Anda di halaman 1dari 43

NO DX 1

DIAGNOSA

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

PARAF

Kekurangan volume cairan. Setelah dilakukan tindakan Mandiri Berhubungan dengan Diuresis keperawatan selama 3x24 1. Dapatkan riwayat pasien/ orang 1. Membantu diharapkan volume Berhubungan terdekat sehubungan dengan memperkirakan kekurangan volume total. Tanda dan gejala mungkin sudah ada pada beberapa waktu (beberapa beberapa proses sebelumnya jam hari). sampai Adanya infeksi dalam

osmotik (dari hiperglikemia). jam Kehilangan gastrik berlebihan: Kekurangan diare, muntah. Masukan cairan.

lamanya/ intensitas dari gejala seperti muntah, pengeluaran

dibatasi: mual, kacau mental. dengan Diuresis osmotik Ditandai dengan peningkatan (dari haluaran urine, urine encer. Kehilangan hiperglikemia). gastrik

urine yang sangat berlebihan.

Kelemahan: haus; penurunan berlebihan: diare, muntah. berat badan tiba-tiba. Kulit/ Masukan dibatasi: mual, membran mukosa kering, kacau mental. Berkurang dengan hilang

mengakibatkan demam dan keadaan yang hipermetabolik meningkatkan

turgor kulit buruk. Hipotensi, sampai takikardia, pengisian kapiler.

pelambatan dengan criteria hasil : 1. Mendemonstrasikan hidrasi adekuat

kehilangan air tidak kasat mata.

dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer 2. Pantau tanda-tanda vital , catat 2. Hipovolemia dapat kulit diraba, dan turgor adanya ortostatik. perubahan TD dimanifestasikan dapat oleh

pengisian

hipotensi dan takikardia. Perkiraan berat ringannya

kapiler baik, haluaran

urine

tepat dan

secara kadar

hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan darah

individu,

elektrolit dalam batas normal.

sistolik pasien turun lebih dari 10 mmhg dari posisi berbaring ke posisi duduk/ berdiri. neuropati Catatan: jantung dapat

memutuskan refleks-refleks yang secara normal denyut

meningkatkan jantung.

3. Pola

napas

seperti kussmaul

adanya 3. Paru-paru atau asam

mengelurkan melalui yang

pernapasan

karbonat

pernapasan yang berbau keton.

pernapasan

menghasilkan kompensasi alkalosis terhadap ketoasidosis. yang respiratoris keadaan Pernapasan aseton pemecahan

berbau

berhubungan

asam asto-asetat dan harus

berkurang

bila

ketosis

harus terkoreksi.

4. Frekuensi

dan

kualitas 4. Koreksi hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi mendekatai

pernapasan, penggunaan otot bantu periode sianosis. napas, dan adanya

apnea dan munculnya

pernapasan

normal. Tetapi peningkatan kerja pernapasan pernapasan munculnya mungkin indikasi dari pernapsan; dangkal, cepat; dan

sianosis merupakan kelelahan

pernapasan dan/ mungkin pasien itu kehilangan untuk kompensasi

kemampuannya melakukan pada asidosis.

5. Suhu,

warna

kulit,

atau 5. Meskipun

demam,

kelembabannya.

menggigil dan diaforesis

merupakan

hal

umum

terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering

mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi.

6. Kaji nadi perifer, penangisian 6. Merupakan indikator dari kapiler, turgor kulit, dan tingkat volume adekuat. dehidrasi, sirkulasi atau yang

membran mukosa.

7. Pantau

masukan

dan 7. Memberikan kebutuhan akan

perkiraan cairan

pengeluaran, catat berat jenis urine.

pengganti, fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan.

8. Ukur berat badan setiap hari

8. Memberikan pengkajian yang

hasil terbaik

dari status cairan yang sedang berlangsung dan

selanjutnya memberikan pengganti.

dalam cairan

9. Pertahankan untuk memberikan 9. Mempertahankan cairan paling sedikit 2500 ml/ hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika volume sirkulasi.

hidrasi/

pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.

10. Tingkatkan lingkungan yang 10. Menghindari dapat nyaman. menimbulkan Selimuti rasa pasien

pemanasan

yang berlebihan terhadap pasien lebih lanjut akan dapat menimbulkan

dengan selimut tipis.

kehilanagn cairan.

11. Kajia adanya perubahan mental 11. Perubahan atau sensori. berhubungan

mental

dapat dengan

glukosa yang tinggi atau yang rendah (hiperglikemia atau hipoglikemia),

elektrolit yang abnormal, asidosis, penurunan perfusi serebral, berkembangnya Penyebab tertangani, yang dan hipoksia. tidak

gangguan

kesadaran dapat menjadi predisposisi (pencetus)

aspirasi pada pasien.

12. Catat hal-hal yang dilaporkan 12. Kekurangan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung. elektrolit

cairan

dan

mengubah

motilitas lambung, yang seringkali akan

menimbulkan muntah dan secara potensial akan

menimbulkan

kekurangan

cairan atau elektrolit.

