Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa dalam menggali ilmu pengetahuan, salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Oleh karena itulah motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati akan mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari. Hal - hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian

rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar.

Mengingat akan pentingnya motivasi belajar ini dalam kegiatan belajar mengajar, maka sudah seharusnya berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan menaruh perhatian sebaik-baiknya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuyk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berkait dengan itu, pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUN 1945 yang berakar kepada nilai-nilai agama, kebudayaan, nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional harus ada keterkaitan satu sama lainnya. Keterkaitan itu meliputi pemerintah, tenaga pendidik dan peserta didik. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelengaraan pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan diawali dengan prestasi belajar siswa terlebih dahulu. Untuk memperoleh prestasi belajar siswa harus didukung oleh sarana prasarana yang memadai dan metode guru mengajar. Selain faktor tersebut yang sangat mendukung tentang hasil belajar siswa adalah motivasi guru sangat diperlukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sesuai dengan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa di SMA PUI Jatibarang.

B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara materi pelajaran dengan hasil belajar siswa di SMA PUI Jatibarang ? 2. Apakah motivasi guru dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa di SMA PUI Jatibarang ? 3. Bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA PUI Jatibarang ? 4. Bagaimanakah peranan guru sebagai motivator hubungannya dengan prestasi belajar siswa di SMA PUI Jatibarang? 5. Pihak-pihak mana saja yang terkait dalam memberikan motivasi belajar pada siswa di SMA PUI Jatibarang ? Dari perumusan masalah tersebut, sesuai dengan keterbatasan kemampuan penulis, maka penulis membatasi masalah hanya berkaitan dengan Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa di SMA PUI Jatibarang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini, penulis ingin mengetahui secara real tentang: 1) Ingin mengetahui sejauh mana hubungan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa di SMA PUI Jatibarang, serta ingin

mengetahui apakah metode pendekatan yang di pergunakan dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa. 2) Untuk mengembangkan cakrawala wawasan berpikir, khususnya dalam memecahkan masalah masalah yang ada hubungannya dengan motivasi belajar dengan hasil belajar dan meningkatkan motivasi siswa belajar walaupun di luar lingkungan sekolah. 2. Kegunaan Penelitian Manfaat dari penelitian ini dimaksudkan untuk : 1) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan yang positif bagi pelaksanaan proses pembelajaran. 2) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti sendiri guna meningkatkan profesionalisme di bidang penelitian

D. Kerangka Pemikiran / Asumsi Dasar Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh pendidik itu. Hal ini berarti bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin saja meragukan suatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari sifat anggapan dasar itu selanjutnya diartikan pula bahwa penyelidik dapat merumuskan satu atau lebih hipotesis yang dianggap sesuai dengan penyelidik (Surakhmad, 1978 : 99)

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut : 1. Motivasi ada hubungannya terhadap hasil belajar siswa 2. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh metode mengajar guru. E. Hipotesis

Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu soal, yang dimaksudkan sebagai tuntutan sementara dua penyelidikan untuk menjadi jawaban sebenarnya (Surakhmad, 1987 : 38) Berdasarkan pengertian tersebut, penulis dapat menentukan hipotesis sebagai berikut : Motivasi turut menentukan hasil belajar siswa di SMA PUI Jatibarang, sehingga makin tinggi motivasi makin tinggi hasil belajar.

F.

Sistematika Pembahasan Skripsi Untuk dapat memberikan gambaran mengenai penelitian ini dapat

disusun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Pikiran/ Asumsi Dasar, Hipotesis, Sistematika Penulisan, Metodologi Penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tinjauan pustaka atau landasan teoritis. BAB III KONDISI OBJEKTIF

Bab ini menguraikan tentang Sejarah Singkat, Struktur Organisasi, Data Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa Sarana dan Prasarana. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab empat ini menguraikan tentang Deskripsi Data, Analisis Data, Interprestasi Hasil Penelitian. BAB V KESIMPULAN Setalah dikemukakan keempat bab tersebut, maka sebagai bab yang kelima atau bab terakhir dikemukakan tentang kesimpulan dari hasil penelitian kemudian dilanjutkan dengan saran-saran yang dipandang perlu dan kata penutup

