Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Buku Iconography of Sadasiva

Representasi awal bentuk Siva dijumpai pada sivalinga yang terkenal dari Bhita abad ke II sebelum masehi yang tersimpan dewasa ini di museum Lucknow. Pahatannya memiliki lima wajah dan dua baris catatan. Lukisan lima wajah dewa pada linga

menunjukan lima aspek Siva yang membentuk wujud Sadasiva. Agama Saiva meyakini Sadasiva sebagai yang tertinggi, tak berwujud, melampoi pikiran seseorang, halus,

bercahaya, dan meliputi semuanya. Lima wajah menyimbolkan Tatpurusa, Aghora, Vamadeva, Sadyojata dan Isana yang kesemuanya itu dikenal dengan Panca Brahma. Panca brahma dikenal sebagai pancaran atau sinar dari Siva Niskala. Penganut Saiva memandang lima kepala tersebut sebagai symbol Jiwa, dunia material, budhi, ahamkara dan pikiran. Dalam budaya Kushana dari Mathura Sivalinga berupa sebuah tonggak mirip seperti tonggak korban dengan kalung bunga yang melingkar pada atas tonggak.

Mempunyai empat kepala menghadap arah utama. Dalam Rupamandana yaitu sebuah teks iconography penting memberikan suatu penjelasan mengenai jumlah wajah atau kepala pada linga. Dalam linga berwajah tunggal, wajah harus dilukiskan didepan, pada linga dengan wajah tiga maka hanya lingga bagian belakang tanpa wajah, linga dengan wajah empat, wajah bagian barat berwarna putih, utara warna merah, selatan berwarna hitam, timur berwarna seperti api yang menyala baik. Pada iconography abad pertengahan selain Chaturmukhalinga yang mempunyai bagian atas lingkaran, lima aspek Siva juga

diperlihatkan dalam satu gambar yang dikenal sebagai Sadasiva. Pada umumnya Sadasiva memiliki lima wajah dan delapan tangan. Penjelasan mengenai jumlah wajah dan tangan masing-masing sumber teks iconography kadang-kadang berbeda satu sama lainnya.

gambaran unik Sadasiva dari timur uttar Pradesh yang disimpan dalam museum Negara Lucknow. Dewa berperut gendut dengan tiga wajah yang dapat terlihat duduk dalam sikap bhadrasana pada tempat duduk yang tinggi mengunakan sandal kayu pada kakinya. Sebuah gambaran Sadasiva bersama saktinya terpajang dalam museum seni Denver. Tiga wajah dewa adalah Bhairava, Mahadeva dan Umavaktra mengingatkan yang dikenal

dengan sebutan trimurti pada Elephanta dan juga dari Padhavali yang sekarang dalam museum Gwalior. Dewa tersebut bertangan sepuluh dan mengengam trisula yang dililit
1

oleh seekor cobra, sebuah pedang, sebuah mangkok, sebuah genitri dan mengeluarkan sebuah anak panah dari tempat anak panah dengan satu tangannya. Mahasadasiva merupakan aspek penting lainnya dari Siva. Manasara seperti yang dikutip oleh T.A.G Rao memberikan penjelasan detail mengenai Mahasadasiva.

Penjelasannya bahwa Mahasadasiva harus mempunyai duapuluh lima wajah dan tujuhpuluh lima mata dan limapuluh lengan dan mengunakan Jata-makutas dan kundala disamping ular, dua tangan harus menunjukan sikap abhaya dan varada . Rupamandana menyebutkan banyak wajah sadasiva. Walupun teks tersebut tidak mengambarkan jumlah kepala dewata seperti itu belum lagi jumlah lengan yang berjumlah enam belas. Hal tersebut tampak bahwa icon tersebut menunjukan pada yang dimiliki Mahasadasiva. Pengambaran Mahasadasiva sangat jarang ditemukan dalam bentuk batu, perunggu dan juga lukisan miniature. Ukiran sebesar badan Catuspada-mahasadasiva jarang diperlihatkan dalam museum arkeologi Khanjuraho. Sebuah ukiran Mahasadasiva pada potongan batu kolosal diukir dekat kuil Nilakantha di Kalanjar Madya Pradesh. Sebuah ukiran unik Mahasadasiva diukir pada batu granit pada situ di Pedda Vengi di barat Godavari Andhara Pradesh. Sepuluh kepala dan duapuluh lengan berdiri gambaran Dewa mengenakan Jatamakutas, permata dan dhoti. Dia mengenggam bermacam-macam Ayudhas seperti

