سلّ َم
َ علَ ْيهِ َو
َ ُّصلّى ال َ قَالَ رسول ال:
ِِس ّددُوا وَقَارِبُوا وََأ ْبشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْ َوة
َ غلَ َبهُ َف
َ ّحدٌ إِل َ نّ الدّينَ ُيسْرٌ َو َلنْ ُيشَادّ الدّينَ َأ
جةِ (صحيح البخاري َ ْيءٍ ِمنْ ال ّدل
ْ َحةِ َوش
َ ْ(وَالرّو
Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh islam itu mudah, tiadalah yang memaksakan dirinya maka ia akan kalah,
maka berbuatlah sewajarnya, dan mendekatlah pada perbuatan baik, dan ketahuilah
kabar gembira pada amal amal, dan mohonlah (berdoalah) pada pagi hari, sore hari
dan sebagian waktu akhir malam” (Shahih Bukhari)
Bila telah terbit di dalam sanubari semakin terang benderang hingga sirnalah
kegelapan didalam jiwa dan sanubari hamba Nya berganti dengan keinginan luhur,
berganti dengan keinginan mulia dan berbuat kebaikan sepanjang sisa waktu dari
usianya yang dipinjamkan Allah.
Wahai hamba – hamba Allah yang kita ini adalah milik Allah, yang usia kita dipinjami
oleh Allah agar semakin dekat Kehadirat Nya, wahai yang bernafas dan hidup dengan
Kehendak Allah.
Dialah (Allah) Maha Suci Allah Swt dan beruntunglah hamba – hamba Nya yang
selalu ingat bahwa Allah menyukai istighfar dan taubat. Inilah satu – satunya hal yang
menyelamatkan para pendosa dari kehinaan dan api neraka. Mereka selamat karena
memahami ada Yang Maha Mengampuni yang tiada pernah bosan Mengampuni, Yang
Maha Pengasih, Yang Lebih Dermawan dari semua yang dermawan, Yang Maha
Diharapkan dari semua yang diharapkan. Dialah (Allah Swt) Jalla Wa Allah.
Hadirin – hadirat, Allah memahami bahwa kita tidak menyukai musibah sehingga
Allah berikan semua musibah itu menjadi penghapusan dosa dan menggantikan hal
yang tidak kita sukai dengan hal – hal yang lebih indah. Diriwayatkan didalam Shahih
Bukhari, Rasul Saw bersabda “tiadalah seseorang yang meninggal 3 orang
anaknya terkecuali Allah jadikan itu sebagai penghalang dari api neraka
(hijaban lahu minannaar(”. Berarti kalau seseorang punya anak 3 yang meninggal
maka Allah jadikan itu benteng baginya dari api neraka. Betapa pedihnya dan sulitnya
dan pahitnya kehilangan seorang anak, bagaimana dengan 3 orang anak? Seakan –
akan sirna seluruh kenikmatan yang dia lewati sebelumnya. 3 orang anak yang wafat
dari anak – anaknya (misalnya) namun hal itu diganti dengan hijaban lahu minannaar.
Kesedihan itu kecil kalau dibandingkan anugerah bebas dari api neraka. Ketika ia
melihat api neraka di yaumal qiyamah, ia akan memuji Allah, Maha Suci Engkau
Wahai Rabb yang membuat 3 orang anakku wafat dan aku terjaga dari api yang
mengerikan ini. Disaat itu kalau seandainya orang sudah melihat api neraka,
seandainya ia mempunyai 100 orang anak pun rela dikorbankan demi selamat dari api
itu. Seandainya ia mesti melewati kesedihan sepanjang ia lahir hingga ia wafat, ia
akan lewati kesedihan itu dan ia anggap gembira jika ia lihat api neraka itu.
Hadirin – hadirat, lalu para Sahabat bertanya “kaifa bi itsnain?” (bagaimana kalau
yang 2 orang anaknya yang wafat?). Rasul saw menjawab “bal itsnain” (juga kalau
hanya 2 yang wafat) juga menjadi hijab baginya dari api neraka. Kesedihannya
dibayar oleh Allah dengan selamat dari api neraka selama – lamanya. Inilah anugerah
yang ingin saya kupas dari hadits ini betapa Allah selalu membayar kesedihan kita
dengan kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada kesedihan itu sendiri. Kalau
seandainya seseorang itu melihat 2 anaknya wafat didunia lalu ia tahu kalau di akhirat
ia akan masuk api neraka maka betapa tidak berartinya seluruh anaknya kalau ia harus
menginjak api neraka. Allah selamatkan itu semua, akan tetapi tentunya kita tidak
ingin anak kita wafat. Maka selalulah memohon luthuf (kelembutan( dan
kelembutan dari takdir – takdir Ilahi Swt.