G. Metodologi Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PUI Jatibarang jalan By pas No. 19 Jatibarang Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, terhitung dari bulan April 2009 sampai dengan bulan Juni 2009, dengan rincian:

Tabel 1. Bulan No Uraian Kegiatan Jan 1 2 Persiapan Penyusunan proposal penelitian Seminar usulan penelitian Pengumpulan data Pengolahan data Analisis data Penyelesaian skripsi Ujian sidang skripsi Peb Mar Apr Mei. Juni

3 4 5 6 7 8

3. Populasi Populasi yang penulis jadikan objek penelitian adalah siswa dan guru di SMA PUI Jatibarang tahun pelajaran 2008/2009.

TABEL 2 Data Siswa SMA PUI Jatibarang Tahun Pelajaran 2008/2009 No 1 2 3 Kelas X XI XII Jumlah L 14 15 13 42 P 5 12 16 33 Jumlah 19 27 29 75

TABEL 3 Jumlah Guru SMA PUI Jatibarang Berdasarkan Kualifikasi No 1 S1 21 D3 0 Jumlah 21 Ket

4. Sampel Sampel adalah pilihan suatu jumlah tertentu untuk diselidiki dari keseluruhan populasi (Nasution, 1991 : 19) Mengacu pengertian tersebut, penulis mengambil sampel siswa kelas XI (sebelas) dan guru kelas XI (sebelas). Alasan mengambil sampel kelas XI (sebelas) sebagai berikut : 1. Jumlah siswa cukup memenuhi dan tergolong baik. 2. Siswa kelas XI (sebelas) tergolong siswa yang utuh/rajin dalam belajar 3. Meragukan biaya dalam penelitian

5. Tehnik Pengumpulan Data Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan angket dan data yang ada. Angket digunakan untuk menjaring data tentang pemberian motivasi (X) sedangkan data prestasi belajar (Y) diambil dari nilai rapor kelas XI pada semester I tahun ajaran 2008-2009.

6. Instrumen Penelitian 1) Untuk pengumpulan data tentang variabel X digunakan angket yang terdiri dari 20 butir pernyataan, yang jawabannya dikelompokkan menjadi 5 peringkat jawaban dengan mengacu pada skala likert

sebagai berikut : TABEL 4 Skor Jawaban Angket Jawaban SS S R TS = Sangat Setuju = Setuju = Ragu ragu = Tidak Setuju Skor 5 4 3 2 1

STS = Sangat Tidak Setuju

10

2) Untuk pengumpulan data tentang variabel Y digunakan studi dokumentasi yaitu dengan mencatat nilai rata-rata report responden. TABEL 5 Kisi Kisi Angket Variabel Indikator 1. Ketertarikan pada tugas Motivasi Belajar Siswa 2. Memiliki ketekunan 3. Kreativitas 4. Aktivitas dalam belajar 5. Disiplin 7. Uji Coba Instrumen Setelah instrumen penelitian disusun maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba terhadap instrumen penelitian tersebut. Uji coba ini dilakukan sebelum dilaksanakan penelitian sesungguhnya. Tujuan uji coba adalah untuk melihat validitas (kesahihan) dan reliabilitas Jumlah Item 4 4 5 4 3 Nomor Item 1,2,8,3 4,5,13,15 6,7,9,12,17 10,11,18,20 14,16,19

(keterandalan) instrumen yang digunakan dalam penelitian. a. Validitas Instrumen Uji validitas digunakan sebagai alat ukur guna mengetahui seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya (Donald Ary, Lucy Cheser Jacobs, Asghar Razavich, Terjemahan Arief Furqon, 1992 : 157). Untuk menentukan tingkat validitas instrumen penelitian ini, digunakan variabel konstruk (Construct Validity), dimana suatu pengukuran erat kaitannya dengan konsep yang diangkat dari teori yang digunakan sebagai dasar perumusan hipotesis, Instrumen yang

