Anda di halaman 1dari 8

RAPAT KERJA NASIONAL KE - I

GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI ( GN-PK ) KOMISI - C

REKOMENDASI
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Pada hari ini Selasa Tanggal Delapan Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sembilan ( 8 12 2009 ) di Jakarta, telah disepakati dalam Rapat Kerja Nasional Ke - I GN-PK, dengan hasil rekomendasi eksternal sebagai berikut :

I. REKOMENDASI EKSTERNAL SEBAGAI BERIKUT :


1. Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia : Dalam rangka mempercepat proses pemberantasan tindak pidana korupsi secara kolosal, maka diminta kepada Pimpinan dan Anggota DPR RI untuk memberdayakan fungsi peran serta masyarakat seoptimal mungkin dengan mengakomodir dalam undang undang pemberantasan korupsi serta mendahulukan kepentingan rakyat sebagai aspirasi yang menjadi urusan wajib setiap anggota DPR RI. 2. Kepada Presiden Republik Indonesia : Dalam rangka mempercepat dan mempermudah proses pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi reformasi birokrasi dan peradilan dan bagi Penyelenggara Negara Sipil dan Militer, maka diwajibkan Kepada Presiden RI untuk konsisten atas komitmennya .
File : Rekomendasi Rakernas - I GN-PK Tahun 2009 Hal - 1

3.

Kepada Komisi Yudicial ( KY ) RI : Untuk segera melakukan pemeriksaan dan tindakan hukum yang tegas terhadap Hakim bermasalah yang diduga melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan atau terlibat mafia peradilan, dalam pemutusan perkara perdata maupun pidana.

4.

Kepada Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) : a. Untuk segera menindaklanjuti setiap dugaan kasus tindak pidana korupsi yang dilaporkan / diadukan masyarakat secara perorangan atau lembaga, mengingat tidak sedikit dugaan kasus yang dilaporkan kepada KPK dirasakan penanganannya lambat, bahkan dikatakan tidak cukup bukti sehingga menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap kinerja KPK. b. Untuk segera memenuhi amanat Undang Undang RI Nomor 30 Tahun 2002 Pasal 8 ayat 2 yang menyangkut tentang kewenangan KPK yang dapat mengambil alih penyidikan atau penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi, yang penanganannya sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan. Pengambilalihan penyidikan dan penuntutan dimaksud dapat segera dilakukan dengan alasan sebagaimana bunyi Pasal 9 huruf a s/d f, mengingat alasan yang tertuang pada Pasal 9 huruf a s/d f. c. Agar penyelidik dan penyidik serta penuntut umum KPK direkkrut dari masyarakat, tidak dari polri dan kejaksaan

5.

Kepada Kapolri, Indonesia :

Kapolda,

Kapolres

dan

Kapolresta

se

a. Dalam melaksanakan tugas fungsi pokoknya, Polri wajib konsisten melaksanakan dan memenuhi amanat Undangundang RI No.31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang RI No.20 Tahun 2001, b. Untuk melakukan re-evaluasi atas penanganan dugaan kasus tindak pidana korupsi yang dilaporkan masyarakat perorangan / lembaga yang tidak jelas penanganannya.. c. Perlu revitalisasi total ditubuh Polri dengan mengeluarkan fungsi Reserse dari tubuh Polri menjadi lembaga mandiri dibawah pengawasan Jaksa Agung. 6. Kepada KEJAGUNG, KEJATI dan KEJARI se Indonesia : Agar melaksanakan dan memenuhi amanat Undang-undang RI No.31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang RI No.20 Tahun 2001, dalam menangani dugaan kasus tindak pidana korupsi, tidak jelas kepastian hukumnya.
File : Rekomendasi Rakernas - I GN-PK Tahun 2009 Hal - 2

7.

Kepada Mahkamah Agung RI, Pengadilan Negeri se Indonesia :

