Anda di halaman 1dari 14

BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pekerjaan menulis untuk sebagian orang memang dapat dianggap mudah. Akan tetapi banyak orang yang mengeluh karena tidak dapat menuangkan ide ataupun gagasannya dengan lancar. Sebagai seorang siswa yang baik, bila diberi tugas membuat sebuah karangan oleh guru tentu ingin menyelesaikannya. Namun dalam kenyataannya, banyak juga siswa yang tidak bisa menyelesaikan karangan dengan baik. Dengan kata lain hasil karangan tersebut bisa saja tidak sesuai dengan aturan penulisan, seperti ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan kalimat. Dalam situasi demikian dibutuhkan penyuntingan terhadap setiap karangan yang telah kita buat. Maksudnya memeriksa kembali secara keseluruhan isi karangan tersebut. 1.2 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, pembatasan masalahnya sebagai berikut :
a. Ketepatan penggunaan EYD, pemilihan diksi, keefektifan

dan 1.3

efisiensi

kalimat,

kelogisan

kalimat,

kepaduan

antarkalimat dan antarparagraf pada karangan eksposisi. Tujuan Penelitian dan mengoreksi secara keseluruhan isi karangan mulai ide atau gagasan, cara menuangkan gagasan dan cara penulisan kata maupun kalimat kalimat. b. Memperhatikan ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragaraf.
a. Memeriksa

10

c. Memberikan saran yang baik dan membangun terhadap pengarang agar dapat membuat karangan eskposisi yang lebih baik. BAB

LANDASAN TEORI

Karangan Eksposisi adalah karangan yang berisi paparan (uraian) mengenai suatu hal sehingga pembaca mendapatkan berbagai informasi secara terinci. Tujuan pembuatan karangan eksposisi adalah untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa berusaha mengubah pendirian atau memengaruhi sikap pembaca. Untuk dapat membuat paragraf eksposisi kita harus mengetahui berbagai informasi tentang masalah yang akan kita tulis. Apa yang biasanya ditulis dalam paragraf ekposisi? Banyak hal yang dapat disampaikan kepada pembaca dengan menggunakan eksposisi, antara lain: berupa informasi, prosedur, atau langkah langkah melakukan sesuatu atau membuat sesuatu. Topik yang dapat dijelaskan dengan menggunakan paragraf eksposisi, yaitu topik topik yang memerlukan penjelasan panjang lebar dan mengandung unsur unsur yang mempunyai hubungan yang erat dan rumit. Eksposisi juga dapat digunakan untuk menjelaskan hakikat suatu objek secara mendalam sehingga pembaca memiliki informasi dan wawasan yang luas tentang objek itu. Mengetahui hubungan antarobjek dan cara struktur objek itu dibangun dengan menggunakan paragraf eksposisi. Jenis wacana eksposisi dibangun oleh paragraf paragraf eksposisi yang mempunyai ciri ciri tersendiri. Pada bagian paragraf pembuka wacana eksposisi biasanya terdapat pendapat utama (tesis).1 Paragraf paragraf selanjutnya menyajikan

10

uraian dan penjelasan yang mendukung pendapat utama. Paragraf paragraf pendukung ini biasanya berisi hasil analisis fakta, data, atau temuan penelitian. Pendapat utama yang rumit dapat dilengkapi dengan contoh, ilustrasi, tabel, dan gambar. Pada akhir paragraf berisi simpulan. Pengembangan paragraf eksposisi dengan pola uraian proses proses.
1

digunakan

apabila

hal

atau

materi

yang

akan

disampaikan melalui paragraf itu memang mengandung uraian


Suyono, Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia (Jakarta : Ganeca,2007),p.75.