11

sudah sesuaidengan isi aspek yang iukur, dikatakan sudah memiliki validitas konstruk. (Suharsimi Arikunto, 1993: 142). Pelaksanaanya ditempuh melalui konsultasi dan atas persetujuan dosen pembimbing sampai alat ukur tersebut dianggap sudah memenuhi syarat dari segi validitas

b. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan sebagai pengukur layak tidaknya instrumen dipakai sebagai alat ukur kapanpun instrumen tersebut digunakan. Reliabilitas menunjuk pada Suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen itu sudah baik. (Suharsimi Arikunto, 1993: 142). Salah satu prosedur untuk mengetahui tingkat reliabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah yang menghasilkan estimasi reliabilitas split half (teknik belah dua), yaitu dengan membelahitem berdasarkan nomor genap dan ganjil. Setelah kuesioner disusun dan dilakukan uji coba pada 10 responden, hasil uji coba itu kemudian dicari reliabilitasnya. Pertama yang harus dilakukan adalah mencari r Product Moment, dengan menggunakan rumus dari Pearson. (Suharsimi Arikunto, 1993: 138).

12

rxy =

{N ( X ) ( X ) }{N (Y ) ( Y ) }
2 2 2 2

N . ( XY ) ( X ) . ( Y )

Keterangan : rxy = Koefisien korelasi belah dua N X Y XY = Jumlah sampel uji coba = Jumlah skor butir pernyataan ganjil = Jumlah skor butir pernyataan genap = Jumlah perkalian X dan Y

Harga X dan Y baru merupakan koefisien korelasi antara kedua belah tes. Untuk melihat estimasi reliabilitas keseluruhan yaitu r 11 dilakukan dengan formula Speaman Brown (sebagai berikut :
1 2 r1 / 2 2 r11 = 1 1 + r1 / 2 2

Dimana : r11 = Keseluruhan reliabilitas instrumen r1 / 2 = Koefisien korelasi antara kedua belahan ganjil dan genap

Bila rhitung lebih besar dari pada rtabel maka instrumen penelitian dikatakan reliabel. Dengan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut :

13

TABEL 6 Interpretasi rxy Besarnya nilai r 0,00 - 0,20 0,20 - 0,40 0,40 - 0,60 0,60 - 0,80 0,80 - 1,00 Interpretasi Korelasi sangat lemah (tidak terdapat korelasi) Korelasi sangat lemah atau rendah Korelasi sedang atau cukup Korelasi kuat atau tinggi Korelasi sangat kuat atau tinggi

Hasil uji coba Instrumen. Uji coba instrumen dilakukan terhadap 10 siswa dengan maksud mengetahui tingkat reliabilitas yang dihitung dengan rumus korelasi Product Moment dan dilanjutnkan dengan rumus korelasi Spearman Brown. Hasil uji reliabilitas instrumen terhadap variabel motivasi belajar siswa di mana n = 10 diperoleh angka koefisien sebesar 0,773 dan tingkat koefisien reliabilitasnya sebesar 0,872. interpretasi dari hasil perhitungan tersebut adalah golongan sangat tinggi / kuat, karena berada pada tingkat interpretasi korelasi antara (0,800 - 1,000). Dengan demikian, instrumen penelitian motivasi belajar ini dapat digunakn sebagai alat ukur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Motivasi Belajar

14

Dalam bukunya yang berjudul : Belajar Secara Efektif, hakim berpendapat bahwa yang dimaksud dengan motivasi : Motivasi didefinisikan sebagai suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. (Thursan Hakim, 2001 : 26) Pendapat di atas menunjukkan bahwa seseorang melaksanakan sesuatu karena ada dorongan dalam dirinya untuk mencapai sesuatu. Makin kuat dorongan tersebut maka makin optimal pula ia berupaya agar sesuatu yang dituju dapat tercapai, di mana kalau sesuatu yang diinginkan itu dapat tercapai maka ia akan merasa berhasil dan juga akan merasa puas. Istilah motivasi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti menggerakkan. Banyak ragam teori motivasi yang akan diutarakan dalam bab ini, namun terlebih dahulu akan ditampilkan suatu model yang bisa merangsang tumbuhnya motivasi siswa didalam pembelajarannya. (Prasetyo Irawan,Suciati dan IGK Wardani. 1996 : 41) Menurut Keller seperti yang di kutip oleh Prasetya, Suciati, dan Wardani (1996 : 41) dikemukakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidance, and Satisfaction).

