Anda di halaman 1dari 22

10 OPTIKA GEOMETRI II

Overview

Pada bab sebelumnnya (Optika Geometri I), kita telah mempelajari mengenai sifat dari cahaya dan proses pemantulan pada cermin datar maupun cermin lengkung. Pada bab ini kita akan mempelajari fenomena selanjutnya dari cahaya, yaitu pembiasan (refraksi). Pembiasan pada lensa tipis, permukaan lengkung dan permukaan datar menjadi subjek utama pembahasan. Cahaya akan mengalami perilaku berbeda ketika melewati bahan yang indeks biasnya berbeda. Bagaimana gambaran atau skenario lintasan cahaya yang mengalami refraksi tersebut? akan kita bahas bersama-sama di sini.

Tujuan

1. 2. 3. 4. 5.

Memahami konsep pembiasan cahaya pada permukaan datar Mengetahui hukum Snellius pada kasus pembiasan Memahami proses pembiasan pada plan-parallel dan prisma Memahami proses pembiasan pada lensa tipis Memahami proses pembiasan pada permukaan cekung/cembung

170

Optika Geometri II PAGE 10

10.1 Laju Cahaya (c)


Laju cahaya biasanya diukur bervariasi antara satu medium dengan medium lainnya. Cahaya apabila diperlakukan makroskopik bergerak paling cepat dalam keadaan vakum, yaitu : m/s Akan tetapi laju diudara c/1,0003, di dalam air c/1,33 dan di dalam kaca biasa sekitar c/1,5. Maka dapat kita simpulkan bahwa cahaya akan mengalami penurunan kecepatan pada medium yang lebih rapat. Meskipun demikian, pada tingkat mikroskopik cahaya tersusun atas foton-foton dan foton hanya ada dengan laju c. Perlambatan dalam medium muncul karena penyerapan (absorpsi) dan hamburan saat cahaya bergerak dari atom ke atom.

10.2 Indeks Bias (n)


Pembiasan cahaya pada bidang 2 medium disebabkan oleh kecepatan cahaya dalam kedua medium yang berbeda. Besarnya kecepatan penjalaran cahaya dalam suatu medium ditentukan oleh indeks bias mutlaknya, yang didefinsikan sebagai berikut:

karena c=3x108 m/s selalu lebih besar daripada kecepatan cahaya dalam medium v, maka indeks bias mutlak suatu medium n selalu lebih besar dari 1. Jadi indeks bias mutlak adalah indeks bias relatif suatu medium relatif terhadap indeks bias udara (cahaya berasal dari udara menuju medium tersebut). Sedangkan indeks bias relatif didefinsikan sebagai rasio indeks bias mutlak dari dua medium. Berikut perjanjian tandanya : artinya : indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1, cahaya berasal dari medium 1 ke medium 2. artinya : indeks bias medium 1 relatif terhadap medium 2, cahaya berasal dari medium 2 ke medium 1.

Optika Geometri II

171 PAGE 10

Syarat-syarat terjadinya pembiasan : 1) cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya; 2) cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90o ) Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari diantaranya : Dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas. Kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan. Terjadinya pelangi setelah turun hujan. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu : a. Mendekati garis normal Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.

Gambar 10. 1 Skema pembiasan dari udara ke air

b. Menjauhi garis normal Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara.

172

Optika Geometri II PAGE 10

Gambar 10. 2 Skema pembiasan dari air ke udara

10.3 Pembiasan pada permukaan tipis


Ketika sinar cahaya ditransmisikan dengan kemiringan tertentu melalui batas antara dua medium dengan indeks bias yang tidak sama, sinar tersebut akan membelok. Fenomena ini disebut pembiasan.

Gambar 10. 3 Daftar indeks bias bahan

Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 1626) melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang
Optika Geometri II 173 PAGE 10

dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi : Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar. Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias.

Gambar 10. 4 Hukum Snellius

Persamaan umum Snellius tentang pembiasan secara umum adalah :

Jika cahaya terpantul keluar sebuah permukaan batas dimana n1 < nr proses tersebut disebut pemantulan eksternal. Tetapi jikan ni > nr , proses ini disebut pemantulan internal. Contoh dari pemantulan internal adalah cahaya datang yang berasal dari air (medium optik lebih rapat) menuju ke udara (medium optik kurang rapat) dibiaskan menjauhi garis normal. Pada sudut datang tertentu, maka sudut biasnya akan 90O dan dalam hal ini berkas bias akan berimpit dengan bidang batas (berkas K). Sudut datang dimana hal ini terjadi dinamakan sudut kritis (sudut batas). Apabila sudut datang yang telah menjadi sudut kritis diperbesar lagi, maka cahaya biasnya tidak lagi menuju ke udara, tetapi seluruhnya dikembalikan ke dalam air (dipantulkan). Peristiwa inilah yang dinamakan pemantulan internal sempurna. Syarat terjadinya pemantulan internal sempurna : a. Cahaya datang berasal dari zat yang lebih rapat menuju ke zat yang lebih renggang. b. Sudut datang lebih besar dari sudut kritis.

174

Optika Geometri II PAGE 10

Gambar 10. 5 Macam-macam pemantulan

Beberapa peristiwa pemantulan sempurna dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya : a. Terjadinya fatamorgana b. Intan dan berlian tampak berkilauan c. Teropong prisma d. Periskop prisma e. Serat optik, digunakan pada alat telekomunikasi atau bidang kedokteran.

10.4 Pembiasan pada kaca plan-parallel


Pembiasan pada kaca plan-parallel terjadi pada bidang batas yang mempunyai ketebalan yang tidak diabaikan. Gambar di bawah ini adalah mekanisme jenis pembiasan ini :

Gambar 10. 6 Pembiasan pada plan-parallel

Persamaan yang berlaku pada kasus ini adalah :

Optika Geometri II

175 PAGE 10

dan

10.5 Pembiasan pada prisma


Salah satu aplikasi dari pembiasan pada prisma adalah pada periskop. Untuk memahami proses pembiasan pada prisma, kita lihat gambar di bawah ini :

Gambar 10. 7 Pembiasan pada prisma

Di sini berlaku : Besar sudut deviasi minimum adalah: dimana :

Jika diterapkan hukum Snellius, maka kita dapatkan :

Untuk sudut Dmin dan , maka berlaku :


176 Optika Geometri II PAGE 10

Sehingga besar sudut minimum deviasi adalah:

10.6 Pembiasan pada lensa tipis


Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya. Ada tiga jenis lensa yaitu lensa cembung atau lensa positif , lensa cekung atau lensa negatif dan datar (plan). 10.6.1 Lensa Cembung Lensa ini termasuk konvergen (memusat atau positif), dimana bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan pinggirnya dan akan memusatkan berkas cahaya sejajar ke suatu fokus nyata. Setiap lensa mempunyai dua buah titik fokus di sebelah kiri dan kanannya, tetapi ke dua jarak fokus ke lensanya sama. Agar lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagianbagian lensa cembung di bawah ini:

ambar 10. 8 Ruang dalam lensa cembung

Optika Geometri II

177 PAGE 10

Adapun tiga sinar istimewa pada lensa cembung: a. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan melalui titi api (fokus/f);

b. Sinar datang melalui titik api (f) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU);

c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

Persamaan hubungan benda dan bayangan untuk lensa cembung s adalah jarak benda s adalah jarak bayangan f adalah jarak fokus lensa (+) Adapun perbesaran bayangan pada lensa cembung adalah :

yi dan yo positif jika banyangan dan benda menghadap ke atas (tegak). MT negatif jika bayangan terbalik.

