Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

latar belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) merupakan kanker urutan kedua terbanyak yang dialami perempuan di dunia. Menurut data Globocan 2002, setiap menit terdapat satu kasus baru di dunia, setiap 2 menit ada satu kasus meninggal di dunia, setiap hari 40 kasus baru penderita kanker serviks di Indonesia, dan setiap hari 20 kasus kanker serviks meninggal di Indonesia. Kanker leher rahim adalah keganasan yang ditandai dengan adanya perdarahan dari vagina, tetapi gejala tersebut tidak muncul sampai tingkat lanjut, di mana tanda dan diagnosis pasti bisa ditegakkan dengan menggunakan pap smear atau IVA. Pemicu kanker serviks dapat dapat diperoleh dari bahan kimia, radiasi, virus HPV, dan kontrasepsi oral. Tanda lain kanker serviks adalah keputihan. Menurut dr. Prita Muliarini, SpOG, anggota BKKBN, dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keputihan abnormal dapat memicu timbulnya kanker serviks. Ada 2 jenis keputihan, yang normal (fisiologis) dan abnormal (patologis). Keputihan dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan ekosistem yang ada di vagina, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal anara lain suhu yang panas, terutama di daerah tropis yang membuat tubuh menjadi lembab, khususnya pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Akibatnya, patoogis mudah berkembangbiak. Ekosistem di dalam vagina dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu estrogen dan laktobasilus (bakteri baik). Jika keseimbangan ini sampai terganggu, maka bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri pathogen akan mudah tumbuh sehingga tubuh rentan terhadap infeksi. Pada dasarnya organ vagina memiliki kemampuan untuk membersihkan daerahnya sendiri yaitu dengan adanya flora normal yang melindungi daerah tersebut dari berbagai kotoran dan mikroorganisme yang masuk. Namun, dengan meningkatnya gaya hidup,antara lain seperti gaya berpakaian yang cenderung selalu mengenakan pakaian ketat, celana ketat,dsb yang menimbulkan kurangnya mobilitas pada daerah tersebut sehingga menjadi lembab; kebiasaan terhadap kebersihan daerah kewanitaan, mikroorganisme

serta maraknya iklan produk pembersih kewanitaan mendorong para wanita untuk menggunaan produk tersebut. Kandungan bahan kimia di dalam pembersih kewanitaan ini perlu ditelaah lebih lanjut. Apakah kandungan bahan kimia ini aman digunakan untuk semua wanita atau hanya wanita tertentu yang harus menggunakannya. Serta, amankah pembersih kewanitaan ini bila digunakan terus menerus, dan apa akibatnya jika demikian. Oleh karena itu , diperlukan studi yang lebih lanjut mengenai kasus ini,yaitu tentang penggunaan produk pembersih kewanitaan, mulai dari swgi keasaman/ kesesuaian pH, pengaruh bagi organ intim wanita, dan efek samping yang akan terjadi, apakah dapat memicu ke keganasan atau tidak jika digunakan dlm jangka waktu tertentu. 1.2. rumusan masalah 1. Faktor apa yang menyebabkan para wanita menggunakan pembersih kewanitaan ? 2. Apakah semua pembersih kewanitaan memiliki kandungan dan manfaat yang sama? 3. Adakah pengaruh antara bahan yang terkandung di dalam pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks 4. Adakah pengaruh antara jenis pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks 5. Adakah pengaruh antara frekuensi penggunaan pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks? 6. Adakah pengaruh antara jangka waktu penggunaan pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks? 1.3. Tujuan 1. tujuan umum mengetahui pengaruh penggunaan pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks 2. tujuan khusus a. mengetahui faktor faktor yang menyebabkan para wanita menggunakan pembersih kewanitaan b. mengetahui bahan yang terkandung di dalam produk-produk pembersih kewanitaan c. mengetahui pengaruh penggunaan pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks terkait terhadap bahan-bahan yang terkandung di dalamnya

d. mengetahui pengaruh penggunaan pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks terkait dengan jenis pembersih kewanitaan tersebut. e. mengetahui pengaruh penggunaan pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks terkait dengan frekuensi penggunaannya. f. mengetahui pengaruh penggunaan pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks terkait dengan jangka waktu penggunaannya.

1.4.

Manfaat 1. memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kesesuaian komposisi bahan pada pembersih kewanitaan sehingga dapat digunakan sesuai dengan kaidahnya. 2. memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh penggunaan pembersih kewanitaan terhadap potensi kanker serviks 3. Memberikan bahan pertimbangan bagi penelitian yang lebih lanjut mengenai bahaya pembersih kewanitaan yang digunakan tidak dengan indikasi yang tepat.

1.5.

Ruang lingkup penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang obstetri dan ginekologi 2. Ruang Lingkup Waktu Penelitian dan pengumpulan data berlangsung selama kurang lebih satu bulan. 3. Ruang Lingkup Tempat a. Pengumpulan data dilakukan di bagian catatan medik dan di poliklinik obstetri ginekologi RS Dr Kariadi Semarang. b. Wawancara dilakukan di poliklinik obstetri ginekologi RS Dr Kariadi Semarang.

Anda mungkin juga menyukai