Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat mengelesaikan tugas
rancangan trasmisi ini dengan judul RANCANGAN TRASMISI DAIHATSU
TARUNA.
Rancangan ulang ini merupakan salah satu tugas wajib bagi mahasiswa
teknik mesin yang telah dan sedang mengikuti mata kulih elemen mesin II
khususnya difakultas teknologi industri universitas bung hatta
padang.Sebelummelakukan perancangan ini penulis melakukan survey dan
menganalisa langsung kelapangan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Kaidir, M.Eng IPM selaku ketua jurusan teknik mesin.
Drs.Fuad Nasir,Msc selaku dosen pembimbing
2. Rekan rekan angkatan 2002 Jurusan Teknik Mesin
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam rancangan ulang trasmisi ini
masih banyak terdapat kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Padang, September 2006
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN URAIAN TUGAS
LEMBARAN ASITENSI
SURAT PUAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DATA SURVEY
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....5
1.2. Batasan Masalah...5
1.3. Tujuan penulisan...6
1.4. Sismatika Penulisan......6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian.8
2.2. Klasipikasi Roda Gigi...8
2.3. Cara Kerja Trasmisi11
2.4. Gagasan Dalam Perancangan..13
2.5. Persamaan Dasar Perencanaan13
2.5.1 Roda Gigi.....13
2.5.2 Poros...15
2.5.3 Bantalan..........17
BAB III PERTUNGAN DAYA DAN PUTARAN
3.1 Perencanaan Daya........19
3.2 Perhitungan Putaran
19
3.2.1 Sikap Netral.....19
3.2.2 Sikap Pertama..20
3.2.3 Sikap Kedua.21
3.2.4 Sikap ketiga..22
3.2.5 Sikap keempat..23
3.2.6 Sikap Kelima24
3.2.7 Sikap Mundur...25
BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA
4.1 Perencanaann Komponen....
..26
4.2 Perencanaan Poros....34
4.2.1 Poros Input....34
4.2.2 Poros Output.34
4.3 Perencanaan Bantalan..36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................41
5.2 Saran...41
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang .
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistim
trasmisi juga mengalami kemajuan yang sagat pesat. Hal ini di sebabkan oleh
karena kelebihan - kelebihan yang dimiliki oleh sistem trasmisi roda gigi , yaitu
kemampuan trasmisi untuk mentranmisikan atau meneruskan daya yang besar
serta putaran yang tinggi dan cepat.
Semua mesin mesin memerlukan daya yang besar dan putaran yang
tepat dalam fungsi dan kegunaan masing masingnya guna mentrasmisikan daya
dan putaran yang tepat tersebut dibuatlah roda gigi.
Maka sesuai dengan kemajuan Automobile dilakukan perubahan
Perubahan dari waktu kewaktu terhadap trasmisi ini.Bagaiman supaya roda gigi
tersebut kuat, dan bias mentrasmisikan daya yang besar dan tepat dengan
memakai tempat yang kecil.Sehingga perpindahan kecepatan pada tiap gigi dapat
berlangsung secara baik
Untuk itu dilakukan perancangan dalam pembuatan roda gigi, baik
mengenai bahan yang dipakai, umur, kekuatan dan lain-lain, sesuai dengan daya
dan putaran yang ditransmisikan pada mobil tersebut
1.2 Batasan Masalah.
Pada perencanaan transmisi roda gigi ini, masalah-masalah yang dibahas
Mencakup antara lain:
Perhitungan dimensi roda gigi
Perhitungan kekuatan bahan
Peerhitungan daya yang ditransmisikan, dan
Perhitugan poros dan putaran
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan perencanaan ini adalah:
a. untuk mempelajari sistim transmisi yang akan direncanakan.
b. Agar penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan dengan baik dan benar.
c. Guna memenuhi salah satu syarat bagi mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Elemen Mesin.
d. Dapat membantu pembaca untuk mempelajari tentang sistim transmisi
roda gigi
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan rancangan ini dibuat menurut sistematika yang telah penulis
tetapkan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang penulisan , tujuan, batasan
masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang perancangan dan perhitungan
perhitungan transmisi roda gigi yang akan dirancang.
BAB III : PEENCANAAN DAN ANALISA KOMPONEN
Pada bab ini membahasa tentang perancangan dan perhitungan -
perhitungan transmisi roda gigi yang akan dirancang
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dicantumkan berbagai macam tabel yang menyangkut roda
gigi dan bentuk roda gigi serta perencanaanya.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari penulisan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Roda gigi merupakan suatu roda gesek yang di buat bergigi pada
kelilingnya . Gunanya untuk meneruskan putaran dan daya dari kendaraan atau
mesin yang sangat besar dan memerlukan putaran yang tepat. Roda gigi ini dapat
berbentuk silinder atau kerucut.
Karena putaran lebih tinggi dan tepat serta daya yang besar juga dari sisi
ketelitian yang lebih besar dalam pembuatan, pemasangan ataupun
pemeliharaannya. Jadi jelaslah bahwa roda gigi berguna untuk meneruskan daya
awal keselanjutannya dengan putaran roda gigi.
2.2 Klasifikasi Roda Gigi
Pemakaian roda gigi dalam bidang teknologi permesinan menduduki tempat
yang sangat penting sebagai sarana untuk mentransmisikan daya. Pada gigi