Hadirin – hadirat, inilah Keagungan Allah Swt kepada hamba – hamba Nya yang
beriman kepad umat Nabi Muhammad Saw dan kita telah mendengar hadits yang
bersama – sama kita baca tadi “innaddina yusrun” (agama islam ini mudah). “wala
yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu” (seseorang jika memaksakan dirinya
untuk taat melebihi kemampuannya, ia akan ditundukkan dan dikalahkan oleh
keinginannya sendiri). Maksudnya apa? Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul
Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ketika yang dimaksud “innaddiina
yusrun”, agama islam ini mudah maksudnya adalah Allah sudah Maha Mengetahui
mana yang sulit bagi kita dan mana yang mudah. Allah jadikan agama ini mudah bagi
kita. Jadi kalau kita merasa sulit itu adalah hawa nafsu kita yang berbicara tetapi pada
hakekatnya semua umat ini mampu melakukan apa – apa yang diperintahkan oleh
Allah Swt.
Kalau shalat tahajjud rasanya saya sulit bangunnya, ya kalau begitu lakukan shalat
witir habis ba’diyah isya. Sudah shalat isya ada shalat sunnah ba’diyah setelah itu
shalat witir 3 rakaat, itu sudah termasuk qiyamullail. Kau bangun shalat tahajjud lagi
tidak apa – apa tapi jangan shalat witir 2X, karena yang makruh adalah yang witir 2X.
kalau malam bangun lagi 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat shalat tahajjud, silahkan!!.
Bangun tidak bangun sudah melakukan qiyamullail. Kalau bangun shalat tahajjud
syukur kalau tidak bangun toh sudah melakukan qiyamullail. Ini yang disebut
“tawassuth lil a’mal”. (misalnya) Saya ingin kemuliaan qiyamullail maka lakukan
yang mudah, setelah ba’diyah isya lakukan shalat witir 3 rakaat itu sudah melakukan
qiyamullail. Tapi saya mau bangun untuk tahajjud, ya kalau bangun tahajjud lakukan
dan kalau tidak bangun qiyamullail sudah kita lakukan dengan shalat witir sudah
dapat pahalanya. Sudah bisa melakukan qiyamullail setiap malam dengan shalat witir.
Demikian hadirin – hadirat diantara kemudahan – kemudahan yang ditunjukkan dan
bila kita dawamkan itu afdhal.
Oleh sebab itu Rasul Saw bersabda tadi “fasaddidu wa qaribu”, apa makna
“qaribu” disini, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari
bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan “kalau tidak mampu kau perbuat hal yang
sedemikian sempurna yang kau ketahui, perbuat amal yang dekat dengan itu,
yang dekat kepadanya”. Seandainya kita dengar sebaik – baiknya puasa adalah
puasa Nabi Daud, kata Rasul saw. Puasa sehari batal sehari, puasa lagi batal lagi. Itu
puasa yang paling afdhal). Kita tidak mampu, ya kalau gitu puasa senin – kamis. Saya
sibuk banyak pekerjaan, kalau begitu 3 hari dalam 1 bulan. Sibuk tidak mampu atau
sakit atau banyak halangannya untuk melakukan puasa. Lakukan puasa syawal,
lakukan puasa pada hari asyura, puasa pada hari arafah yang hanya datang 1 tahun
sekali. Puasa arafah setahun sekali, puasa hari asyura setahun sekali, puasa syawal 1
minggu saja dalam 1 tahun.
