Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

Dosen Pembimbing : Dr. Karyono Ibnu Ahmad Ali Rahman, M. Pd Oleh : Kelompok 10 Muhammad Alfiannoor Rizki ( A1C111054 ) Ririn Sunarti Gina Hayati Risma Hafizah Eef Ariskawati Iswan Setiadi Fitriana Aida Nita Risma Yanti Siti Rahmah ( A1C111 ) ( A1C111 ) ( A1C111 ) ( A1C111 ) ( A1C311013 ) ( A1C311029 ) ( A1C311054 ) ( A1C311043 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2013

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan dengan materi Sistem dan Struktur Organisasi. Dan dalam menyusun makalah ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih, pertama kepada Bapak Dr. Karyono Ibnu Ahmad dan Bapak Ali Rahman, M. Pd. sebagai dosen mata kuliah Profesi Kependidikan. Dan juga tak lupa kepada teman-teman dan seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Dengan kerendahan hati, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memberikan suatu dampak positif bagi kita semua serta diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan dunia pendidikan.

Banjarmasin, Maret 2013

Penyusu n

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i DAFTAR ISI........................................................................................... ii BAB I 1 A. Latar Belakang.............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah......................................................................... 1 C. Batasan Masalah........................................................................... 2 D. Tujuan Penulisan........................................................................... 2 BAB II ISI............................................................................................ PENDAHULUAN......................................................................

A. Unsur dalam Struktur Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.................................................................................... B. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan..................................

ii

BAB III PENUTUP................................................................................. A. Kesimpulan.................................................................................. B. Saran........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia sangatlah penting. Sehingga di Indonesia dibentuk sistem pendidikan dan beberapa organisasi pendidikan juga telah berdiri di Negara kita ini. Segala hal yang berhubungan tentang pendidikan diatur oleh suatu lembaga pendidikan yang telah dibentuk oleh pemerintah kita dalam suatu sistem pendidikan nasional. Dalam Bab XV Pasal 49 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pasal 50 menyebutkan bahwa pengelolaan satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah selain oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, juga menteri lain atau pemimpin lembaga pemerintahan lain yang menyelenggarakan satuan pendidikan yang bersangkutan. Pengelolaan satuan pendidikan yang diselengarakan oleh masyarakat dilakukan oleh badan / perorangan yang menyelenggarakan satuan pendidikan yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugas pengelolaan ini, menteri mempunyai aparat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pemahaman administrasi dalam tentang struktur ini organisasi penting, dan aspek dapat

departemen

karena

membantu mahasiswa untuk mengetahui proses, tingkat, dan mekanisme pengambilan keputusan pendidikan serta mengetahui alur komunikasi dalam sitem pendidikan nasional. B. Rumusan Masalah
1

1. Unsur apa sajakah yang terdapat dalam struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan? 2. Apa saja tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan? 3. Bagaimanakah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan di Indonesia?

C.

Batasan Masalah 1. Unsur-unsur dalam struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan di Indonesia.

D.

Tujuan Penulisan 1. Mengetahui unsur yang terdapat dalam struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Mengetahui struktur Organisasi vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Mengetahui Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan di Indonesia.

BAB II SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

A. Unsur dalam Struktur Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu wahana dalam pengelolaan sistem pendidikan nasional. Tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Atas dasar itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bertanggung jawab terhadap pembinaan pendidikan maupun kebudayaan di Indonesia. Unsur-unsur dalam struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah (1) Menteri, (2) Sekretariat Jenderal, (3) Inspektorat Jenderal, (4) Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, (5) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (6) Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Negeri, Pemuda, dan Olah Raga, (7) Direktorat Jenderal kebudayaan, (8) Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, (9) Pusat-pusat di bidang khusus, dan (10) Instansi vertikal di wilayah.

Tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 1974 dan disempurnakan dalam Keputusan Presiden Nomor 27 dan Nomor 40 Tahun 1978 serta Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1979. 1. Menteri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan pembantu

presiden dalam mengelola sistem pendidikan nasional. Tugas pokok menteri adalah: (a) Memimpin departemen sesuai dengan tugas pokok yang telah digariskan pemerintah dan membina aparatur Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan agar berdaya guna dan berhasil guna. (b) Menentukan kebijakan pelaksanaan bidang pemerintahan kebijaksanaan umum yang telah ditetapkan presiden (c) Membina dan melaksanakan kerja sama dengan departemen, instansi, dan organisasi lainnya dalam usaha pengelolaan sistem pendidikan nasional. 2. Sekretariat Tugas pokok Sekretariat Jenderal diatur dalam keputusan Menteri P dan K Nomor 0172/O/1983. Sekretariat Jenderal merupakan satuan pembantu pemimpin dan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. Tugas pokok Sekretariat Jenderal adalah menyelenggarakan pembinaan administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan terhadap seluruh unsur di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta memberi layanan teknis dan administratif kepada menteri, Inspektoral Jenderal, dan unit organisasi lainnya di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok departemen. yang

secara fungsional menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Sekretariat Jenderal mempunyai fungsi: (a) Mengatur dan membina kerja sama, mengintegrasikan, dan

mensinkronisasikan seluruh administrasi departemen termasuk kegiatan layanan teknis administratif bagi seluruh unit organisasi di lingkungan departemen. (b) Mempersiapkan, mengelola, dan menelaah rencana serta

mengkoordinasikan rumusan kebijaksanaan sesuai dengan tugas pokok departemen. (c) Membina urusan tata serta usaha,, mengelola, dan membina dan

kepegawaian,

mengelola

keuangan

peralatan/perlengkapan seluruh departemen (d) Membina dan memelihara seluruh kelembagaan dan

ketatalaksanaan departemen serta pengembangannya. (e) Menyelenggarakan masyarakat. (f) Mengkoordinasikan perumusan peraturan perundang-undangan hubungan dengan lembaga resmi dan

yang menyangkut tugas pokok departemen. (g) Membina dan memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan departemen. Sekretariat Jenderal mempunyai delapan Biro. Setiap Biro terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 Bagian, dan setiap Bagian terdiri dari sebanyak-banyaknya 4 Sub-Bagian. 3. Inspektorat Jenderal Tugas pokok Inspektorat Jenderal diatur dalam Keputusan

Menteri P dan K Nomor 0145/O1979. Inspektorat Jenderal merupakan satuan pengawasan yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal. Inspektorat Jenderal terdiri dari sembilan bagian.
5

Tugas pokok Inspektur Jenderal adalah melakukan pengawasan dalam lingkungan departemen terhadap pelaksanaan tugas, baik tugas yang bersifat rutin maupun tugas pembangunan, dari semua unsur departemen agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Inspektorat Jenderal mempunyai fungsi: (a) Memeriksa setiap unsur/instansi di lingkungan departemen yang dipandang perlu yang mencakup bidang administrasi umum, administrasi keuangan, hasil-hasil fisik dari pelaksanaan proyekproyek pembangunan, dan lain-lain. (b) Menguji serta menilai hasil laporan berkala atau sewaktu-waktu dari setiap unsur/instansi di lingkungan departemen atas petunjuk menteri. (c) Mengusut kebenaran laporan atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan, atau penyalahgunaan wewenang di bidang administrasi atau keuangan yang dilakukan oleh unsur/instansi di lingkungan departemen. 4. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Penyelenggaraan administrasi pendidikan khusus di bidang pendidikan dasar dan menengah, yaitu pendidikan pada jalur sekolah, dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Organisasi dan tata kerja direktorat jenderal diatur melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0222b/O/1980. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan satuan pelaksana Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Tugas pokok direktorat jenderal itu adalah menyelenggarakan sebagian tugas

pokok

departemen

dibidang

pendidikan

dasar

dan

menengah

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan menteri. Untuk berikut: (a) Merumuskan kebijaksanaan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan, serta memberikan perizinan dibidang pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (b) Melaksanakan pembinaan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan tugas pokok direktorat jenderal berdasarkan perundangundangan. (c) Melaksanakan pengamatan teknis atas pelaksanaan tugas pokok direktorat jenderal sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan jenderal pendidikan dasar dan menengah terdiri dari delapan satuan. 5. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tugas pokok Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi adalah satuan dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mempunyai fungsi sebagai

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0222e/O/1986. pelaksana Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terdiri dari lima satuan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai tugas

menyelenggarakan sebagian tugas departemen di bidang pendidikan tinggi berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh menteri. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
7

(a) Merumuskan kebijaksanaan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan, serta memberi perizinan di bidang pendidikan tinggi sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (b) Melaksanakan pembinaan pendidikan tinggi sesuai tugas pokok direktorat jenderal berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. (c) Melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas sesuai kebijaksanaa yang ditetapkan menteri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga Tugas pokok direktorat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0222d/O/1980. Direktorat Olahraga adalah Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan satuan pelaksana Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga. Direktorat Jenderal Pendidikan Luar sekolah, Pemuda, dan Olahraga terdiri dari lima unsur. Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas pokok departemen di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda, dan olahraga berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri. Tugas pokok tersebut dirinci sebagai berikut: (a) Merumuskan kebijaksanaan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan, serta memberikan perizinan di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda, dan olahraga berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.

(b) Melaksanakan pembinaan pendidikan luar sekolah, pemuda, dan olahraga sesuai dengan tugas pokok direktorat jenderal dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (c) Melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas

pokoknya sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Direktorat Jenderal Kebudayaan Tugas direktorat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0222e/O/1980. Direktorat Jenderal Kebudayaan merupakan satuan pelaksana Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Direktur Jenderal. Direktorat Jenderal Kebudayaan terdiri dari enam unsur. Tugas pokok Dirjen Kebudayaan adalah menyelenggrakan sebagian tugas pokok departemen di bidang kebudayaan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan memteri. Tugas pokok tersebut dirinci sebagai berikut: (a) Merumuskan kebijaksanaan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan, serta memberikan perizinan di bidang kebudayaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (b) Melaksanakan pembinaan kebudayaan sesuai dengan tugas pokok direktorat jenderal dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (c) Melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas

direktorat jenderal sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. 8. Badan Penelitian Kebudayaan Tugas pokok dan Pengembangan Pendidikan dan

badan

ini

diatur

dalam

Keputusan

Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0222f/O/1980. Badan Penelitian


9

dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan merupakan pelaksana tugas di bidang penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan ini dipimpin oleh seorang Kepala. bagan 8. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari enam unsur yang dapat dilihat pada lampiran 1

Kebudayaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di bidang penelitian dan pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan kebijaksanaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai fungsi sebagai berikut: (a) Mempersiapkan kebijaksanaan menteri dan menetapkan

kebijaksanaan teknis penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan dan kebudayaan. (b) Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam rangka perumusan kebijaksanaan. (c) Mengkoordinasikan dan membina penelitian pendidikan dan

kebudayaan, pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan pengembangan informatika untuk pengelolaan pendidikan dan kebudayaan, pengembangan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan, pengembangan inovasi pendidikan dan kebudayaan, serta penelitian dan pengembangan sistem pengujian.

10

9. Pusat-Pusat di Bidang Khusus Tugas pokok pusat-pusat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0222g/O/1980. Pusat-pusat merupakan pelaksana tugas di bidang khusus yang sesuai dengan nama sebutannya. Pusat-pusat ini berada langsung di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat-pusat tersebut adalah: (a) Pusat latihan pendidikan pegawai dan Latihan Pegawai, mempunyai yang tugas

melaksanakan, mengkoordinasikan dan membina pendidikan dan berdasarkan kebijaksanaan ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (b) Pusat Pembinaan Perpustakaan, mempunyai tugas melaksanakan pembinaan perpustakaan berdasarkan kebijaksanaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (c) Pusat Kesegaran Jasmani/Rekreasi, mempunyai tugas melaksanakn dan membina penelitian dan pengembangan kesegaran jasmani dan rekreasi berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri. (d) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, mempunyai tugas melaksanakan penelitian. (e) Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan penelitian di bidang arkeologi. (f) Pusat Teknologi Komunikasi dan Kebudayaan, mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasi dan membina kegiatan di bidangteknologi komunikasi pendidikan dan kebudayaan. (g) Pusat Grafika Indonesia, mempunyai tugas melaksanakn kegiatan di bidang pendidikan dan latihan grafika dan memberikan bimbingan kearah pengembangan keahlian dan keterampilan grafika di luar hubungan sekolah.