banyak dibandingkan alat transmisi lainnya. Pada gigi lainnya telah digunakan
mesin - mesin yang mikro sampai yang makro. Seperti alat reduksi pada turbin.
Pada dasarnya roda gigi dapat di klasifikasikan beberapa type:
* Roda gigi lurus.
Roda gigi lurus adalah merupakan roda gigi yang paling sederhana dan
sering di jumpai. Roda gigi lurus merupakan dua lubang dengan sumbu tetap
sejajar dengan poros
* Roda gigi helix
Roda gigi helix adalah roda gigi yang mempunyai alur yang terbentuk ulir
silinder, mempunyai jarak bagi roda gigi. Jumlah pasang roda gigi kontak
serentak lebih besar dari pada roda gigi lurus , sehingga pemindahan putaran
melalui gigi berlangsung tampa hambatan dan tidak berbungi, bekerja dengan
mudah dan lancer roda gigi ini sangat cocok mentransmisikan putaran yang
besar, akan tetapi ia menerima beban radial maupun alexial dan kontak roda gigi
yang kokoh dan kuat supaya lebih tahan, karena ulir roda gigi yang terbentuk ulir
tersebut menimbulkan gaya aksial dengan poros.
* Roda gigi kerucut
Roda gigi ini di gunakan pada gaya perbandingan perbandingan konstan
antara dua poros yang berbentuk surat tertentu. Permukaan roda gigi kerucut yang
berbentuk kubit, sepasang roda gigi puncak kerucut dinamakan roda gigi
kerucut.pada roda gigi ini sering digunakan diferensial gear, akan tetapi roda gigi
ini agak berisik karena perbandingan giginya kecil. Kontruksinya juga tidak
memungkinkan untuk memasang pada kedua ujung porosnya.
* Roda gigi hypoid
Roda gigi hypoid mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang
kerucut yang bersilang dan pemindahan gaya permukaan gigi berlangsung secara
meluncur dan mengelinding .
2.3 Cara Kerja Transmisi
Transmisi berfungsi untuk mendapatkan tenaga atau daya dan perputaran
yang diinginkan agar daya dan kecepatan seimbang pada sebuah kendaraan.
Pada penggunaan mula mula ditekankan pada kopling sepenuhnya pada
saat pemindahannya atau menukar gigi trasmisi,kemudian kopling dilepaskan
perlahan lahan. Menurut petunjuk penukaran gigi untuk kecepatan.
Contoh :
* Gigi 1 ke 2 : kecepatan 20 Km/jam
* Gigi 2 ke 3 : kecepatan 35 Km/jam
* Gigi 3 ke 4 : kecepatan 50 Km/jam
* Gigi 4 ke 5 : kecepatan 65 Km/jam
Cara kerja dalam susunan roda gigi :
1. Pada posisi kecepatan 1
Roda gigi A bergerak mendapat putaran pada mesin lalu diteruskan ke K
dan kemudian dilanjutkan ke B .
2. Pada posisin kecepatan 2
Roda A mendapat putaran mesin lalu diteruskan ke K dan kemudian di
teruskan ke G kemudian dilanjutkan ke C
3. Pada posisi kecepatan 3
Putaran dari mesin diterima A lalu diteruskan ke K sampai ke H dan
terakhir di D.
4. Pada posisi kecepatan 4
Putaran dari mesin diterima A lalu diteruskan ke K sampai ke I dan
terakhir di E.
5. Pada posisi kecepatan 5
Putaran dari mesin A lalu diteruskan ke K langsung keporos output
hingga sampai ke F dengan poros kerja khusus.
6. Pada posisi Reserve (R)
Roda gigi A mendapat putaran dari mesin lalu mesin dipindahkan ke K
dan dilanjutkan keB lalu diteruskan ke K pada poros reserve (R), idle
gear sampai berakhir di E.
Keterangan skema posisi kecepatan roda gigi taruna :
1. Roda gigi pemindah tenaga.
2. Roda gigi 1 pada poros output
3. Roda gigi 2 pada poros output
4. Roda gigi 3 pada poros output.
5. Roda gigi 4 pada poros output.
6. Roda gigi 5 pada poros output.
7. Roda gigi1 pada poros counter.
8. Roda gigi 2 pada poros counter.
9. Roda gigi 3 pada poros counter.
10. Roda gigi 4 pada poros counter.
11. Roda gigi reserve (R) pada poros counter.
12. Mode gigi penerima utama.
2.4 Gagasan Dalam Perancangan Roda Gigi.
Roda gigi berfungsi mentransmisikan daya besar dan putaran. Demikian
transmisi roda gigi mempunyai keunggulan dibandingkan dengan trasmisi sabuk
maupun rantai, karena roda gigi lebih singkat, putaran lebih tinggi, tepat dan daya
lebih besar. Dipilih roda gigi karena memerlukan ketelitian yang lebih besar
dalam pembuatan, pemasangan maupun pemeliharaan.
2.5 Persamaan Dasar Perencanaan.
2.5.1 Roda Gigi.
Roda gigi ini diklasifikasikan menurut letak poros, arah putaran, dan
bentuk jalur gigi. Lingkaran jarak bagi adalah lingkaran khayal yang
menggelinding tanpa slip. Jarak bagi lingkaran, juga jarak sepanjang jarak bagi
antara dua profil, dua gigi yang berdekatan.
Jika diameter lingkaran jarak bagi dinyatakan dengan d (mm), dan jumlah
gigi Z, maka jarak bagi lingkaran adalah :
m
(2.1)
Jarak bagi lingkarannya adalah keliling lingkaran jarak bagi dengan
jumlah gigi, karena jarak bagi lingkaran selalu mengandung faktor .
Pemakaiannya sebagai ukuran gigi dirasakan kurang praktis, untuk mengatasinya
diambil suatu ukuran yang disebut modul, dengan lambang m, dimana :
Z
d
m
(2.2)
Roda gigi dapat mengalami kerusakan berupa gigi patah, aus atau
berlubang permukaannya.
Jika tekanan normal pada permukaan roda gigi dinyatakan dengan Fn,
maka gaya Fkt dalam arah keliling pada titik A, adalah :
Cos Fn Fkt (2.3)
Gaya Ft (gaya tangensial yang bekerja dalam arah putaran roda gigi pada
jarak bagi) adalah :
Cos Fn Ft ..(2.4)
Dimana adalah sudut tekan kerja. Jika pada lingkaran jarak bagi roda
gigi mempunyai putaran n (rpm), maka kecepatan keliling dapat ditulis :
1000
n d
V


(2.5)
Hubungan daya yang ditransmisikan, P (KW), maka beban tangensial Wt,
adalah :
v
P
Wt
4500

.(2.6)
Tabel 2.1 Pada perencanaan, daya (P) dianjurkan memakai faktor koreksi
Fc untuk keamanan, besarnya faktor koreksi dapat dilihat di bawah ini :
Daya yang ditransmisikan Fc (faktor koreksi)
Daya rata-rata yang diperlukan 1.2 - 2
Daya maksimum yang diperlukan 0.8 - 1.2
Daya Normal 1.0 - 1.5

Jika, b = lebar sisi, BC = H (mm) dan AE = L (mm), maka tegangan lentur
atau b (Kg/mm), pada titik B dan C dapat diperoleh :
6 .
.
bh
l Ft
b
(2.7)
Dan daya untuk gaya tangensial (Ft) :
Gl
h b
Ft
2


(2.8)
Besarnya
Gl
h
2
ditentukan dari ukuran dan bentuk gigi. Besaran ini
mempunyai dimensi panjang , jika dinyatakan dengan perkalian

dan modul m.
Maka m
Gl
h
2
Jadi
m b Ft
..(2.9)
Persamaan ini disebut persamaan Lewis, dan V
1
dinamakan faktor bentuk
gigi, semakain tinggi kecepatan (V) maka semakin besar pula variasi beban atau
tumbukan yang terjadi, karena pengaruh kecepatan ini diberikan faktor dinamis
(cv). Persamaan Lewis diatas yang tergantung pada kecepatan keliling dan
ketelitian. Jadi :
m b cv Fo Wt
. Seperti pada gambar roda gigi miring di
bawah ini :
Lebar gigi (b) :

tg
m
b

15 . 1
(2.10)
Dimana = Sudut gigi helix angle 20
0
sampai dengan 45
0

Jumlah gigi ekivalen (Ze) :

3
Cos
zp
Ze
.(2.11)
Dimana Zp = Jumlah Gigi.
2.5.2 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin dan
poros ini mempunyai peranan penting dalam transmisi.
Pada umumnya poros mesin dibuat dari baja yang ditarik dingin dan
difinish. Baja karbon kontruksi mesin (disebut bahan S- C) yang dihasilkan dari
inggot yang Ciil (baja yang dioksidasi dengan ferro silikon dan dicor) jika P
adalah daya nominal output dari motor penggerak , maka berbagai macam faktor
keamanan besarnya dapat diambil dalam perencana, sehingga koreksi pertama
dapat diambil kecil .Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya rencana (Kw)
sebagai patokan adalah :
Pd = fc. p ..(Kw)(2.12)
Jika daya yang diberikan dalam daya kuda (HP), maka harus dikalikan
dengan 0,746 untuk mendapatkan daya dalam Kw.Jika momen puntir (momen
rencana) adalah T (kg .mm) maka :
Pd =
102
) 6 / . 2 ).( 1000 / ( n T
Sehingga : T = 9.74.10
5

n
pd

Bila momen rencana T (Kg,mm) dibebankan pada suatu diameter poros,
ds (mm) maka tegangan geser () :
16 / .
3
ds
T


3
. 1 , 5
ds
T

Faktor keamanan untuk bahan sf = 5,6 dan untuk bahan S-C = 6,0 dengan
pengaruh massa, faktor ini dinyatakan sf
1
.
Selanjutnya perlu ditinjau, apakah poros tersebut akan diberi alur pasak
atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi cukup besar untuk
memnasukkan pengaruh-pengaruh ini ini dalam perhitungan diambil faktor yang
dinyatakan sf
2
dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0 maka dengan tegangan geser
izin (a): a = b / (sf
1
. sf
2
) Dimana b = kekuatan tarik bahan (Kg/mm
2
).
Keadaan momen puntir itu sendiri juga harus ditinjau faktor koreksi yang
dianjurkan ASME, juga dipakai disini. Faktor ini dinyatakan dengan Kt dipilih 1,0
jika beban dikenakan kejutan besar.
Jika ada pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan
faktor cb yang berharga 1,2 sampai 2,3 dan jika tiada beban lentur maka cb = 1,0.
Maka diameter poros ds (mm) dapat dihitung :
2.5.3 Bantalan
Bantalan adalah suatu elemen mesin yang mempunyai poros berbeban
sehingga putaran dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur
pemakaiannya.
Hal yang penting dalam perencanaan bantalan adalah :
) 13 . 2 .....( .......... .......... ..........
. . . 1 , 5
3
1
1
]
1

