Anda di halaman 1dari 16

www.rajaebookgratis.

com
. Asma, Bukan Karena Alergi Saja!

Asma banyak diderita anak-anak. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Bahkan, obat-obatan tertentu pun bisa jadi penyebabnya. Asma sudah dikenal berabad-abad lamanya, namun hingga kini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling besar. Menurut Dr. Bambang Supriyatno, Sp.A. dari Sub-Bagian Pulmonologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM, di Indonesia, kini asma diidap oleh 416% penduduk. Penyakit akibat sensitivitas berlebihan saluran pernapasan ini, terjadi jika saluran napas untuk masuk dan keluarnya udara dari paru-paru secara berulang

menyempit. Akibatnya terjadi batuk, mengi (napas berbunyi), dan napas pendek. "Penyempitan ini bisa sementara dan pulih kembali. Namun dalam serangan yang parah, asma bisa berakibat fatal," terang dokter spesialis anak yang juga berpraktek di Klinik Anakku Cinere ini. Asma bisa terjadi pada pria maupun wanita dari segala usia, etnis, maupun tingkat sosial ekonomi. Pada anak, umumnya asma terjadi jika dalam keluarga tersebut memiliki riwayat alergi. Normalnya, apabila kita bernafas, udara akan mengalir ke paru-paru melalui rangkaian saluran udara. Pada penderita asma, serangan asma terjadi akibat adanya partikel halus atau zat-zat iritan yang masuk ke saluran napas dan menempel di dinding saluran nafas. Karena tubuh mendeteksi iritan itu sebagai benda asing, sistem kekebalan mengirimkan sel khusus, sel mast, ke lokasi iritasi. Sel mast ini melepaskan histamin, senyawa kimia yang menyebabkan pembengkakan di lapisan lendir dinding dalam saluran nafas. Hingga saat ini, aku Bambang, penyebab terjadinya Asma masih belum jelas. Meskipun berbagai penelitian telah dilakukan, namun hasil dan bukti yang bisa dikatakan sebagai penyebab Asma belum juga bisa diterangkan. Faktor lainnya, adalah akibat adanya rangsangan atau pencetus yang cukup kuat pada saluran yang peka tersebut. Namun, menurut Dr. Angela C.M. Nusatya Abidin, MARS., dan Elizabeth Ekarini, SMIP., dalam bukunya "Mengenal, Mencegah dan Mengatasi Asma pada Anak

Plus Panduan Senam Asma", memberikan beberapa faktor pencetus lainnya yang dapat menimbulkan serangan Asma. 1. Alergen. Alergen. 40% serangan asma pada orang dewasa dicetuskan oleh alergen, sedangkan pada anak jumlahnya jauh lebih tinggi lagi. Alergen dapat masuk ke dalam tubuh melalui hirupan, makanan, minuman, suntikan dan kulit. Sedangkan alergen sendiri terdiri dari debu rumah, tungau debu rumah, spora jamur, serpihan bulu anjing atau kucing dan lain-lain. 2 . Infeksi saluran nafas. Infeksi ini merupakan salah satu faktor pencetus lainnya yang kerap menimbulkan asma. Diperkirakan dua pertiga penderita asma pada anak, diperkirakan akibat infeksi ini. Berbagai virus, misalnya virus influenza, sangat sering dijumpai pada penderita yang sering mengalami serangan asma. Kemungkinan serangan asma semakin besar, jika infeksi yang terjadi cukup berat.