pentungan, pedang dan lainnya. tangan kanan yang didepan menunjukan sikap abhaya mudra dan bersesuaian dihias dengan seekor naga-keyura yang sedang beristirahat di atas paha. Ukiran yang elegan tersebut menunjukan lanjutan tradisi Chalukya timur di masa Kakatiya. Gambaran penting mahasadasiva yang lainnya dibuat dari batu bata di dalam lumping semen sesui dengan pengambaran dalam teks pada Manasara yang dapat dilihat pada Vaithisvarankoyil di Wilayah Tanjore Tamil Nadu. Gambaran Mahasadasiva tersebut memiliki dua puluh lima wajah Aghora, Tatpurusha dan Isana setiap lima aspek Siva yaitu Sadyojata, Vamadeva, disimbolkan dengan lima wajah. Selain itu lukisan

miniature yang unik dalam koleksi museum nasional new delhi menunjukan gambar dua pulu lengan Mahasadasiva dengan sepuluh kepala dan delapan kaki. Gambaran miniature lain yang jarang ditemukan dalam museum nasional new delhi menunjukan delapan belas lengan Mahasadasiva yang duduk bersama saktinya pada buga lotus yang mekar penuh.

Sakti Sadasiva yang ditunjukan oleh teks Sanskrit kuno adalag Gayatri, dalam dhyana atau sadana bentuk unik dari dewi yang pemujaannya tampak sebagian besar di wilayah bukit Himachal Pradesh. Dewi tersebut terlihat dalam rombongan rajanya,

Sadasiva ditunjukan sangat bervariasi seperti gambar wanita normal seperti Uma atau Gauri dengan satu kepala dan dua tangan. Dia mempunyai ekpresi dermawan dan tangannya dalam sikap memuja pada Dewa atau dia membawa bunga dan cangkir ssebagai persembahan pada Dewa. Sakti SadaSiva yang direpresentasikan sebagai kedewian

sepertinya ditemukan dalam gambar perunggu dari Himachal Pradesh mempunyai gambaran yang sebaliknya yaitu lima wajah dan sepuluh lengan dan beruang sesuatu yang tampak hebat seperti kebanyakan pengambaran Sadasiva. Tidak ada literature yang

member deskripsi yang benar sesuai dengan aspek dewi tersebut yang dikenal selama ini. B. Ch. Chhabra berdasar pada beberapa teks Tantrik mencoba mengidentifikasikan figure seperti tersebut dengan Svachchhanda- Bhairavi, akan tetapi deskripsi tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan corak iconografi dari gambaran tersebut. dua gambaran dari perunggu yang didandani pada wilayah perbukitan Chamba-Kangra selama periode abad pertengahan yang disimpan dalam Museum nasional New Delhi. Gambar pertama

walaupun sedikit rumit dari pada yang lainnya adalah yang lebih awal dan memiliki lima wajah dan sepuluh lengan. Dewi tersebut duduk pada Paryankasana sebagai

kendaraannya personifikasi dari Nandhi. Dia dihiasi dengan perhiasan dan mengunakan kalung tengkorak dan suatu pakaian yang lebih rendah. Tiga puncak mahkota dikepalanya sangat mirip dengan lukisan mahkota dalam lukisan miniature Pahari. Tangan kanannya memengang pedang berbingkai dua, sebuah kapak, dan sebuah tengkorak sedangkan tangan sebelah kirinya membawa pentungan, suatu simpul tali gantungan dan sebuah Khatvanga. Gambaran kedua sati Sadasiva adalah suatu potongan keindahan artistic yang besar. Gambaran walaupun sangat mirip dengan gambaran awal namun sedikit berbeda rincian iconografynya. Dewi tersebut duduk dengan tenang pada vahana prianya. Dia mengenakan mahkota berlian dan berlian yang langka pada masanya. Aspeks kehebatan dewi tunjukan dari wajah yang menyiringai dan nyala api menembaki dari mahkotanya. Dia mempunyai tiga mata pertikal pada setiap wajahnya. Dia memiliki dada menonjol dan pinggang yang langsing. Pada tangan kananya dia mengengam pedang berbingkai dua, setangkai lotus, sebuah cakra dan sebuah tengkorak. Tangan kirinya membawa tongkat,
3

sebuah simpul tali gantungan, sebuah manuskrip, dan sebuah guci makanan. Keempat dari lima tanggan kananya dalam sikap Abhaya Mudra dan yang kiri dalam sikap varada.

Anda mungkin juga menyukai