178

Optika Geometri II PAGE 10

10.6.2 Lensa Cekung Lensa cekung bersifat seperti cermin cembung, akan tetapi mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif. Agar lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagian-bagian lensa cekung di bawah ini:

Gambar 10. 9 Ruang dalam lensa cekung

Adapun tiga sinar istimewa pada lensa cembung: a. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah dari titik api (f1);

b. Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU);

Optika Geometri II

179 PAGE 10

c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

Persamaan hubungan benda dan bayangan untuk lensa cembung s adalah jarak benda s adalah jarak bayangan f adalah jarak fokus lensa (-) Adapun perbesaran bayangan pada lensa cembung adalah :

yi dan yo positif jika banyangan dan benda menghadap ke atas (tegak). M T negatif jika bayangan terbalik.

10.7 Persamaan Pembuat Lensa


Rumusan untuk fokus lensa dalam pembuatan (cembung/cekung) atau kombinasi dengan lensa datar adalah: lensa tipis

180

Optika Geometri II PAGE 10

dengan n adalah indeks bias bahan lensa dan f adalah fokus lensa. Untuk nilai R1 dan R2 tergantung dari bentuk lensa yaitu : a. Lensa bikonveks

R1>0

R2<0

b. Lensa bikonkaf

R1<0

R2>0

c. Lensa plankonveks

R1=0

R2>0

d. Lensa plankonkaf

R1=0

R2<0

Optika Geometri II

181 PAGE 10

e. Lensa Konkaf konveks

R1<0

R2<0

f. Lensa Konveks konkaf

R1>0

R2>0

Contoh Soal: Berapa jarak fokus lensa bikonkaf dengan bahan indeks bias 1,75. Jika jari-jari R1=10 cm dan R2=8 cm. Jawab :

10.8 Pembiasan Pada Permukaan Cembung


Pada peristiwa pembiasan, cahaya yang menumbuk permukaan akan diteruskan (ditransmisikan) menembus permukaan pemantul (refraktor)
182 Optika Geometri II PAGE 10

sehingga daerah medium kedua (tempat cahaya dibiaskan) selalu dilalui cahaya. Oleh karena itu, pada peristiwa pembiasan daerah ini didefinsikan sebagai daerah nyata bagi bayangan. Sebaliknya, jika bayangan terletak di daerah sinar datang berasal, maka bayangan dikatakan dalam daerah maya. Berdasarkan pada definisi daerah nyata dan maya, maka dibuat perjanjian tanda sebagai berikut: a. Jarak bayangan S bertanda (+) jika bayangan terletak pada daerah nyata (sisi R), yaitu tempat sinar bias berada. Sebaliknya, bayangan S bertanda (-) , jika bayangan terletak pada daerah maya (sisi V), yaitu tempat sinar datang berada. b. Jari-jari kelengkungan permukaan cembung didefinsikan bertanda (+) karena titik pusat kelengkungannya berada dalam daerah nyata (sisi R), yaitu tempat sinar bias berada. Cara menggambarkan bayangan pada permukaan cembung adalah sebagai berikut: Ambil dua buah sinar datang yang melalui benda. Masing-masing sinar datang yang menumbuk permukaan cembung dibiaskan pada medium berikutnya dengan sudut bias masing-masing dihitung terhadap garis normal yang merupakan jari-jari kelengkungan pada titik tumbuk sinar datang tersebut. Titik potong kedua sinar bias akan membentuk bayangan pada medium tempat sinar dibiaskan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Bayangan Benda n1
Daerah maya (V)

R n2
Daerah nyata (R)

Gambar 10. 10 Pembiasan pada permukaan cembung

Untuk menentukan jarak bayangan dari benda pada permukaan cembung digunakan persamaan berikut :

Optika Geometri II

183 PAGE 10

dimana : n1 : indeks bias medium 1 n2 : indeks bias medium 2 S : Jarak benda S : Jarak bayangan R : Jari-jari kelengkungan permukaan cembung Contoh Soal Permukaan gelas yang cembung mempunyai indeks bias 2(R=20 cm) ditempatkan di udara. Jika sebuah benda diletakan di depan cermin dengan jarak 10 cm. Tentukanlah letak bayangan yang terjadi! Jawab:

10.9 Pembiasan Pada Permukaan Cekung


Sama halnya dengan perjanjian tanda dengan pembiasan pada permukaan cembung, maka pada pembiasan permukaan cekung pun, terdapat perjanijan tanda, diantaranya: a. Jarak bayangan S bertanda (+) jika bayangan terletak pada daerah nyata (sisi R), yaitu tempat sinar bias berada. Sebaliknya, bayangan S bertanda (-) , jika bayangan terletak pada daerah maya (sisi V), yaitu tempat sinar datang berada. b. Jari-jari kelengkungan permukaan cembung didefinsikan bertanda (-) karena titik pusat kelengkungannya berada dalam daerah maya (sisi V), yaitu tempat sinar datang berada.

184

Optika Geometri II PAGE 10

Cara menggambarkan bayangan pada permukaan cekung adalah sebagai berikut:

Benda Bayangan R n1
Daerah maya (V)

n2
Daerah nyata (R)

Gambar 10. 11 Pembiasan pada permukaan cekung

Untuk menentukan jarak bayangan dari benda pada permukaan cekung digunakan persamaan berikut :

dimana : n1 : indeks bias medium 1 n2 : indeks bias medium 2 S : Jarak benda S : Jarak bayangan R : Jari-jari kelengkungan permukaan cembung

10.10 Kekuatan (Daya) Lensa


Kekuatan lensa atau daya lensa adalah kemampuan suatu lensa untuk memusatkan/mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar yang diterimanya. Besarnya daya (P) lensa berkebalikan dengan jarak titik apinya (fokus). Semakin kecil fokus semakin besar daya lensanya. dimana : P : Daya lensa (dioptri) f : Jarak fokus (m)

Optika Geometri II

185 PAGE 10

10.11 Lensa-Lensa Bersentuhan


Jika dua lensa tipis dengan panjang fokus f1 dan f2 saling bersentuhan, panjang fokus gabungan ditentukan oleh :

Secara umum, untuk lensa-lensa yang bersentuhan, daya gabungannya sama dengan jumlah daya masing-masing lensa.

186

Optika Geometri II PAGE 10

Rangkuman

1. Laju cahaya bervariasi antara satu medium dengan medium lainnya. 2. Cahaya akan mengalami penurunan kecepatan pada medium yang lebih rapat. 3. Pembiasan cahaya pada bidang 2 medium disebabkan oleh kecepatan cahaya dalam kedua medium yang berbeda. 4. Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat. 5. Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat. 6. Jika cahaya terpantul keluar sebuah permukaan batas dimana n1 < nr proses tersebut disebut pemantulan eksternal. Tetapi jikan ni > nr , proses ini disebut pemantulan internal. 7. Pada sudut datang tertentu, maka sudut biasnya akan 90 O dan dalam hal ini berkas bias akan berimpit dengan bidang batas . Sudut datang dimana hal ini terjadi dinamakan sudut kritis (sudut batas). 8. Lensa cembung termasuk konvergen (memusat atau positif), dimana bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan pinggirnya dan akan memusatkan berkas cahaya sejajar ke suatu fokus nyata. 9. Lensa cekung bersifat seperti cermin cembung, akan tetapi mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif. 10. Kekuatan lensa atau daya lensa adalah kemampuan suatu lensa untuk memusatkan/mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar yang diterimanya. 11. Secara umum, untuk lensa-lensa yang bersentuhan, daya gabungannya sama dengan jumlah daya masing-masing lensa.

Optika Geometri II

187 PAGE 10

Kuis Benar Salah

1.

Cahaya yang masuk ke dalam medium yang lebih rapat, maka kecepatannya akan tetap. 2. Pembiasan terjadi hanya jika cahaya masuk ke medium yang indeks biasnya berbeda. 3. Sudut kritis hadir bersamaan dengan sudut transmisi 4. Pembiasan pada lensa tipis cekung, bayangan dikatakan maya apabila terletak di daerah dimana sinar datang berasal. 5. Pembiasan pada lensa tipis cembung cenderung mengumpulkan cahaya. 6. Jari-jari lensa cekung bernilai positif, sehingga bayangan selalu bersifat nyata. 7. Lensa dengan jarak fokus lebih besar akan memiliki daya lensa yang lebih besar pula. 8. Prisma dapat digunakan sebagai media dispersi warna 9. Semakin tebal kaca plan-parallel , maka semakin dekat pergeseran antara sinar datang dan sinar bias. 10. Sudut deviasi minimum hanya dipengaruhi indeks bias prisma dan sudut puncak prisma.

188

Optika Geometri II PAGE 10

Pilihan Ganda

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Pembiasan merupakan gejala perubahan ... . a. laju rambat cahaya dalam medium b. rambatan cahaya dalam medium yang berbeda c. arah rambat cahaya dalam medium yang berbeda kerapatan optiknya d. rambatan cahaya dalam medium yang berbeda kerapatan optiknya 2. Perbesaran yang dihasilkan dari sebuah lensa konvergen, apabila benda terletak 12 cm di depan lensa menghasilkan bayangan terletak 60 cm di belakang lensa adalah ... .kali a. 72 d. 0,2 b. 48 e. 10 c. 5 Sebua lapisan minyak (n=1,45) mengapung di atas permukaan air (n=1,33). Seberkas cahaya bersinar ke atas minyak dengan sudut 40o , maka sudut yang dibentuk sinar tersbut ke dalam air adalaho a. 45 d. 21,7 b. 33,3 e. 90 c. 28,9

3.

Optika Geometri II

189 PAGE 10

4.

Sebuah lensa tipis cembung ganda (bikonveks) memiliki jari-jari 20 cm. Indeks bias kaca adalah 1,5. Maka panjang fokus lensa jika direndam di dalam karbon disulfide (n=1,63) adalah a. 20 cm d. -30 cm b. 30 cm e. 90 cm c. -125 cm Sebuah lensa tipis konvergen dengan panjang fokus 50 cm membentuk bayangan nyata 2,5 kali lebih besar dari bendanya. Berapakah jauhkan benda tersebut dari bayangannya? (dalam cm) a. 70 d. 130 b. 175 e. 100 c. 245

5.

190

Optika Geometri II PAGE 10

Latihan
1. Sebuah lensa cembung (bikonveks) yang tipis memiliki permukan dengan jari-jari 18 cm dan 20 cm. Ketika sebuah benda berada 24 cm dari lensa, sebuah bayangan nyata terbentuk 32 cm. Tentukan : a. Panjang fokus lensa b. Indeks bias bahan lensa Lensa cembung cekung memiliki permukaan dengan jari-jari berturut-turut 3 cm dan 4 cm. lensa tersebut terbuat dari kaca dengan indeks bias 1,6. Tentukan : a. Panjang fokusnya b. Perbesaran linier, jika benda 28 cm dari lensa Seberkas sinar jatuh pada bidang kaca plan paralel dengan sudut datang 60o . Jika tebal kaca 2 cm dan index bias cahaya 3/2 Hitunglah : a. Deviasi sinar b. Pergeseran sinar Sebatang gelas dengan index bias 5/3 salah satu ujungnya merupakan permukaan cembung dengan jari-jari kelengkungan sebesar 3 cm berada di udara. Sebuah benda kecil terletak 10 cm dari permukaan itu. Tentukanlah posisi bayangan yang terjadi karena pembiasan oleh batang gelas itu, bila: a. Benda berada di udara. b. Benda berada di dalam gelas. Dua lensa tipis, masing-masing panjang fokusnya 10 cm, yang pertama lensa konvergen dan yang satunya lensa divergen letaknya terpisah oleh jarak 5 cm. Sebuah benda letakkan 20 cm di muka lensa konvergen. Berapa jauh dari lensa ini bayangan terbentuk dan bayangannya nyata atau semu?

2.

3.

4.

5.

Optika Geometri II

191 PAGE 10

Anda mungkin juga menyukai