Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Ketahanan Nasional. Makalah ini disusun berdasarkan tugas Kewarganegaraan. Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang harus dipenuhi dalam menempuh semester dua oleh peserta didik Akademi Kimia Analisis Bogor. Penyusunan makalah ini berdasarkan materi yang telah diberikan oleh dosen dan ditambah dengan literatur-literatur yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pembelajaran dan penyusunan makalah, penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Akademi Kimia Analisis Bogor khususnya mata kuliah Kewarganegaraan yang telah berperan penting dalam penyelesaian makalah ini, serta rekan kelompok karena atas kerjasamanya makalah Ketahanan Nasional dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Selain itu penulis memohon maaf atas kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini,karena penulis masih dalam tahap belajar .Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai ilmu Kewarganegaraan dan mendapat ridho dari Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-nya bagi kita semua.

Bogor, Juli 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................1 DAFTAR ISI.......................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................3 1.2 TUJUAN PENULISAN..................................................................................4 1.3 METODOLOGI PENULISAN.......................................................................4 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL................................................5 2.2 UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL.............................................5 2.3 HAKIKAT KETAHANAN NASIONAL.......................................................5 2.4 SIFAT KETAHANAN NASIONAL................................................................................................6 2.5 ASAS KETAHANAN NASIONAL..................................................................................................7 2.6 BIDANG BIDANG KETAHANAN NASIONAL...................................................................7 BAB III STUDI KASUS......................................................................................9 BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN...............................................................................................11 4.2 SARAN...........................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang bersandar pada kekuatan hukum sehingga kekuasaan dan penyelenggaraan hidup dan kehidupan kenegaraan diatur oleh hukum yang berlaku. Dengan kata lain, hukum sebagai pranata sosial disusun untuk kepentingan seluruh rakyat dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh rakyatnya. Kondisi kehidupan nasional itu menjadi salah satu kekuatan ketahanan nasional karena adanya jaminan kekuasaan hukum bagi semua pihak yang ada di Indonesia dan lebih jauh daripada itu adalah menjadi cermin bagaimana rakyat Indonesia mampu untuk tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah yang menempatkan hukum sebagai asas berbangsa dan bernegara dengan menyandarkan pada kepentingan dan aspirasi rakyat. Beberapa ancaman dalam dan luar negeri dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adanya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai pemberontakan PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga gerakan sparatis di Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi dengan Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya kembali daerah tersebut. Ancaman sparatis dewasa ini ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, dan beberapa daerah lain. Begitu pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama serta gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau kecil yang masih berada di dalam wilayah NKRI. Bangsa Indonesia telah berusaha menghadapi semua ini dengan semangat persatuan dan kesatuan, meskipun demikian gangguan dan ancaman akan terus ada selama perjalanan bangsa, maka diperlukan kondisi dinamis bangsa yang dapat mengantisipasi keadaan apapun terjadi di negara ini.

1.2. Tujuan Penulisan a. Memberikan materi pembelajaran pada mata kuliah

Kewarganegaraan khususnya pada bahasan Ketahanan Nasional. b. Mendiskusikan studi kasus yang berkaitan dengan materi yang diberikan. c. Memberikan opini dan saran terhadap studi kasus yang didiskusikan.

1.3. Metodologi Penulisan Penulisan makalah ini berdasarkan hasil pembelajaran pada mata kuliah dan hasil presentasi kelompok pada bahasan Ketahanan Nasional. Dari bahasan tersebut, diangkat suatu studi kasus yang didiskusikan oleh kelompok dan dipresentasikan serta diadakan diskusi kelas pada saat jam kuliah Kewarganegaraan.

BAB

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Kondisi dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. 2.2. Unsur unsur Kondisi dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

2.3. Hakikat Hakikat Ketahanan Nasional Adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

Hakikat Konsep ketahanan Nasional Adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

2.4. Sifat Ketahanan Nasional Mandiri Tannas percaya kemampuan dan keuletan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Dinamis Tannas tidaklah tetap, upaya peningkatan harus senantiasa diorientasikan kemasa depan dan pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik. Wibawa Makin tinggi tingkat Tannas Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia. Konsultasi dan Kerjasama Konsepsi Tannas Indonesia tidak mengutamakan sikap

konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik.

2.5. Asas Ketahanan Nasional Asas Kesejahteraan dan Keamanan Asas Kekeluargaan Asas Komprehensif Integral Asas Mawas ke Dalam dan ke Luar 2.6. Bidang bidang Ketahanan Nasional Idelogi Kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional, dalam menghadapi gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang mengancam kelangsungan hidup ideologi suatu negara dan bangsa. Politik Kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional, dalam menghadapi gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang mengancam kelangsungan hidup politik suatu negara dan bangsa. Ekonomi Kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional, dalam menghadapi gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang mengancam kelangsungan kehidupan ekonom suatu negara dan bangsa. Sosial Budaya Kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional, dalam menghadapi gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang mengancam kelangsungan kehidupan sosial budaya suatu negara dan bangsa.

Pertahanan dan Keamanan Kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional, dalam menghadapi gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang mengancam pertahanan dan keamanan suatu negara dan bangsa.

BAB

STUDI KASUS

Sumber: Harian Tribun Jabar Minggu, 27 Mei 2012

Seliter Beras untuk Dua Hari


Lima Keluarga Alami Daya Beli Rendah SINDANGKERTA, TRIBUN Kepala Desa Cicangkanggirang, Ade Rahmat, mengatakan lima keluarga di wilayahnya memiliki daya beli rendah. Kelima keluarga yang berdaya beli rendah itu tinggal di Kampung Neglasari, RT 2/2, Desa Cicangkanggirang, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Penghasilan mereka tidak menentu setiap harinya. Tapi mereka masih bisa makan setiap hari karena menerima jatah raskin. Jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan ada warga kelaparan di Desa Cicangkanggirang, kata Ade di Kantor Desa Cicangkanggirang, Jumat (25/5). Menurut Ade, salah satu dari lima keluarga ini akan mendapat bantuan renovasi rumah dari program pemerintah daerah dan Kementrian Perumahan Rakyat. Mereka pun, ujar Ade, telah mendapat jaminan kesehata daerah (Jamkesda). Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Barat, Med Ardiwilaga, mengatakan telah mendatangi lima keluarga yang diberitakan mengalami kelaparan. Kami masih memproses temuan ini, ujar Med. Menurut Med, pihaknya belum menerima data terbaru mengenai jumlah RTS dari BPS. Jadi, pembagian raskin masih didasarkan pada data BPS lama, yakni data tahun 2008. Sebelumnya diberitakan lima keluarga di Kampung Neglasari, RT 2 RW 2, Desa Cicangkanggirang, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, berdaya beli rendah. Indikasinya pendapatan dari mata pencaharian tidak mencukupi biaya hidup mereka. Bahkan beberapa diantaranya hanya bisa makan dua hari sekali atau sehari tiga kepal nasi bertabur garam. Warga setempat, Pandi (53) hidup besama istrinya, neni (48) disebuah rumah panggung berukuran sekitar 4x6 meter. Suami istri ini berprofesi sebagai pemulung gelas dan botol plastik bekas air mineral. Setiap hari, rata-rata mereka hanya bisa membawa pulang uang sebesar Rp.10,000 sebagai hasil jerih payah meulung dan menjual gelas dan botol plastik. Uang tersebut, ucap Pandi, hanya bisa digunakan untuk membeli satu liter beras, garam, dan bahan membuat sambal. seliter beras bisa untuk dua hari makan. Sehari bisa makan hanya sekali. Setiap makan Cuma dapat sekepal nasi. Teman nasinya Cuma garam, sambal, atau lalapan. Kulit singkong juga tidak apa-apa, kata Pandi saat ditemui dirumahnya.

Pandi mengaku hanya mendapat jatah beras untuk rumah tangga miskin (raskin) sebanyak tiga kilogram setiap bulandengan harga Rp.2.000 per kilogram. Beras yang diterimanya ini, kata Pandi, tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya selama sebulan. Warga lainnya, Sapri (70) mengatakan rata-rata dia hanya mendapat penghasilan Rp.80.000 seminggu dari hasil kerjanya sebagai buruh tani dan ternak. Dia tinggal bersama istrinya, Amah (72) disebuah rmah panggung berukuran sekitar 4x6 meter. Ketua RT setempat, Beni Permana, mengatakan selain keluarga pandi dan Sapri, terdapat tiga keluarga lainnya memiliki tingkat daya beli rendah. Mereka adalah keluarga Maman, Ipin, dan Engkar. Selain daya beli yang rendah, lima keluarga ini memiliki rumah dengan kategori tidak layak huni. jatah program pemerintah untuk renovasi rumah tidak layak huni hanya ditujukan untuk satu rumah dalam satu RT, bahkan RW. Artinya, dari lima keluarga yang sudah kami ajukan ini, hanya akan ada satu rumah yang direnovasi, kata Beni. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada Kantor Kecamatan Sindangkerta, Hermin, mengatakan dari 19.365 kepalla keluarga di Kecamatan Sindangnerta 15.969 keluaga diantaranya meruakan rumah tangga sasaran. Artinya, mereka rawan mengaami daya beli rendah.

Tanggapan : Usaha pemerintah tidak merata dalam pemberdayaan masyarakat Kurangnya pengawasan terhadap manajemen distribusi raskin dan jasa renovasi rumah tidak layak huni demi kesejahteraan masyarakat Program pemerintah khususnya dalam menyediakan lapangan kerja tidak berjalan dengan optimal Pemerintah kurang memperhatikan tentang kesenjangan sosial masyarakatnya

10

BAB

PENUTUP
4.1. Kesimpulan Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

4.2. Saran
Masyarakat merupakan aspek penting sumber daya ketahanan negara. Pemerintah yang kuat bersumber dari masyarakat yang sejahtera. Kesenjangan sosial yang tinggi dalam masyarakat sebagai tolak ukur lemahnya program sekaligus pengawasan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Alangkah baiknya pemerintah pusat,daerah dan rakyat bekerja sama dalam pelaksanaan, pengawasan dalam program pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.

11

12

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai