Anda di halaman 1dari 20

PRESENTASI KASUS MIOMA UTERI DENGAN DAN ANEMIA BERAT

Oleh: Candra Bayu Sena Elvina Indra Diva Fatna Andika Wati Galuh Martin Maytasari C. Andra S. G0006188 G0007062 G0007069 G0007077 G0007189

Pembimbing : DR. Dr. Supriyadi Hari Respati, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA 2012

ABSTRAK Seorang PoA0, 37 tahun datang dengan keluhan utama perdarahan dari jalan lahir. Pasien mengeluhkan menstruasi tidak teratur dan lama. Selama 3 bulan terakhir, menstruasi menjadi lebih lama, yaitu 2 minggu. Darah menstruasi yang keluar juga lebih banyak dari biasanya, sampai ganti pembalut 5-6 kali/ hari. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di perut bagian bawah yang makin lama makin membesar. Perut dirasakan membesar sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dan dirasakan semakin membesar. Pasien datang ke Poliklinik RSDM dengan membawa hasil USG dengan keterangan massa dari rongga pelvis (mungkin mioma uteri). Nyeri perut tidak dirasakan. Pasien tidak merasakan mual, muntah sebelumnya. Pasien biasanya mengalami menstruasi teratur 1 bulan sekali lamanya 4-5 hari. Ganti pembalut 3-4 kali/ hari. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan teraba massa padat terfiksir, permukaan rata, batas atas: 2 jari bawah procesuss xyphoideus, batas kanan: linea midclavicularis dextra, batas kiri: linea midclavicularis sinistra, batas bawah: kesan masuk panggul. Pada pemeriksaan USG tampak pembesaran uterus dari proximal sampai epigastrium. Tampak lesi heteroechoic terutama pada dinding posterior, berbatas tegas lebih kurang 16 x 15,4 x 14,8 cm. Tak tampak gambaran janin intra uterin/ ekstra uterin. Kesan menyokong gambaran mioma uteri. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb: 5,3 g/dl, Hct: 19 %, AE: 3,2 juta/Ul. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien pada kasus ini didiagnosis mioma uteri dengan anemia berat. Rencana terapi yang akan dilakukan pada pasien ini antara lain: pro histerektomi dan perbaikan keadaan umum pasien dengan pemberian PRC hingga Hb>10gr%.

BAB I PENDAHULUAN Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya. Mioma uteri merupakan tumor terbanyak dari uterus. Prevalensinya mencapai 20% populasi wanita > 30 tahun dan 35-40% pada wanita > 50 tahun. Mioma uteri belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menars. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 30% dari seluruh wanita. Di Indonesia, mioma uteri ditemukan 2,39 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Selain usia, faktor predisposisi lain yang berpengaruh terhadap angka kejadian mioma uteri adalah ras, genetik, paritas dan fungsi ovarium. Uterus fibroids banyak menimbulkan gangguan tapi ada juga yang tidak menimbulkan keluhan dan bahkan akan mengecil pada usia menopause. Tetapi beberapa fibroids akan menimbulkan gejala nyeri, gejala penekanan pada organ viscera yang lain, perdarahan dan anemia atau menyebabkan permasalahan kehamilan (Wiknjosastro dkk, 2007; POGI, 2006). Diagnosis mioma uteri ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Jadi tidak semua mioma uteri memerlukan tindakan bedah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Mioma Uteri A. Definisi Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya. Dalam kepustakaan, mioma dikenal juga dengan istilah fibromioma, leiomioma atau pun fibroid (Wiknjosastro dkk, 2007). Tumor jinak ini dilipat oleh pseudokapsul yang berasal dari sel otot polos yang imatur. Mioma uteri memiliki konsistensi padat kenyal, batas jelas, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel (POGI, 2006). B. Epidemiologi Mioma uteri merupakan tumor terbanyak dari uterus. Prevalensinya mencapai 20% populasi wanita > 30 tahun dan 35-40% pada wanita > 50 tahun. Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menars. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 30% dari seluruh wanita. Di Indonesia, mioma uteri ditemukan 2,39 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat (Wiknjosastro dkk, 2007; POGI, 2006). Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali. Prevalensi meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, kegemukan dan nullipara (Edward, 2007) Lokasi terbanyak pada intramiral (menyebabkan uterus berbenjol-benjol). Mioma sub mukosum jarang (5-10%) tetapi secara klinik sangat penting karena hampir selalu menimbulkan syptom/gejala. Mioma subserosum dapat timbul retro peritoneal/ intra ligamenter. C. Etiologi Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui. Namun ada beberapa faktor yang diduga sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, antara lain (Edward, 2007): Umur

Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun. Prevalensinya mencapai 20% populasi wanita > 30 tahun dan 35-40% pada wanita > 50 tahun. Gejala klinis paling sering dikeluhkan pada pasien usia 35-45 tahun. Paritas Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali. Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil. Faktor ras dan genetik Pada ras kulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi. Kejadian tumor ini juga tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga yang menderita mioma. Fungsi ovarium Terdapat hubungan antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma. Mioma uteri muncul setelah menars, berkembang setelah kehamilan dan mengalami kemunduran (regresi) setelah menopause. D. Patofisiologi Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast. Percobaan Lipschultz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron. Puukka dan kawan kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati pada miometrium normal. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma (Wiknjosastro, 2007; Edward, 2007). E. Patologi Anatomi Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus, yaitu hanya 1 3 %, sisanya dalah dari korpus uterus. Berikut adalah klasifikasi mioma berdasarkan lokasinya: Cervical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina, dapat menyebabkan infeksi.

Isthmica (7,2%), menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim dan seringkali tanpa gejala.

Pada daerah korpus uteri, menurut lapisannya mioma uteri dapat dibagi menjadi 3 yaitu: Mioma submukosum Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks disebut mioma geburt. Mioma submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Mioma intramural Mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Mioma subserosum Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut wandering/ parasitic fibroid.

Mioma yang dibelah akan tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/ pusaran air ( whorl like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini. Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata dapat tumbuh cepat. Mioma uteri dapat mengalami perubahan sekunder, yaitu: Atrofi: sesudah menopause atau sesudah kehamilan, mioma uteri menjadi kecil. Degenerasi hialin: pada pasien usia lanjut. Degenerasi kistik: sebagian dari mioma menjadi cair sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Pada keadaan ini dibedakan dari kista ovarium atau adanya suatu kehamilan. Degenerasi membatu (calcareous degeneration): pasien usia lanjut karena gangguan dalam sirkulasi. Pengendapan garam kapur membuat mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen. Degenerasi merah (carneous degeneration): pada kehamilan dan nifas. Karena nekrosis suubakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan tampak seperti daging merah oleh penumpukan hemosiderin dan hemofusin. Tampak khas pada kehamilan muda tumor sukar

dengan emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Degenerasi lemak: merupakan kelanjutan dari degenerasi hialin. Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada serviks (intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Perdarahan abnormal Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini: Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium. Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa. Atrofi endometrium di atas mioma submukosum. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. 2) Rasa nyeri Timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore. 3) Gejala dan tanda penekanan Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul. Infertilitas dan Abortus Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars intertisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena

F. Gejala Klinis

distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi. G. Diagnosis 1. Anamnesis Seringkali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah. 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat uterus, yang umumnya terletak di garis tengah atau pun agak ke samping, seringkali teraba berbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus. Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang ditegakkan dengan pemeriksaan dengan uterus sonde. Mioma submukosum kadang kala dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam kanalis servikalis, dan terasanya benjolan pada permukaan kavum uteri. 3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan laboratorium Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan uterus yang berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah Darah Lengkap terutama untuk mencari kadar Hb. Pemeriksaaan laboratorium lain disesuaikan dengan keluhan pasien. b. Pencitraan i. Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada uterus. Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis dan kadang terlihat tumor dengan kalsifikasi. ii. Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh ke arah kavum uteri pada pasien infertil.

iii. MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri, namun biaya pemeriksaan lebih mahal. H. Diagnosis Banding 1. Adenomiosis (Stovall, 1992) 2. Neoplasma ovarium 3. Kehamilan I. Pengobatan Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif. Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut: Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan. Bila anemia. Pengobatan operatif meliputi miomektomi dan histerektomi. Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukoum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau pervaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telur angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus.

Mioma

Besar < 14 mgg

Besar

> 14 mgg

Tanpa keluhan

Dengan keluhan Operatif

Konservatif

J. Komplikasi Degenerasi ganas Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32- 0,6% dari seluruh mioma; serta merupakana 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologis uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause. Torsi (putaran tangkai) Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan di mana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum/ Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan hingga perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai leukore dan gangguan0gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri. K. Prognosis Umumnya baik, bervariasi tergantung besar dan lokasi mioma

BAB III STATUS PASIEN A. ANAMNESIS Tanggal 18 Juli 2012 1. Identitas Penderita Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Agama Alamat Status Perkawinan Tanggal Masuk Tanggal Periksa No.CM 2. Keluhan Utama Perdarahan dari jalan lahir 3. Riwayat Penyakit Sekarang Seorang PoA0, 37 tahun datang dengan keluhan utama perdarahan dari jalan lahir. Pasien mengeluhkan menstruasi tidak teratur dan lama. Selama 3 bulan terakhir, menstruasi menjadi lebih lama, yaitu 2 minggu. Darah menstruasi yang keluar juga lebih banyak dari biasanya, sampai ganti pembalut 5-6 kali/ hari. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di perut bagian bawah yang makin lama makin membesar. Perut dirasakan membesar sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dan dirasakan semakin membesar. Pasien datang ke Poliklinik RSDM dengan membawa hasil USG dengan keterangan massa dari rongga pelvis (mungkin mioma uteri). Nyeri perut tidak dirasakan. Pasien tidak merasakan mual, muntah sebelumnya. Pasien biasanya mengalami menstruasi teratur 1 bulan sekali lamanya 4-5 hari. Ganti pembalut 3-4 kali/ hari. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan. 4. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat sesak nafas : Disangkal : Ny. S. H. : 37 tahun : Perempuan : Swasta : Katolik : Ngancar 2/1 Giriwoyo, Wonogiri : Belum Kawin : 17 Juli 2012 : 22 Juli 2012 : 01140027

Riwayat Hipertensi Riwayat Penyakit Jantung Riwayat DM Riwayat Asma Riwayat Alergi Obat/makanan

: Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Hipertensi Riwayat Penyakit Jantung Riwayat DM Riwayat Asma Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal

6. Riwayat Obstetri belum dapat dinilai 7. Riwayat Fertilitas belum dapat dinilai 8. Riwayat Haid - Darah haid - Sakit saat haid 9. Riwayat Perkawinan Pasien belum menikah. 10. Riwayat Keluarga Berencana Pasien tidak mengikuti program KB. B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status Interna Keadaan Umum : Baik, CM, Gizi cukup dengan berat badan 47, 5 kg Tanda Vital Tekanan darah : : 120/80 mmHg Menarche Lama menstruasi Siklus menstruasi : tidak : 15 tahun : 6-7 hari : 28 hari

: normal, 2-3 kali ganti pembalut setiap harinya

Frekuensi Nadi Suhu Kepala Mata THT Leher Thorax Cor : Inspeksi Palpasi Perkusi Pulmo : Inspeksi Palpasi Perkusi Abdomen: Inspeksi Palpasi

: 80 kali / menit : 36,60C

Frekuensi Napas : 20 kali /menit : Mesocephal : Konjunctiva pucat (+/+), Sklera Ikterik (-/-) : Tonsil tidak membesar, Faring hiperemis (-) : Pembesaran kelenjar tiroid (-) : Normochest, retraksi (-). Glandula Mammae dalam batas normal. : Iktus Cordis tidak tampak : Iktus Cordis tidak kuat angkat : Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) : Pengembangan dada kanan = kiri : Fremitus raba dada kanan = kiri : Sonor/Sonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-) : Dinding perut > dinding dada : Supel, NT (-), teraba massa padat terfiksir, permukaan rata, batas atas: 2 jari bawah procesuss xyphoideus, batas kanan: linea midclavicularis dextra, batas kiri: linea midclavicularis sinistra, batas bawah: kesan masuk panggul. Perkusi : Redup pada daerah uterus Oedema Auskultasi : Peristaltik (+) normal Ekstremitas :