a
T cb kt
Ds

- Jika beban bantalan dan putaran poros diberikan, pertama perlu


diperiksa apakah perlu dikoreksi, selanjutnya tentukan beban rencana dan
pilihlah bahan bantalan.
- Kemudian tentukan bantalan yang diizinkan, bantalan yang
digunakan transmisi roda gigi umumnya adalah bantalan gelinding.
Bantalan gelinding.
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan yaitu dari segi gesekan yang
sangat kecil dibandingkan bantalan luncur.
Gaya aksial yang terjadi : Fa = ft.tg.(2.14)
Dimana : = sudut tekan antara 20
0
sampai 25
0
.
Gaya radial yang terjadi (Fr) adalah :
Fr = Ft.tg. .(2.15)
Faktor kecepatan Fn untuk bantalan Bola :
Dimana : C = Beban nominal dinamis spesifik.
Beban ekivalen Pr (Kg) : Pr = .V.Er + Y.Fa
Faktor V = 1, untuk pembebanan pada cincin yang berputar, harga X dan Y
tardapat dalam tabel (Sularso hal 135).
Umur nominal Lh untuk bantalan bola : Lh = 500 . Fh
3
) 16 . 2 .....( .......... .......... ..........
3 , 33
3
1
1
]
1

C
Fn
Z
1
Z
2
Z
1
Z
8
Z
9
Z
10
Z
11
Z
12
Z
3
Z
6
Z
5
Z
4
Z
7
Input Shaft
Output Shaft
Counter Gear
BAB III
PERHITUNGAN DAYA DAN PUTARAN
3.1 Daya Rencana
Dalam perencanaan ini penulis mengambil daya yang ditransmisikan
adalah 90 HP, dengan putaran 5400 rpm ( sesuai dengan data survey ).
1. Daya rencana, Pd = P . fc = 90 HP x 1.6 = 144 HP
Dimana : fc = Faktor koreksi (pada tabel 2/penjelasan Bab II)
P = Daya yang ditransmisikan.
2. Momen rencana (Mp) :
n
Pd
Mp 71620
3.2 Putaran.
3.2.1 Sikap Netral.
Roda gigi yang bekerja adalah :
1. Roda gigi penggerak utama (Z
1
)
2. Roda gigi pemindah tetap (Z
2
)
Z
1
Z
2
Z
1
Z
8
Z
9
Z
10
Z
11
Z
12
Z
3
Z
6
Z
5
Z
4
Z
7
Input Shaft Output Shaft
Counter Gear
Gambar 3.1. Posisi gigi pada sikap netral
2
1
2
1
n
n
Z
Z
i
.dimana pada data survey diketahui Z
1
= 20 dan Z
2
= 32
Sehingga n
2
= (Z
1
/Z
2
) . n
1
= (20/32) 5400 rpm = 3375 rpm.
3.2.2 Sikap Satu.
Roda gigi yang bekerja adalah :
1. Roda gigi penggerak utama (Z
1
) = 20
2. Roda gigi pemindah tetap (Z
2
) = 32
3. Roda gigi satu counter shaft (Z
3
) = 14
4. Roda gigi satu output shaft (Z
8
) = 30
Gambar 3.2. Posisi gigi pada sikap pertama
a. Roda gigi satu counter shaft (Z
3
)
Telah didapat pada putaran netral, n
2
= n
3
= 3375 rpm.
b. Roda gigi Output shaft (Z
8
)
Z
1
Z
2
Z
8
Z
9
Z
10
Z
11
Z
12
Z
3
Z
6
Z
5
Z
4
Z
7
Input Shaft Output Shaft
Counter Gear
3 1
2 8
2 8
3 1
xZ Z
xZ Z
xn n
xn n

dari data survey diketahui ; Z


1
= 20, Z
2
= 32, Z
3
= 14 dan Z
8
= 30

) (
. .
3 1 2
2 8 3 1
8
xZ Z n
Z xZ n n
n

Sehingga :
rpm x n xn
Z
Z
n 09 . 1575 3375
30
14
8 3
8
3
8

3.2.3 Sikap Dua.
Roda gigi yang bekerja adalah :
1. Roda gigi penggerak utama (Z
1
) = 20
2. Roda gigi pemindah tetap (Z
2
) = 32
3. Roda gigi dua counter shaft (Z
4
) = 22
4. Roda gigi dua output shaft (Z
9
) = 29
Gambar 3.3. Posisi gigi pada sikap kedua
a. Roda gigi satu counter shaft (Z
4
)
Telah didapat pada putaran netral, n
3
= n
4
= 3375 rpm.
Z
1
Z
2
Z
1
Z
8
Z
9
Z
10
Z
11
Z
12
Z
3
Z
6
Z
5
Z
4
Z
7
Input Shaft
Output Shaft
Counter Gear
b. Roda gigi Output shaft (Z
9
)
3 1
2 9
2 9
4 1
xZ Z
xZ Z
xn n
xn n

dari data survey diketahui ; Z


1
= 20, Z
2
= 32, Z
4
= 22 dan Z
9
= 29
) (
. .
4 1 2
2 9 3 1
8
xZ Z n
Z xZ n n
n

