Anda di halaman 1dari 3

Apakah Wajib Membangunkan Istri, Anak atau Siapa Saja untuk Shalat Subuh?

Sabtu, 2012 Oktober 27 11:03 594 Views

Font Size
Print

SHARE
Tweet it Digg it Google

Berikut ini jawaban para marji taklid dan urutannya sesuai dengan waktu mereka memberikan jawaban atas soal di atas:

1. Ayatullah al-Udzma Sayid Mohammad Ezzuddin Hosseini Zanjani:

Membangunkan anak, istri atau siapa saja hukumnya tidak wajib, kecuali bila mereka sendiri yang meminta untuk dibangunkan. Sekaitan dengan masalah shalat, seseorang tidak punya kewajiban terhadap orang lain, selain mendorong dan mengajak mereka melakukan shalat lewat ucapan dan perbuatan.

2. Ayatullah al-Udzma Sayid Mohamad Sadeq Rohani:

Menurut pandangan dan fatwa saya hukumnya adalah wajib. Saya telah menulis terkait masalah ini.

3. Ayatullah al-Udzma Sayid Sadeq Shirazi:

Hukumnya wajib bila melihatnya dari masalah Amr Makruf dan Nahi Munkar dan usahakan saat membangunkan mereka dengan sikap lemah lembut.

4. Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Sistani:

Bila biasanya ketika tidur mereka mengabaikan shalat Subuh, maka wajib hukumnya membangunkan mereka sesuai dengan Amr Makruf dan Nahi Munkar.

5. Ayatullah al-Udzma Hossein Mazaheri:

Bila mereka tidak suka, maka tidak wajib hukumnya.

6. Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei:

Sesuai dengan pertanyaan di atas, bila tidak membangunkan akan membuat mereka menyepelekan atau mengabaikan shalat, maka dalam kondisi seperti ini mereka harus dibangunkan. Bila tidak membangunkan mereka tidak mengarah ke sana, maka tidak wajib.

7. Ayatullah al-Udzma Mohaqeq Kaboli:

Sesuai dengan pertanyaan di atas, berdasarkan ihtiyath wajib bila tiba waktu shalat maka mereka harus dibangunkan.

8. Ayatullah al-Udzma Sayid Mousavi Ardebili:

Tidak wajib, kecuali terkait anak-anak. Itupun dalam kondisi bila mereka tidak dibangunkan untuk shalat, maka akan memunculkan masalah salah didik bagi anak.

9. Ayatullah al-Udzma Safi Golpaygani:

Bila seseorang yang sudah baligh tertidur dan tidak punya keinginan untuk melakukan shalat, maka wajib membangunkannya dengan niat melakukan kewajiban Amr Makruf dan Nahi Munkar. Tapi bila ia tidur dengan niat akan melakukan shalat Subuh, tapi tertidur, maka tidak wajib membangunkannya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Marjaeyat

Anda mungkin juga menyukai