www.rajaebookgratis.com
3 . Iritan. Iritan atau polusi udara dalam rumah, merupakan salah satu faktor pencetus. Iritan ini meliputi asap rokok, minyak wangi, semprotan obat nyamuk, atau semprotan rambut (hair spray). Penderita yang tidak merokok, bisa mendapat serangan asma karena berada dalam ruangan yang penuh asap rokok. Dan anak-anak umumnya menjadi 'korban' dari orang dewasa yang merokok di dalam rumah. 4. Aktivitas Fisik. Aktivitas fisik yang terlalu berat atau berlebihan, akan menimbulkan serangan asma pada sebagian besar penderita asma. Misalnya lari cepat dan bersepeda, pencetus yang paling cepat menimbulkan asma. Pencetus yang paling sedikit memicu serangan, adalah aktivitas renang dan jalan kaki. Para penderita, umumnya disarankan untuk melakukan pemanasan (Warming Up) sebelum melakukan olahraga berat, karena bila tidak, si kecil bisa langsung mengalami serangan asma berat. 5 . Obat-obatan tertentu. Obat yang paling sering menjadi pencetus, adalah obat yang tergolong penyekat reseptor-beta (beta-blockers) yang digunakan sebagai pengobatan pada penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi. Aspirin dan obat-obat antirematik juga termasuk pencetus dari 2-10% penderita asma. 6 . Faktor emosi. Emosi marah dan cemas, selain

dapat mencetus asma juga dapat memperberat serangan yang sudah ada. Selain melakukan pengobatan asma, penderita asma yang mengalami tekanan jiwa juga harus dibantu menyelesaikan permasalahannya. 7 . Cuaca. Perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, dan kelembaban udara, juga bisa mencetus asma. Udara dengan kelembaban yang tinggi, udara yang terlalu panas dan dingin, juga sangat berpengaruh sebagai pencetus asma. 8. Beberapa bahan lain. Masih ada beberapa bahan lain yang dapat mencetus serangan asma, misalnya zat pengawet atau zat pewarna makanan. Bahkan pada beberapa penderita, masih sulit untuk menentukan faktor yang menjadi pencetus serangan asmanya.

Mendiagnosis Asma
Banyak kasus kematian akibat asma pada anak, karena tidak terdiagnosis penyakitnya dan pengobatan yang tidak tepat. Seperti juga penyakit lainnya, untuk mendiagnosis asma perlu wawancara yang tepat, pemeriksaan fisik, uji fungsi paru dan evaluasi keadaan alergi. Biasanya gejalagejala yang muncul bila anak menderita asma antara lain: seringnya muncul mengi, kesulitan bernafas, sesak, batuk, dan banyak mengeluarkan lendir. Tapi gejala-gejala ini tetap harus dipastikan dengan beberapa uji dulu. Bila si kecil mengalami mengi saja, bukan berarti ia juga asma. Menurut fakta, sekitar 50% anak pengidap asma tidak mengi. Jadi untuk mendeteksi asma, menurut Ted Kliner, M.D., profesor pediatrik di University of Texas Health Science Center di San Antonio,

AS, "Yang lebih tepat adalah batuk, khususnya batuk yang terjadi pada malam atau dini hari." Jika si kecil mengeluh dadanya terasa sesak, atau merasakan kelelahan berlebih sehabis berolah raga, ada kemungkinan ia mengidap asma. Yang terpenting dalam mendeteksi asma adalah adanya serangan yang berulang

www.rajaebookgratis.com
yang dipicu oleh faktor luar seperti alergen, iritan, latihan, atau infeksi virus. Serangan yang timbul pada malam hari atau pagi buta juga merupakan ciri penyakit asma. Mengi berulang dan/atau batuk yang menetap merupakan titik awal untuk mendiagnosis penyakit asma.

Hindari Pencetus
Tidak ada obat untuk asma. Sehingga, yang bisa dilakukan adalah mencegah serta mengontrol dan menghentikan serangan asma ketika serangan itu terjadi. Upaya pencegahan yang paling ampuh adalah menghindari pencetusnya. Sebagai contoh, anak asma yang tinggal di kota terpolusi biasanya akan lebih sedikit terkena serangan asma jika ia pindah ke tempat yang udaranya lebih bersih. Bagi yang juga bisa kena serangan akibat pencetus yang lain, misal debu rumah atau asap rokok, upaya pencegahannya adalah jangan ada yang merokok dalam rumah atau dekat anak yang asma. "Selain itu semua peralataan yanag memungkinkan debu rumah bersarang harus disingkirkan terutama dari dalam kamar tidur," saran Bambang. Korden harus dibersihkan setiap 2 minggu sekali, kapuk harus diganti busa, boneka, buku, dan pakaian bekas harus dijauhkan dari kamar tidur. Setelah penghindaran, orangtua perlu menyediakan perlu obat-obatan asma, yang terbagi dalam 2 kelompok,

yakni reliefer (pereda) dan controller dry powder inhaler.

