Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH PENILAIAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

Soal : 1. Perbedaan pengukuran, penilaian, dan evaluasi minimal dari 2 pendapat ahli. 2. Perbedaan nilai dan skor 3. Perbedaan tes dan testee 4. Perbedaan tes objektif dan subjektif 5. Perbedaan validitas dan reliabilitas 6. Perbedaan kualitatif dan kuantitatif 7. Pengertian mean individu dan kelompok 8. Pengertian simpangan baku individu dan kelompok 9. Pengertian kurva normal dalam statistik 10. Pengertian dan tujuan tes lisan dan tes tertulis Jawaban : 1. Perbedaan Penilaian, Pengukuran dan Evaluasi a. Pengertian Pengukuran. 1.) Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. 2.) Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu. 3.) Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa

1|Page

sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angkaangka (Alwasilah et al.1996). 4.) Pernyataan definisi nomor 3 diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli (Zainul & Nasution, 2001). 5.) Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya. b. Pengertian Penilaian. Penilaian adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektiftidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut para ahli, definisi penilaian yaitu: 1.) Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). assessment adalah alih-bahasa dari istilah penilaian. Penilaian digunakan dalam konteks yang lebih sempit daripada evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara internal. Penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.) Menurut http://www.elook.org/dictionary/assessment.htm. Definition of assessment : the classification of someone or something with respect to its worth. ( Definisi dari penilaian adalah penggolongan seseorang atau sesuatu berkenaan dengan harganya.) 3.) Menurut Angelo (1991: 17) Classroom Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early and often, on how well their students are learning what they are being taught. (Penilaian Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat menggunakan fakultas (sekolah) untuk mengumpulkan umpan balik, awal dan

2|Page

setelahnya, pada seberapa baik para siswa mereka belajar apa yang mereka ajarkan.) 4.) Menurut Suharsimi yang dikutip oleh Sridadi(2007) penilaian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk bersifat kualitatif. 5.) Menurut Depag yang dikutip Sridadi (2007) penilaian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. 6.) Menurut Rusli Lutan (2000:9) assessment termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi. Asessment bertujuan untuk menyediakan informasi yang selanjutkan digunakan untuk keperluan informasi. c. Pengertian Evaluasi. Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Berikut ini beberapa pengertian evaluasi menurut para ahli :
1.) Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang

dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.


2.) Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai

berdasarkan hasil pengukuran.


3.) Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai

suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
4.) Menurut Bloom (1971), evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis

untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. 3|Page

5.) Menurut Stufflebeam (1971), evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh,

dan menyajikna informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.


6.) Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang

ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.


7.) Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam

konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).

Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran Berdasarkan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Penilaian bersifat kualitatif. Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing-masing : a. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran. b. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. c. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia 4|Page

pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.

2. Perbedaan Nilai dan Skor Menurut Suharsimi ( 2005:235 ) bahwa skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoles dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang di jawab betul oleh siswa. Sedangkan nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan norma atau acuan standar. Menurut Anas Sudijono ( 2007:309 ) bahwa skor merupakan hasil pekerajaan memberi angka yang diperoles dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap batir item yang siperoleh testee telah dijawab dengan betul, dengan memperhitungkan jawaban betulnya. Sedangkan nilai adalah angka ( bisa juga huruf), yang merupakan hasil ubahan dari skor. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan kata lain skor menjadi bahan mentah yang akan diolah menjadi nilai. Kegiatan penskoran (scoring) dan penilaian merupakan satu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahakan. Penskoran merupakan kegiatan mengumpulkan data melalui tes maupun non-tes sehingga di peroleh skor mentah (raw store) untuk kemudian diolah atau dikonversi (diubah) menjadi nilai.

3. Perbedaan Tes dan Testee Perbedaan keduanya bisa dilihat dari pengertiannya masing-masing, yaitu a. Pengertian tes : 1.) Allen dan Yen, 1979: 1. Mendefinisikan pengertian tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu. 2.) Anastari, 1982:22. Menyatakan bahwa didalam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu (sampel perilaku) berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut. 3.) Menurut F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008: 67), tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.