1. Perhatian 14 Perhatian siswa didorong oleh rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa akan memberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama

15

proses beljar mengajar, bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada. Apabila elemen-elemen seperti itu dimasukan dalam rancangan pembelajaran, hal itu akan menstimulir rasa ingin tahu siswa. Namun yang perlu diperhatikan stimulir tersebut jangan terlalu berlebihan, sebab akan menjadikan hal yang biasaan dan kurang keefektifannya. 2. Relevan Relevan menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memnuhi kebutuhan pribadi, atau nbermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu motivasi pribadi, motif instuental, dan motif cultural. 3. Kepercayaan Diri Merasa diri kompeten atau atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan linkungan. Kopnsep tersewbut berhubunhgan dengan keyakinan pribadi siswa bahwa dirinya memiliki untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Hal ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa yang lampau.

16

Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman sukses dengan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya. 4. Kepuasan Keberhasilan dalam mencapai siatu tujuan akan menghasilakan kepuasan, dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Untuk memelihara dan meningkatkan motivasi siswa, duru dapat menggunakan pemberian penguatan berupa pujian, kesempatan dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut di atas sudah sangat jelas sekali bahwa, seseorang di dalam melakukan sesuatu tindakan pasti mempunyai suatu alasan yang dijadikan dasar, atas sebab apa dia melakukan tindakan tersebut. Pengertian motif tidak bisa dipisahkan dengan kebutuhan. Seseorang yang melakukan suatu tindakan pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Senada dengan pengertian tersebut di atas, Freemont dan James, seperti yang diterjemahkan oleh Hasyim Ali (1991 : 60) menyatakan : Motivasi adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu sekurang-kurangnya mengembangkan sesuatu kecenderungan perilaku tertentu, yang dapat dipicu oleh rangsangan luar atau yang lahir dari dalam diri orang itu sendiri

17

Setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang secara sadar maupun tidak, berusaha untuk mewujudkannya. Hali ini menunjukkan bahwa

kebutuhan merupakan awal timbulnya suatu perilaku, diperlukan adanya suatu dorongan (motivasi) yang mampu menggerakkan atau mengarahkan perilaku tersebut. Setiap manusia berbeda antara satu dengan lainnya, perbedaan itu selain pada kemampuannya dalam bekerja juga tergantung pada keinginannya untuk bekerja atau tergantung kepada keinginan, dorongan dan kebutuhannya untuk bekaerja. Keinginan untuk bekerja dalam hal ini disebut motivasi. Menurut Sardiman A.M (1996 : 75) Motivasi adalah : Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi itu dapat dirangkai oleh factor dari luar tetapi motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Motivasi yang tumbuh dalam diri seseorang, kita kenal sebagai motivasi internal yang tumbuh karena adanya kebutuhan dan keinginan. Sedangkan motivasi yang tumbuh di luar diri seseorang disebut motivasi eksternal yang harus diciptakan dan diarahkan supaya dapat membantu tumbuhnya motivasi internal. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1997 : 124) membedakan motif menjadi dua yaitu : Motif intrinsik, yaitu dorongan yang terdapat didalam pekerjaan, yang dilakukan motif ekstrinsik, yakni dorongan yang berasal dari luar

pekerjaan yang sedang dilakukan. Dari berbagai teori dan penanganan mengenai motivasi yang

dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi

18

internal yang mampu menimbulkan dorongan dalam diri manusia yang menggerakkan dan mengarahkan untuk melakukan perilaku dan aktifitas tertentu guna mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya.

B. Jenis-Jenis Motivasi dalam Belajar Menurut Salnadi Sutadipura(1996 : 144) yang memberikan pendapat mengenai motivasi dalam praktek belajar. Motivasi dalam belajar adalah merupakan suatu proses, yang mana proses tersebut dapat: 1. Membimbing anak didik kita ke arah pengalaman-pengalaman, dimana kegiatan belajar itu dapat berlangsung. 2. Memberikan kepada anak didik kita itu kekuatan, aktivitas dan kewaspadaan yang memadai 3. Pada suatu saat mengarahkan perhatian mereka terhadap suatu tujuan. Menurut Pasaribu dan B. Simanjuntak (1996 : 54) motif yang menggerakkan anak sehingga mau belajar adalah Motif psikologis, motif praktis, motif pembentukan kepribadian, motif kesusilaan, motif sosial dan motif ketuhanan.