Obat pereda harus tersedia pada penderita asma dari tipe yang ringan sampai berat. Sedangkan obat pengendali hanya diberikan pada asma sedang dan berat. "Pemberian obat pengendali harus diberikan setiap hari, baik ada maupun tidak ada serangan, papar Bambang. Kalau mau dihentikaan, biasanya dosisnya bertahap dan harus sepengetahuan dokter. Bisakah Asma Disembuhkan?
Pada anak, saat mengalami serangan tentu akan mengganggu aktifitas dan kenyamanannya. Selain itu, orangtua juga kerap merasa panik dan tidak tega melihat penderitaannya. Dari seluruh penderita asma, sekitar 75% adalah penderita yang mengalami asma ringan dan sekitar 2,5% pengidap asma berat. Bila anak-anak sering mengalami serangan asma yang berat, semakin besar kemungkinan asma ini berlanjut hingga ia dewasa. Berdasarkan penelitian di Australia, di peroleh data-data sebagai berikut: 1. Penderita asma ringan yang serangannya jarang, 55% akan sembuh. Sisanya akan berlanjut sampai dewasa dan bentuk serangannya lebih ringan serta lebih jarang. 2. Penderita asma sedang, kemungkinan sembuh hanya 20%. Dari 20% ini, 40% akan menjadi ringan, 25% semakin menjadi berat, dan sisanya akan menetap. 3. Pada penderita asma berat, hanya 4% yang akan sembuh. Sebagian menjadi lebih ringan, dan sisanya menetap.

Jenis-jenis Asma
Asma pada anak sering timbul pada usia di bawah 4 tahun. Namun masalah pengobatan timbul justru pada masa sesudah usia ini. Serangan asma pada masa usia 410 tahun dapat berupa asma ringan atau berat, dan frekuensinya pun ada yang jarang tapi juga ada yang sering.

www.rajaebookgratis.com
"Sebagian bisa kena serangan harian, yang lain bisa bulanan atau tahunan tanpa mengalami serangan," jelas Bambang. Pembagian jenis asma pada anak: 4. Asma episode jarang
Ini termasuk asma berat yang datangnya jarang. Gejalanya biasanya keluhan pilek, batuk, dilanjutkan sesak nafas. Saat terjadi serangan, otot-otot leher terlihat kaku dan biasanya lebih banyak terjadi pada malam hari. Juga ditambah mengi beberapa jam selama beberapa hari atau batuk-batuk yang berlangsung kurang dari 10-14 hari. 5. Asma episode sering Asma ini sebagian besar terjadi pada usia 3 tahun, dan bisa berlangsung hingga usia 8-10 tahun. Pada usia 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa serangan infeksi yang jelas, frekuensinya 3-4 kali dalam setahun. Lamanya serangan berlangsung hingga beberapa jam. Serangan ini bisa hilang dengan atau tanpa obat. 6. Asma kronik atau persisten Timbul hampir setiap hari. Bisa dibilang penderitanya tak akan terbebas dari serangan ini. Serangannya bervariasi, dari yang ringan hingga berat, terjadi pada malam hari. Pada asma berat, aktivitas penderita akan selalu terganggu, sehingga butuh pengobatan terus-menerus. *Rahmi Hastari/Bahan: "Mengenal, Mencegah dan Mengatasi Asma pada Anak Plus Panduan Senam Asma",

karangan dr. Angela C.M. Nusatya Abidin, MARS., dan Elizabeth Ekarini, SMIP.

Anda mungkin juga menyukai