Anda di halaman 1dari 2

BERITA > BISNIS

Kartu Kredit Ramaikan Pasar Syariah


Oleh BHS 19 Juli 2007 Yang ditunggu-tunggu konsumen muslim Indonesia akhirnya tiba: kartu kredit syariah. Bank Danamon menggandeng MasterCard menerbitkan Dirham Card. Inilah kartu kredit yang bersandar pada prinsip-prinsip syariah alias non-riba. Tak usah khawatir bunga walaupun Danamon kali ini menggandeng dedengkot kartu kredit berbasis bunga, yakni MasterCard. Majelis Ulama telah memberikan fatwa persetujuan bernomor 54/DSN-MUI/IX/2006 . Bank Indonesia juga sudah mengamini produk ini dengan surat persetujuan bernomor 9/183/DPbS/2007. "Dirham Card ditujukan untuk melengkapi rangkaian produk kartu yang kami tawarkan kepada para nasabah Bank Danamon," ujar Dirut Bank Danamon, Sebastian Paredes kepada wartawan di Jakarta, Rabu (18/7). Kartu kredit kovensional, sebenarnya juga dibolehkan oleh para ulama. Asal, penggunanya selalu membayar tepat waktu sebelum jatuh tempo sehingga tak terbelit bunga. Nah, ini berbeda dengan Dirham Card. Menurut Hendarin Sukarmadji, Direktur Syariah Bank Danamon, perbedaan Dirham Card dan kartu kredit biasa terletak pada akad (perjanjian kontrak atau skema transaksi yang digunakan dan dapat berupa ijarah, kafalah ataupun Qardh. Jangan pusing dulu. Akad ijarah pada kartu kredit ini artinya, penerbit kartu adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang kartu. Atas penyediaan jasa atau ijarah ini, pemegang kartu dikenakan biaya keanggotaan. Adapun dalam skema kafalah, Bank Danamon Syariah selaku penerbit kartu bertindak sebagai penjamin bagi pemegang kartu terhadap merchant (toko) atas semua kewajiban bayar yang timbul. Bank sebagai penerbit kartu akan menerima imbal jasa atau fee. Untuk akad Qardh, penerbit kartu adalah pemberi pinjaman kepada pemegang kartu melalui penarikan tunai dari bank atau ATM bank penerbit kartu. "Pemegang kartu dengan demikian berkewajiban untuk mengembalikan sejumlah dana yang ditarik pada waktunya," tambahnya. Dirham Card ini tidak menerapkan sistem bunga. Namun menggunakan sistem biaya sewa berdasarkan prinsip ijarah. Sementara pengelolaan dana kebajikan yang diperoleh dari penyelenggaraan produk syariah misalnya late payment fee, disalurkan untuk kegiatan kedermawanan.

Selain Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia (BII) juga telah mengeluarkan kartu BII Syariah Card. Kartu kredit itu menggunakan prinsip akad qardh dan kafalah. Dalam akad qardh, prinsip yang digunakan adalah prinsip utang piutang tanpa bunga atau denda atas utang tersebut. Sedangkan kafalah merupakan prinsip perwakilan. Artinya, pada saat bertransaksi pemegang kartu bertindak mewakili bank untuk bertransaksi dengan merchant. Perbedaan dengan kartu kredit konvensional, kartu Syariah ini bebas bunga. Penggunaannya seperti kartu kredit, tetapi tidak ada pembayaran minimum seperti kartu kredit. Jadi, begitu jatuh tempo, tagihan harus dilunasi seluruhnya, tidak boleh dicicil. BII sudah memiliki dua produk kartu kredit syariah yakni tipe BII Syariah Card Gold dan Platinum. BII Syariah Card telah mengacu pada fatwa MUI yang menyatakan, jangan sampai keberadaan kartu semacam ini mendorong konsumerisme. Karena itulah yang dibidik adalah segmen Gold, yang relatif punya uang banyak. Segera menyusul Danamon dan BII, bank syariah terbesar di Indonesia, Bank Syariah Mandiri juga akan mengeluarkan kartu kredit syariah. "Kita masih menjajaki, tapi selambat-lambatnya 2008 kita punya Kartu Syariah," ujar Senior Vice President Bank Syariah Mandiri Handayani kepada wartawan di Jakarta, Kamis (19/7/2007). Tertarik berkartu-kredit syariah?

Anda mungkin juga menyukai