Paragraf eksposisi dengan contoh merujuk pada suatu

paragraf yang didalamnya terdapat contoh contoh untuk menjelaskan gagasan pokok yang dirumuskan dalam kalimat topik atau kalimat utama. Contoh contoh dihadirkan secara khusus untuk membantu pembaca memahami ide pokok yang akan disampaikan penulis, bukan sekedar pelengkap, melainkan sangat diperlukan setelah dihadirkannya ide pokok. Paragraf eksposisi dengan contoh biasanya digunakan untuk menjelaskan hal umum yang terdapat dalam ide pokok (kalimat utama) dengan menggunakan hal khusus yang menjadi bagian dari hal yang umum tersebut. Paragraf eksposisi dengan pola pengembangan dari umum ke khusus sering disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf eksposisi dengan pola pengembangan dari khusus ke umum disebut paragraf induktif. 2 Paragraf eksposisi dengan pola pengembangan dari umum ke khusus diawali dengan pernyataan umum. Pernyataan umum itu dapat berupa teori, temuan penelitian, pendapat ahli, atau simpulan penulis. Agar dapat memperjelas dan meyakinkan pembaca, pernyataan umum tersebut perlu diikuti atau didukung oleh bukti bukti, baik berupa data, contoh, ilustrasi, kasus,

10

maupun bukti lainnya. Apabila pernyataan umum itu dikemas dalam kalimat utama, bukti bukti itu dirumuskan dalam kalimat kalimat penjelas.

Suyono, Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia (Jakarta : Ganeca,2007),p.79.

10

BAB

3
3.1

ISI
Metode Penelitian Dalam penelitian kali ini saya menggunakan teknik

menyunting karangan dengan memperhatikan beberapa aspek, diantaranya : keefektifan kalimat, kelogisan kalimat, pilihan kata, dan ejaan.

3.2

Pengamatan dan Pembahasan

a. Tema
Tema merupakan ide dasar yang bertindak sebagai titik tolak dalam menyusun karangan. Pada karangan eksposisi yang dijadikan penelitian bertemakan Manfaat tentang makanan ringan. Maksud yang ditujukan pada tema ini ingin menjelaskan sisi positif atau manfaat dari makanan ringan, sedangkan kita tahu bahwa makanan ringan tidak cukup banyak membawa manfaat, bahkan banyak orang berkata makanan ringan hanya angin saja. Cara penulisan tema sudah baik dengan memperhatikan EYD3, yaitu penulisan huruf besar pertama pada awal kalimat. Secara kebahasaan, kalimat Manfaat tentang makanan ringan dianggap kurang efisien. Sebenarnya tidak perlu dicantumkan kata tentang, sehingga bisa kita cantumkan hanya dengan kalimat Manfaat makanan ringan.

b. Judul
Judul merupakan kepala karangan. Karangan eksposisi yang diteliti berjudul Cara Membuat Pisang Coklat. Dengan memperhatikan EYD, cara penulisan judul sudah baik karena penggunaan huruf besar pada setiap awal kata. Secara kebahasaan pun sudah baik dan dapat mencirikan paragraf

10
3

Ejaan Yang Disempurnakan

eksposisi dengan pola pengembangan langkah langkah karena terdapat kata cara. Akan tetapi antara tema dan judul kurang padu karena tidak berhubungan. Penulisan kata coklat, salah seharusnya cokelat. Sebaiknya bila menginginkan tema seperti diatas, kita bisa menghilangkan kata Cara Membuat, dan hanya terdapat judul Pisang Cokelat. Jadi hanya subjeknya saja yang kita ambil. Barulah kita dapat menjelaskan manfaat pisang cokelat tersebut. Selain ketidakpaduan judul dengan tema, judul Cara Membuat Pisang Coklat pun tidak padu dengan isi karangan. Isi karangan ini menjelaskan manfaat dari pisang cokelatnya itu sendiri.

c. Paragraf 1
Teks yang belum melalui penyuntingan : Ada kalanya ketika kita merasakan kejenuhan atau ketika kita ingin memakan cemilan disaat kita sedang berkumpul dengan keluarga atau saat kita santai. kali ini, saya memiliki sebuah makanan yang dapat dijadikan santapan hangat dan enak saat saat kita bersantai. Pada paragraf di atas, sebenarnya tidak banyak terdapat imbuhan yang Pada kata merasakan dibutuhkan.

kejenuhan.. sebaiknya cukup ditulis merasa jenuh.., sehingga enak untuk dibaca dan dipahami. Pemakaian kalimat yang menerangkan waktu terlalu banyak, seperti : ...ketika kita merasakan kejenuhan atau... ...ketika kita ingin memakan cemilan... ...disaat kita sedang berkumpul dengan keluarga atau... ...saat kita santai. Kalimat kalimat tersebut sangat tidak efisien dan sulit dipahami. Terlebih pada kalimat ...ketika kita merasakan

Yattini, Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII (Bandung : Regina, 2004),p.21.