Akral dingin 2. Status Ginekologi Genital : Inspekulo dan VT: tidak dilakukan C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium Darah tanggal 17 Juli 2012 : Hemoglobin Hematokrit Antal Eritrosit Antal Leukosit Antal Trombosit Golongan Darah GDS Ureum Creatinin Na+ K+ Ion klorida SGOT SGPT TIBC Albumin PT APTT HbS Ag PP test 2. : 5 g/dl : 19 % : 3,2 juta/uL : 5,7 ribu/uL : 249 ribu/uL :0 : 106 mg/dL : 33 mg/dL : 0,7 mg/dL : 142 mmol/L : 4,3 mmol/L : 103 mmol/L : 12 u/l : 9 u/l : 375 ug/dl : 4,3 g/dl : 13,1 detik : 25,6 detik : negatif : negatif -

Ultrasonografi (USG) tanggal 21 Juli 2012 : Uterus tampak membesar dari proximal sampai epigastrium. Tampak lesi heteroechoic terutama pada dinding posterior, berbatas tegas lebih kurang 16 x 15,4 x 14,8 cm.

Hepar, gall bladder, pankreas, kedua ren, lien, vesika urinaria dalam batas normal. Kesan menyokong gambaran mioma uteri DD adenomiosis. D. KESIMPULAN Seorang PoA0, 37 tahun datang dengan keluhan utama perdarahan dari jalan lahir. Pasien mengeluhkan menstruasi tidak teratur dan lama. Selama 3 bulan terakhir, menstruasi menjadi lebih lama, yaitu 2 minggu. Darah menstruasi yang keluar juga lebih banyak dari biasanya, sampai ganti pembalut 5-6 kali/ hari. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di perut bagian bawah yang makin lama makin membesar. Perut dirasakan membesar sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dan dirasakan semakin membesar. Pasien datang ke Poliklinik RSDM dengan membawa hasil USG dengan keterangan massa dari rongga pelvis (mungkin mioma uteri). Nyeri perut tidak dirasakan. Pasien tidak merasakan mual, muntah sebelumnya. Pasien biasanya mengalami menstruasi teratur 1 bulan sekali lamanya 4-5 hari. Ganti pembalut 3-4 kali/ hari. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan teraba massa padat terfiksir, permukaan rata, batas atas: 2 jari bawah procesuss xyphoideus, batas kanan: linea midclavicularis dextra, batas kiri: linea midclavicularis sinistra, batas bawah: kesan masuk panggul. Pada pemeriksaan USG tampak pembesaran uterus dari proximal sampai epigastrium. Tampak lesi heteroechoic terutama pada dinding posterior, berbatas tegas lebih kurang 16 x 15,4 x 14,8 cm. Tak tampak gambaran janin intra uterin/ ekstra uterin. Kesan menyokong gambaran mioma uteri. E. F. G. DIAGNOSA AWAL Mioma uteri dengan anemia berat PROGNOSA Dubia ad malam TERAPI Mondok bangsal Infus RL 20 tpm O2 2 L/menit Perbaikan KU dengan transfusi sampai Hb 10 gr%. Cek darah rutin post transfusi.

H. FOLLOW UP Tanggal 19 Juli 2012 Keluhan Tanda vital Mata Thoraks Abdomen : perdarahan (+)

Injeksi Vicillin 1 gr/8 jam. Pasang DC, pantau balans cairan. Pro histerektomi

Keadaan umum : sedang, kompos mentis, kesan gizi baik. : TD = 130/80 mmHg, N= 82 x/menit, Rr: 20 x/menit, t= 36,5oC : Konjungtiva pucat (+/+), sclera ikterik (-/-) : Cor : dalam batas normal Pulmo : dalam batas normal : supel, NT (-), TFU teraba 2 jari di bawah proc. xyphoideus, teraba massa padat terfiksir, permukaan rata, batas tegas. Batas kanan : LMCD, batas kiri: LMCS, batas bawah: kesan masuk panggul. Hepar dan lien tidak membesar. Genital Laboratorium : Darah (+), discharge (-) : Hb 7,3 Hct 23 AL 5,8 AT 269 AE 3,6 Diagnosa Terapi : Mioma uteri dengan AUB dan anemia berat. :Tanggal 21 Juli 2012 Keluhan : perdarahan (+) Infus RL 20 tpm O2 2 L/menit Perbaikan KU dengan transfusi sampai Hb 10 gr%. Cek darah rutin post transfusi. Injeksi Vicillin 1 gr/8 jam. Pasang DC, pantau balans cairan. Pro histerektomi

Keadaan umum : sedang, kompos mentis, kesan gizi baik. Tanda vital Mata Thoraks Abdomen : TD = 110/70 mmHg, N= 84 x/menit, Rr: 20 x/menit, t= 36,6oC : Konjungtiva pucat (+/+), sclera ikterik (-/-) : Cor : dalam batas normal Pulmo : dalam batas normal : supel, NT (-), TFU teraba 2 jari di bawah proc. xyphoideus, teraba massa padat terfiksir, permukaan rata, batas tegas. Batas kanan : LMCD, batas kiri: LMCS, batas bawah: kesan masuk panggul. Hepar dan lien tidak membesar. Genital Laboratorium : Darah (+), discharge (-) : Hb 9,5 Hct 30 AL 8,9 AT 290 AE 4,22 Diagnosa Terapi : Mioma uteri dengan anemia sedang. :Infus RL 20 tpm O2 2 L/menit Perbaikan KU dengan transfusi sampai Hb 10 gr%. Cek darah rutin post transfusi. Injeksi Vicillin 1 gr/8 jam. Pasang DC, pantau balans cairan. Pro histerektomi

BAB IV ANALISIS KASUS

Pasien pada kasus ini mengalami gangguan perdarahan. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini akibat adanya mioma uteri, antara lain adalah : -Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium. -Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa. -Atrofi endometrium di atas mioma submukosum. -Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan infertilitas. Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif. Pada pasien ini dilakukan operasi pembedahan histerectomi (mystectomi supracervical) dikarenakan ukuran tumor yang membesar secara progresif dan perdarahan yang banyak. Akibat perdarahan dalam jumlah banyak dan lama pasien mengalami anemia. Sehingga terapi utama pada anemia ini adalah mengobati penyakit dasarnya, yaitu dilakukan histerektomi sekaligus dilakukan perbaikan keadaan umum dengan memberikan tranfusi darah 4 kolf PRC.

DAFTAR PUSTAKA

Yuad

H.,

2007.

Miomectomi

Pada

Kehamilan.

Diunduh

dari

http://www.ksuheimi.blogspot.com. Santoso, 2007. Mioma Uteri. Diunduh dari : http://www.pinkerzzz03.blogspot.com. Jevuska O, 2007. Mioma Geburt. Available from : http://www.oncejevuska.blogspot.com. Antoni S, 2008. Sekilas tentang Tumor (Myoma) Rahim . Available from : http://www.klinikandalas.wordpress.com. Suwiyoga K, 2003. Mioma Uterus dalam Buku Pedoman Diagnosis-Terapi dan Bagan Alir Pelayanan Pasien. SMF Obsgin FK UNUD RS Sanglah. Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo. Marjono B. A, 2008. Tumor Ginekologi. Available from : http://www.geocities.com. Edward E, 2007. Uterine Miomas : Comprehensive Uterus, and Curettage Review. Available from : http://www.gynalternatives.com. Widjanarko 2007, Ginekologi, Kelainan Conrad, M.S, 2008, Dilation Diunduh (D&C), Diunduh Dari: dari : http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html, http://www.medicinenet.com/dilation_and_curettage/article.htm,

Anda mungkin juga menyukai