Sehingga :
rpm x n xn
Z
Z
n 2650 3375
29
22
8 4
9
4
8

3.2.4 Sikap Tiga.
Roda gigi yang bekerja adalah :
1. Roda gigi penggerak utama (Z
1
) = 20
2. Roda gigi pemindah tetap (Z
2
) = 32
3. Roda gigi tiga counter shaft (Z
5
) = 29
4. Roda gigi tiga output shaft (Z
10
) = 25
Gambar 3.4. Posisi gigi pada sikap tiga

a. Roda gigi satu counter shaft (Z
5
)
Telah didapat pada putaran netral, n
4
= n
5
= 3375 rpm.
b. Roda gigi Output shaft (Z
9
)
Z
1
Z
2
Z
1
Z
8
Z
9
Z
10
Z
11
Z
12
Z
3
Z
6
Z
5
Z
4
Z
7
Input Shaft
Output Shaft
Counter Gear
5 1
2 10
2 10
5 1
xZ Z
xZ Z
xn n
xn n

dari data survey diketahui ; Z


1
= 20,
Z
2
= 32, Z
5
= 29 dan Z
10
= 25

) (
. .
5 1 2
2 10 3 1
10
xZ Z n
Z xZ n n
n

Sehingga :
5
10
5
10
n
Z
Z
n
rpm rpm x n 3915 3375
25
29
10

3.2.5 Sikap Empat.
Roda gigi yang bekerja adalah :
1. Roda gigi penggerak utama (Z
1
) = 20
2. Roda gigi pemindah tetap (Z
2
) = 32
3. Roda gigi empat counter shaft (Z
6
) = 34
4. Roda gigi empat output shaft (Z
11
) = 22

Gambar 3.4. Posisi gigi pada sikap empat
a. Roda gigi satu counter shaft (Z
6
)
Telah didapat pada putaran netral, n
5
= n
6
= 3375 rpm.
b. Roda gigi Output shaft (Z
11
)
Z
1
Z
2
Z
1
Z
8
Z
9
Z
10
Z
11
Z
12
Z
3
Z
6
Z
5
Z
4
Z
7
Input Shaft Output Shaft
6 1
2 11
2 11
6 1
xZ Z
xZ Z
xn n
xn n

dari data survey diketahui ; Z


1
= 20,
Z
2
= 32, Z
6
= 34 dan Z
11
= 22

) (
. .
6 1 6
2 11 3 1
11
xZ Z n
Z xZ n n
n

Sehingga :
6
11
6
11
n
Z
Z
n

rpm rpm x n 9 . 5215 3375
22
34
11

3.2.6 Sikap Lima.
Pada sikap ini putaran output yang diteruskan dengan bantuan sincroonizer
hubungan leave, dimana putaran adalah 5400 rpm.
Gambar 3.6. Posisi gigi pada sikap lima
3.2.7 Sikap Mundur.
Roda gigi yang bekerja adalah :
1. Roda gigi penggerak utama (Z
1
) = 20
2. Roda gigi pemindah tetap (Z
2
) = 32
3. Roda gigi mundur counter shaft (Z
7
) = 14
4. Roda gigi pembalik output shaft (Z
12
)= 17
5. Roda gigi mundur output shaft (Z
13
) = 27
Z
1
Z
2
Z
8
Z
9
Z
10
Z
11
Z
12
Z
3
Z
6
Z
5
Z
4
Z
7
Z
13
Input Shaft Output Shaft
Counter Gear
a. Roda gigi Mundur couter shaft (Z
7
)
n
7
= n
2
= 3375 rpm
b. Roda gigi pembalik output shaft (Z
12
)
Z
7
/Z
12
= n
7
= n
12
Gambar 3.6. Posisi gigi pada sikap mundur
BAB IV
PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA
4.1 Perencanaan Komponen.
Dalam perencanaan komponen roda gigi ini, kita harus tahu bagaimana
posisi roda gigi yang akan direncanakan baik dalam bentuknya maupun posisinya.
Selama perencanaan ini penulis membagi beberapa sikap pada sistem roda
gigi yang menunjukkan tingkat kecepatan perseneling kendaraan. Pada roda gigi
ini penulis menggunakan material yang sama, yaitu Nikel Chromium Steel dengan
t = 15.400 Kg/cm
2
, terkecuali untuk gigi input yang terbuat dari Alloy Steel
Heat Treatment dengan fo = 4270 kg / cm
2
.
A. Sikap Netral.
Pada sikap netral ini, bekerja roda gigi yaitu :
- Pada sisi beberapa roda gigi penerima (Z
1
) = 20
- Roda gigi pemindah tetap (Z
2
) = 32
Roda giginya adalah roda gigi miring dengan kecepatan sudut
kemiringannya

= 30
0
dan sudurt tekanan tinggi = 20
0
full deapth involute.
Jumlah gigi ekivalen.

= 30
0
Z
1
= 20
8 . 30
cos
20
cos
3 3
1

Z
Ze
Faktor bentuk gigi (Y)
y = 0.154 0.912/ Ze = 0.154 0.912 / 30.8 = 0.125
Lebar gigi (b).
mm
tg
m
b 6
30
. . 15 , 1


Kecepatan keliling (V).
) / mod( 65 . 70 ) / ( 4239
100
) 3375 ).( 2 ).( 20 ( 14 . 3
100
1 1
s m mnt m
n m Z
V


Beban Tangensial (Wt).
m Kg
mt m
x
v
n P
Wt / 54 . 95
/ 4239
5400 75 .

Faktor Kecepatan (cv).
52 . 56 15
15
15
15
+

v
cv
B. Sikap Satu.
Roda giginya adalah Helix dengan :
a. Jumlah gigi ekivalen
0
30
dengan sudut tekan sama dengan 20
0
full
deapth involute
Roda gigi yang bekerja adalah :
- Gigi penerima utama (Z
1
) = 20
- Gigi penerima tetap (Z
2
) = 32
- Gigi satu counter shaft (Z
3
) = 14
- Gigi satu output (Z
8
) = 30
Jumlah gigi ekivalen
6 . 21
30 cos
14
cos
0 3 3
3

Z
Ze
Faktor bentuk gigi (Y).
1118 . 0
6 . 21
912 . 0 154 . 0 912 . 0 154 . 0

Ze
Y
Lebar gigi (b).
mm
tg
m
b 6
30
. . 15 , 1


Kecepatan Keliling (V).