13. Observasi kelelahan

adanya yang

perasaan 13. Pemberian meningkat, perbaikan

cairan yang

untuk cepat

edema, peningkatan berat badan

mungkin sangat berpotensi

, nadi tidak teratur, dan adanya distensi pada vaskuler.

menimbulkan

kelebihan

beban cairan dan GJK.

Kolaborasi 1. Berikan terapi cairan sesuai 1. Tipe dan jumlah dari cairan dengan indikasi ; Normal salin atau setengah normal salin tergantung kekuranga respons individual. pada cairan pasien derajat dan secara

dengan atau tanpa dektrosa.

2. Albumin, plasma, atau dekstran

2. Plasma (pengganti)

ekspander kadang

dibutuhkan jika kekurangan tersebut kehidupan mengancam atau tekanan

darah sudah tidak dapat kembali normal dengan

usaha-usaha rehidrasi yang telah dilakukan.

3. Pasang/

pertahankan

kateter 3. Memberikan

pengukuran

urine tetap terpasang.

yang tepat/ akurat terhadap

pengukuran haluaran urine terutama otonom jika neuropati

menimbulkan

gangguan kantung kemih (retensi /inkontinensia). urine Dapat

dilepas jika pasien berada dalam keadaan stabil untuk menurunkan terjadinya infeksi. risiko

4. Pantau

pemeriksaan

laboratorium seperti; a. Hematokrit Mengkaji tingkat hidrasi dan sering kali meningkat akibat hemokonsentrasi yang terjadi setelah diuresis osmotik.

b. BUN/kreatinin

Penignkatan

nilai

dapat

mencerminkan kerusakan sel karena dehidrasi atau tanda awitan kegagalan ginjal.

c. Osmolalitas darah

Meningkat sehubungan dengan adanya dehidrasi. hiperglikemia dan

d. Natrium

Mungkin menurun yang dapat mencerminkan perpindahan

cairan dari intrasel (diuresis osmotik). Kadar natrium yang mencerminkan kehilangan

cairan/ dehidrasi berat atau reabsorpsi natrium dalam

berespons terhadap sekeresi aldosteron.

e. Kalium

Awalnya

akan

terjadi

hiperkalemia dalam berespon pada asidosis, namun

selanjutnya kalium ini akan hilang melalui urine,

kadarmkalium absolut dalam tubuh berkurang. Bila insulin diganti dan asidosis teratasi,

kekurangan

kalium

serum

justru akan terlihat.

5. Berikan kalium atau elektrolit 5. kalium harus ditambahkan yang lain melalui IV dan/ atau melalui oral sesuai indikasi. pada IV (segera aliran urine adekuat) untuk mencegah hipokalemia. kaliun fosfat Catatan: dapat

diberikan jika cairan IV mengandung klorida untuk natrium mencegah

kelebihan beban klorida.

6. Berikan bikarbonat jika pH 6. Diberikan dengan hati-hati kurang dari 7,0. untuk membantu

memperbaiki asidosis pada adanya hipotensi atau syok.

7. Pasang lakukan

selang

NGT

dan 7. Mendekompresi sesuai

lambung

penghisapan

dan dapat menghilangkan muntah.

dengan indikasi

Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan Mandiri kebutuhan tubuh. keperawatan selama 3x24 1. Timbang berat badan setiap hari 1. Mengkaji atau sesuai dengan indikasi. makanan (termasuk utilisasinya). pemasukan yang adekuat dan

Berhubungan dengan cukupan jam diharapkan Perubahan insulin (penurunan ambilan nutrisi dan penggunaan glukosa oleh kebutuhan jaringan peningkatan protein/ masukan lemak). oral; mengakibatkan Berhubungan metabolisme cukupan kurang dari tubuh. dengan

absorpsi

insulin 2. Tentukan program diet dan pola 2. Megidentifikasi makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien. kekurangan penyimpangan kebutuhan terapeutik. dan dari

Penurunan (penurunan ambilan dan anoreksia, penggunaan glukosa oleh mengakibatkan

mual, lambung penuh, nyeri jaringan abdomen, kesadaran. hipermetabolisme:

perubahan peningkatan metabolisme Status protein/ lemak). 3. Auskultasi bising usus, catat 3. Hiperglikemia adanya nyeri abdomen/ perut kembung, mual, muntah gangguan dan

Pelepasan Penurunan masukan oral;

keseimbangan

hormone stress (mis; epinefrin, anoreksia, mual, lambung kortisol, dan hormone penuh, nyeri abdomen, kesadaran.

cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/

makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi

pertumbuhan), infeksius. Ditandai

proses perubahan

fungsi lambung (distensi atau ileus paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.

dengan Status hipermetabolisme:

melaporkan masukan makanan Pelepasan hormone stress takadekuat,kurang minat pada (mis; epinefrin, kortisol, makanan penurunan berat dan hormone

badan, kelemahan, kelelahan, pertumbuhan), tonus otot buruk, diare. infeksius.

proses 4. Berikan makanan cair yang 4. Pemberian Berkurang mengandung zat makanan

makanan

melalui oral lebih baik jika

sampai

dengan

hilang

(nutrient) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui

pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik.

dengan criteria hasil : 1. Mencerna jumlah

kalori/ nutrient yang tepat. 2. Menunjukan energi biasanya. 3. Mendemonstrsikan berat badan stabil atau penambahan kea rah tingkat

pemberian cairan melalui oral. Dan selanjudnya terus

mengupayakan makanan yang

pemberian lebih padat

sesuai dengan yang dapat di toleransi.

rentang biasanya yang 5. Indifikasi diinginkan nilai normal. dengan

makanan

yang 5. Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan

disukai/ dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/ cultural.

laboratorium

makan,kerja sama ini dapat di upayakan setelah pulang.

6. Libatkan keluarga pasien pada 6. Meningkatkan perencanaan makan ini sesuai dengan indikasi. keterlibatannya memberikan pada keluarga

rasa

informasi untuk

memahami nutrisi pasien.

kebutuhan

7. Obsevasi

tanda-tanda 7. Karena

metabolisme

hipoglikemia.seperti perubahan tingkat kesadaran. Kulit

karbohidrat mulai terjadi (gula darah akan

lembab/ dingin denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, sempoyongan.

berkurang, dan sementara tetap maka mungkin diberikan insulin

hipoglikemia terjadi tanpa

memperlihatkan perubahan tingkat kesadaran.)

Kolaborasi 1. Lakukan darah pemeriksaan gula 1. Analisa ditempat tidur

dengan

menggunakan

terhadap gula darah lebih akurat keadaan (menunjukkan saat dilakukan dari pada

finger stick.

pemeriksaan)

memantau gula dalam urine (reduksi urine) yang tidak cukup akurat untuk

mendeteksi fluktuasi kadar gula darah dan dapat

dipengaruhi oleh ambang

ginjal individual

pasien atau

secara adanya

retensi urine/ gagal ginjal.

2. Pantau

pemeriksaan 2. Gula darah akan menurun glukosa perlahan penggantian dengan cairan dan

laboratorium seperti

darah,aseton.pH dan HCO3.

terapi insulin terkontrol. Dengan insulin memberikan dosis

optimal,glukosa kemudian dapat masuk kedalam sel dan digunakan untuk

sumber kalori. Ketika hal ini terjadi kadar aseton akan menurun dan asidosis dapat dikoreksi.

3. Berikan

pengobatan

insulin 3. Insulin regular memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan

secara teratur dengan metode IV secara intermiten atau secara kontinu.seperti bolus IV diikuti

dengan tetesan yang kontinu melalui alat pompa kira-kira 510 UI/ jam sampai glikosa darah mencapai 250mg/ dl.

glikosa

ke

dalam melalui rute

sel. IV

Pemberian merupakan

pilihan

utama karena absorpsi dari jaringan subkutan mungkin tidak lambat. menentu/ sangat

4. Berikan

larutan

glikosa 4. Larutkan

glikosa

misalnya dekstrosa dan setelah salin normal.

ditambahkan setelah insulin dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/ dl.dengan karbohidrat metabolism mendekati harus untuk terjadinya

normal,perawatan diberikan menghindari hipoglikemia.

5. Lakukan konsultasi dengan ahli 5. Sangat bermanfaat dalam diet. perhitungan penyesuaiaan dan diet

untukmemenuhi kebutuhan nutrisi pasien menjawab pertanyaan dan dapat puloa membantu orang pasien atau dalam

terdekat

mengembangkan perencanaan makanan.

6. Berikan diet kira-kira 60% 6. Kompleks karbohidrat, 20% protein dan 20% lemak dalam penataan makan/ pemberian makanan (seperti

karbohidrat jagung, wortel,

brokoli, buncis, gandum) menurunkan kadar glukosa/ kebutuhan ,menurunkan kolesterol meningkatkan kenyang. darah insulin kadar dan rasa Pemasukan

tambahan.

makanan akan dijadwalkan sesuai karakteristik insulin yang spesifik.

7. Berikan obat metak lopramid 7. Dapat bermanfaat dalam (raglan)tetrasiklin mengatasi berhubungan neuropati otonom gejala yang dengan yang saluran selanjudnya pemasukan

mempengaruhi cerna yang

meningkatkan

melalui oral dan absorpsi zat makanan (nutrient). 3 Resiko tinggi terhadap infeksi Setelah dilakukan tindakan Mandiri (sepsis). Berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 1. Obsevasi tanda-tanda infeksi 1. Pasien kadar penurunan perubahan glukosa fungsi pada tinggi jam leukosit tinggi sirkulasi, (sepsis). diharapkan terhadap Resiko infeksi dan peradangan seperti demam kemarahan adanya pus pada luka sputum purulen urine dengan mungkin infeksi masuk yang

biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial.

Berhubungan kadar glukosa

infeksi pernapasan yang ada dengan sebelumnya atau

warna keruh atau berkabut.