5|Page

4.) Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. b. Pengertian testee : Sedangkan pengertian testee berdasarkan buku Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, menjelaskan bahwa testee (dalam istilah Indonesia tercoba) adalah responden yang sedang mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang diukur atau dinilai, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya.

4. Perbedaan Tes Subjektif dan Objektif a. Pengertian tes subjektis Secara ontologis tes subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2008). Menurut Suherman (1993) tes subjektif adalah tes yang menuntut siswa untuk dapat menyusun dan memadukan gagasan-gagasan tentang halhal yang telah dipelajarinya, dengan cara mengekspresikan atau mengemukakan gagasan tersebut secara tertulis dengan kata-kata sendiri. b. Pengertian tes objektif Sedangkan tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih jawaban di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masingmasing butir item yang bersangkutan.

6|Page

Perbedaan tes objektif dan tes subjektif Tes objektif Aspek yang diukur Sangat efisien untuk mengukur pengetahuan akan fakta Beberapa bentuk seperti pilihan ganda dapat menguku pemahaman, kemampuan berpikir, dan kemampuan kompleks lainnya Kurang efisien atau tidak tepat untuk mengukur kemampuan memilih dan mengorganisasikan gagasan, kemampuan menulis, dan kemampuan problem solving Persiapan membuat tes Sangat sukar untuk menghasilkan soal yang baik Cakupan materi Dapat mencakup materi dan soal yang cukup banyak Skoring Skoring sangat mudah dilakukan dan objektif, dengan dichotomously scored item (Benar diberi 1 dan salah diberi 0) Tidak dapat mencakup materi atau soal yang cukup banyak Skoring sangat sulit dilakukan dan tidak objektif, bersifat polytomously scored item (Benar diberi skor misalnya 1, sedangkan salah tidak selalu diberi nilai 7|Page Relatif mudah menghasilkan soal yang baik Tes subjektif Sangat tidak efisien untuk mengukur pengetahuan fakta Dapat mengukur pemahaman, kemampuan berpikir, dan kemampuan yang kompleks lainnya Sangat efisien untuk mengukur kemampuan memilih dan mengorganisasikan gagasan, kemampuan menulis, dan kemampuan problem solving Dapat mengukur pemahaman, kemampuan berpikir, dan kemampuan yang kompleks

0; karena tergantung tingkat kesalahan Reliabilitas Sangat mungkin memiliki reliabilitas yang baik/tinggi Reliabilitas umumnya rendah, karena skor yang diberikan pada respon belum tentu konsisten (lain penilai lain skor)

5. Perbedaan Validitas dan Reliabilitas. a. Pengertian validitas : 1.) Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. 2.) Menurut Arikunto (1999) suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria. b. Pengertian reliabilitas : 1.) Menurut Jogianto (2004:132), realibilitas adalah tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. 2.) Menurut Mudrajad Kuncoro (2003:154) Realibilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). 3.) Reabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam suatu penelitian, apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan tepat sesuai dengan instrumen yang dimiliki. 4.) Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. 8|Page

5.) Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Validitas Validitas adalah sebuah proses yang harus dilalui instrumen agar dapat instrumen terkonstruksi diketahui yang telah apakah sudah mengukur Reliabilitas Reliabilitas proses yang adalah harus dari sebuah dilalui sebuah

instrumen untuk mengetahui kehandalan instrumen. Reliabilitas suatu menunjukkan yang stabilitas dan konsistensi dari instrumen mengukur suatu konsep. Suatu pengukur dikatakan realibel jika dapat dipercaya. Reliabilitas bersifat tepat

item yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasaranya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Validitas sifatnya tetap

6. Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif a. Pengertian data kualitatif dan penelitian kualitatif Data kualitatif adalah data yg dihimpun berdasarkan cara-cara yg melihat proses suatu objek penelitian. Data semacam ini lebih melihat kepada proses daripada hasil karena didasarkan pada deskripsi proses dan bukan pada perhitungan matematis. Teknik pengumpulan data meliputi pengamatan/observasi, wawancara, studi literatur/pustaka, angket, dll.

