Anda di halaman 1dari 3

Pada pasien di temukan keluhan anggota gerak kiri tidak bisa digerakan sejak 2 hari yang lalu.

Sebelumnya OS pernah memiliki riwayat stroke 3 bulan yang lalu. Ada Riwayat Hipertensi, Merokok. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran, pusing sebelum dan setelah keluhan muncul. Motorik kekuatan ekstremitas atas dan bawah kiri :1/3, kanan :5/5. Gerakan Ekstremitas atas dan bawah kanan :Bebas/Bebas , Kiri :Terbatas/Terbatas, Ada Reflek Fisiologis, Tidak ada Reflek Patologis dapat ditegakkan diagnosis Hemiparesis Sinistra Spastik ec Stroke Non Hemoragic. Pengaturan motorik anggota gerak di persarafi oleh jaras kortikospinalis (piramidalis). Jaras ini akan menyilang ke kontralateral pada decussatio piramidalis di medulla oblongata. Sehingga lesi di salah satu hemisfer akan menimbulkan efek pada sisi kontralateralnya.Pada pasien terjadi hemiparese sinistra spastik sehingga kemungkinan besar kerusakan pada hemisfere dextra otak. Jaras piramidalis saat melewati crus posterior kapsula interna akan berdampingan dengan saraf afferent (sensorik). Sehingga jika terjadi lesi pada daerah tersebut, maka akan terjadi hemihipestesia kontralateral. Stroke merupakan gangguan fungsional otak fokal maupun global yang terjadi secara akut, berlangsung lebih dari 24 jam, terjadi akibat gangguan peredaran darah otak. Termasuk disini perdarahan subarachnoid, perdarahan intraserebral dan iskemik atau infark serebri. Tidak termasuk disini gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma (WHO,1986). Stroke non hemoragik (iskemik) terjadi akibat obstruksi atau bekuan disatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Sumbatan aliran di arteri karotis interna sering menjadi penyebab stroke pada orang usia lanjut, yang seirng mengalami pembentukkan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi stenosis (penyempitan). Arteria serebri media atau anterior lebih jarang menjadi tempat aterosklerosis karena darah terdorong melalui sistem vaskular gradien tekanan. Tetapi pada pembuluh yang menyempit, aliran darah yang lebih cepat melalui lumen yang kecil akan menurunkan gradien tekanan di daerah tersebut. (Price, 2005) Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi. (Misbach, Harmani; 2007) Gejala Stroke Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution). Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena. beberapa gejala stroke berikut: Bicara tidak jelas, sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran. Penglihatan ganda dan

pusing. ketidakseimbangan dan terjatuh. Pingsan. Pergerakan yang tidak biasa.Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih. Dari gejala yang muncul dapat ditetapkan letak lesi pada kortikal, subkortikal (kapsula interna, ganglia basalis, talamus) dan batang otak serta medula spinalis. Bila topik di kortikal akan terjadi gejala kinis berupa afasia, gangguan sensorik kortikal (position, point localization, graphesthesia, stereognosis), muka dan lengan lebih lumpuh (a. Serebri media) atau tungkai lebih lumpuh (a. Serebri anterior), eye deviation (penyimapangan penglihatan, topik di kortikal) dan hemiparesis disertai kejang. Bila topik di subkortikal akan timbul tanda : muka, lengan dan tungkai sama berat lumpuhnya (khas untuk lesi di kapsula interna), dystonic posture (tampak pada lesi di ganglia basalis), gangguan sensoris nyeri dan raba pada muka, lengan dan tungkai (tampak pada lesi di talamus). Bila disertai hemiplegi lesi pada kapsula interna. Dikenal beberapa pola gangguan neurologik yang mengisyaratkan stroke telah terjadi, yakni bila kumpulan gejala dan tanda yang muncul mengambarkan terkenanya daerah perdarahan tertentu dari suatu pembuluh darah otak yang kebanyakan mengenai satu sisi. Sedangkan pola yang lain berkaitan dengan infark kecil yang terletak jauh di dalam jaringan otak. Bila yang tekena daerah perdarahan arteri karotis akan menimbulkan sindroma berkenaan dengan cabang-cabang superfisial arteri serebri media dengan tanda-tanda : kelemahan sensorimotor wajah dan lengan atau hemiparesis, afasia (gangguan bicara) bila yang terkena hemisferium yang dominan, gangguan penglihatan, mata dan kepala berputar ke arah sisi lesi otak. Sindroma berkenaan dengan cabang-cabang profunda arteri serebri media berupa kelumpuhan motorik murni, hemiparesisatau heniplegi (tanpa ganguan sensorik maupun visual) yang mengenai salah satu sisi tubuh seluruhnya (mencakup wajah, lengan dan tungkai). Sindrome berkenaan dengan gangguan komplit arteri serebri media berupa gabungan antara hemiparesis atau plegia yang merupakan bagian dari sindrom cabang-cabang profunda dengan gangguan sensorik, visual dan bicara yang merupakan sindrome cabangcabang superfisial arteri serebri media. Sindroma berkenaan dengan arteri serebri anterior berupa monoparesis sensorimotor anggota bawah atau berupa hemiparesis yang berkembang meluas, gangguan lebih nyata pada anggota bawah dan bagian proksimal anggota atas. Sering dijumpai inkontinensia urin, juga adanya refleks menggenggam pada sisi anggota yang terkena. Bila topik di batang otak akan muncul gejala berupa : hemiparese/plegi alternans, tandatanda serebelar, nistagmus, gangguan pendengaran, gangguan sensoris, nyeri, suhu dan kornea wajah ipsilateral dan gangguan nyeri suhu pada badan kontralateral, diasartria, gangguan menelan, gerakan mata abnormal dan deviasi lidah. Bila topik di medula spinalis akan timbul : muka biasanya tak tampak kelainan, Brown Sequad Syndrome, gangguan sensoris dan keringat sesuai tingi lesi, gangguan miksi dan defikasi (Mangunsong, 1992)

Kesimpulan Pengaturan motorik anggota gerak di persarafi oleh jaras kortikospinalis (piramidalis). Jaras ini akan menyilang ke kontralateral pada decussatio piramidalis di medulla oblongata. Sehingga lesi di salah satu hemisfer akan menimbulkan efek pada sisi kontralateralnya.non hemoragik (iskemik) terjadi akibat obstruksi atau bekuan disatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Sumbatan aliran di arteri karotis interna sering menjadi penyebab stroke

pada orang usia lanjut, yang seirng mengalami pembentukkan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi stenosis (penyempitan). Pada pasien terjadi hemiparese sinistra spastik sehingga kemungkinan besar kerusakan pada hemisfere dextra otak. Kerusakan hemisfer dextra disebabkan oleh stroke non hemoragik.

Anda mungkin juga menyukai