ISK. tinggi penurunan fungsi

Ditandai dengan tidak dapat leukosit perubahan pada diterapkan; tanda dan adanya tanda- sirkulasi, yang atau infeksi 2. Tingkatkan upaya pencegahan 2. Mencegah ada ISK. dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua oranag yang pasien berhubungan termasuk dengan pasiennya infeksi silang timbulnya (infeksi

gejala-gejala pernapasan sebelumnya

membuat diagnose aktual.

nosokomial)

Berkurang sampai dengan hilang dengan criteria hasil

: 1. Mengidentifikasi intervensi mencegah/ menurunkan infeksi. 2. Mendemonstrasikan teknik,perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi. risiko

sendiri.

untuk 3. Pertahankan teknik aseptic pada 3. Kadar glukosa yang tinggi prosedur pemasangan folley dan invasive infuse, (seperti kateter dalam darah akan menjadi media terbaik bagi

sebagainya)

pertumbuhan kuman.

pemberian obat intravena dan memberikan pemeliharaan perawatan lakukan

pengobatan melaui IV sesuai indikasi.

4. Pasang

kateter/

lakukan 4. Mengurangi

resiko

perawatan perineal dengan baik ajarkan pasien wanita untuk membersihkan daerah

terjadinya infeksi saluran kemih.pasien koma

mungkin memiliki risiko yang khusus jika terjadi retensi urine pada saat awal dirawat. Catatan: Pasien DM wanita lansia kelompok

perinealnya darai depan kearah belakang setelah eliminasi.

merupakan

utama yang paling beresiko

terjadi

infeksi

saluran

kemih/ vagina.

5. Berikan perawatan kulit dengan 5. Sirkulasi teratur dan sunguh-sunguh terganggu

perifer

bisa yang

masase daerah tulang yang tertekan jaga kulit tetap kering linen kering dan tetap kencang (tidak berkerut )

menempatkan pasien pada peningkatan risiko

terjadinya kerusakan pada kulit/ infeksi. iritasi kulit dan

6. Auskultasi bunyi napas

6. Ronki

mengindikasikan

adanya akumulasi sekret yang berhubungan pneumonia/ mungkin dengan bronchitis

(mungkin sebagai pencetus dari DKA). Edema paru bunyi sebagai pemberian terlalu krekels) akibat cairan mungkin dari yang

cepat/

berlebihan

atau GJK.

7. Posisikan pasien pada posisi 7. Memberikan semi-fowler bagi paru

kemudahan untuk

berkembang

menurunkan

risiko terjadinya aspirasi.

8. Lakukan perubahan posisi dan 8. Membantu anjurkan pasien untuk batuk efektif/ napas dalam jika pasien sadar dan kooperatif.lakukan penghisapan lender pada jalan napas teknik dengan menggunakan sesuai memventilasikan daerah paru

dalam semua dan sekret.

memobiliosasi

Mencegah agar sekret tidak statis dengan terjadinya

steril

peningkatan terhadap risiko infeksi

keperluaannya.

9. Berikan tisu dan tempat sputum 9. Mengurangi pada tempat yang mudah infeksi

penyebaran

dijangkau untuk penampungan sputum lainnya. atau sekret yang

10. Bantu pasien untuk melakukan 10. Menurunkan higiene oral.

risiko

terjadinya penyakit mulut/ gusi

11. Anjurkan untuk makan dan 11. Menurunkan kemungkinan minum adekuat (pemasukan yang terjadinya infeksi.

makanandan

cairan

Meningkatkan aliran urine untuk mencegah urine yang stastis dalam dan membantu

adekuat (kira-kira 3000 ml/ hari jika tidak ada kontraindikasi)

mempertahankan

pH/ keasaman urine yang menurunkan pertumbuhan bakteri dan pengeluarkan organism dari sistem organ tersebut

Kolaborasi 1. Lakukan pemeriksaan kultur 1. Untuk dan sensitivitas sesuai dengan indikasi mengidentifikasi

organism sehingga dapat memilih/ memberikan

terapi antibiotik yang baik.

2. Berikan obat antibiotic yang 2. Penanganan sesuai membantu

awal

dapat

mencegah

timbulnya sepsis 4 Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan tindakan Mandiri dasar untuk temuan

perubahan sensori-perseptual. keperawatan selama 3x24 1. Pantau tanda-tanda vital dan 1. Sebagai Berhubungan perubahan kimia dengan jam diharapkan Resiko status mental

membandingkan

endogen tinggi terhadap perubahan glukosa/ sensori-perseptual. dengan

abnormal seperti suhu yang meningkat mempengaruhi mental. dapat fungsi

ketidakseimbangan

insulin dan elektrolit. Ditandai Berhubungan

dengan tidak dapat diterapkan; perubahan kimia endogen adanya tanda-tanda dan gejala- ketidakseimbangan gejala actual. membbuat diagnosa glukosa/ elektrolit. sampai insulin

dan 2. Panggil pasien dengan nama 2. Menurunkan kebingungan orientasikan kembali sesuai dan membantu untuk kontak

Berkurang dengan hilang

dengan kebutuhannya misalnya terhadap tempat orang dan

mempertahankan dengan realitas.

dengan criteria hasil : 1. Mempertahankan tingkat biasanya. 2. Mengenali mengkompensasi adanya sensori. kerusakan dan mental

waktu berikan penjelasan yang singkat dengan bicara perlahan dan jelas

3. Jadwalkan keperawatan menganggu agar waktu

intervenai 3. Meningkatkan tidak istirahat

tidur

menurunkan rasa letih dan dapat memperbaiki daya

pasien.

pikir.

4. Pelihara aktivitas rutin pasien 4. Membantu sekonsisten mungkin dorong untuk melakukan kegiatan sesuai

memelihara

pasien tetap berhubungan dengan realitas dan

sehari-hari kemampuannya.

mempertahankan orientasi pada lingkungan.

5. Lindungi pasien dari cedera 5. Pasien (gunakan tingkat terganggu. pengikat) kesadaran Berikan ketika pasien bantalan disorientasi awal timbulnya

mengalami merupakan kemungkinan cedera.

lunak pada pagar tempat tidur dan berikan jalan napas buatan yang lunak jika pasien

Terutama malam hari dan perlu pencegahan sesuai indikasi.munculnya kejang perlu diantisipasi trauma untuk fisik,

kemungkinan megalami kejang.

mencegah aspirasi.

6. Evaluasi penglihatan indikasi.

lapang sesuai

pandangan 6. Edema/ dengan hemoragis

lepasnya katarak

retina atau

paralisis otot ekstraokuler

sementara penglihatan

mengganggu yang

memerlukan terapi korektif dan penyongkong. perawatan

7. Selidiki parestesia,

adanya nyeri

keluhan 7. Neuropati atau

perifer

dapat

mengakibatkan rasa tidak nyaman kehilangan sentuhan/ distorsi yang berat, sensasi yang

kehilangan sensori pada paha/ kaki. Lihat adanya ulkus daerah kemerahan tempat-tempat

tertekan kehilangan denyut nadi perifer.

mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan keseimbangan. gangguan

8. Berikan lembut

tempat pelihara

tidur

yang 8. Meningkatkan rasa nyaman dan kemungkinan menurunkan kerusakan

kehangatan

kaki/ tangan hindari terpajan terhadap air panas atau dingin atau penggunaan bantalan/

kulit karena panas.

pemanas.

9. Bantu pasien dalam ambulasi 9. Meningkatkan atau perubahan posisi

keamanan

pasien terutama ketika rasa keseimbangan dipengaruhi

Kolaborasi 1. Berikan pengobatan sesuai 1. Gangguan dalam proses

dengan obat yang ditentukan untuk mengatasi DKA sesuai indikasi.

pikir/ potensial terhadap aktivitas hilang kejan bila biasanya keadaan

hiperosmolaritads teratasi.

2. Pantau seperti

nilai

laboratorium, 2. Ketidakseimbangan darah, Hb/ Ht, laboratorium ini

nilai dapat

glukosa darah,

osmolalitas

menurunkan fungsi mental.

ureum kreatinin.

3. Bantu dengan memblok saraf 3. Dapat setempat mempertahankan unit TENS 5 Kelelahan. Berhubungan Setelah dilakukan tindakan Mandiri dengan

memberikan

rasa

nyaman yang berhubungan dengan neuropati.

dengan penurunan produksi keperawatan selama 3x24 1. Diskusukan energi metabolic. Perubahan jam diharapkan Kelelahan.

pasien 1. Pendidikan memberikan

dapat motivasi

kebutuhan akan aktivitas buat

kimia insulin.

darah

insufisiensi Berhubungan

dengan

jadwal

perencanaan

dengan

untuk

meningkatkan

Peningkatan penurunan produksi energi energi status metabolic. Perubahan

pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.

tingkat aktivitas meskipun pasien lemah. mungkin sangat

kebutuhan

hipermetabolik/

infeksi. kimia darah insufisiensi Peningkatan

Ditandai dengan kurang energi insulin. yang ketidakmampuan mempertahankan

berlebihan kebutuhan energi status untuk hipermetabolik/ infeksi.

2. Mencegah kelelahan yang berlebihan.

rutinitas Berkurang sampai dengan aktivitas alternative tingkat dapat secara

biasanya penurunan kinerja hilang dengan criteria hasil 2. Berikan kecenderungan kecelakaan. untuk : 1. Mengungkapkan peningkatan energy. 2. Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpatisipasi tingkat 3. Pantau

dengan periode istirahat yang 3. Mengindikasikan cukup/ tanpa diganggu. aktivitas ditoleransi nadi frekuensi fisiologis. yang

pernapasan dan tekanan darah sebelum/ sesudah melakukan aktivitas. 4. Pasien akan dapat

dalam aktivitas yang diinginkan. 4. Diskusikan cara menghemat

melakukan lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi

kalori selama mandi berpindah tempat.

pada setiap kegiatan.

5. Tingkatkan partisipasi pasien 5. Meningkatkan kepercayaan dalam melakukan aktivitas diri/ harga diri yang positif sesuai yang pasien. 6 Ketidakberdayaan. Setelah dilakukan tindakan Mandiri pasien/ keluarga 1. Mengidentifikasi perhatiannya memudahkan pemecahan masalah. area dan cara tingkat dapat aktivitas ditoleransi

sehari-hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi

Berhubungan dengan penyakit keperawatan selama 3x24 1. Anjurkan jangka panjang/ progresif yang jam tidak dapat diharapkan untuk

mengekspresikan

diobati. Ketidakberdayaan. dengan

perasaannya tentang perawatan dirumah sakit dan penyakitnya secara keseluruhan.

Ketergantungan pada orang Berhubungan lain. Ditandai

dengan penyakit jangka panjang/ untuk progresif yang tidak dapat perasaan diobati.

Penolakan mengekspresikan

Ketergantungan 2. Akui normalitas dari perasaan. orang lain.

2. Pengenalan bahwa reaksi normal dapat membantu pasien untuk memecahkan masalah dan mencari

sebenarnya; ekspresi tentang pada menglami terkontrol. situasi Apatis,

tidak Berkurang sampai dengan menarik hilang dengan criteria hasil

diri, marah. Tidak memantau : kemajuan, tidak berpartisipasi 1. Mengakui dalam perawatan/ pembuatan keputusan. terhadap konpikasi putus asa. perasaan

bantuan sesuai kebutuhan. Control terhadap DM

merupakan pekerjaan yang terus-menerus yang

Penekanan 2. Mengidentiikasi carapenyimpangan/ fisik meskipun cara sehat untuk

bertindak sebagai pengikat konstan terhadap

menghadapi perasaan.

pasien bekerja sama dengan 3. Membantu aturan. merencanakan perawatannya dan secara

dalam

munculnya penyakit serta ancaman terhadap kesehatan

sendiri mandiri tanggung

kehidupan/ pasien.

mengambil

jawab untuk aktifitas 3. Kaji bagaimana pasien telah 3. Pengetahuan gaya individu perawatan diri. menangani masalahnya di masa lalu. Identifikasi locus control. membantu menentukan terhadap untuk kebutuhan tujuan

penanganan. Pasien yang mempunyai lokus pusat

control internal biasanya memperlihatkan cara untuk meingkatkan terhadap control program

pengobatan sendiri. Pasien yang lokus bertindak eksternal sebagai ingin

dirawat oleh orang lain atau mungkin mengendalikan faktor eksternal akan faktoryang

mempengaruhinya.

4. Berikan keluarga

kesempatan

pada 4. Meningkatkan untuk

perasaan

terlibat dan memberikan kesempatan keluarga untuk memecahkan masalah

mengekspresikan perhatiannya dan diskusikan cara mereka dapat membantu sepenuhnya terhadap pasien.

untuk membantu mencegah terulangnya penyakit tersebut. (kambuhnya) pada pasien

5. Tentukan tujuan/ harapan dari 5. Harapan pasien atau keluarga. realistis

yang atau

tidak adanya

tekanan dari orang lain atau diri sendiri dapat perasaan

mengakibatkan

frustasi/ kehilangan control diri dan mungkin kemampuan

mengganggu koping.

6. Tentukan apakah ada perubahan 6. Tenaga dan pikiran yang yang berhubungan dengan konstan diperlukan untuk mengendalikan yang sering diabetic kali focus

orang terdekat.

memindahkan hubungan. psikologi/ visceral konsep fungsi

Perkembangan neuropati mempengaruhi diri (terutama seksual)

peran

mungkin menambah stress.

7. Anjurkan membuat sehubungan

pasien

untuk 7. Mengkomunikasikan keputusan dengan kepada beberapa dapat pasien bahwa

pengendalian

perawatannya, seperti ambulasi, waktu seterusnya. beraktivitas, san

dilatih pada saat

perawatan dilakukan.

8. Berikan dukungan pada pasien 8. Meningkatkan untuk ikut dalam berperan serta dalam perawatan diri sendiri

perasaan

control terhadap situasi.

dan berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang

dilakukannya. 7 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Mandiri lingkungan saling 1. Menanggapi memperhatiakan dan perlu

(kebutuhan belajar) mengenai keperawatan selama 3x24 1. Ciptakan penyakit, kebutuhan prognosis, dan jam diharapkan Kurang (kebutuhan mengenai

percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada untuk pasien.

pengobatan. pengetahuan

diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam proses belajar.

Berhubungan dengan Kurang belajar) pemajanan/ kesalahan informasi. Tidak

mengingat, penyakit, prognosis, dan interpretasi kebutuhan mengenal Berhubungan pengobatan.

dengan 2. Bekerja dengan pasien dalam 2. Partisipasi dan perencanaan pemajanan/ kesalahan informasi. menata tujuan belajar yang diharapkan. meningkatkan antusias dan kerja sama pasien dengan prinsip-prinsip dipelajari. yang

sumber informasi. Ditandai Kurang dengan pertanyaan/ meminta mengingat, informasi, masalah. mengikuti komplikasi dicegah. mengungkapkan interpretasi

Ketidakakuratan Tidak mengenal sumber instruksi, yang terjadi informasi. dapat sampai Berkurang dengan

hilang 3. Pilih berbagai strategi belajar, 3. Penggunaan seperti teknik demonstrasi yang memerlukan keterampilan dan biarkan mendemonstrasikan pasien ulang,

cara

yang

dengan criteria hasil : 1. Menidentifikasi hubungan tanda/ gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan

berbeda tentang mengakses informasi meningkatkan

penyerapan pada individu yang belajar.

gabungkan keterampilan baru

gejala dengan faktor penyebab. 2. Dengan melakukan yang benar

ini kedalam rutinitas rumah sakit sehari-hari.

prosedur 4. Diskusikan topic-topik utama dan rasional seperti: a. Apakah kadar glukosa Memberikan pengetahuan

perlu

menjelaskan tindakan. 3. Melakuan gaya

normal it dan bagaimana hal dasar dimana pasien dapat perubahan dan dalam tersebut dibandingkan membuat pertimbangan dalam

hidup

denngan kadar gula darah memilih gaya hidup. pasien, tipe DM yang

berpartisipasi

program pengobatan.

dialami pasien, hubungan antara kekurangan insulin dengan kadar gula darah yang tinggi.

b. Rasionalnya

terjadi Pengetahuan pencetus

tentang

faktor

serangan ketoasidosis.

dapat

membantu

untuk menghindari kambuhnya serangan tersebut.

c. Komplikasi penyakit akut Kesadaran tentang apa yang dan kronis meliputi terjadi membantu pasien untuk

gangguan (retinopati), dalam

penglihatan lebih

konsisten

terhadap

perubahan perawatannya dan mencegah/ dan mengurangi awitan komplikasi

neurosensori

kardiovaskuler,

perubahan tersebut.

fungsi ginjal/ hipertensi.

5. Demonstrasikan menggunakan finger

cara 5. Melakukan stick

pemeriksaan

pemeriksaan gula darah dengan

gula darah oleh diri sendiri 4 kali atau lebih dalam seharinya fleksibilitas perawatan meningkatkan memungkinkan dalam diri, control

dan beri kesempatan pasien untuk mendemonstrasikan

kembali. Instruksikan pasien untuk pemeriksaan keton

urinenya jika glukosa darah lebih dari 250 ml/ dL.

kadar gula darah dengan lebih ketat (mis; 60-150 mg/dL) mencegah/ dan dapat

mengurangi

perkembangan komplikasi jangka panjang.

6. Diskusikan diet,

tentang

rencana 6. Kesadran makanan pentingnya

tentang control diet

penggunaan

tinggi serat dan cara untuk melakukan rumah. makan diluar

akan dalam

membantu

pasien

merencanakan

makan/ menaati program. Serat memperlambat glukosa menurunkan yang dalapat absorpsi akan fluktuasi

kadar gula dalam darh, tetapi dapat menyebabkan keidaknyamanan saluran meningkat mempengaruhi vitamin/ mineral. cerna, pada flatus dan absorpsi

7. Tinjau pengobatan puncak

ulang meliputi

program 7. Pemahaman tentang semua awitan, dosis aspek yang digunakan obat meningkatkan penggunaan yang tepat. Algoritme dosis dibuat, yang masuk dalam perhitungan yang dosis obat selama

dan

lamanya

insulin yang diresepkan, bila disesuaikan dengan pasien atau keluarga.

dibuat

evaluasi rawat inap; jumlah dan jadwal aktivitas fisik biasanya, perencanaan

makan. Dengan melibatkan orang terdekat/ sumber

untuk pasien.

8. Tinjau

kembali

pemberian 8. Mengidentifikasi pemahaman dan kebenaran dari prosedur atau masalah yang potensial dapat terjadi (seperti penglihatan, daya ingat dan sebagainya)

insulin oleh pasien sendiri dan perawatan terhadap peralatan yang digunakan. Berikan

kesempatan pada pasien untuk mendemonstrasikan tersebut (mis, prosedur menentukan

sehingga solusi alternatif dapat ditentukan untuk

daerah penyuntikan dan cara menyuntik atau penggunaan

pemberian insulin tersebut.

alat suntik pompa kontinu) 9. Tekankan pentingnnya 9. Membantu menciptakan dalam gambaran

mempertahankan pemeriksaan gula darah setiap hari, waktu dan dosis obat, diet, aktivitas,

nyata dari keadaan pasien untuk melakukan kontrol

perasaan/ sensasi dan peristiwa dalam hidup.

penyakitnya dengan lebih baik dan meningkatkan diri/

perawatan kemandiriannya.

10. Diskusikan faktor-faktor yang 10. Informasi memegang peranan dalam meningkatkan

ini

akan

kontrol DM tersebut, sepeti latihan (aerobik versus

pengendalian terhadap DM dan dapat sangat

isometrik), stres, pembedahan dan penyakit tertentu. Lihat kembali aturan sick Day.

menurunkan berulangnnya kejadian Catatan: ketoasidosis. latihan aerobik

(seperti berjalan, berenang) meningkatkan keefektifan

penggunaan insulin yang menurunkan darah sistem Sick dan kadar gula

memperkuat kardiovaskuler. penanganan membantu

Perencanaan Day

mempertahankan keseimbangan selama sakit,

bedah minor, stres emosi yang berat atau beberapa keadaan yang mungkin

meningkatkan gula darah. 11. Tinjau ulang pengaruh rokok 11. Nikotin pada penggunaan pasien insulin. untuk mengkonstriksi

pembuluh darah kecil dan absorpsi diperlambat insulin selama

Anjurkan

menghentikan merokok.

pembuluh darah ini yang mengalami konstriksi.

