harga tak hingga. Tetapi karena dalam praktek redaman selalu ada,
sehingga amplitudo getarannya walaupun besar, tetap terbatas.
- Untuk getaran dengan redaman ( ( ) 0 b , ada harga karakteristik frekuensi
pemicu " yang memberikan harga G minimum, sehingga mengakibatkan
27
amplitudo getaran maksimum. Keadaan ini disebut resonansi, dan harga "
yang memberikan resonansi, disebut frekuensi resonan. Makin kecil redaman
pada suatu system, makin dekat pula frekuensi resonannya kepada frekuensi
alamiah tak teredam. Seringkali redaman cukup kecil (misal redaman getaran
pegas di udara) sehingga frekuensi resonannya dapat dianggap sama dengan
frekuensi alamiah tak teredam.
Persoalan getaran yang dipaksa dan resonansi adalah persoalan umum, solusinya sangat
bermanfaat dalam sistem akustik, mekanika, rangkaian arus bolak-balik maupun fisika
atom. Sebagai contoh gelas dengan redaman rendah, dapat pecah oleh gelombang bunyi
yang kuat pada frekuensi yang sama atau mendekati frekuensi alami getaran gelas. Derap
langkah barisan yang melalui jembatan dapat menggetarkan jembatan dengan amplitudo
yang cukup besar dan dapat merusakkannya. Oleh karena itu barisan tentara dibubarkan
jika melaui jembatan.
1.6. Sistem Getaran Dua Derajat Kebebasan (Getaran Tergandeng)
Kita tinjau getaran dengan gandengan pegas identik seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.14. Berdasarkan gambar tersebut dapat dituliskan persamaan gerak untuk benda
a dan benda b secra terpisah, sebagai berikut
x
a
x
b
Gambar 1.14. Getaran bergandeng dalam a). Kedudukan setimbang,
b). Kedudukan umum,

kx F

28
k k k m m
a b
Benda a : ) (
2
2
b a a
a
x x k kx
dt
x d
m (1.65)
Benda b : ) (
2
2
a b b
b
x x k kx
dt
x d
m (1.66)
Persamaan diferensial (1.65) dan (1.66) tidak bebas satu dari yang lain. Dengan
menganggap
b a
x x x +
1
maka penjumlahan kedua persamaan tersebut adalah :
( )
1
2
2
2
1
2
) ( ) ( ( ) ( kx x x k x x k kx x x k kx x x
dt
d
m
dt
x d
m
b a a b b b a a b a
+ + +
(1.67)
Penyelesaian persamaan (1.67) merupakan getaran pusat massa, sebagai berikut
x
1
(t) = x
a
(t)+ x
b
(t)

= A
1
cos (
1
t+
1
) (1.68)
dengan
1
=
m
k
, yang dikenal dengan mode 1 atau mode rendah. Gerak getarannya
seperti ditunjukkan pada Gambar (1.15). Tampak bahwa getaran pusat massa ini
mempunyai frekuensi yang sama dengan frekuensi getaran pegas tunggal, pegas
penggandeng hanya berfungsi sebagai penyelaras getaran. Perpindahan masing-masing
benda mempunyai besar dan arah yang sama.
x
a
x
b
= x
a
x
a
= x
b
x
b
Gambar 1.15. Getaran pusat massa
Jika persamaan (1.65) dan (1.66) dikurangkan, dan dengan menganggap bahwa
x
2
= x
a
x
b