Pengadilan

Tinggi,

dan

Wajib memprioritaskan proses peradilan yang berkaitan dengan perkara tindak pidana korupsi sebagaimana peraturan dan perundangan yang berlaku, mengingat tidak sedikit oknum hakim yang menyalahgunakan kewenangannya dengan berbagai upaya untuk memperlambat / menunda-nunda persidangan, atau bahkan memutuskan perkara tindak pidana korupsi secara tidak adil. 8. Kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU ) : Agar membangun jaringan pengaduan dengan memberdayakan peran serta masyarakat, terkait dengan tugas fungsi pokok KPPU, mengingat sampai dengan saat ini, budaya pengkondisian dalam pelaksanaan program kegiatan pengadaan barang dan jasa maupun jasa konstruksi, proses tender dan pelaksanaannya masih terjadi monopoli persaingan usaha tidak sehat maupun persekongkolan dalam tender / lelang. Sehingga KPPU dalam melaksanakan tugas fungsi pokoknya perlu melakukan evaluasi secara internal guna meningkatkan kinerja untuk menjalankan amanat UU No.5 /1999. 9. Kepada Gubernur/Bupati/Walikota se Indonesia: Dalam rangka mempercepat program pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di wilayah kerja Propinsi dan Kab/Kota, maka sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari KKN, maka eksistensi dan substansi peran serta masyarakat GN-PK di tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota sebagai mitra independent wajib didukung sepenuh hati, sebagaimana telah diatur dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 10. Kepada DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota se Indonesia : a. Agar setiap anggota DPRD sungguh-sungguh dalam meningkatkan sumber daya manusianya sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja. b. Dalam rangka program pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di wilayah kerja masing-masing, maka sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari KKN, maka eksistensi dan substansi peran serta masyarakat GNPK di tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota sebagai mitra independent wajib didukung dengan sepenuh hati, sebagaimana telah diatur dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
File : Rekomendasi Rakernas - I GN-PK Tahun 2009 Hal - 3

11. Kepada Media Cetak dan Elektronik Nasional dan Lokal : Dalam rangka mempercepat program pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia, maka GN-PK mengajak untuk bersama-sama mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi secara kolosal, dengan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, obyektif, keterbukaan, akuntabilitas, proposionalitas untuk mendapatkan kepastian hukum. Hasil Rekomendasi akan disosialisasikan secara luas kepada seluruh masyarakat dan semua pihak yang disebut, dalam jangka waktu yang tidak terbatas, sampai dengan maksud dan tujuan rekomendasi ini tercapai. Demikian hasil rekomendasi ini disampaikan kepada semua pihak yang disebut, untuk dapat dijadikan perhatian dan pedoman bagi pihak pihak yang berkepentingan.

Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 8 Desember 2009 KOMISI - C RAPAT KERJA NASIONAL KE - I GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI (GN-PK) Ketua, TTD Adiwarman,SH,MH,MBA Sekretaris TTD Wahyo Susapto S.Sos

File : Rekomendasi Rakernas - I GN-PK Tahun 2009

Hal - 4

1. Rekomendasi Internal wajib dipatuhi untuk dilaksanakan oleh Pengurus GN-PK Pusat, Koordinator GN-PK Provinsi, dan Sub Koordinator GN-PK Kabupaten / Kota se Indonesia. 2. Rekomendasi Eksternal wajib didukung untuk dilaksanakan oleh semua pihak, khususnya intitusi penegak hukum agar dijadikan prioritas kebijakan dalam rangka mempercepat proses pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Korupsi di Wilayah Indonesia. A. REKOMENDASI INTERNAL SEBAGAI BERIKUT : 1. Mengikuti perkembangan pergerakan organisasi, maka perlu dibentuk badan otonom pada Struktur Organsasi GN-PK, yang meliputi : a. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Khusus GN-PK b. Kepala Badan Investigasi GN-PK c. Kepala Security Internal GN-PK
Hal - 5

File : Rekomendasi Rakernas - I GN-PK Tahun 2009

2.

Asset media Tabloid DeLiK Hukum bulanan yang dilounching pada tanggal 9 Desember 2009, dengan redaksi yang dikelola oleh Koordinator GN-PK Propinsi Jawa Tengah, agar ditetapkan pengelolaannya dalam surat keputusan GN-PK Pusat. Aset website www.gnpk-ri.com yang dilounching pada tanggal 9 Desember 2009, dengan redaksi yang dikelola oleh Pengurus GN-PK Pusat, agar ditetapkan dan disahkan pengelolaannya dalam surat keputusan GN-PK Pusat. Koordinator GN-PK Propinsi yang sudah terbentuk, agar segera membentuk Sub Koordinator GN-PK Kab / Kota selambat-lambatnya akhir tahun 2010.

3.

4.

5.

Kepengurusan baru Koordinator dan Sub Koordinator GN-PK Kabupaten / Kota yang sudah disahkan melalui Surat Keputusan, belum dapat dilantik dan menjalankan aktifitasnya sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan khusus pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi yang diadakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Khusus ( Pusdiklatsus ) GN-PK. Bagi pengurus GN-PK disemua tingkatan yang belum pernah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Khusus GN-PK, wajib mengikuti Diklatsus yang diselenggarakan Pusdiklatsus GN-PK. Kepengurusan Koordinator dan Sub Koordinator GN-PK Kabupaten / Kota yang aktifitas kepengurusannya belum menampakkan dan memberikan manfaat gerakannya untuk masyarakat, agar segera dilakukan reposisi dan atau resufle kepengurusan dimasing-masing tingkatan kepengurusan. Koordinator dan Sub Koordinator GN-PK Kabupaten/Kota wajib menyampaikan laporan aktifitas kegiatan gerakannya sebagaimana telah diatur didalam peraturan Organisasi. Setiap bantuan keuangan dari pemerintah, baik dari sumber APBN, APBD maupun hibah / donator dari lembaga atau perseorangan tidak mengikat, yang dipergunakan sebagai biaya kegiatan dan operasional GN-PK, wajib menyampaikan laporan keuangannya secara terinci dan tertulis, kepada Ketua Koordinator GN-PK Propinsi untuk Sub Koordinator GN-PK Kabupaten / Kota, kepada Ketua GN-PK Pusat untuk Koordinator GN-PK Propinsi dan kepada Publik untuk GN-PK Pusat. Untuk memperlancar pembinaan dan konsolidasi internal, mempercepat perluasan pergerakan dan jaringan dari tingkat Pusat ke Provinsi dan Kabupaten / Kota, maka GN-PK Pusat perlu membentuk koordinator wilayah, yang penetapan keputusannya dituangkan dalam peraturan organisasi, dengan pembagian wilayah koordinasi terbagi menjadi : a. Wilayah Indonesia Bagian Barat b. Wilayah Indonesia Bagian Tengah c. Wilayah Indonesia Bagian Timur

6.

7.

8.

9.

10.

11. Tindak lanjut pengaduan masyarakat dan atau temuan dugaan tindak pidana korupsi, wajib dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap ( Protap ) yang sudah ditentukan organisasi.

File : Rekomendasi Rakernas - I GN-PK Tahun 2009

Hal - 6

12. Koordinator dan Sub Koordinator GN-PK, wajib menginventarisir dugaan tindak pidana korupsi yang belum ataupun sedang dalam penanganan penegak hukum di wilayah kerjanya, serta melaporkannya kepada GN-PK Pusat. 13. Sdr.Adi Warman.SH.MH,MBA sebagai Ketua Umum GN-PK Pusat yang habis masa baktinya ( 2004 2009 ), dalam Rakernas I ini, sepakat ditetapkan sebagai Plt.Ketua Umum GN-PK Pusat, dengan kewenangan yang sama, dan mengumumkan kepengurusan GN-PK Pusat hasil reposisi, sampai dengan terselenggaranya Musyawarah Nasional ( MUNAS ) GN-PK. 14. Mengamanatkan kepada GN-PK Pusat, unruk Musyawarah Nasional ( Munas ), dengan agenda : segera menyelenggarakan

a. Mengukuhkan dan menetapkan Plt.Ketua Umum GN-PK Pusat Sdr. Adi Warman,SH.MH.MBA, sebagai Ketua Umum GN-PK Pusat definitif Masa Bakti : 2009 2014, dengan mengumumkan kepengurusan GN-PK Pusat Defiitif Masa Bakti : 2009 2014, sesuai dengan bidang dan keahliannya agar pergerakan organisasi berjalan secara maksimal. b. Mengamandemen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GN-PK. c. Evaluasi Rekomendasi Hasil Rakernas I GN-PK. 15. Hal penting lainnya yang belum tertuang dalam rekomendasi ini, akan ditentukan kemudian oleh GN-PK Pusat sebagaimana telah diatur didalam AD / ART serta peraturan organisasi.

File : Rekomendasi Rakernas - I GN-PK Tahun 2009

Hal - 7

1.

Kepada Pimpinan Ormas Keagamaan dan Pemuda se Indonesia : Sebagai tindak lanjut atas MOU antara PP.Muhammadiyah dan PP.Nahdlatul Ulama dalam hal pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia, maka diharap kerjasama aktif dari Pimpinan Muhammadiyah dan NU, untuk mendukung rekomendasi ini dengan sepenuh hati, melalui media Dawah / Pengajian, lembaga pendidikan tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi, dalam rangka mempercepat program pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi se Indonesia.

2.

Kepada Pimpinan Partai Politik se - Indonesia : Dalam rangka mempercepat program pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, diharap agar melakukan pengawasan ekstra ketat terhadap kader partai yang duduk di lembaga Legislatif maupun Eksekutif, mengingat kader partai yang duduk dilembaga legislatif maupun eksekutif sangat rentan melakukan tindak pidana korupsi, baik disengaja maupun tidak disengaja.

3.

Kepada LSM dan Masyarakat Antikorupsi seluruh Indonesia :

Dalam rangka mempercepat program pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, maka GN-PK mengajak untuk bersama-sama mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi secara kolosal, dengan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, keterbukaan, akuntabilitas, proposionalitas untuk mendapatkan kepastian hukum.

File : Rekomendasi Rakernas - I GN-PK Tahun 2009

Hal - 8

Anda mungkin juga menyukai