DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL PARAF Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Tawarkan diet tinggi kalori, tinggi 1. Memberikan kalori bagi tenaga berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam protein (TKTP). dan protein bagi proses
kelelahan dan penurunan diharapkan berat badan. Tujuan: energy dan aktivitas Peningkatan dengan partisipasi penurunan
penyembuhan.
dan 2. Berikan suplemen vitamin (A, B 2. Memberikan nutrisi tambahan. badan. kompleks, C dan K)
dalam aktivitas.
Berkurang sampai dengan hilang dengan criteria hasil: 1. Melaporkan kekuata pasien. 2. Merencanakan untuk aktivitas perasaan sehat dan peningkatan kesehatan 3. Motivasi pasien untuk melakukan 3. Menghemat latihan yang diselingi istirahat. tenaga pasien
sambil mendorong pasien untuk melakukan latihan dalam batas toleransi pasien.
memberikan 4. Motivasi dan bantu pasien untuk 4. Memperbaiki melakukan latihan dengan periode waktu yang ditingkatkan secara aktivitas bersamaan bertahap.
bertambahnya
berat
tanpa
nutrient yang adekuat dan menghilangkan dari diet. 2. Perubahan hipertermia suhu tubuh: Setelah dilakukan tindakan 1. Catat suhu tubuh secara teratur. 3x24 jam 1. Memberikan deteksi hati dasar dan untuk evaluasi alcohol
berhubungan keperawatan
dengan proses imflamasi diharapkan Perubahan suhu pada sirosis. tubuh: hipertermia Tujuan: Pemeliharaan suhu berhubungan dengan proses 2. Motivasi asupan cairan. tubuh yang normal. imflamasi pada sirosis.
intervensi. 2. Memperbaiki kehilangan cairan akibat perspirasi serta febris dan meningkatkan kenyamanan pasien. tingkat
Berkurang sampai dengan hilang dengan criteria hasil: 1. Melaporkan suhu tubuh
yang normal dan tidak 3. Lakukan kompres dingin atau 3. Menurunkan panas melalui kantong es untuk menurunkan proses konduksi serta evaporasi, terdaptnya gejala menggigil atau perspirasi. 2. Memperlihatkan asupan kenaikan suhu tubuh. dan meningkatkan tingkat kenyamanan pasien. 4. Berikan antibiotic seperti yang 4. Meningkatkan diresepkan. konsentrasi
cairan yang adekuat. antibiotic serum yang tepat untuk mengatasi infeksi. 5. Hindari kontak dengan infeksi. 5. Meminimalkan resiko
secara laju metabolic. 6. Jaga agar pasien dapat beristirahat 6. Mengurangi laju metabolic. sementara suhu tubuhnya tinggi. 3. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Batasi yang berhubungan dengan keperawatan pembentukan edema. Tujuan: diharapkan kulit 3x24 jam natrium seperti yang 1. Meminimalkan edema. pembentukan
diresepkan.
Gangguan yang 2. Berika perhatian dan perawatan 2. Jaringan dengan edema. yang cermat pada kulit. edematous nutrient dan kulit yang suplai rentan
Memperbaiki integritas
integritas kulit dan poteksi berhubungan jaringan yang mengalami pembentukan edema.
Berkurang sampai dengan hilang dengan criteria hasil: 1. Mmemperlihatkan kulit yang ektremitas tubuh. 2. Tidak
tugor 3. Balik dan ubah posisi pasien 3. Meminimalkan dengan sering. lama dan
tekanan
yang
meningkatkan
moblisasi edema.
memperlihatkan 4. Timbang berat badan dan catat 4. Memungkinkan perkiraan status asupan serta haluaran cairan setiap hari. cairan dan pemantauan terhadap adanya retensi serta kehilangan cairan dengan cara yang paling baik.
luka pada kulit. 3. Memperlihatkan jaringan yang normal tanpa gejala eritema, perubahan warna atau peningkatan suhu
5. Lakukan latihan gerak secara pasif, 5. Meningkatkan mobilisasi edema. tingkatkan ekstremitas yang
sering.
edematous.
