Anda di halaman 1dari 9

7. Tujuan : peningkatan rasa keamanan Intervensi: 1.

Pertahanan tirah baring ketika pasien menglami ganggguan rasa nyaman pada abdomen. 2. Berikan antispasmodic dan sedative seperti yang diresepkan. 3. Amati, catat dan laporkan keberadaan serta sifat rasa nyeri dan gangguan rasa nyaman. 4. Kurangi asupan natrium dan cairan jika diinstrusikan. Hasil yang diharapkan: Mempertahankan tirah baring dan mengurangi aktivitas ketika nyeri terasa.

Menggunakan antisoasmudik dan sedative sesuai indikasi dan resep yang diberikan. Melaporkan pengrangan rasa nyeri dan gangguan rasa nyaman pada abdomen. Melaporkan rasa nyeri dan gangguan rasa nyaman jika terasa. Mengurangi asupan natrium dan cairan sesuai kebutuhan hingga tingkat yang diinstruksikan untuk mengatasi asites. Merasakan pengurangan rasa nyeri. Memperlihatkan pengurangan lingkar perut dan perubahan berat badan yang sesuai. 8. Tujuan : pemulihan kepada volume cairan yang normal

Intervensi : 1. Batasi asupan natrium dan cairan jika diintruksikan. 2. Berikan diuretic, suplemen kalium dalam protein seperti dipreskripsikan. 3. Ctat asupan dan haluan cairan. 4. Ukur dan catat lingkar perut setiap hari. 5. Jelaskan rasional pembatasan natrium dan cairan. Hasil yang diharapkan: Mengikuti diet rendah natrium dan pembatasan cairan seperti yang diinstruksikan. Menggunakan diuretic, suplemen kalium dan protein sesuai indikasi tanpa mengalami efek samping. Memperlihatkan peningkatan haluaran urin. Mengidentifikasi rasional pembatasan natrium dan cairan.

9. Tujuan : perbaikan status mental Intervensi : 1. Atasi protein makanan seperti yang diresepkan. 2. Berikan makanan sember karbohidrat dalam porsi kecil tapi sering. 3. Brikan perlindungan terhadap infeksi. 4. Pertahankan lingkungan agar tetap hangat dan bebas dari angin.

5. Pasang bantalan pada penghalang disamping tempat tidur. 6. Batasi pengunjung. 7. Lakukan pengawasan keperawatan memastikan keamanan pasien. yang cermat untuk

8. Hindari pemakaian dari pemakaian dari preparat opiate dan barbiturate. 9. Bangunkan dengan interval. Hasil yang diharapkan: Memperlihatkan pebaikan status mental. Memperlihatkan kadar ammonia serum dalam batas-batas yang normal. Memiliki orientasi terhadap waktu, tempat dan orang Melaporkan pola tidur yang normal Menunjukan perhatian terhadap kejadian dan aktivitas di lingkungannya.

10.

Tujuan : perbaikan status pernapasan Intervensi : 1. Tinggikan bagian kepala tempat tidur. 2. Hemat tenaga pasien. 3. Ubah posisi dengan interval.

4. Bantu pasien torakosentesis.

dalam

menjalani

parasintesis

dan dalam

a. Berikan dukungan dan menjalankan prosedur.

pertahankanosisi

b. Mencatat jumlah dan sifat cairan yang diaspirasi. c. Melakukan observasi terhadap bukti terjadinya batuk, peningkatan dipsnu atau frekuensi denyut nadi.

Hasil yang diharapkan: Mengalami perbaikan pada status pernapasan. Melaporkan pengurangan gejala sesak napas. Melaporkan peningkatakan tenaga dan rasa sehat. Memperlihatkan frekuensi respirasi yang normal (1218/menit) tanpa terdengarnya suara pernapasan tambahan. Memperlihatkan pengembanngan toraks yang penuh tanpa gejala pernapasan dangkal. Memperlihatkan gas darah yang normal. Tidak mengalami gejala konfusi atau sianosis.

11. Tujuan : pencegahan perdarahan dan hemoragi: defeksi dini perdarahan.

Intervensi : 1. Melakukan penilaian terhadap pasien untuk menemukan bukti perdarahan atau hemoragik. a. Memantau tanta-tanda vital (TD, denyut nadi, fekuensi pernapasan.) b. Menilai suhu kulit tingkat kesadaran. c. Memantau sekresi dan keluaran gastrointestinal (emesis, feses) untuk deteksi perdarahan yang nyata atau tersembunyi. d. Pantau kulit untuk menemukan gejala normal dan pembentukan hematom. e. Pantau nilai hematokrit dan kadar hemoglobin. f. Pantau asupan cairan dan haluran urin. 2. Lindungi pasien terhadap cedera dan terjatuh a. Naikkan rel penghalang pada samping tempat tidur untuk menjaga agar pasien tidak terjatuh. b. Pasang bantalan pada penghalang tersebut. c. Biarkan kamar pasien tetap terang. d. Keluarkan semua prabot dan peralatan yang tidak diperlukan dari dalam kamar. e. Ganti barang-barang yang tajam dengan yang lebih aman. 3. Hindari aktivitas yang membuat pasien mengejan, mengangkat atau membalik badan.

a. Bantu pasien membalik badan. b. Jaga agar semua barang yang diperlukan mudah dijangkau. c. Lakukan tindakan untuk mencegah konstipasi. 4. Sediakan kateter Blakemore dan obat-obatan agar dapat segera digunakan jika diperlukan. 5. Bantu dokter (ansitensi) dalam memasang dan memelihara kateter Blakemore jika diperlukan. 6. Pantau status pernapasan dan kurangi risiko ko9mplikasi ketika dilakukan pemasangan tampon esofagus. 7. Siapkan npasien secara fisik dan psikologis untuk menjalani bentuk terapi lain jika diperlukan. 8. Terusn informasikan kepada keluarga tentang keadaan pasien. Hasil yang diharapkan : Tidak mengalami episode perdarahan dan hemoragia Tanda-tanda vital berada dalam batas yang dapat diterima pasien. Tidak menunjukan bukti perdarahan dari traktus gastrointestinal. Tidak menunjukan bukti adanya memar dan hematom. Haluran urine akseptabel. berada dalam batas-batas yang

Nilai hematokrit dan hemoglobin berada dalam batasbatas yang dapat diterima. Pasien berbalik dan bergerak tanpa mengejan atau menaikkan tekanan intra abdomen. Tidak terjadi episode perdarahan lebih lanjut yang memerlukan tera[i agresif. Pasien dan keluarganya dapat mengemukakan rasional terapi. Pasien dan keluarganya dapat mengidentifikasi dukungan yang tersedia bagi mereka.

Tujuan : pencegahan ensefalopati hepatik Intervensi : 1. Kaji status kognitif dengan interval yang teratur. a. Tentukan orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu b. Kaji kesadaran pasien terhadap alasan untuk menjalani perawatan kesehatan dan/ atau perawatan rumah sakit. c. Observasi tingkat aktivitas , kegelisahan dan agitasi dari pasien. d. Dapatkan dan rekam contoh tulisan tangan pasien setiap hari.

e. Kaji tanda-tanda neurologi(refleks tendon dalam, kemampuan untuk mengikuti instruksi). 2. Pantau penggunaan obat untuk mencegah pemberian obat yang dapat menimbulkan ensefalopati hepatik (preparat sedatif, hipotik, analgetik). 3. Pantau data-data hasil pemeriksaan laboratorium, khususnya kadar amonia serum. 4. Laporkan setiap perubahan status neutrologi dan fungsi kognitif kepada dokter. 5. Batasi sumber-sumber diperlukan. protein dari diet jika untuk

6. Berikan obat-obatan yang diresepkan mengurangi kadar amonia serum 7. (misalnya, laktulosa, antibiotik, glukosa) Hasil yang diharapkan :

Sadar, waspada dan memahami llingkungannya. Berorientasi terhadap waktu, tempat dan orang. Tidak memprlihatkan kegelisahan atau agitasi. Rekam tulisan tangan pasien tidak memperlihatkan kemunduran fungsi kognitif. Menyatakan dasar pemikiran bagi terapi yang dilakukan untuk mencegah atau mengatasi ensefalopati hepatik.

Memperlihatkan kadar amonia serum yang stabil dalam batas-batas yang dapat diterima. Mengkonsumsi makanan dengan asupan kalori yang adekuat yang mematuhi diet pembatasan protein. Menggunakan obat seperti yang diresepkan.

Anda mungkin juga menyukai