9|Page

Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja. Termasuk dalam klasifikasi data tipe ini adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai contoh adalah data kepuasan pelanggan (tinggi, sedang, rendah). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedurprosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)( Menurut Strauss dan Corbin 1997: 11-13). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. b. Pengertian data kuantitatif dan penelitian kuantitatif Data kuantitatif jelas mendasarkan hasil penelitian pada perhitunganperhitungan matematis yg kemudian memberikan gambaran atas suatu fenomena kasus yg diajukan dalam penelitian. Data angka yg dihasilkan menjadi acuan atau parameter tingkat atau level yg telah ditentukan sebelumnya. Cara-cara yg digunakan bisa berupa tes (pra maupun pasca) yg kemudian melalui berbagai proses uji validitas data. Data kuantitatif adalah hasil pengamatan yang diukur dalam skala numerik (bilangan), misalnya rerata penjualan surat kabar setiap hari, persentase penganggur dalam sebuah kota, tingkat bunga deposito di bank, banyaknya kerusakan produksi barang tertentu setiap hari, dan banyaknya kwh(kilo watt hour) listrik terpakai setiap hari. Contoh lain dapat dilihat pada penjelasan tentang skala interval dan rasio. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Termasuk dalam klasifikasi data tipe ini adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data tinggi badab siswa, misalnya : 130 cm, 135 cm, 140 cm, dan sebagainya. Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 10 | P a g e

Keduanya bisa jadi meneliti objek studi yg sama, dengan cara berbeda. Jadi kualitatif bukan sekedar kualitas, dan kuantitatif bukan sekedar jumlah. Yg membedakan adalah cara meneliti. Kualitatif berkutat pada proses,sebagai contoh, Efek Reflective teaching terhadap kualitas pembelajaran siswa. Sedangkan kuantitatif berkutat pada hasil, sebagai contoh, Apakah Reflective teaching dapat meningkatkan prestasi siswa? Perbedaan keduanya dapat diliat pada table berikut :

11 | P a g e

7. Mean Data Tunggal dan Mean Data Kelompok a. Pengertian Mean Data Tunggal/Individu Mean data tunggal merupakan jumlah nilai semua data dibagi dengan ukuran data tersebut. Data Tunggal, Contoh : 3,3,4,6,7,7,8 Misalkan kita memiliki data berukuran n dengan nilai-nilai x1, x2, ..............., xn maka :

x
sehingga,

x1 x 2 .... x n 1 x1 x 2 ...... x n n n

b. Pengertian Mean Data Berkelompok. Jika kita hanya mempunyai data berkelompok tanpa mengetahui detail setiap data dalam kelompok tersebut, maka mean ditentukan dari nilai titik tengah kelompokkelompok tersebut. Data kelompok adalah data seperti berikut ini :

Rataan ( x ) data berkelompok dihitung sebagai berikut :

=1 =1

12 | P a g e

8. Simpangan Baku Individu/Tunggal dan Kelompok a. Pengertian simpangan baku Dalam statistika dan probabilitas, simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar. Bisa juga didefinisikan sebagai, rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-rata data tersebut. Simpangan baku didefinisikan sebagai akar kuadrat varians. Simpangan baku merupakan bilangan tak-negatif, dan memiliki satuan yang sama dengan data. Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter, maka simpangan baku juga diukur dalam meter pula. Istilah simpangan baku pertama kali diperkenakan oleh Karl Pearson pada tahun 1894, dalam bukunya On the dissection of asymmetrical frequency curves. Simpangan baku suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Simbol simpangan baku populasi/kelompok ( atau n) sedangkan untuk sampel/tunggal (s, sd atau n-1) 1.) Simpangan baku tunggal Merupakan simpangan baku untuk data yang berupa data tunggal. Adapun rumus dari simpangan baku tunggal : Simpangan Baku Data Tunggal

Sd

2.) Simpangan baku kelompok Merupakan simpangan baku untuk data kelompok. Dan rumus simpangan baku kelompok : Simpangan Baku Data Berkelompok