6. Letakkan bantalan busa yang kecil 6. Melindungi tonjolan tulang dan di bawah tumit, maleolus dan tonjolan tulang lainnya. 4. meminimalkan trauma jika
Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi dan catat derajat ikterus 1. Memberikan dasar untuk deteksi berhubungan ikterus dan dengan keperawatan status diharapkan 3x24 jam pada kulit dan sclera. perubahan intervensi. dan evaluasi
Gangguan
Memperbaiki dengan ikterus dan status 2. Lakukan perawatan yang sering 2. Mencegah kekeringan kulit dan kulit dan imunologi yang terganggu. Berkurang sampai dengan hilang dengan criteria hasil: 1. Memperlihatkan kulit pada kulit, mandi sabun tanpa dan meminimalkan pruritus.
menggunakan
yang utuh tanpa terlihat luka atau infeksi. 2. Melaporkan tidak adanya pruritus. 3. Memperlihatkan pengurangan gejala ikterus pada kulit dan sclera. 4. Menggunakan dan emolien menghindari 3. Jaga agar kuku pasien selalu 3. Mencegah ekskoriasi kulit akibat pendek. garukan.
pemakaian sabun dalam menjaga hygiene seharihari. 5. Perubahan status nutrisi, Setelah dilakukan tindakan 1. Motivasi kurang dari kebutuhan keperawatan 3x24 jam
pasien untuk makan- 1. Motivasi sangat penting bagi
penderita
anoreksia
dan
tubuh berhubungan dengan diharapkan Perubahan status anoreksia dan gangguan nutrisi, integritas gastrointestinal. kebutuhan kurang dari
gangguan gastrointestinal.
tubuh 2. Tawarkan makan-makanan dengan 2. Makanan dengan porsi kecil dan dengan gangguan 3. Hidangkan
makanan porsi sedikit tetapi sering.
sering
lebih
ditolerir
oleh
penderita anoreksia.
yang 3. Meningkatkan selera makan dan
gastrointestinal.
menimbulkan selera dan menarik dalam penyajiannya.
Berkurang sampai dengan hilang dengan criteria hasil: 1. Memperlihatkan makanan kalori yang tinggi asupan tinggi protein
rasa sehat.
4. Pantang alcohol.
4. Menghilangkan makanan dengan kalor kosong dan menghindari iritasi lambung oleh alcohol.
dengan jumlah memadai. 2. Mengenali makanan dan minuman yang bergizi dan diperbolehkan dalam diet. 3. Bertambah berat tanpa 5. Pelihara hygiene oral sebelum makan.
5. Megurangi cita rasa yang tidak enak dan merangsang selera makan.
mengurangi
frekuensi
mual.
mual.
pemikiran mengapa pasien 7. Berikan obat yang diresepkan untuk 7. Mengurangi harus makan sedikitmengatasi mual, muntah, diare atau konstipasi.
gastrointestinal
tidak enak pada perut yang mengurangi selera makan dan keinginan terhadap makanan.
6. Menyisihkan alcohol dari 8. Motivasi peningkatan asupan cairan 8. Meningkatkan dalam diet. 7. Turut serta dalam upaya memelihara hygiene oral sebelum makan dan 9. Amati gejala yang mebuktikan adanya 9. Mendeteksi
perdarahan gastrointestinal. dan latihan jika pasien melaporkan konstipasi.
pola
defekasi
yang normal dan mengurangi rasa tidak enak serta distensi pada abdomen. komplikasi
gangguan
dilaporkan;
melena,
pendarahan yang nyata. 6. Resiko berhubungan hipertensi perubahan cedera Setelah dilakukan tindakan 1. Amati setiap feses yang diekskresi 1. Memungkinkan dengan keperawatan portal, diharapkan mekanisme berhubungan 3x24 Resiko jam cedera dengan untuk memeriksa warna, prdarahan dalam deteksi duktus
gastrointestinal.
pembekuan dan gangguan hipertensi portal, perubahan 2. Waspadai gejala ansietas, rasa 2. Dapat menunjukan tanda-tanda dalam proses detoksifikasi mekanisme pembekuan dan obat. Tujuan: Resiko gangguan dalam proses penuh pada epigastrium, dini perdarahan dan syok.
cedera detoksifikasi obat. Berkurang dengan sampai dengan hilang 3. Periksa setiap feses dan muntahan 3. Mendeteksi untuk mendeteksi darah yang membuktikan perdarahan. tanda dini yang adanya
tersembunyi.
adanya perdarahan yang nyata dari traktus 4. Amati manifestasi hemoragi: 4. Menunjukan perbahan pada
adanya kegelisahan, rasa penuh pada epigastrium 5. Catat tanda-tanda vital dengan 5. Memberikan dasar dan bukti dan indikator lain yang menunjukan serta syok. 3. Memperlihatkan hasil hemoragi 6. Jaga agar pasien tenang dan 6. Meminimalkan membatasi aktivitasnya perdarahan dan mengejan. resiko interval waktu tertentu. adanya hipovolemia dan syok.
pemeriksaan
yang 7. Bantu dokter dalam memasang 7. Memudahkan kateter untuk temponade balon esophagus. nontraumatik
insersi untuk
kateter mengtasi
observasi
pelaksanaan lebih dari satu kali transfuse yang diperlukan untuk mengatasi perdarahan aktif dari varises esovagus).
ketika terjadi perdarahan aktif. 7. Mengenali rasional untuk melakukan transfuse darah dan tindakan guna 10. Pertahankan pasien dalam 10. Mengurangi resiko aspirasi isi lambung dan meminimalkan 9. Ukur dan catat sifat, waktu serta 9. Membantu mengevaluais taraf jumlah muntahan. perdarahan darah. dan kehilangan
resiko trauma lebih lanjut pada esophagus dan lambung dengan mencegah muntah.
pembekuan
menghindari
terbentur
yang diresepkan.
dengan
memberikan
vitamin
serta terjatuh, menghindari mengejan defekasi). 9. Tidak mengalami efek 12. pada saat
oasien cemas
yang dan
menerus perdarahan.
memungkinkan
pemantauan
untuk melakukan tindakan penjagaan dengan 13. Tawarkan minuman dingin 13. Mengurangi resiko perdarahan lebih lanjt dengan meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah esophagus dan lambung.
14.
Lakukan
tindakan
mencegah trauma: a. Mempertahankan yang aman. lingkungan a. Mengurangi resiko trauma dan perdarahan dengan
b. Mendorong
pasien
untuk
membuang perlahan-lahan.
ingus
secara
pada
ditingkatkan.
d. Meningkatkan penyembuhan.
proses
e. Melakukan
kompres
dingin
jika diperlukan.
f. Mencatat perdarahan.
lokasi
tempat
f. Memungkinkan
deteksi
perdarahan sebelumnya.
g. Menggunakan
jarum
kecil
g. Meminimalkan
dan akibat
15.
Memberikan
obat
resiko
efek
samping yang terjadi sekunder karena ketidak mampuan hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi (memetabolisasi)
obat secara normal. 7. Nyeri dan gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahanan tirah baring ketika 1. Mengurangi nyaman dengan berhubungan keperawatan hati yang diharapkan 3x24 Nyeri rasa jam dan nyaman hati 2. Berikan antispasmodic dan 2. Mengurangi iritabilitas traktus gastrointestinal dan nyeri serta gangguan rasa nyaman pada abdomen. pasien menglami ganggguan rasa nyaman pada abdomen. kebutuhan
dengan
Tujuan : peningkatan rasa yang membesar serta nyeri keamanan tekan dan asites. Berkurang sampai dengan hilang
dengan criteria hasil: 1. Mempertahankan baring aktivitas dan tirah 3. Amati, catat dan laporkan 3. Memberikan mendeteksi dasar lebih untuk lanjut
mengurangi nyeri
ketika
dan 4. Kurangi asupan natrium dan cairan 4. Meminimalkan jika diinstrusikan. asites lebih lanjut.
pembentukan
abdomen. 4. Melaporkan rasa nyeri dan gangguan jika terasa. 5. Mengurangi asupan rasa nyaman
natrium dan cairan sesuai kebutuhan hingga tingkat yang diinstruksikan untuk mengatasi asites. 6. Merasakan rasa nyeri. 7. Memperlihatkan pengurangan lingkar perut dan perubahan berat badan yang sesuai. pengurangan
8.
Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Batasi asupan natrium dan cairan 1. Meminimalkan berhubungan dengan asites keperawatan dan pembentukan edema. diharapkan 3x24 jam jika diintruksikan. asites dan edema.
pembentukan
Kelebihan
Tujuan : pemulihan kepada volume cairan berhubungan 2. Berikan diuretic, suplemen kalium 2. Meningkatkan ekskresi cairan volume cairan yang normal dengan pembentukan asites dan edema. dalam protein seperti lewat ginjal dan
dipreskripsikan.
Berkurang sampai dengan hilang dengan criteria hasil: 1. Mengikuti diet rendah
natrium dan pembatasan 3. Catat asupan dan haluan cairan. cairan seperti yang
diinstruksikan. 2. Menggunakan suplemen protein tanpa diuretic, 4. Ukur dan catat lingkar perut setiap 4. Memantau dan hari. pebentukan perubahan asites pada dan
kalium sesuai
penumpukan cairan.
mengalami
samping. 3. Memperlihatkan peningkatan haluaran urin. 4. Mengidentifikasi rasional pembatasan natrium dan cairan.
9.
Perubahan proses berpikir Setelah dilakukan tindakan 1. Atasi protein makanan seperti yang 1. Mengurangi sumber ammonia berhubungan kemunduran dan dengan keperawatan fungsi 3x24 jam diresepkan. (makanan sumber protein).
hati diharapkan Perubahan proses kadar berpikir berhubungan dengan 2. Berikan kemunduran fungsi hati dan makanan sumber 2. Meningkatkan asupan
peningkatan
ammonia.
karbohidrat yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan energy dan mempertahankan protein terhadap proses pemecahannya untuk menghasilkan tenaga.
Tujuan: perbaikan status peningkatan kadar ammonia. mental Berkurang sampai dengan hilang dengan criteria hasil: 1. Memperlihatkan pebaikan status mental. 2. Memperlihatkan ammonia serum
perlindungan
resioko peningkatan
metabolic
lebih
terhadap waktu, tempat dan orang 4. Melaporkan yang normal 5. Menunjukan terhadap aktivitas lingkungannya. perhatian dan di 5. Pasang bantalan pada penghalang 5. Memberikan disamping tempat tidur. perlindungan pola tidur 4. Pertahankan lingkungan agar tetap 4. Meminimalkan hangat dan bebas dari angin. menggigil meningkatkan metabolic. karena gejala akan
kebutuhan
kejadian
6. Batasi pengunjung.
7. Lakukan pengawasan keperawatan 7. Melakukan pemantauan ketat yang cermat untuk memastikan keamanan pasien. terhadap terjadi trauma gejala dan pada yang baru
8. Hindari pemakaian dari pemakaian 8. Mencegah penyamaran gejala dari preparat opiate dan koma hepatic dan mencegah overdosis sekunder obat akibat yang terjadi penurunan
barbiturate.
kemampuan hati yang rusak untuk memetabolisme preparat narkotik dan barbiturate.
9. Memberikan stimulasi kepada pasien dan kesempatan untuk mrengamati tingkat kesadaran apsien.
10.
Pola efektif
napas
yang
tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Tinggikan bagian kepala tempat 1. Mengurangi tekanan abdominal 3x24 jam tidur. pada diagfragma dan
berhubungan keperawatan
dengan asites dan restriksi diharapkan Pola napas yang pengembangan akibat abdomen cairan toraks. asites, serta dalam toraks tidak efektif berhubungan
distensi dengan asites dan restriksi adanya pengembangan toraks akibat rongga asites, distensi abdomen serta 2. Hemat tenaga pasien. adanya cairan dalam rongga Berkurang hilang sampai dengan 3. Ubah posisi dengan interval.
2. Mengurangi
kebutuhan
3. Meningkatkan
ekspansi
pada status pernapasan. 2. Melaporkan pengurangan 4. Bantu pasien dalam menjalani 4. Parasentesis dan torakosentesis gejala sesak napas. 3. Melaporkan peningkatakan tenaga dan rasa sehat. 4. Memperlihatkan frekuensi respirasi yang normal (1218/menit) terdengarnya tanpa suara a. Berikan dukungan dan dalam parasintesis dan torakosentesis. (yang dilakukan untuk
megeluarkan cairan dari rongga toraks) merupaan tindakan yang menakutkan bagi pasien. a. Bantu pasien agar bekerja sama prosedur dalam ini menjalani dengan
catatan yang
pernapasan dangkal. 6. Memperlihatkan gas darah yang normal. 7. Tidak mengalami gejala konfusi atau sianosis. c. Melakukan observasi terhadap bukti terjadinya dipsnu batuk, atau
dikeluarkan
dan
indikasi
c. Menunjukan iritasi rongga pleura dan bukti adanya gangguan fungsi respirasi oleh pneumothoraks hemotoraks atau
peningkatan
(penumpukan
udara atau darah dalam rongga pleura). 11. Masalah kolaboratif: Setelah dilakukan tindakan 1. Melakukan keperawatan 3x24 jam penilaian terhadap 1. Memungkinkan tanda-tanda deteksi dan dini gejala
pasien untuk menemukan bukti perdarahan atau hemoragik. a. Memantau (TD, tanta-tanda nadi, vital
perdarahan dan hemoragi: hemoragi. Berkurang sampai defeksi dini perdarahan. dengan hilang dengan
denyut
fekuensi
criteria hasil: 1. Tidak mengalami episode perdarahan dan hemoragia 2. Tanda-tanda vital berada dalam batas yang dapat diterima pasien. 3. Tidak menunjukan bukti
pernapasan.) b. Menilai kesadaran. c. Memantau sekresi dan keluaran gastrointestinal (emesis, feses) untuk deteksi perdarahan yang nyata atau tersembunyi. suhu kulit tingkat
perdarahan
dari
traktus
d. Pantau kulit untuk menemukan gejala normal dan pembentukan hematom. e. Pantau nilai hematokrit dan kadar hemoglobin.
gastrointestinal. 4. Tidak menunjukan bukti adanya hematom. 5. Haluran urine berada yang memar dan
f. Pantau
asupan
cairan
dan
haluran urin. 2. Lindungi pasien terhadap cedera 2. Meminimalkan resiko yang akibat terjadi kelainan
dan
dan terjatuh a. Naikkan rel penghalang pada samping tempat tidur untuk menjaga agar pasien tidak
perdarahan sekunder
hemoglobin berada dalam batas-batas diterima. 7. Pasien berbalik dan yang dapat
bergerak tanpa mengejan atau menaikkan tekanan intra abdomen. 8. Tidak terjadi lebih episode lanjut
penghalang tersebut. c. Biarkan kamar pasien tetap terang. d. Keluarkan semua prabot dan peralatan yang tidak diperlukan dari dalam kamar. e. Ganti barang-barang yang tajam dengan yang lebih aman. 3. Hindari aktivitas yang membuat 3. Meminimalkan peningkatan
perdarahan
keluarganya mengidentifikasi
dapat
membalik badan. a. Bantu pasien membalik badan. b. Jaga agar semua barang yang diperlukan mudah dijangkau. c. Lakukan tindakan untuk
mencegah konstipasi.
4. Sediakan kateter Blakemore dan 4. Kateter dan obat sudah tersedia obat-obatan agar dapat segera dan dapat segera digunakan ketika pasien dari mengalami varises
perdarahan
5. Bantu dokter (ansitensi) dalam 5. Perdarahan yang memerlukan memasang dan memelihara kateter Blakemore jika diperlukan. tamponade esophagus atau
6. Pantau
status
pernapasan
dilakukan esofagus.
pemasangan
tampon
akibat perdarahan dan asfiksia bila balon yang ada didalam lambung pecah.
7. Siapkan pasien secara fisik dan 7. Pasien psikologis untuk menjalani bentuk terapi lain jika diperlukan. perdarahan cemas
yang
merasa dan
8. Terusn
informasikan
kepada 8. Anggota keluarga cenderung mencemaskan keadaan pasien; penyampaian informasi akan
partisipasi yang efektif untuk turut mengatasi permasalahan. 12. Masalah kolaboratif: Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status kognitif dengan interval 1. Data-data keperawatan 3x24 jam yang teratur. a. Tentukan orientasi pasien akan memberikan
pencegahan diharapkan
Ensefalopati
ensefalopati hepatik
deteksi perubahan.
perawatan kesehatan dan/ atau perawatan rumah sakit. c. Observasi tingkat aktivitas , kegelisahan dan agitasi dari pasien. d. Dapatkan dan rekam contoh tulisan tangan pasien setiap hari. e. Kaji tanda-tanda
kegelisahan atau agitasi. 4. Rekam pasien memperlihatkan kemunduran kognitif. 5. Menyatakan dasar fungsi tulisan tangan tidak
pemikiran bagi terapi yang 2. Pantau penggunaan obat untuk 2. Obat merupakan faktor pencetus dilakukan untuk mencegah atau mengatasi mencegah pemberian obat yang dapat menimbulkan ensefalopati hepatik (preparat sedatif, hipotik, kadar analgetik). yang sering menimbulkan
amonia serum yang stabil dalam batas-batas dapat diterima. 7. Mengkonsumsi makanan yang 3. Pantau data-data hasil pemeriksaan 3. Peningkatan laboratorium, amonia serum. khususnya kadar serum kadar ammonia dengan
berkaitan
adekuat yang mematuhi 4. Laporkan setiap perubahan status 4. Memungkinkan diet pembatasan protein. 8. Menggunakan obat seperti yang diresepkan. 5. Batasi sumber-sumber protein dari 5. Mengurangi diet jika diperlukan. perubahan ammonia. neutrologi dan fungsi kognitif kepada dokter.
dimulainya
pemecahan protein
dan
menjadi
6. Berikan diresepkan
obat-obatan untuk
mengurangi