Catatan : absorpsi insulin dapat ditrurunkan sampai bebas 30% dibawah normal dalam 30 menit pertama setelah merokok. 12. Buat jadwal yang latihan teratur atau 12. Waktu ltihan tidak boleh dan bersamaan dengan kerja waktunya puncak

aktivitas

identifikasi hubungan dengan penggunaan insulin yang perlu menjadi perhatian.

insulin. Makanan kudapan harus diberikan sebelum atau selama latihan sesuai

kebutuhan

dan

rotasi

injeksi harus menghindari kelompok otot yang akan digunakan untuk aktivitas (mis, daerah abdomen

dipilih daripada paha atau lengan sebelum melakukan joging atau berenang)

untuk mencegah percepatan ambilan insulin. 13. Identifikasi gejala hipoglikemia 13. Dapat (mis,lemah,pusing,letargi, lapar,peka rangsang, diaforesis, pucat, takikardia, tremor, sakit kepala, dan perubahan mental) dan jelaskan penyebabnya. deteksi dan meningkatkan pengobatan

lebih awal dan mencegah/ mengurangi kejadiannya.

Catatan: hiperglikemia saat bangun tidur dapat fenomena perlunya atau pada

mencerminkan fajar insulin respons (indikasi

tambahan) balik

hipoglikemia selama tidur

(efek

somogyi)

yang

memerlukan dosis perubahan pemberian

penurunan atau diet(mis, makanan

insulin

kudapan pada malam hari). Pemeriksaan kadar gula

darah pada jam 3 pagi membantu mengidentifikasi yang spesifik. 14. Instruksikan pentingnnya 14. Mencegah/ komplikasi berhubungan mengurangi yang dengan dalam maslah

pemeriksaan secara rutin pada kaki dan perawatan kaki

tersebut. Demonstrasikan cara pemeriksaan kaki tesebut;

neuropati perifer dan/ atau gangguan sirkulasi

inspeksi sepatu yang ketat dan perawatan kuku, jaringan kalus dan jaringan tanduk. Anjurkan penggunaan stoking dengan

terutama selulitis,ganggren, dan amputasi.

bahan serat alamiah.

15. Tekankan

pentingnya 15. Perubahan

dalam

pemeriksaan mata secara teratur terutama pada pasien yang telah mengalami DM tipe 1 selama 5 tahun atau lebih.

penglihatan dapat terjadi secara perlahan dan lebih sering pada pasien yang jarang Masalah mengontrol yang DM.

mungkin

terjadi termasuk perubahan dalam ketajaman

penglihatan dan mungkin berkembanag kearah

retinopati dan kebutaan.

16. Susun alat bantu penglihatan 16. Alat bantu adaptif telah ketika diperlukan, mis, dikemabnagkan 5 tahun

memperbesar garis skala pada jarum insulin, instruksi dengan cetakan besar, pengukur

terakhir untuk membantu individu dengan gangguan penglihatan sendiri efektif. dengan DM-nya lebih

glukosa darah sekali sentuh.

17. Diskusikan seksual

mengenai jawab

fungsi 17. Seringkali, terjadi impoten semua (mungkin gejala pertama

dan

petanyaan pasien atau orang terdekat.

dari serangan DM). Catatan konseling dan/ atau

penggunaan penis prostese mungkin bermanfaat.

18. Tekankan penggunaan bertanda khusus. dari

pentingnya 18. Dapat mempercepat masuk gelang kedalam pusat-pusat sistem kesehatan dan perawatan yang sesuai dengan akibat komplikasi yang lebih kecil pada keadaan darurat.

19. Rekomendasikan untuk tidak 19. Produktivitas menggunakan obat-obat yang dijual bebas tanpa konsultasi dengan tenaga kesehatan / tidak boleh menggunakan obat tanpa resep. 20. Diskusikan pentingnya untuk 20. Membantu melakukan evaluasi secara mengandung

mungkin gula atau

berinteraksi dengan obatobat yang diresepkan.

untuk

mengontrol proses penyakit dengan lebih ketat dan

teratur dan jawab pertanyaan

pasien/ orang terdekat.

mencegah eksaserbasi DM, menurunkan perkembangan komplikasi sistemik.

21. Lihat kembali tanda/ gejala 21. Intervensi yang memerlukan evaluasi mencegah komplikasi

segeral

dapat

perkembangan yang lebih

secara medis, seperyi demam, pilek/ gejala flu, pekat, urine nyeri

serius atau komplikasi yang mengancam kehidupan.

keruh/berwarna

saluran kemih, penyembuhan penyakit yang lama, perubahan sensori (nyeri/ kesemutan) pada ekstermitas bawah, perubahan pada kadar gula darah, dan munculnya keton pada urine. 22. Demonstrasikan penanganan stres, teknik 22. Meningkatkan seperti relaksasi

dan pengendalian terhadap respons stres yang dapat membantu membatasi untuk peristiwa

latihan nafas dalam , bimbingan imajinasi, perhatian. mengalihkan

ketidakseimbangan

glukosa/ insulin.

23. Identifikasi

sumber-sumber 23. Dukungan biasanya penting

kontinu untuk

yang ada di masyarakat, bila ada.

menopang perubahan gaya hidup dan meningkatkan penerimaan sendiri. atas diri

Anda mungkin juga menyukai