Hasil pengurangannya adalah
29
( )
2
2
2
2
2
2
3 ) ( 3 kx x x k x x
dt
d
m
dt
x d
m
b a b a
(1.69)
Penyelesaian persamaan (1.69) merupakan getaran relatif, sebagai berikut
x
2
(t) = x
a
(t) x
b
(t) = A
2
cos (
2
t +
2
) (1.70)
dengan
2
=
m
k 3
, yang dikenal dengan mode 2 atau mode tinggi. Gerak getarannya
ditunjukkan seperti pada Gambar 1.16. Frekunsi getaran relatif ini lebih besar dari pada
frekuensi getaran pusat massa. Perpindahan benda mempunyai besar yang sama tetapi
arahnya berlawanan.
x
a
x
b
= x
a
x
a
= x
b
x
b
Gambar 1.16. Gerak getaran relatif
Sedangkan getaran seluruh sistem merupakan superposisi linier dari kedua getaran
harmonik pada persamaan (1.68) dan (1.70), yaitu
x(t) = A
1
cos (
1
t+
1
) + A
2
cos (
2
t+
2
)
Contoh 1.7
Sebuah benda bermassa m dan dua buah pegas dengan panjang asli l
0
tetapi mempunyai
konstanta pegas yang berbeda disusun sebagai berikut
Dengan mengabaikan gaya gesek dan massa pegas, tentukan
a. Persamaan geraknya dalam bentuk persamaan diferensial.
b. Bentuk penyelesaian umum
30
K1 K2 m
Penyelesaian
Persamaan gerak massa dinyatakan
( )
a
a
a
a
a a
a
x
m
k k
dt
x d
x k k
dt
x d
m
x k x k
dt
x d
m
2 1
2
2
2 1
2
2
2 1
2
2
+

+

Persamaan (1.71) adalah persamaan gerak benda, yang mempunyai penyelesaian
( ) + t A x cos dan
m
k k
2 1
+

1.7. Penjumlahan Getaran
1.7.1. Getaran segaris
Sudah kita ketahui bahwa grafik getaran yang mempunyai persamaan
( )
0
cos + t A y
ataupun
( )
0
sin + t A y
dapat digambarkan dengan simpangan
sebagai fungsi waktu ( ) t f y , seperti Gambar 1.2. Jika kita akan menjumlahkan dua
buah getaran yang arah geraknya segaris, maka untuk memperoleh hasil penjumlahan dua
getaran tersebut dengan cara melukiskan grafik untuk tiap getaran lebih dulu.
Misal lengkungan 1 melukiskan getaran dengan persamaan
t A y
1 1 1
sin
Kemudian lukiskan lengkungan 2 untuk getaran dengan persamaan
( ) + t A y
2 2 2
sin
Maka lengkungan 3 diperoleh dengan menjumlahkan simpangan y
1
dan simpangan y
2
, jadi
2 1
y y y +
31
(1.71)
Gambar 1.17. Hasil dua getaran segaris
1.7.2. Dua getaran yang arah geraknya tegak lurus satu sama lain
Jika dua getaran harmonis dengan frekuensi sama tetapi memiliki simpangan dalam
arah yang saling tegak lurus, maka gangguan masing-masing getaran pada suatu titik dapat
dinyatakan
y = a
1
sin ( t -
1
) (1.72)
dan z = a
2
sin ( t -
2
) (1.73)

1
a
y
sin t cos
1
cos t sin
1
(1.74)

2
a
z
sin t cos
2
cos t sin
2
(1.75)
Persamaan (1.74) dikalikan dengan sin
2
dan persamaan (1.75) dikalikan dengan sin
1
kemudian digabungkan, maka akan menghasilkan
-
1
a
y
sin
2
+
2
a
z
sin
1
= sin t ( cos
2
sin
1
cos
1
sin
2
)
............(1.76)
Persamaan (1.74) dikalikan dengan cos
2
dan persamaan (1.75) dikalikan dengan
cos
1
kemudian digabungkan, maka diperoleh
1
a
y
cos
2
-
2
a
z
cos
1
= cos t ( cos
2
sin
1
cos
1
sin
2
)
........... (1.77)
Selanjutnya kita akan mengeliminasi t dari persamaan (1.76) dan (1.77) dengan
mengkuadratkan dan menjumlahkan kedua persamaan tersebut, maka diperoleh :
sin
2
(
1
-
2
) =
2 1
2
2
2
2
1
2
2
a a
yz
a
z
a
y
+
cos (
1
-
2
)
.............(1.78)
32
Persamaan (1.78) menunjukkan resultan dari superposisi kedua getaran, dan dari
persamaan (1.78) tersebut tampak bahwa bentuk kurva getaran resultan bergantung kepada
beda phase kedua getaran
2 1

