Anda di halaman 1dari 4

A.

Batu Apung Batu apung ialah istilah tekstural untuk batuan vulkanik yang merupakan lava berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang Batu amat mikrovesikular dengan apung adalah produk dinding batuan letusan beku gunung berapiekstrusif yang bergelembung, amat tipis dan tembus cahaya. umum gunung (pembentukan Plinius dann ignimbrit) dan umumnya membentuk zona-zona di bagian atas lavasilikat. Batu apung bervariasi dalam hal kepadatannya menurut ketebalan bahan padat antargelombang; banyak sampel yang mengapung di air. Setelah letusan Gunung Krakatau, berton-ton batu apung hanyut ke Lautan Teduh lebih dari 20 tahun, beserta batang pohon yang mengapung dengannya. Batu apung banyak digunakan untuk membuat beton ringan atau yang kepadatannya rendah dan insulatif. Juga digunakan sebagai bahan penggosok, seperti pelitur, penghapus pensil, pengelupas kosmetik, dll. Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut jug sebagai batuan gelas volcanic silikat. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunungapi yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmenfragmen dalam breksi gunung api. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, serta tridimit.

Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria. Didasarkan pada cara pembentukan, distribusi ukuran partikel (fragmen), dan material asalnya, batu dan hasil endapan apung diklasifikasikan (redeposit). menjadi beberapa jenis, yaitu: sub-areal, sub-aqueous, new ardante, ulang Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480 960 kg/cm3, peresapan air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio kuat tekan jam. terhadap beban tinggi, konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan 6

Contoh batu apung

B. Batu Gamping

Batu gamping pada umumnya adalah bukan terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang. Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca. Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu gamping, dan juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan batugamping batuan rentan yang terhadap kuat air hujan yang mengandung asam. Pada daerah daerah tropis , batu gamping terbentuk menjadi membentuk sejumlah pegunungan-pegunungan batu gamping yang indah. Dibawah pengaruh pressure yang tinggi, batu gamping termatomorfosakan menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat di dalam batugamping teralterasi menjadi dolomite, berubah menjadi batuan dolomite.

Batu gamping ini dapat diklasifikasikan salah satunya adalah klasifikasi megaskopis dunham yang yang mana membahas Dunham dia tentang pembagian secara adanya batugamping. Klasifikasi (1962) ini dilihat indikasi

mengamati

pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil pengendapan yaitu limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang mempengaruhipengendapannya. Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas : a. Mud Stone b. Wake Stone c. Pack Stone d. Grain Stone e. Bound Stone f. Kristalin Karbonat

Contoh batu gamping

Anda mungkin juga menyukai