11

10.Struktur Organisasi Vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Secara keseluruhan tugas pokok instansi vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0173/O/1983. (a) Tingkat Provinsi Kantor Provinsi Pendidikan Wilayah Departemen pelaksana di Pendidikan dan dan Kebudayaan Departemen wilayah

merupakan dan

tugas

fungsi

Kebudayaan

provinsi.

Kepala

kantor

bertanggung jawab langsung kepada menteri. Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

mempunyai fungsi : 1) Membina dan mengurus pendidikan dasar serta usaha wajib belajar. 2) Membina dan mengurus pendidikan menengah umum. 3) Membina dan mengurus pendidikan menengah kejuruan. 4) Membina dan mengurus pendidikan guru 5) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat. 6) Membina dan mengurus kegiatan pembinaan generasi muda termasuk pembinaan kesiswaan. 7) Membina dan mengurus keolahragaan 8) Membina dan mengurus kesenian. 9) Membina dan mengurus permuseuman, kepurbakalaan dan

peninggalan nasional. 10) Membina dan mengurus kesejarahan dan nilai tradisional.

12

11) Membina dan mengurus kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 12) Memberikan layanan teknis dan administrative unsur di lingkungan kantor wilayah. Berdasarkan berat beban kerja, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu: Kanwil depdikbud Tipe A, Tipe B dan Tipe C (Muljani, 1983). Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kepada semua

dipimpin oleh seorang kepala. Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan KebudayaanTipe A terdiri atas : (a) Koordinator Urusan Administrasi (Konmin), (b) Bagian Tata Usaha, (c) Bagian Perencanaan, (d) Bagian Kepegawaian, (e) Bagian Keuangan ,(f) Bagian Perlengkapan, (g) Bagian Pendidikan Dasar, (h) Bagian Pendidikan Menengah, (i) Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan, (j) Bidang Pendidikan Guru, (k) Bidang Pendidikan Masyarakat, (l) Bidang Pendidikan Generasi Muda, (m) Bidang Keolahragaan, (n) Bidang Kesenian, (o) Bidang Permuseuman dan Kepurbakalaan, (p) Bidang Sejarah dan Nilai Tradisional, dan (q) Pengawas. Pada struktur Kanwil Departemen dan Kebudayaan Tipe B, bidang Pendidikan Dasar disatukan dengan Bidang Pendidikan Guru, Bidang Permuseuman disatukan dengan Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan. Pada Kantor Wilayah Tipe C Bidang Generasi Muda dan Keolahragaan juga digabungkan menjadi satu. Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Kanwil adalah Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya. (b) Tingkat Kabupaten/Kotamadya Kantor Kanwil di Departemen Pendidikan yang dan Kebudayaan Untuk

Kabupaten/Kotamadya mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kabupaten/kotamadya


13

bersangkutan.

menyelenggarakan tugas tersebut, Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Membina dan mengurus taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah luar biasa dan usaha wajib belajar. 2) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat, kegiatan

pembinaan generasi muda termasuk pembinaan kegiatan kesiswaan dan keolahragaan. 3) Membina dan mengurus kegiatan pengembangan kebudayaan. 4) Memberikan layanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya.

(c) Tingkat Kecamatan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten/Kotamadya mempunyai : 1) Sub-Bagian Tata Usaha 2) Sub-Bagian Penyusunan Rencana dan Program 3) Sub-Bagian Kepegawaian 4) Sub-Bagian Keuangan 5) Sub-Bagian Perlengkapan 6) Seksi Pendidikan Dasar 7) Seksi Pendidikan Masyarakat 8) Seksi Pembinaan Generasi Muda dan Keolahragaan, dan 9) Seksi Kebudayaan
14

(d) Tingkat Kecamatan Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang

berada di bawah Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya adalah Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan. Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan mempunyai tugas melakukan sebagian tugas Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya di kecamatan yang bersangkutan. fungsi : 1) Membina dan mengurus taman kanak-kanak serta sekolah dasar dan usaha wajib belajar. 2) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat. 3) Membina dan mengurus kegiatan pembinaan generasi muda keolahragaan. 4) Membina dan mengurus kegiatan pengembangan kebudayaan. 5) Melakukan urusan tata usaha dan keuangan, pengumpulan data dan statistik, kepegawaian dan perlengkapan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya. Dalam melaksanakan tugas Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan dilengkapi dengan : (a) urusan tata usaha, (b) urusan data dan statistik, (c) urusan kepegawaian, (d) urusan perlengkapan, (e) beberapa penilik taman kanak-kanak dan sekolah dasar dengan perbandingan seorang penilik untuk tiap 15 taman kanakkanak dan sekolah dasar negeri dan swasta, (f) seorang penilik pendidikan masyarakat, (g) seorang penilik pembinaan generasi muda, (h) seorang penilik keolahragaan, dan (i) seorang penilik kebudayaan.
15

Untuk

menyelenggarakan

tugas

tersebut

Kantor

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan mempunyai

(d) Tingkat Sekolah Ujung tombak pelaksana organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah sekolah. Muljani (1983) menyebut organisasi sebagai organisasi mikro. Sekolah sebagai organisasi mikro merupakan unit pelaksana teknis dan organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi sekolah adalah (1) unsur kepemimpinan, (2) unsur tata usaha, (3) unsur urusan, (4) unsur instalasi, (5) unsur pelaksana, dan (6) unsur siswa. (Muljani, 1983) 1) Unsur Kepemimpinan Unsur Kepemimpinan di sekolah terdiri dari kepala sekolah dan wakil. Pemimpin sekolah berfungsi sebagai penanggung jawab semua kegiatan adminitrasi pendidikan di sekolah, oleh karena itu mereka mempunyai kedudukan tertinggi dalam organisasi sekolah. Disamping itu, dilihat dari hubungan dengan organisasi pendidikan secara keseluruhan, kepala sekolah merupakan pejabat fungsional dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk menjalankan fungsi tersebut, kepala sekolah mempunyai tugas: (a) Merencanakan, menyusun, membimbing, dan mengawasi

kegiatan administrasi pendidikan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, (b) Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari unit-unit kerja yang ada di lingkungan sekolah, (c) Menjalin hubungan dan kerjasama dengan orang tua siswa, lembaga-lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah dan masyarakat, dan
16

(d) Melaporkan pelaksanaan dan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan administrasi di sekolah kepada atasan langsungnya. Wakil kepala sekolah diangkat sebagai pembantu utama kepala sekolah dengan persetujuan kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wakil kepala sekolah biasanya diperlukan organisasi sekolah tingkat SLTP dan SLTA. Tugas wakil kepala sekolah, antara lain adalah membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dan mewakili kepala sekolah apabila kepala sekolah berhalangan. Pembagian pekerjaan dilakukan dengan kesepakatan antara kepala dan wakil tersebut. 2) Unsur Tata Usaha Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, secara teknis administratif, pemimpin sekolah dibantu oleh unsur tata usaha. Kegiatan tata usaha ini antara lain meliputi pekerjaan-pekerjaan surat menyurat dan kearsipan, pelaksanaan dan pengusulan pegawai, pegawai, pengurus pekerjaan kenaikan pangkat, kesejahteraan

pencatatan keuangan sekolah, serta proses pengadaan, perbaikan, pemeliharaan dan pengamanan semua sarana dan prasarana sekolah. 3) Unsur Urusan Unsur urusan merupakan bagian dari organisasi sekolah yang dijabat oleh guru. Penunjukan unit ini dilakukan oleh kepala sekolah, dengan tugas membantu penyelenggaraan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah dalam bidang-bidang pengajaran, kesiswaan, bimbingan dan penyuluhan, pengabdian masyarakat, dan kokorikuler. Tidak semua urusan ini ada disetiap sekolah, karena ada atau tidaknya antara lain juga tergantung pada besarnya sekolah. 4) Unsur Instalasi
17