Berdasarkan analisis teori-teori motivasi yang telah dipaparkan dimuka dalam penelitian ini, dapat disimulkan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi internal yang mampu menimbulkan dorongan dalam diri manusia yang

menggerakkan dan mengarahkan untuk melakukan suatu perilaku atau aktivitas

19

tertentu guna mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan tersebut merupakan wujud tingkah laku nyata motivasi yang dimiliki setiap manusia.

C. Hakikat Hasil Belajar Soedijanto (1997 : 49) mendefinisikan, tentang hasil belajar adalah sebagai berikut : Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Senada dengan definisi tersebut, Munadir medefinisikan : Belajar sebagai perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh proses perubahan, dan perubahan itu dapat diamati dalam bentuk perubahan tingkah laku yang dapat bertahan selama beberapa periode waktu. (Winkel W.S., 1996 : 36)

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor sebagai berikut : 1. Faktor sosial dalam belajar yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan

20

Yang dimaksud faktor sosial disini adalah factor msnusia, baik manusia itu hadir pada saat terjadi proses belajar maupun tidak hadir. Kehadiran sesorang dapat menggangu kawannya yang sedang belajar, misalnya seorang siswa yang menggangu kawan lainnya yang sedang mengerjakan tugas latihan dikelas sehingga siswa tersebut menggangu kawannya yang sedang mengerjakan tugas latihan. 2. Faktor non sosial dalam belajar Kelompok ini banyak sekali jumlahnya, misalnya waktu, tempat, alat-alat yang digunakan dalam belajar, keadaan udara, suhu udara, cuaca

dan sebagainya. Faktor ini mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. 3. Faktor fisiologis dalam belajar Yang dimaksud keadaan fisiologis adalah keadaan fisik seseorang terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan fungsi panca indera. Tingkat kebugaran jasmani seseorang akan berpengaruh dalam belajar. Apabila kondisi fisik seseorang tidak fit atau kurang sehat maka dalam belajar ia akan terganggu, baik perhatian maupun konsentrasinya.Begitu juga

apabila salah satu panca inderanya terganggu, misalnya telinga atau mata sakit maka akan mengganggu kegiatan belajarnya.

4. Faktor psikologis dalam belajar Faktor psikologis yang paling menonjo adalah sesuatu yang

mendorong aktivitas seseorang dalam belajar, dengan kata lain alasan yang membuat seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Hal yang menonjol

21

di dalam memaksimalkan hasil belajar adalh mengenai factor kepribadian. Kepribadian siswa memberikan kontribusi yang besar terhadap hasil belajar karena komponen kepribadian tersebut mempunyai fungsi yaitu : 4.1. Fungsi Kognitif Fungsi kognitif merupakan kemampuan manusia menghadapi obyek-obyek dalam bentuk representatif menghadirkan obyek dalam kesadarannya. Hal-hal yang terkait dengan fungsi kognitif manusia antara lain : a. Taraf intelegensi daya kreativitas b. Bakat khusus c. Organisasi kognitif d. Kemampuan berbahasa e. Daya fantasi f. Gaya belajar g. Tipe belajar h. Tekhnik atau cara-cara belajar secara efisiensi dan efektif 4.2. Fungsi kognitif Dinamis - Fungsi kognitif - Dinamis ini berkisar

pada penentuan suatu tujuan dan pemenuhan suatu kebutuhan yang di dasari serta dihayati. Beberapa aspek yang termasuk dalam fungsi kognitif dinamik antara lain adalah : a. Karakter hasrat berkehendak b. Motivasi belajar c. Konsentrasi perhatian

22

4.3.

Fungsi Afektif Fungsi Afektif membantu siswa dalam mengadakan suatu

penelitian terhadap obyek-obyek yang dihadapinya, dan dihayati apakah benda tersebut suatu peristiwa atau seseorang, bernilai atau tidak bagi dirinya. Dalam berperasaan dapat terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda-beda peranannya terhadap semangat belajar antara lain adalah : a. Temperamen b. Perasaan c. Sikap d. Minat

Anda mungkin juga menyukai