= 0 = /4 = /2 =3/4
Gambar 1.18. Superposisi dua getaran yang arah getarnya saling tegak lurus
SOAL-SOAL
1.1. Sebuah partikel bermassa m, mulai dari keadaan diam pada x = + 25 cm dan berosilasi
di sekitar posisi kesetimbangannya dengan periode 1,5 sekon. Tentukan persamaan
gerak untuk :
.a posisi x terhadap waktu t
.b kecepatan v terhadap waktu t
.c percepatan a terhadap waktu t
.2. Carilah (a) laju maksimum dan (b) percepatan maksimum dari soal nomor (1). Kapan
partikel pertama kali berada di x = 0 dan bergerak ke kanan ?
1.3 Pada sebuah pegas digantungkan beban 200 gram, ternyata pegas bertambah panjang 1
cm. Pegas kemudian ditarik 5 cm lalu dilepaskan. Tentukan
a. Konstanta pegas
b. Kecepatan sudut
c. Periode dan frekuensi getaran
d. Kecepatan maksimum gerakan massa
e. Persamaan getaran gerak benda
f. Percepatan maksimum gerakan massa
g. Energi total getaran.
33
1.4. Berapakah simpangan getaran harmonis agar pada saat itu energi potensialnya sama
dengan energi kinetiknya ?
1.5. Buktikan bahwa kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup adalah sebesar
i =

i
o
sin ( t +
o
) atau i =

i
o
cos ( t +
o
) ! Gunakan i = dq/dt
1.6. Rencanakan suatu kegiatan laboratorium untuk menentukan momen kelembaman
suatu benda yang berbentuk sembarang terhadap suatu sumbu rotasi (sumbu rotasi
tidak melalui pusat massa). Rencanakan pula bagaimana cara menentukan pusat
massa suatu benda !
1.7. Sebuah kelereng dilepaskan kedalam cekungan sebuah mangkok, sehingga kelereng
tersebut mempunyai gerak getaran. Anggap bahwa cekungan mangkok tersebut
mempunyai bentuk parabolik (y = ax
2
). Dengan mengabaikan besarnya gesekan,
buktikan bahwa frekuensi getarannya adalah ag 2 (dengan a mempunyai
dimensi m
- 1
).
1.8. Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi di bawah ini adalah penyelesaian dari persamaan
gerak getaran, dengan frekuensi
M
k

a. t A x sin
b. t B t A x cos sin +
c. ( ) + t A x cos
1.9. Dua buah massa yang berbeda m
1
dan m
2
dikaitkan dengan tiga pegas yang memiliki
konstanta pegas sama k. Tentukan persamaan geraknya dan tentukan pula bentuk
penyelesaiannya !
1.10. Pada rangkaian LC seperti Gambar 1.8.
a. Tunjukkan bahwa besarnya arus dinyatakan dengan
( ) t
C
L
V
t i sin
0


dengan V
0
= q
0
/C merupakan tegangan awal dalam kapasitor
b. Tunjukkan bahwa
C
L
mempunyai dimensi ohm
34
1.11. Dua getaran yang berarah sama bekerja pada suatu titik. Gangguan pada titik
tersebut dinyatakan dengan persamaan
( ) t y 60 sin 3
1
dan
,
_

+
2
20 sin 5
2

t y
Gambarkan getaran resultannya !
1.12. Dua getaran yang saling tegak lurus bekerja pada suatu titik. Gangguan pada titik
tersebut dinyatakan dengan persamaan
(a). ( ) t y 10 sin 5 dan ( )
0
60 5 sin 3 + t x (b).
Gambarkan getaran resultannya !
DAFTAR PUSTAKA
Allonso-Finn. 1986. Fundamental University Physics. Washington, D.C: Addison-Wesley
Publishing Company
Halliday David and Resnick Robert. 1978. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hirose, K and K.E Longren . 1985. Introduction to Wave Phenomena. Singapore: John
Wiley and Sons.
Crawford, F.S..1968. Waves. New York:McGraw-hill Book Company
Tjia, M.O. 1994. Gelombang. Jakarta: Dabara Publisher
Pain, H.J. 1989 . The Physics of Vibrations and Waves.. Singapore: McGraw-Hill
Publishing Company.
35

Anda mungkin juga menyukai