10

kejenuhan atau... tidak dijelaskan jenuh terhadap apa. Kalimat pertama terlalu banyak memakai kata kita, sebenarnya cukup diwakilkan dengan kata kita di awal kalimat. Kalimat pertama dapat kita ubah dan persingkat menjadi : Ada kalanya ketika kita merasa jenuh dengan cemilan yang ingin kita makan saat sedang berkumpul dengan keluarga atau saat bersantai. Pada kalimat kedua, penulisan huruf pertama pada awal kalimat salah. Karena tidak memakai huruf kapital. Tidak terdapatnya kesatuan (kohesif)4 dengan kalimat pertama sehingga dianggap rancu. Pada kalimat kedua ini pengarang bermaksud memberikan solusi agar tidak jenuh dengan cemilan, akan tetapi maksud tersebut tidak tersampaikan dengan baik. Kalimat ..saya memiliki sebuah makanan yang dapat dijadikan.. menunjukkan pengarang mempunyai sebuah makanan untuk pembaca, tetapi belum tentu makanan tersebut berhubungan dengan cemilan yang dijelaskan pada kalimat pertama. Seharusnya diganti dengan ..saya memiliki sebuah solusi untuk menghilangkan kejenuhan dalam memilih cemilan yang tepat untuk dijadikan.. Teks yang sudah melalui penyuntingan : Ada kalanya ketika kita merasa jenuh dengan cemilan yang ingin kita makan saat sedang berkumpul dengan keluarga atau saat bersantai. Kali ini, saya memiliki sebuah solusi untuk menghilangkan kejenuhan dalam memilih cemilan yang tepat untuk dijadikan santapan hangat dan enak saat saat kita bersantai.

d. Paragraf 2
Teks yang belum melalui penyuntingan : Tahukah anda Piscok ? Piscok adalah kepanjangan dari pisang coklat. Tentunya anda sudah pasti pernah mencicipinya. Biasanya, piscok bisa kita nikmati saat kita sedang lapar atau

10

saat perut kita keroncongan, di siang hari. Dan kali ini, kita bisa memakan piscok selagi waktu senggang atau bersantai sebagai makanan cemilan. Pada kata Piscok seharusnya tidak memakai huruf kapital pada awal kata karena bukan sebuah nama orang. Kata keroncongan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia5 mengandung arti nama tumbuhan sebagai orok orok, boleh dibuat pupuk hijau. Maksud pengarang disini ketika dalam perut berbunyi karena lapar dan seharusnya memakai kata keroncong saja. Pemakaian tanda koma (,) setelah kata keroncongan kurang tepat, sebaiknya tidak perlu memakai tanda koma. Kalimat ..kita bisa memakan piscok.. terkesan subjeknya sangat aktif (pemilihan diksi yang kurang tepat). Kalimat tersebut dapat diganti menjadi ..piscok bisa kita konsumsi...

W.J.S. Peorwadarminta,Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976),p.494.

10

Teks yang sudah melalui penyuntingan : Tahukah anda piscok ? Piscok adalah kepanjangan dari pisang cokelat. Tentunya anda sudah pasti pernah mencicipinya. Biasanya, piscok bisa kita nikmati saat kita sedang lapar atau saat perut kita keroncong di siang hari. Dan kali ini, piscok bisa kita konsumsi selagi waktu senggang atau bersantai sebagai makanan cemilan.

e. Paragraf 3
Teks yang belum melalui penyuntingan : Piscok juga selain dapat mengenyangkan perut kita, juga mengandung beberapa vitamin, contohnya saja, pisang yang mengandung vitamin C, cokelatnya mengandung kolesterol yang dapat menambah lemak, susu yang terdapat dalam Piscok tersebut mengandung kalsium yang baik untuk pertumbuhan kita. Pada awal kalimat terlalu banyak menggunakan kata juga. Sebaiknya kata piscok diletakkan setelah tanda koma, menjadi : Selain dapat mengenyangkan perut kita, piscok juga mengandung.. Pemilihan diksi pada kalimat ..beberapa vitamin.. tidak mewakilkan kalimat penjelas setelahnya. Pada kalimat penjelas yang dijelaskan memiliki vitamin hanya pada pisang sedangkan bahan piscok yang lainnya dijelaskan tentang zat makanan yang lainnya. Maka, sebaiknya kalimat tersebut diganti menjadi ..beberapa zat makanan... Pemakaian tanda koma setelah kalimat ..contohnya saja, .. kurang tepat dan sebaiknya kata saja diganti dengan kata pada. Karena dengan tidak menggunakan tanda koma dan mengganti kata tersebut akan menekankan objek yang dimaksud dari contoh tersebut. Kalimat ..terdapat dalam Piscok tersebut.., sebenarnya tidak perlu dipakai karena tidak efisiensi dan penjelasannya

