Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI Hal. Halaman Judul .................................................................................................. Halaman Persetujuan ....................................................................................... Kata Pengantar ................................................................................................ Abstrak ..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN i ii iii v

A. Latar Belakang .................................................................... B. Rumusan Masalah .............................................................. C. Tujuan Penelitian ................................................................ D. Manfaat Penelitian ..............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 10 10 10

A. Hubungan Dokter Pasien .................................................... B. Malapraktik Medik .................................................................. C. Pernyataan persetujuan pasien (informed consent) ............. D. Teori Hukum Pidana .............................................................. E. Pertanggungjawaban Dalam Hukum Pidana ........................ F. Kerangka Konseptual ............................................................ G. Diagram Kerangka Konseptual .............................................. H. Definis Operasional ...............................................................
BAB III METODE PENELITIAN

16 22 27 31 36 50 65 66

A. Tipe Penelitian .......................................................................... B. Sumber Data ............................................................................ C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... D. Analisis Data ............................................................................

69 70 71 72

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. KebijakanFormulasiHukumPidanaSaatIni MengenaiPenanggulanganTindakPidana MalapraktikKedokteran ............................................................. 1. KitabUndang-undangHukumPidana (KUHP) ...................... 2. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 JunctoUndang-undang No. 36 Tahun 2009 TentangKesehatan .............................................................. 3. Undang-undang No.29 Tahun 2004 TentangPraktikKedokteranPasca PutusanMahkamahKonstitusi .............................................. B. KebijakanFormulasiHukumPidanaYang AkanDatangDalamRangkaPenanggulangan TindakPidanaMalapraktikKedokteran ....................................... 1. penanggulanganTindakPidanaMalapraktik Kedokteran Di Dalam Konsep KUHP 2008 ......................... 2. Perbandingan KUHP Indonesia dengan KUHP Singapura .................................................................
BAB V PENUTUP

73 74

88

105

114 115 126

A. Kesimpulan .............................................................................. 144 B. Saran ....................................................................................... 147


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 149

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini dengan judul ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA MALAPRAKTIK KEDOKTERAN, dibuat untuk diajukan sebagai hasil penelitian pada Program Magister Ilmu Hukum Universitas Muslim Indonesia Makassar. Tesis ini merupakan hadiah terindah kapada Orang Tua tercinta Ayahanda Ir. Baharuddin Ganie Baransano dan Ibunda tersayang Lisdayanti H. Dadi Dollah yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan dengan penuh pengorbanan dan someone special Didi yang tak mengenal panas dan hujan senantiasa menemani berjuang di Kampus, serta selalu memberikan semangat dan dukungannya dari awal sampai selesainya perkuliahan. Penulis menyadari mulai dari penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA., selaku Rektor UMI Makassar; 2. Prof. Dr. H. Basri Modding, SE.,MSi., selaku Direktur Program Pascasarjana UMI Makassar; 3. Prof. Dr. Sufirman Rahman, SH., MH., selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum Program Pascasarjana UMI Makassar; 4. Komisi pembimbing, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH. MH. dan Dr. Kamri Ahmad, SH. M.Hum., yang telah memberikan ilmu dan waktu

iii i

serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan hasil penelitian ini. 5. Seluruh Dosen dan Staf pada Program Pascasarjana UMI Makassar atas ilmu dan bantuan yang diberikan kepadaa penulis, yang tidak saja berguna pada penulisan ini, namun Insya Allah pada masa-masa akan datang terlebih ditengah-tengah masyarakat tentunya. 6. Keluarga Besar dari Ibu H. Dadi Dollah dan Hj. Madiana, serta Tante dan Paman tanpa terkecuali. 7. Keluarga Besar dari Ayah Ganie Baransano dan Hj. St. Halimah : Hj. Badriana, Hj. Badriani, Aunty Ros, Aunty Noni, Uncle Iba, Uncle Bahli, 8. Rekan Mahasiswa program Pascasarjana UMI angkatan XXXIII, teman-teman MH 4, sahabat, serta pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, atas dukungan dan bantuan yang diberikan. Pada akhirnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan Uncle Tiar,

ketidaksempurnaan dalam penulisan hasil penelitian ini, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan hukum dan bagi penegakan hukum. Makassar, Januari 2013 Penulis

CITRA NEGARA

iv

ABSTRAK
Profesi kedokteran merupakan salah satu profesi yang penuh dengan resiko, kadang-kadang dalam mengobati penderita atau pasien dapat menimbulkan cedera atau cacat bahkan sampai dengan kematian sebagai akibat dari tindakan dokter. Tindakan dokter yang demikian, sering diindikasikan sebagai malapraktik medik oleh korban dalam hal ini pasien. Banyak tuntutan khususnya secara pidana yang ditujukan kepada Dokter atau tenaga kesahatan akibat tindakan medik tenaga kesehatan ini. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai kebijakan formulasi hukum pidana dalam rangka penanggulangan tindak pidana malpraktik kedokteran khususnya di dalam memberikan perlindungan hukum terhadap pasien korban malpraktik kedokteran. Tesis ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan : 1. Bagaimana kebijakan formulasi hukum pidana saat ini yang mengatur atau berkaitan dengan tindak pidana malapraktik kedokteran ? 2. Bagaimana kebijakan formulasi hukum pidana yang akan datang di dalam upaya menanggulangi tindak pidana malpraktik kedokteran ? Dalam penyusunan tesis ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu penulis meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder yang lebih dikenal dengan istilah penelitian hukum kepustakaan, dan menggunakan juga metode yuridis komparatif yaitu dilakukan perbandingan terhadap peraturan peraturan perundangan dari beberapa negara asing, yang berhubungan dengan kesehatan. Dengan penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Hukum Positif saat ini baik di dalam KUHP, Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 Juncto Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009, Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran belum mengatur mengenai pengertian malpraktik kedokteran. 2. Didalam Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, mengenai pertanggungjawaban korporasi hanya terbatas pada pelanggaran surat izin praktik yang dilakukan oleh dokter 3. Mengenai aborsi, kehamilan dan kelahiran anak dalam kebijakan formulasi yang akan datang perlu diatur mengenai tindak pidana aborsi yang dilakukan dengan kealpaan 4. Kebijakan formulasi yang akan datang sebaiknya perlu diatur juga mengenai pertanggungjawaban korporsi dalam hal tindakan medis yang telah dilakukan oleh dokter yang mengakibatkan kerugian di pihak pasien dalam hal terjadinya malpraktik medic

SARAN 1. Sebaiknya di dalam Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran dijelaskan mengenai pengertian malapraktik kedokteran sehingga masyarakat umum, dokter, dan dunia kesehatan menjadi paham apa sesungguhnya malapraktik kedokteran dan mengetahui batasan batasan mengenai tindak pidana malapraktik kedokteran ini . 2. Bagi aparat penegak hukum, baik penyidik penuntut umum dan hakim harus hati hati di dalam menentukan pasal mana yang dapat\ dikenakan terhadap kasus malapraktik.karena di dalam dunia kedokteran, seorang dokter dalam menangani Pasien tidak ada dua penyakit yang sama persis antara pasien satu dengan pasien yang lainnya. 3. Hukum Pidana merupakan Ultimum Remedium artinya hukum pidana sebaiknya digunakan sebagai obat terakhir atau langkah terakhir apabila cara cara penyelesaian yang lain tidak dapat menemui kesepakatan atau jalan keluar. 4. Perlu dirumuskan tindak pidana yang dapat memberikan kenyamanan dan kepastian hukum bagi kedua belah pihak dalam hal ini dokter dan pasien sehingga Dokter merasa nyaman di dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter tanpa adanya rasa takut yang berlebihan dan di pihak pasien dapat memberikan perlindungan hukum apabila terjadi\ hal hal yang menyimpang atau menimbulkan akibat tertentu yang merugikan pasien atau korban, Ini semua diperlukan demi terciptanya kepastian hukum bagi kedua belah pihak Kata Kunci : Pasien, Dokter, Kelalaian , Malpraktik,

vi

ABSTRACT
The medical profession is one profession that is filled with risks, sometimes in treating the patient or the patient may cause injury or disability and even death as a result of the doctor's actions. Thus doctors action often indicated as the medical malpractice by the victim in this case the victim is the patient. Many claim, especially in criminal, addressed to the doctor or medical health personnel due to the action of this health worker. It is necessary doing the research on policy formulation within the framework of criminal law crime prevention, particularly in medical malpractice in giving legal protection to patients of medical malpractice victims. This thesis aims to answer these questions: 1. How exactly the policy formulation of criminal law currently governing or relating to criminal acts of medical malpractice? 2. How the policy formulation of criminal law which will come in an effort to tackle the crime of medical malpractice? In preparing this thesis, using a normative juridical approach, namely the author researching library materials that are secondary data is better known by the term legal research literature, and using comparative legal method is also made comparisons to the regulation of legislation from some foreign country, which is associated with health. With this research we concluded that: 1. Positive law is currently either in the Penal Code, Act No. 23 Year 1997 Juncto Act No. 36 of 2009, Act No. 29 Year 2004 About the Practice of Medicine has not set about medical malpractice understanding. 2. In the Act No. 29 of 2004 on the Practice of Medicine, about corporate\ responsibility is limited to violations of licensing practices performed by doctors. . Regarding abortion, pregnancy and child birth in the formulation of future policy needs to be regulated on criminal abortions performed by omission 4. Formulation of future policy should be arranged well in terms of accountability corporate of medical action that has been done by the doctor who caused the loss on the part of patients in case of medical malpractice.

vii

SUGGESTION 1. Better in Undang - Number Invitor 29 The year 2004 About Practice Of Medical is explained about understanding of medical malapraktik so that public public, medical doctor, and health world becomes understanding is in fact medical malapraktik and knows definition - definition about crime malapraktik this medical . 2. For law enforcer government officer, good of publik prosecutor investigator and liver judge must - liver in determining which section earns\ worn to case malapraktikkarena in medical world, a medical doctor in handling Pasien there is no two the same disease precisely between patients one with patient the other. 3. Criminal law is Ultimum Remedium mean criminal law better be applied as last drug or last pace if way - way of other completion cannot meet agreement or loop hole. 4. Need to be formulated crime which can give comfort and rule of law to both parties in this case medical doctor and patient so that Dokter feels is balmy in implementing its(the task as medical doctor without existence of having cold feet abundant and in the side of patient can give shielding of law in the event\ thing - digressing thing or generates certain after table harming patient or victim, All these is required for the shake of creation of rule of law for both parties Keywords: Patients, Doctors, Negligence, malpractice,

viii

Anda mungkin juga menyukai