Sd

13 | P a g e

9. Pengertian Kurva Normal dalam Statistik Kurva normal adalah satu model distribusi dari sejumlah kemungkinan distribusi. Hal ini diseb abkan karena penggunaan konsep kurva normal sangat luas dan dijadikan sebagai alat yang sangat penting dalam pengembangan suatu teori, konsep kurva normal juga memberikan status khusus dalam pengembangan kaidah-kaidah ilmiah. Kurva normal adalah Suatu alat statistik yang sangat penting untuk menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas. Suatu data membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah mean adalah sama. Ciri-Ciri Kurva Normal a. Bentuk Kurva Normal Bentuk kurva normal menyerupai bentuk genta (bel). Kurva normal merupakan suatu poligon yang dilicinkan yang mana ordinatnya memuat frekuensi dan absisnya memuat nilai variabel. Bentuk kurva normal adalah simetris, sehingga luas rata-rata (mean) ke kanan dan ke kiri masing-masing mendekati 50 %. Memiliki satu modus, jadi kurva unimodal.

b. Daerah Kurva Normal Ruangan yang dibatasi daerah kurva dengan absisnya disebut daerah kurva normal. Luas daerah kurva normal biasa dinyatakan dalam persen atau proporsi. Dengan kata lain luas daerah kurva normal adalah seratus per sen, apabila dinyatakan dalam persen, dan apabila dinyatakan dengan proporsi, luas daerah kurva normal adalah satu.

14 | P a g e

Kurva Normal Standar (Kurva Normal Baku) Kurva normal standar atau kurva normal baku adalah kurva normal yang mana nilai rata-ratanya sama dengan nol ( = 0) dan simpangan bakunya adalah 1 ( = 0). Dalam kurva normal umum nilai rata-rata sama dengan x dan nilai simpangan baku 1s, 2s, 3s. dengan kata lain dalam kurva normal umum nilai rata-ratanya tidak sama dengan nol ( 0) dan nilai simpangan bakunya tidak sama dengan 1 ( 1). Kurva normal umum dapat diubah kedalam kurva normal baku dengan menggunakan rumus :

z = nilai standard X = Data ke i dari suatu kelompok data = rata-rata kelompok s = simpangan baku

15 | P a g e

10. Pengertian dan Tujuan Tes Lisan dan Tes Tertulis

a. Tes lisan Tes lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di kelas yang dilakukan pada saat pembelajaran di kelas berlangsung atau di akhir pembelajaran.
Tes lisan dilakukan melalui pertanyaan lisan untuk mengetahui daya serap siswa. Tes lisan dilakukan secara verbal. Ini terutama bertujuan untuk: 1. Kemampuan memecahkan masalah. 2. Proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat. 3. Menggunakan bahasa lisan. 4. Kemampuan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan. Tes lisan (oral tes) sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Tes lisan biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan antara siswa dengan tester tentang permasalahannya yang diujikan. Tes lisan dapat digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa, baik pada aspek kognitif maupun afektif. Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi (communicative skill). Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Pada dasarnya tes lisan sama dengan tes uraian, perbedaannya terletak pada pelaksanaannya. Tes lisan dilakukan dalam suatu komunikasi langsung antara tester dan testi. Tes lisan digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berupa kemampuan untuk mengemukakan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan secara lisan. Jika bahan ajar yang diajukan sama maka ideal sekali kalau siswa mendapat perangkat soal yang sama, tetapi hal ini sulit untuk dilakukan secara serempak terhadap semua testi oleh tester yang sama. Dalam tes lisan, jawaban yang diberikan oleh testi dalam bentuk ungkapan lisan. Instrumen yang digunakan disajikan dalam bentuk tulisan atau lisan. Pada umumnya tes lisan berbentuk tanya jawab langsung secara lisan antara tester dengan testi. Tes lisan ini sangat berguna bagi siswa untuk melatih diri dalam mengungkapkan pendapat atau buah pikirannya secara lisan dan mengembangkan kemampuan berbicara. 16 | P a g e

Jadi tes lisan juga dapat diartikan sebagai suatu tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

b. Tes tertulis Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan.
Tes tertulis dapat berbentuk uraian (essay) atau soal bentuk obyektif (objective tes). Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan katakata dan bahasa sendiri. Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yangdiberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,

menggambar dan lain sebagainya.


Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tulis dapat mengukur kemampuan sejumlah siswa dalam tempat yang terpisah dan dalam waktu yang sama. Obyektifitas hasil penilaian lebih dapat dipertanggung jawabkan dari pada tes lisan ataupun tes tindakan karena soalnya sama. Namun tes tertulis belum tentu cocok mengukur psikomotorik dan mengukur ranah afektif pada tingkat karakteristik.

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai