Anda di halaman 1dari 2

B.

Pencegahan primer

Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya patogenik, meliputi pencegahan penyakit atau cedera itu sendiri. Rancangan jalan raya yang lebih baik, program pendidikan sekolah yang berkenaan dengan merokok dan penyalahgunaan zat berbahaya, dan imunisasi poliomyelitis atau campak adalah contoh pencegahan primer. Secara Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit dan trauma. Secara umum, pencegahan primer meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection) .Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain pendidikan kesehatan, pengawasan pertumbuhan individu, konseling pernikahan, dan pemeriksaan kesehatan berkala. Perlindungan khusus dilakukan melalui upaya imunisasi, hygiene personal, sanitasi lingkungan, perlindungan bahaya penyakit kerja , avoidment allergic, dan nutrisi khusus (missal nutrisi untuk ibu hamil, nutrisi untuk bayi) dan lainnya. c. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk mendeteksi dan melakukan intervensi segera guna menghentikan penyakit pada tahap dini, mencegah penyebaran penyakit , menurunkan intensitas penyakit atau mencegah komplikasi, serta mempersingkat fase ketidakmampuan. Pencegahan sekunder mencegah berlanjutnya cedera atau penyakit dari suatu kerusakan kearah ketidakmampuan. Penggunaan Papanicolaou smear untuk mencari perubahan sel secara dini yang diduga sebagai tanda awal kanker merupakan contoh yang baik tentang pencegahan sekunder. Suatu kerusakan sudah terjadi, tapi ketidakmampuan (disability) bias dicegah melalui intervensi dini, pengobatan infeksi streptokokus tertentu dengan penisilin dapat mencegah kejadian demam reamtik dan penyakit jantung serius yang kadang kala terjadi. Pendeteksian tekanan darah tinggi secara dini dapat mengurangi kemungkinan serangan jantung atau stroke. Pencegahan sekunder dilakukan melalui upaya diagnosis dini/ penanganaan segera, seperti penemuan kasus, survey penapisan, pemeriksaan selektif.

Pencegahan tersier

Pencegahan tersier menahan atau memperlambat progresi ketidakmampuan menuju ke keadaan ketergantungan. Pendeteksian secara dini dan manajemen diabetes yang efektif dapat mencegah beberapa ketergantungan yang berhubungan dengan penyakit tersebut, atau paling tidak memperlambat laju perkembangannya. Perawatan medis segera yang diikuti dengan rehabilitasi dapat membatasi bahaya yang kerusakan akibat kecelakaan serebrovaskular (stroke) dan hal yang sama juga berlaku untuk serangan jantungPencegahan tersier terdiri atas upaya mencegah atau membatasi ke tidak mampuan serta membantu memulih kan klien yang tidak mampu agar dapat berfungsi secara optimal. Langkah pencegahan ini antara lain dilakukan melalui upaya pembatasan ketidak mampuan

(disability limitation) dan rehabilitasi. Untuk pembatasan ke tidak mampuan, langkah yang biasa diambil adalah pelatihan tentang cara perawatan diri dan penyediaan fasilitas. Untuk rehabilitasi, upaya yang dilakukan, antara lain pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kondisi klien yang di rehabilitasi, penempatan klien sesuai dengan keadaannya (selevtive place), terapi kerja dan pembentukan kelompok paguyuban khusus bagi klien yang memiliki kondisi yang sama.

Sumber : 1. konsep dasar keperawatn/asmadi Jakarta : EGC 2008 2. kesehatan masyarakat, administrasi dan praktik / George Pickett, John J. Hanlon Ed.9 Jakarta : EGC, 2008

Anda mungkin juga menyukai