10

sudah diwakilkan oleh kalimat utama, yaitu : Selain dapat mengenyangkan perut kita, piscok juga mengandung...

10

Teks yang sudah melalui penyuntingan : Selain dapat mengenyangkan perut kita, piscok juga mengandung beberapa zat makana, contohnya pada pisang yang mengandung vitamin C, cokelatnya mengandung kolesterol yang dapat menambah lemak, dan susu yang mengandung kalsium yang baik untuk pertumbuhan kita.

f. Paragraf 4
Teks yang belum melalui penyuntingan : Jadi, jangan takut memakan piscok, karena piscok memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Serta piscok pun tidak hanya dapat kita nikmati saat perut kita lapar, tetapi juga saat kita bersantai. Pemilihan diksi pada kalimat pertama kurang tepat dan tidak logis. Kalimat ..jangan takut memakan piscok.. memberi kesan negatif bahwa piscok ini adalah makanan yang berbahaya tapi tidak jelas bahayanya seperti apa. Kalimat tersebut pun belum bisa dianggap sempurna karena makna kalimat tidak jelas atau tidak masuk akal. Agar terdapat kesatuan dengan kalimat kedua, maka diganti dengan kalimat Jadi, jangan takut makan piscok membuatmu tidak sehat. Karena piscok.. Teks yang sudah melalui penyuntingan : Jadi, jangan takut makan piscok membuatmu tidak sehat. Karena piscok memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Serta piscok pun tidak hanya dapat kita nikmati saat perut kita lapar, tetapi juga saat kita bersantai.

10

BAB

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa menulis sebuah karangan itu tidak mudah. Banyak poin poin yang perlu diingat dalam membuat sebuah karangan, seperti penggunaan EYD, pemilihan diksi, keefektifan dan efisiensi kalimat, kelogisan kalimat, kepaduan antarkalimat dan antarparagraf, dll. Dari bahan penelitian berupa karangan eksposisi oleh Meta Yuanisa Fujiarti dapat disimpulkan bahwa karangannya belum cukup baik. Masih banyak yang perlu diperbaiki lagi. Dimulai dari kesesuaian tema, judul, dan isi belum terdapat perpaduannya. Pada tema dan isi, pengarang bermaksud membuat karangan eksposisi Sedangkan dengan pada pola judul, pengembangan pengarang berupa informasi. membuat bermaksud

karangan eksposisi dengan pola pengembangan berupa langkah langkah atau prosedur. 4.2 Saran Untuk pembuatan mendapatkan karangan, kita hasil perlu yang maksimal dalam menambah pengetahuan

tentang kebahasaan, seperti penggunaan EYD, pemilihan diksi, keefektifan dan efisiensi kalimat, kelogisan kalimat, kepaduan antarkalimat dan antarparagraf, dll. Selain itu, kita pun perlu menambah pengetahuan umum. Apalagi bila akan membuat karangan eksposisi seperti ini, kita perlu banyak memahami berbagai macam materi, khususnya materi yang akan dipaparkan pada karangan eksposisi.

10

DAFTAR PUSTAKA Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka. Somad, Adi Abdul dkk. 2009. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Bandung : Pusat Perbukuan. Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Ganeca. Wiati, Iis dan Tateng Gunadi. 2006. Pelita Penuntun Belajar Kreatif Bahasa Indonesia. Depok : CV Arya Duta. Yatini. 2004. Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Bandung : Regina. SUMBER INTERNET http://organisasi.org/ejaan_yang_disempurnakan_atau_eyd_dala m_bahasa_indonesia

10

LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai