Anda di halaman 1dari 3

Seftian Muhardy (1159088)

Organizational Behavior

Empowerment Of Women Empowerment adalah pendistribusian berbagai tingkat kekuasaan dengan karyawan pada level yang lebih rendah untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Empowerment melibatkan pertimbangan kekuasaan buakan sebagai zero-sum game melainkan sesuatu yang tidak terbatas dan dapat dibagi oleh siapapun. Empowerment adalah Win-win proportion dan tidak harus dilihat sebagai ancaman, melainkan sebagai sarana untuk membantu manajer dan mengembangkan keterampilan baru dan meraih tujuan karir. Sebagai definisi umum, namun, kami menyarankan bahwa pemberdayaan adalah proses multi-dimensi sosial yang membantu orang mendapatkan kontrol atas kehidupan mereka sendiri. Ini adalah proses yang menumbuhkan daya (yaitu, kemampuan untuk melaksanakan) pada orang, untuk digunakan dalam kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka, dan dalam masyarakat mereka, dengan bertindak pada isu-isu yang mereka definisikan sebagai penting. Kami menyarankan bahwa tiga komponen dari definisi dasar untuk setiap pemahaman tentang pemberdayaan. Pemberdayaan adalah multi-dimensi, sosial, dan proses. Ini adalah multi-dimensi dalam yang terjadi dalam dimensi sosiologis, psikologis, ekonomi, dan lainnya. Pemberdayaan juga terjadi di berbagai tingkatan, seperti individu, kelompok, dan masyarakat. Pemberdayaan, menurut definisi, adalah proses sosial, karena terjadi di toothers hubungan. Pemberdayaan adalah proses yang mirip dengan jalan atau perjalanan, salah satu yang berkembang saat kita bekerja melalui itu. Aspek lain dari pemberdayaan mungkin berbeda-beda sesuai dengan konteks yang spesifik dan orang-orang yang terlibat, tetapi ini tetap konstan. Selain itu, salah satu implikasi penting dari definisi ini adalah bahwa pemberdayaan individu dan masyarakat secara fundamental terhubung. Dalam semua masyarakat Afrika, Perempuan telah dipandang sebagai makhluk yang lebih rendah. Tradisi kami mendukung laki-laki melanggar hak perempuan. Perempuan tidak dilihat sebagai individu yang memiliki pemikiran sendiri. Selama bertahun-tahun, perempuan telah diasumsikan satu peran yang ditetapkan demi satu budak, sexobject untuk relaksasi di akan, pembawa anak, masak dan pelayan Di Nigeria, wanita harus mengejar peran sebagai perempuan melahirkan anak dan mengurus rumah. Bahkan setelah Nigeria mencapai kemerdekaan tidak mengubah persepsi
| Empowerment 1

Seftian Muhardy (1159088)

Organizational Behavior

negatif tentang perempuan. Perempuan tidak dianggap mampu menangani urusan administrasi apapun. Mereka harus tinggal di rumah, sementara laki-laki yang memikirkan kehidupan mereka. Perjuangan untuk pemberdayaan Perempuan tidak dimulai dalam beberapa kali. Tetapi telah menjadi permasalan dalam satu abad terakhir. Juga pada kaum neo-kolonialis, mereka yang percaya pada superioritas orang kulit putih ini telah dikaitkan dengan asal-usul gerakan pembebasan perempuan ke Amerika Serikat mengklaim bahwa gerakan ini dipelopori oleh Gerakan Hak Sipil Amerika yang kemudian ditiru oleh negara-negara lain terutama negaranegara dunia ketiga, Bagi sebagian besar perempuan, halangan yang terus-menerus telah menghambat kemampuan mereka untuk mencapai otonomi ekonomi dan untuk memastikan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi diri sendiri dan keluarga mereka. Perempuan aktif dalam berbagai bidang ekonomi, dimana mereka sering menggabungkan mulai dari upah buruh dan penghidupan pertanian dan perikanan ke sektor informal. Namun, hambatan hukum dan adat dengan kepemilikan atau sarana akses terhadap lahan, sumber daya alam, berarti modal, kredit, teknologi, dan lainnya produksi, serta perbedaan upah, memberikan kontribusi untuk menghambat kemajuan ekonomi perempuan. Analisis Sampai saat ini di beberapa daerah masih menganggap bahwa wanita derajatnya dibawah kaum pria. Terutama di daerah-daerah yang masih bersifat tradisional. Disamping itu juga sangat banyak stereotype yang menyatakan bahwa wanita hanya untuk didapur, mengurus anak dan melayani suami. Sehingga hal ini menghambat kaum wanita untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun penulis menganalisis bahwa hal ini sudah harus mulai ditinggalkan. Karena wanita memiliki potensi dan kesempatan yang sama dengan kaum pria. Penulis lebih mengedepankan sebuah kolaborasi antara pria dan wanita. Karena pria dalam satu ketika juga membutuhkan saran dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh peranan Pria dan Wanita dalam rumah tangga sebagai bentuk dari organisasi sederhana. Ketika wanita juga di berdayakan dalam rumah tangga maka beban tidak
| Empowerment 2

Seftian Muhardy (1159088)

Organizational Behavior

hanya di pikul oleh salah satu pihak saja tetapi ditanggu oleh keduanya. Misalnya dalam urusan mendidik anak suami juga terlibat dalam proses pendidikannya, peranan suami bisa dalam bentuk support kepada istri atau membantu dalam mengambil keputusan tentang pendidikan si anak. Sebaliknya dalam urusan mencari nafkah dalam rumah tangga istri juga bisa mengambil peran, bukan berarti istri juga ikut bekerja, tetapi lebih pada support istri kepada suami dalam pengembangan karir atau usaha yang dijalankan. Pada akhirnya penulis menyimpulkan bahwa seorang wanita juga memiliki kesempatan yang sama dengan pria, dan ketika wanita dan pria dapat berkolaborasi dengan baik sesuai peran dan kemampuannya, maka akan menghasilkan sebuah kekuatan yang maksimal dalam sebuah organisasi.

| Empowerment

Anda mungkin juga menyukai