Anda di halaman 1dari 5

v

AKTIVITAS G MERAPI JANUARI - APRIL 2009


Agus Budi Santoso*, Sri Sumarti*, Sunarta*, M. Djilal*, Kurniadi Rinekso*
*BPPTK, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi JI. Cendana No. 15 Yogyakarta 55166

Pendahuluan

Pada tahun 2009, genap tiga tahun erupsi terakhir G. Merapi. Upaya pemantauan aktivitas terus dilakukan untuk membaca lebih cepat dan akurat terhadap gejala peningkatan aktivitas G. Merapi yang akan mengawali siklus erupsi berikutnya. Pada empat bulan terakhir, gempa yang bersumber dari dalam sudah mulai teIjadi. Namun demikian, gempa tersebut tidak diikuti oleh gempa guguran dan awanpanas sehingga aktivitas G. Merapimasih tetap dalam status "AktifNormal". Saat ini pemantauan berdasarkan kegempaan dilakukan dengan menggunakan 4 stasiun analog yang letaknya mengelilingi G. Merapi yaitu stasiun Pusung London (Utara), stasiun Klatakan (Barat), stasiun

Plawangan (Selatan) dan stasiun De1es (Tenggara). Disamping itu sebagai pendukung juga masih bertahan dua stasiun seismik digital yaitu stasiun Juranggrawah (Utara) dan Labuhan (Selatan). Di samping itu, pemantauan berdasarkan deformasi EDM (Electrical Distance Measurement) menggunakanjaringan reflektor sebanyak 14 buah yang di pasang di Puncak dan Lereng Merapi dengan sektorpengukuran sebagai berikut: sektor Selatan diukur dari Kaliurang, sekor Barat-Barat Daya diukur dari Pos Babadan, sektor Barat Laut diukur dari Pos Jrakah, sektor Utara diukur dari Selo dan secara temporer pengukuran EDM dilakukan di Desa Mriyan, Kecamatan Musuk mewakili sektor Timur dan pengukuran EDM dari Desa Deles, Kecamatan Kemalang mewakili sektor Tenggara. Pada awal tahun

Gambarl. Fat? mo~ologi puncak dan kubah G. Merapi dilihat dari Kaliurang. Garis merah putus-putus adalah sketsa perkiraan sumher guguran, sedangkan
gans kuning adalab arab guguran yang mengarab ke Kali Boyong.

Buletin Berkala Merapi -

Dari uraian di atas, peningkatan kegempaan aktivitas vulkanik G Merapi cukup je1as, namun diperkirakan peningRatari kegempaan tersebut tidak menunjukkan akan teljadinya erupsi dalam waktu dekat. Jika dibandingkan dengan aktivitas erupsi sebelumnya yaitu erupsi 2006, intensitas kemunculan gempa vulkanik saat ini seperti yang telj adi pada pertengahan tahun 2004 (2 tahun sebelum erupsi) dimana salit itu frekuensi ratarata kejadian gempa vulkanik bam sekitar 3 kali dalam setiap bulannya. Sedangkan frekuensi rata-rata kejadian gempa MP saat itu mencapai 5 kali per hari.

Kesimpulan

I. Perubahan morfologi kubah lava pada 2006 tidak mengalami perubahan secara signifIkan. 2. Terlihat suatu' adanya korelasi antara data seismik dan emisi SO,. Peningkatan intensitas kejadian gempa vulkanik diiringi dengan fuktuasi jumlah emisi SO, harian dalam rata-rata yang rendah. 3. Diperoleh informasi teljadinya tren inflasi pada peri ode ini terutama di sektor Selatan dengan laju yang masih cukup rendah. 4. Intensitas suatu kegempaan terutama pada gempa vulkanik yang teljadi pada awal tahun 2009, menunjukkan kondisi yang serupa dengan peri ode dua tahun sebelum erupsi 2006.

Buletin Berkala Merapi

Anda mungkin juga menyukai