Demikian hadirin – hadirat “wa qaribu”, dekatkan dengan diri kita. Saya mampunya
hanya puasa fardhu (wajib) saja, puasa ramadhan. Tambah 1 hari setahun sekali puasa
asysyura,
(ketahuilah bahwa) itu sebelum puasa ramadhan diwajibkan, puasa asyura sudah
menjadi puasa wajib. Sebelum diwajibkan puasa bulan ramadhan, puasa asysyura
wajib. Setelah muncul kewajiban puasa dibulan ramadhan, puasa asysyura menjadi
sunnah muakkadah. Itu 1 tahun sekali, kalau tidak mampu puasa sunnah seminggu
sekali, sebulan sekali, setahun sekali. Puasa arafah setahun sekali. Demikian hadirin –
hadirat, tahun depan tambah 2X arafah dan asysyura, tahun depannya lagi tambah
syawal (1 minggu), arafah, asysyura 3X saja setahun. Tahun depannya barangkali bisa
ditambah 2 bulan sekali, terus demikian riwayat Shahih Bukhari “yang paling
disenangi Rasul saw adalah amal yang berkesinambungan”. Kalau amal sekali
saja memang tidak boleh? Boleh, tapi yang berkesinambungan lebih afdhal. Ini kita
bicara hal yang sunnah dan hal yang wajib tentu sudah jelas.
“Wa qaribu wa absyiru” (dan pahamilah hal – hal yang membuat kau gembira
didalam ibadah daripada bisyarah bisyarah dan kabar – kabar mulia yang muncul itu
pahami dan kabarkan). Kita sudah melakukan shalat witir, Alhamdulillah setiap
malam shalat witir. Kenali kemuliaan pahala qiyamullail, seperti apa. “absyiru”
katakan pada orang lain dan senangkan dirimu. Kalau qiyamullail itu pahalanya
begini, begini, begini, itu yang dimaksud. Ketika kita beramal ibadah hadirkan
didalam hati kita kemuliaan ibadah itu. Saya Alhamdulillah selalu hadir di majelis
setiap malam selasa, hadirkan kemuliaan ibadah seperti ini. Allah Swt sudah
mengatakan dari seluruh riwayat Shahih Bukhari dan Muslim “orang yang duduk di
majelis dzikir dan majelis taklim, itu semua yang duduk disitu tidak akan
dihinakan oleh Allah Swt yang duduk bersama berdzikir dan orang yang
bertakdhim dan bershalawat, semuanya itu larut di majelis dzikir”.
Hadirin – hadirat inilah yang disebut “wa absyiru” agar bangkit semangat kita
didalam ibadah lebih daripada yang ada. Kita sedang shalat 5 waktu, bangkitkan
kemuliaan itu bahwa kau sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin. Inilah detik –
detik terindah sepanjang waktu kita hidup hingga kita wafat belum ada detik – detik
lebih agung daripada saat kita shalat, saat kita sujud. Ingatlah kemuliaan sujud itu
bahwa Allah mengharamkan anggota sujud dibakar api neraka. “Innallaha harama
alannaar an ta’kula min ibn adam atsarassujud” riwayat Shahih Bukhari sabda
Rasul saw “Allah mengharamkan api neraka untuk membakar anggota sujud”.
Ingat itu disaat kita bersujud, dan sedekat – dekat hamba kepada Allah. Hamba yang
sangat dekat kepada Allah adalah saat ia bersujud. Sedang sujud ingat itu, sedang
dzikir kemuliaannya, sedang puasa ingat kemuliaannya, sedang shalat ingat
kemuliaan, berhadapan dengan ayah ibumu ingat kemuliaannya, ingat keberkahannya.
Demikian absyiru.
Setelah itu Rasul Saw mengajari kita untuk banyak berdoa tapi Rasul saw mengajari 3
waktu yang paling afdhal padanya doa didalam setiap hari yaitu “wasta’inu bil
qhudwati warrawhati wa syain minadduljah” (mohonlah pertolongan Allah pada 3
waktu yaitu disaat pagi). Ghudwah adalah mulai selesai fajr hingga waktu dhuha,
sebagian ulama mengatakan sampai sebelum waktu zawal. Jadi 10 menit sebelum
adzan dhuhur itu waktu zawal. Sebelum itu dari mulai waktu subuh (waktu pagi), doa
– doa diijabah (dikabulkan) oleh Allah Swt.