Instalasi membantu kegiatan administrasi pendidikan di sekolah dengan jalan menyediakan kegiatan layanan penunjang bagi terselenggaranya belajar-mengajar disekolah.Unsur

instalasi sekolah meliputi antara lain perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja/workshop, dan asrama. 5) Unsur Pelaksana Unsur pelaksana secara langsung melaksanakan proses belajarmengajar disekolah. Unsur pelaksana sekolah adalah ketua jurusan, guru bidang studi, guru kelas, dan wali kelas. 6) Unsur siswa Siswa merupakan fokus layanan di sekolah. Dikatakan demikian karena semua yang dilakukan oleh setiap unsur dalam organisasi sekolah bermuara pada siswa sebagai peserta didik. Selain unsur-unsur tersebut, dalam organisasi sekolah masih ada satu unit lagi yang memegang peranan penting dalam membantu menyelenggarakan pendidikan di sekolah. Unit dimaksud adalah Badan Pembantu Penyelenggaraan pendidikan (BP3) di sekolah.

B. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) 1. Tujuan dan isi Program Pendidikan Guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) merupakan lembaga penghasil guru di Indonesia, yang sangat berperan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Karena pekerjaan pendidikan guru merupakan pekerjaan Tujuan profesional, pendidikan maka guru tujuan adalah pendidikan prajabatan guru juga sejalan dengan kerangka tujuan profesional lainnya. membentuk kemampuan untuk:

18

(a) Melaksanakan tugas, yang mempunyai komponen mengenai apa yang harus dikerjakan. (b) Menguasai cara bagaimana setiap aspek dan tahap tugas tersebut harus dikerjakan serta menghayati dengan rasional mengapa suatu bagian tugas dilaksanakan dengan satu cara dan tidak dengan cara lain, dan (c) Mampu menemukan sumber yang dapat membantu mengatasi keterbatasannya itu. Mutu untuk kerja profesional yang sempurna harus dikembangkan secara terus-menerus. Lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan hendaknya memiliki perangkat prajabatan guru adalah sebagai berikut: a. Penguasaan Bahan Ajar Ada dua hal pokok dalam tujuan ini. Pertama, meliputi dan penguasaan secara utuh bidang ilmu sumber ajaran dari segi konsep-konsep dasarnya, metodologi penelitian pengembangan maupun filosofinya. Hal ini menuntut agar calon guru mampu secara mandiri belajar terus untuk meningkatkan penguasaan itu. Kedua, meliputi penguasaan isi bahan ajaran sekolah. Sasaran baik cakupan, tata urutan, cara, maupun bentuk persentasinya guna keperluan pengajaran. b. Penguasaan Teori dan Keterampilan Keguruan Hal ini meliputi (a) pengertian dan pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan ilmu kependidikan termasuk ilmu-ilmu penunjangnya, dan (b) penguasaan prinsip dan prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajaran yang akan dibina. c. Pemilikan Kemampuan Memperagakan Unjuk Kerja Kemampuan yang dimaksud ini adalah kemampuan mengelola kegiatan belajar-mengajar di bidang ajaran spesialisasi, yang melibatkan kelompok murid yang setara dengan kelompok yang
19

kemampuan yang

diperlukan untuk memberikan layanan profesional. Tujuan pendidikan

akan diajarkan kelak. Pemilikan kemampuan ini merupakan perujudan pemaduan penguasaan bidang ilmu dan bahan ajaran dengan teori dan keterampilan keguruan pendidikan. d. Pemilikan Sikap, Nilai dan Kepribadian Pemilikan sikap, nilai dan kecenderungan kepribadian yang menunjang pelaksanaan tugas-tugas sebagai guru (pendidik). e. Pemilikan Kemampuan Melaksanakan Tugas Profesional Lain dan Tugas administratif Rutin. Pemilikan kemampuan melaksanakan tugas-tugas profesional lain dan tugas-tugas administratif rutin dalam rangka pengoperasian sekolah, di samping kemampuan ambil bagian di dalam kehidupan kesejawatan di lingkungan sekolah. Pada hakikatnya ada delapan kategori pengetahuan yang tercakup dalam kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Soedijarto, 1990). Delapan kategori itu adalah: (1)Pengetahuan tentang objek belajar, yaitu pengetahuan

tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan dan materi bidang studi. (2)Pengetahuan tentang pelajar, yaitu pengetahuan tentang karakteristik pelajar. (3)Pengetahuan tentang lingkungan sosial-budaya tempat

berlangsungnya proses belajar-mengajar. (4)Pengetahuan dan penghayatan tentang sistem nilai dan dasar filsafat bangsa dan negara. (5)Pengetahuan tentang proses perubahan tingkah laku manusia, khususnya pelajar melalui berbagai proses belajar.
20

(6)Pengetahuan penguasaan berbagai teknik penyajian informasi, teknik memimpin proses belajar, dan teknik perencanaan proses belajar-mengajar. (7)Pengetahuan penguasaan berbagai teknik pengumpulan data dan pemanfaatan informasi, dan (8)Pengetahuan tentang kedudukan sistem pendidikan sebagai bagian terpadu dari sistem sosial-negara.

Pada dasarnya isi program pendidikan prajabatan guru terdiri atas unsur: a) Bidang umum, yang berlaku bagi segenap program

pendidikan tinggi. b) Bidang kependidikan, yaitu kemampuan yang dituntut bagi seluruh tenaga kependidikan, tidak peduli bidang spesialisnya. c) Bidang ilmu yang akan diajarkan atau dilakukan sebagai profesi lulusan kelak, dan d) Teori dan keterampilan keguruan. Isi program tersebut merupakan ciri khas kependidikan profesional prajabatan guru, terutama tiga unsur yang terakhir dijembatani oleh pengalaman lapangan yang mempertemukan penguasaan bidang ilmu yang diajarkan dengan teori dan keterampilan jurusan dengan sasaran kinerjanya sebagai tenaga keguruan. Mata kuliah yang diberikan di LPTK ditujukan untuk memberikan pengalaman kepada calon tenaga kependidikan agar mereka

21

mempunyai kompetensi seperti yang telah ditentukan. Mata kuliah itu dikelompokan ada empat kelompok yaitu : 1. Kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Mata kuliah ini memberikan kemampuan yang secara umum harus dimiliki oleh seluruh lulusan perguruan tinggi di Indonesia 2. Kelompok Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) Mata kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa calon guru untuk mempelajari ilmu dan praktek keguruan, dan ilmu-ilmu lain yang menunjang profesi keguruan. Pengalaman ini dimaksudkan untuk memperoleh wawasan tentang hakikat dan tujuan pendidikan. Dengan perkataan lain, komponen ini menyuguhkan )latar perlaksaan tugas-tugas professional guru dilapangan. 3. Kelompok Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS) Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS) mengarahkan pengalaman belajar kepada penguasaan sosok (isi, metodologi, dan filosofi) bidang ilmu tertentu yang akan diajarkan calon tenaga kependidikan kepada siswanya kelak. Mata kuliah ini merupakan modal kemampuan calon tenaga kependidikan untuk mengolah pengalaman keahlian sehingga sesuai dengan daya cerna peserta didik sebagai sasaran layanan. 4. Kelompok Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) diarahkan untuk membentuk kemampuan keguruan, baik yang bersifat umum dalam bentuk prinsip dan pendekatan yang berlaku untuk keperluan pengajaran maupun yang bersifat khusus, yaitu teknik serta prosuder yang erat kaitannya dengan hakikat isi bahan ajaran tertentu. Oleh karena itu, pengalaman belajar MKPBM ini mencakup kegiatan pemahaman teoritik dan latihan untuk pembentukan keterampilan.
22

Keduanya

terintegrasikan

dalam

satu

kesatuan.

MKPBM

juga

merupakan bidang yang membentuk kemampuan keguruan untuk menyatukan pembentukan penguasaan bidang ilmu sumber ajaran dengan penyajiannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Tanpa memperhatikan komposisi kelompok-kelompok mata kuliah di atas, (Tilaar : 1990) mengemukakan bahan komponen studi untuk pendidikan professional guru sebagai berikut.

Kelompok kebijakan studies)

studi Kelompok (polly pengetahuan pengembangan (development studies)

studi Kelompok studi pengetahuan pedagogis) Teknologi pendidikan

Ilmu politik

Psikologi pendidikan

Sosiologi, Pendidikan Antropologi pendidikan.

Sosiologi

Biologi

Metodologi Pendidikan

Pendidikan Ekonomi. Menajemen


23

pendidikan termasuk Perencanaan Administrasi pendidikan. Pendidikan. Filsafat Pancasila. Pengembangan Kurikulum Filsafat dan

Evaluasi Pendidikan

Bimbingan dan Penyuluhan.

2. Kelembagaan Pendidikan Keguruan Kelembagaan pendidikan keguruan di Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan mulai dari kursus-kursus sampai kepada lembaga pendidikan prajabatan seperti Pendidikan Guru. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang merupakan bagian dari universitas, dan institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dalam bentuknya yang sekarang ini. Setelah adanya alih fungsi setelah SPO dan SGO ke IKIP dan FKIP dapat dikatakan bahwa IKIP dan FKIP merupakan lembaga yang hampir lengkap menyelenggarakan pendidikan tenaga kependidikan mulai dari SD sampai dengan SLTA. Untuk menghasilkan tenaga kependidikan yang bermutu, IKIP dan FKIP ada pula yang mampu menyelenggarakan program pascasarjana yang menyelenggarakan program S2 dan S3 ilmu kependidikan. Disamping itu, LPTK itu sebagian lembaga yang juga menyelenggarakan program program akta mengajar untuk semua jenjang dan jenis pendidikan. Sementara melaksanakan pscasarjana, LPTK seyogyanya juga dapat mampu mengelola jaringan lembaga-lembaga penantaran serta pengayaan profesi. Untuk menghasilkan tenaga
24

kependidikan,

IKIP

dan

FKIP

menyediakan berbagai program studi dengan strata DII, DIII, S1,

bahkan S2 dan S3. Strata diploma merupakan program professional, sedang program strata adalah program akademik. Rangkuman Sistem pendidikan di Indonesia merupakan system yang sangat besar dan kompleks. Berfungsinya sistem ini diatur dalam UndangUndang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu wahana yang sangat menentukan berfungsinya system itu adalah departemen Pendidikan dan Kebudayaan, umum yang bertugas dan menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan

pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Untuk menyelenggarakan hal tersebut, Departemen Pendidikan dan kebudayaan mempunyai unsur-unsur, yaitu Menteri, Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, direktorat jenderal (4 buah). Badan penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan kebudayaan, pusat-pusat bidang khusus, dan instansi vertikal di wilayah. Pengetahuan ini sangat penting bagi seorang calon guru. Lebih lanjut seorang calon guru juga harus dipersiapkan untuk mengemban tugas sebagai tenaga kependikan. Penyiapan ini dilakukan antara lain dengan memperbaiki pendidikan dalam jabatannya. Jika sudah terjadi maka pendidikan dapat memenuhi sasaran, baik sasaran relevansi, mutu, jumlah dan efisiensi.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Unsur-unsur dalam struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut: a. Menteri
25

b. Sekretariat Jenderal c. Inspektorat Jenderal d. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah e. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi f. Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga g. Direktorat Jenderal Kebudayaan h. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Dan Kebudayaan i. Pusat-Pusat di Bidang Khusus j. Struktur Organisasi Vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

2. Struktur

organisasi

vertikal

Departemen

Pendidikan

dan

Kebudayaan adalah sebagai berikut: Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Provinsi Kabupaten/Kotamadya. Kecamatan Sekolah

3 Kelembagaan pendidikan keguruan di Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan melalui kursus- kursus( misalnya BI / BII) sampai kepada lembaga pendidikan prajabatan seperti pendidikan guru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang merupakan bagian dari universitas,dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dalam bentuknya yang sekarang ini. 3.2 Saran Kita sebagai sebagai peserta didik, calon pendidik maupun para pendidik hendaknya perlu mengetahui unsur-unsur dalam struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, struktur organisasi vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, serta lembaga
26

pendidikan tenagaa kependidikan struktur organisasi sekolah.

(LPTK ). Agar lebih memahami

kedudukan dan tugas-tugasnya sebagai pendidik dalam sistem dan

27

DAFTAR PUSTAKA Soetjipto, Raflis Kosasi. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta. PT Rineka Cipta

28

Anda mungkin juga menyukai