Dan tentunya kita ingat 1 nama, manusia yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad
Saw dari semua nama para sahabatnya. Siapakah ia? Sayyidatuna Fatimah Azzahra
radiyallahu anha, putri tercintanya yang paling dicintai Rasul saw dari semua sahabat
radiyallahu anhum. Terbukti bagaimana kita dengar ketika Sayyidina Abu Bakar
Ashshiddiq radiyallahu anhum. Ketika Rasul saw wafat, Sayyidina Abu Bakar ini
kalau selesai shalat malam terdengar suara gemuruh dari dadanya bagaikan suara air
yang bergolak dan ketika ia wafat tercium bau hati yang terbakar, hati yang
terpanggang. Hati kalau dibakar baunya seperti itu tercium dari mulutnya Sayyidina
Abu Bakar Ashshiddiq maka ketika ditanya kenapa maka salah satu riwayat
mengatakan “itu adalah karena tidak tahannya menahan kerinduan kepada
Rasulullah Saw”. Dan ternyata hal itu telah didahului oleh Sayyidatuna Fatimah
Azzahra radiyallahu anha yang ketika setelah wafatnya Rasul saw, ia tidak lagi keluar
dari rumahnya dan terus berada dirumahnya dan keluar hanya beberapa saat untuk
berjumpa dengan Amirul Mukminin Abu Bakar Ashshiddiq dan setelah itu tidak
keluar dari rumahnya. Beberapa bulan kemudian ialah yang pertama kali wafat dari
para sahabat Rasul sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, “Rasul saw berkata
kepada Sayyidatuna Fatimah bahwa engkaulah yang paling pertama
menjumpaiku dari para kekasihku”. Maksudnya dari semua orang – orang yang
dicintai oleh Rasul saw dari kalangan sahabat yang paling pertama kali menjumpai
Rasul Saw di alam barzah adalah Sayyidatuna Fatimah. Terbukti beliaulah yang
pertama kali wafat setelah Rasul Saw wafat.
Kita juga bermunajat agar Allah Swt memberikan kemudahan dan kelancaran bagi
acara kita di malam 1 Januari 2009 kita akan berdzikir bersama untuk mengimbangi
maksiat yang banyak muncul di malam 1 Januari. Riuh orang – orang dengan meniup
terompet di malam 1 Januari, kita akan gemuruhkan malam itu dengan ratusan ribu
muslimin yang menggebu karena menyebut Nama Allah .. Allah.. dan semoga Allah
Swt memberikan kemudahan kepada kita dalam pengadaan acara ini.
Kita bermunajat untuk diri kita dan seluruh muslimin dan semua pemirsa yang
mendengarkan di Radio RASfm semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi kita. Ya
Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram pandanglah seluruh jiwa kami seluruh
sanubari kami, pastikan seluruh nama – nama kami didalam nama – nama yang Kau
limpahi Rahmat Keberkahan dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan. Ya Rahman Ya
Rahim RahmatMu yang kami minta yang tiada memiliki kecuali Kau Yang Maha
Tunggal dan Maha Abadi, Lmpahkan Rahmat kepada hamba Mu yang terbenam dan
terbitnya matahari. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Kau limpahkan
Rahmat kepada kami, limpahkan Rahmat kepada rumah tangga kami, kepada diri
kami, kepada segala aktifitas kami, Ya Dzaljalali wal ikram Yadzaththauli wal in’am
Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Menamakan diri Mu Rahman dan Rahim, Wahai
Yang Menamakan diri Mu Arhamur Rahimin Yang Maha Pengasih melebihi semua
yang berkasih sayang, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Rahman Ya Rahim beri kami
kesempatan memandang indahnya Dzat Mu Yang Maha Indah dan jadikan jiwa – jiwa
kami selalu bercahaya dengan cahaya keindahan Mu siang dan malam, jadikan hari –
hari kami dilimpahi kebahagiaan dan rahmat sepanjang waktu dan zaman. Ya Rahman
Ya Rahim sampai kami wafat jadikan wafat kami adalah awal dari kebahagiaan yang
kekal, Ya Rahman Ya Rahim jadikan kehidupan kami sebagai gelombang Rahmat Mu
demi menjenjang kebahagiaan yang abadi, jadikan ayah bunda kami dimuliakan dunia
wal akhirat, ampuni dosa kami dan dosa ayah bunda kami. Ya Rahman Ya Rahim dan
jagalah keturunan kami, anak – anak kami Rabbiy jangan Kau jadikan mereka kelak
terjebak didalam perzinahan, atau dalam perjudian, atau dalam segala kemunkaran,
pelihara anak – anak keturunan kami Ya Rahman Ya Rahim pelihara keluarga dan
kerabat kami, maafkan teman – teman yang dalam kemaksiatan, hujani mereka
dengan hidayah.