) / mod( 45 . 49 ) / ( 46 . 2967
100
) 09 . 1575 ).( 2 ).( 30 ( 14 . 3
100
. . .
8 8
s m mnt m
n m Z
V

Beban Tangensial (Wt).
m Kg
mnt m V
n P
Wt / 48 . 136
/ 46 . 2967
5400 75

Faktor Kecepatan (cv).


242 . 0
73 . 24 6
6
6
6

v
cv
C. Sikap Dua.
Roda giginya adalah Helix dengan
0
30
dengan sudut tekan sama
dengan 20
0
full deapth involute
Roda gigi yang bekerja adalah :
- Gigi penerima utama (Z
1
) = 20
- Gigi penerima tetap (Z
2
) = 32
- Gigi satu counter shaft (Z
4
) = 22
- Gigi satu output (Z
9
) = 29
Jumlah gigi ekivalen
8 . 33
30 cos
22
cos
0 3 3
4

Z
Ze
Faktor bentuk gigi (Y).
127 . 0
8 . 33
912 . 0 154 . 0 912 . 0 154 . 0

Ze
Y
Lebar gigi (b).
mm
tg
m
b 6
30
. . 15 , 1


Kecepatan Keliling (V).
) / mod( 02 . 61 ) / ( 24 . 3661
100
) 2650 ).( 2 ).( 22 ( 14 . 3
100
. . .
9 9
s m mnt m
n m Z
V

Beban Tangensial (Wt).
m Kg
mnt m V
n P
Wt / 6 . 110
/ 24 . 3661
5400 75

Faktor Kecepatan (cv).


133 . 0
85 . 38 6
6
6
6

v
cv
D. Sikap Tiga.
Roda gigi yang bekerja adalah :
- Gigi penerima utama (Z
1
) = 20
- Gigi penerima tetap (Z
2
) = 32
- Gigi satu counter shaft (Z
5
) = 29
- Gigi satu output (Z
10
) = 25
Jumlah gigi ekivalen
5 . 38
30 cos
25
cos
0 3 3
10

Z
Ze
Faktor bentuk gigi (Y).
1303 . 0
5 . 38
912 . 0 154 . 0 912 . 0 154 . 0

Ze
Y
Lebar gigi (b).
mm
tg
m
b 6
30
15 . 1


Kecepatan Keliling (V).
) / mod( 44 . 102 ) / ( 55 . 6146
100
) 3915 ).( 2 ).( 25 ( 14 . 3
100
. . .
10 10
s m mnt m
n m Z
V

Beban Tangensial (Wt).


m Kg
mnt m V
n P
Wt / 89 . 65
/ 55 . 6146
5400 75

Faktor Kecepatan (cv).


104 . 0
22 . 51 6
6
6
6

v
cv
E. Sikap Empat.
Roda gigi yang bekerja adalah :
- Gigi penerima utama (Z
1
) = 20
- Gigi penerima tetap (Z
2
) = 32
- Gigi satu counter shaft (Z
6
) = 34
- Gigi satu output (Z
11
) = 22
Jumlah gigi ekivalen
8 . 33
30 cos
22
cos
0 3 3
11

Z
Ze
Faktor bentuk gigi (Y).
127 . 0
8 . 33
912 . 0 154 . 0 912 . 0 154 . 0

Ze
Y
Lebar gigi (b).
mm
tg
m
b 6
30
15 . 1


Kecepatan Keliling (V).

) / mod( 10 . 120 ) / ( 28 . 7206
100
) 9 . 5215 )( 2 )( 22 ( 14 . 3
100
. . .
11 11
s m mnt m
n m Z
V

Beban Tangensial (Wt).


m Kg
mnt m V
n P
Wt / 2 . 56
/ 28 . 7206
5400 75

Faktor Kecepatan (cv).


09 . 0
60 6
6
6
6

v
cv
F. Sikap Lima.
Pada sikap lima ini, putaran mesin langsung ditransmisikan keausan poros
output. Dengan putara adalah 5400 rpm
Pada sikap lima ini, bekerja roda gigi yaitu :
- Pada sisi beberapa roda gigi penerima (Z
1
) = 20
- Roda gigi pemindah tetap (Z
2
) = 32
Roda giginya adalah roda gigi miring dengan kecepatan sudut
kemiringannya

= 30
0
dan sudurt tekanan tinggi = 20
0
full deapth involute.
Jumlah gigi ekivalen.

= 30
0
Z
1
= 20
8 . 33
30 cos
22
cos
0 3 3
2

Z
Ze
Faktor bentuk gigi (Y)
y = 0.154 0.912/ Ze = 0.154 0.912 / 33.8 = 0.22
Lebar gigi (b).
mm
tg
m
b 6
30
. . 15 , 1


Kecepatan keliling (V).
) / mod( 04 . 113 ) / ( 4 . 6782
100
) 5400 )( 2 )( 20 ( 14 . 3
100
2 1
s m mnt m
n m Z
V


Beban Tangensial (Wt).
m Kg
mnt m
x
v
n P
Wt / 7 . 59
/ 4 . 6782
5400 75 .

Faktor Kecepatan (cv).
17 . 62 6
6
6
6
+

v
cv
=0.08
G. Sikap Reverse.
Roda gigi yang bekerja adalah :
- Gigi penerima utama (Z
1
) = 20
- Gigi penerima tetap (Z
2
) = 32
- Gigi satu counter shaft (Z
7
) = 14
- Gigi satu output (Z
12
) = 17
- Z
13
= 27
Faktor bentuk gigi (Y).
1255 . 0
17
912 . 0 154 . 0 912 . 0 154 . 0
12

Z
Y
Lebar gigi (b).
mm
tg
m
b 6
30
15 . 1


Kecepatan Keliling (V).

) / ( 05 . 60 ) / ( 15 . 3603
100
) 3375 )( 2 )( 17 ( 14 . 3
100
3 12
s m mnt m
n m Z
V


Beban Tangensial (Wt).
m Kg
mnt mm V
n P
Wt / 4 . 112
/ 15 . 3603
54000 75

Momen Puntir (T).


mm Kg
n
T . 10227
5400
7 . 56 10 4 . 97 7 . 56 10 4 . 97
5 5

Tegangan Geser
) ( a
Bahan poros yang diambil adalah dari S35 C-D (S= bahan baja, 35%
Carbon, D; finishing dengan pendinginan) dengan kekuatan tarik
) ( t
=72
Kg/mm
2
.
Maka :
2
/ 57 . 8
4 . 1 0 . 6
/ 72
) (
2
2 1
mm Kg
x
mm Kg
Sf Sf
t
a

Dimana : Sf
1
: faktor keamanan untuk bahan S-C =6.0
Sf
2
: faktor keamanan untuk alur pasak = 1.3 3.0.
Tegangan Geser yang terjadi :
2
/ 3 . 3
253
. 10227 1 . 5
253
1 . 5
mm Kg
mm Kg T


Faktor Kecepatan (cv).
19 . 0
73 . 24 6
6
6
6

v
cv
4.2 Perencanaan Poros.
4.2.1 Poros Input.
Dari data survey diperoleh :
Daya rencana, P = 75 HP = 76.7 KW
4.2.2 Poros Output.
Dari data survey diperoleh :
Daya rencana, P = 75 HP = 76.7 KW
Putaran, n = 5400 rpm
a. Daya Rencana (Pd).
Pd = fc . P = 1.2 x 76.7 KW = 68.04
Dimana : fc = Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan = 1.2
b. Momen Rencana (T).
mm Kg
n
Pd
T . 4 . 12272
5400
04 . 68
10 74 . 9 10 74 . 9
5 5

c. Tegangan Geser Izin
). ( g
2
2
/ 57 . 8
4 . 1 0 . 6
72 72
1
mm Kg
Sf Sf
g


d. Diameter Poros (ds).
3 / 1
1 . 5

,
_

g
T cb fc
s

Dimana : faktor koreksi (fc) bila terjadi sedikit kejutan = 1.0 1.5, maka
diambil fc = 1 dan faktor koreksi bila terjadi pemakaian beban lentur (cb) =
1.2 2.3, maka diambil cb = 1.2
mm mm ds 20 6 . 20 ) 49 . 8762 (
57 . 8
4 . 12272 2 . 1 1 1 . 5
3 / 1
3 / 1

,
_

e. Tegangan Geser
). ( gt
yang terjadi.

2
3 3
/ 3 . 5
23
. 4 . 12272 1 . 5
23
1 . 5
mm Kg
mm Kg T
gt


2 2
/ 57 . 8 / 3 . 5 mm Kg mm Kg
g gt maka
<
<
Sehingga bahan poros baik dan aman untuk digunakan.
4.3 Perencanaan Bantalan.
4.3.1 Bantalan.
Berdasarkan analisa perhitungan, bahan maksimum terbesar pada roda gigi
dua dengan sudut 25 20 (helix) maka pada sikap dua :
a. Gaya Tangensial.
Ft = Fn. Cos
Dimana Fn =
3 / 1
3 , 33
1
]
1

C
Asumsi harga dinamis spesifik (C) diambil dari tabel (Literatur. 1, halaman
146) maka diperoleh : C = 1630 Kg.untuk nomor bantalan No. 304.
Jadi Fn = 48 . 0
1630
3 , 33
3 / 1

1
]
1

Ft = 0.48 Cos 20
Ft = 58.36 Kg
b. Gaya Aksial

24 . 21 20 36 . 58 tg tg Ft Fa
c. Gaya Radial (Fr).

Kg tg tg Ft Fr 24 . 21 20 36 . 58
Perbandingan beban aksial atau beban radial Fa / Fr = 1, karena kapasitas
normal belum diketahui, maka :
Ft / Co = 0.56
Co = 56.36 / 0.56 = 104.21 Kg Fa/Co =21.24 /104.2 = 0.204
Maka dari tabel didapat :
56 . 0 15 . 1 Y 1 V
d. Beban Ekivalen (Pe).

Kg Fa Y Fa Fc Pe 3204 . 36 ) 24 . 21 15 . 1 ( ) 24 . 21 1 56 . 0 ( + +
e. Faktor Kecepatan (Fv).
084 . 0
5400
3 . 3 3 . 3
3 / 1 3 / 1

,
_


,
_

n
Fv
f. Faktor Umum Bantalan (Fh), persamaan :
Asumsi harga dinamis spesifik diambil dari tabel (Literatur.1, halaman 146)
Maka diperoleh : C = 1630 Kguntuk nomor bantalan No.304.
7 . 3
36 . 36
1630
084 . 0
Pe
C
Fv Fh
g. Umur Nominal (lh).
3
) ( 500 Fh lh
3
) 7 . 3 ( 500 hours 25326
n
3
n
2
a
b

R/G 3
R/G 2
- R/G 2 dipasang pada
poros a
- R/G

pada n
2
rpm
R/G 3
Jika kita perhatikan bantalan yang dapat memberikan umur kurang lebih
dari 25000 jam, maka bantalan diatas dapat digunakan. Jika umur bantalan tidak
mencukupi hasil perencanaan kita, maka nomor nominal bantalan harus diganti.
Nomor nominal dapat dilihat pada tabel 4.17 Literatur 1, halaman 146 (buku dasar
Perencanaan Elemen Mesin, oleh : Sularso dan Kiyokatsu Suga).
4.4 Pelumasan dan Pembuangan Kalor.
Untuk mengurangi panas, keausan dan untuk membuat gesekan sekecil
mungkin, sangatlah perlu sistem pelumasan/melumasi gigi. Jenis pelumas
tergantung pada kecepatan keliling. Untuk tekanan gigi yang sangat tinggi, seperti
pada roda gigi kendaraan bermotor telah dikembangkan minyak pelumas yang
disebut E.P (Extreme Pressure / Tekanan Luar biasa).
Dimana pada kendaraan Daihatsu Taruna ini memakai minyak pelumas
jenis Mesran dengan viskositas SAE 90.
Analisa Gaya Pada Roda Gigi
Notasi yang digunakan
R / G : 1 Mesin
2 R/G masukan
3 , 4 R/G berikutnya
Poros : a, b , c dan seterusnya
Arah radial & Tangensial dinyatakan dengan r & t
Tb2
a
b

R/G 2
Fb3

F2.3

Fa2
Ta2
F3
r
2
n
2
a
F3 2
Ta2
Fa
r
2
Fa2
Fa2
t
F3
t
2
Bila pasangan R/G tersebut dipisahkan dari pasangannya dan porosnya
dan mengaruhnya digantikan dengan gaya, F dan daya putar (Torgue), T
maka gaya yang bekerja pada R/G tersebut adalah sebagai berikut :
Bila gaya-gaya tersebut di uraikan pada arah radial dan tangensial :

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.
Dari hasil perhitungan data perancangan Daihatsu taruna antara survey
data dengan hasil perhitungan secara teori maka dapat diambil pembahasan
sebagai berikut :
1. Roda Gigi.
Bila material yang memounyai kekuatan tarik kecil, maka modul
gigi yang dihasilkan akan lebih besar, begitu juga sebaliknya.
Makin banyak jumlah roda gigi, maka diameter roda gigi akan
lebih besar dengan modul yang sama, dengan persamaan: D = m . Z
2. Poros.
Apabila tegangan gesernya kecil, maka diameter poros akan besar
dan begitu pula sebaliknya.
Bila kekuatan tarik bahannya kecil, maka tegangan gesernya juga
akan kecil. Jika dibandingkan dengan tegangan geser yang akan diizinkan,
maka bahan tersebut tidak layak digunakan. Untuk mengatasinya, diambil
kekuatan tarik yang lebih besar.
Bila faktor keamanan bahan tidak tepat, maka tegangan geser akan
kecil, sehingga tegangan geser lebih besar dari tegangan geser izin, maka
poros tersebut layak digunakan.
Daya Rencana (P) 75 HP = 76.7 KW
Putaran (n) 5400 rpm
Daya Rencana (Pd) 68.04 KW
Momen Rencana (T) 12272.4 Kg.mm
Tegangan Geser Izin (
) g
8.57 Kg/mm
2
Diameter Poros (ds) 20.6 mm = 20 mm
Tegangan Geser (
) gt
5.3 Kg/mm
2
3. Bantalan.
Jika beban dinamakan spesifik (c) besar, maka akan
mengakibatkan harga umur nominal bertambah, begitu juga sebaliknya.
Apabila gaya yang bekerja pada bantalan sangat besar maka, juga
akan mengurangi umur nominalnya.
Setelah dibahas hasil data survey dengan hasil perhitungan, maka barulah
Gaya Tangensial (Ft) 58.36 Kg
Gaya Aksial (Fa) 21.24 Kg
Gaya Radial (Fr) 21.24 Kg
Beban Ekivalen (Pe) 36.3204 Kg
Faktor Kecepatan (Fv) 0.084 m/s
2
Faktor Umum Bantalan (Fh) 3.7
Umur Nominal (lh) 25326 hours
dapat kita tarik suatu kesimpulan :
1. Dari perbandingan hasil data perencanaan dengan data survey,
perencanaan transmisi dapat diterima, dilihat dari perbandingan jumlah roda
gigi dan modul.
2. Apabila gaya yang bekerja pada bantalan sangat besar, maka ini
mengurangi ketahanan bantalan, untuk mengatasi gaya besar tersebut, dimana
diambil beban spesifik yang lebih besar.
3. Poros layak digunakan jika tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari
tegangan geser yang diizinkan, dimana faktor-faktornya :
Kekuatan tarik bahan.
Faktor keamanan untuk bahan yang digunakan.
Faktor koreksi bahan.
5.2 Saran.
1. Pada perencanaan/perancangan roda gigi disarankan agar pemilihan
bahan disesuaikan dengan kekuatan tarik bahan dan layak digunakan, juga
pengambilan faktor roda gigi (Y) agar disesuaikan dengan sudut involute
dari roda gigi yang dirancang.
2. Pada perencanaan poros, agar layak digunakan, maka bahan harus cocok
menurut kekuatan tariknya, sehingga tegangan geser kecil dari tegangan
geser izin. Juga dalam pengambilan faktor keamanan bahan (sf) harus
disesuaikan dengan batasannya.
3. Pada perencanaan bantalan, agar bantalan mempunyai umur yang
panjang dan layak digunakan disarankan pada pengambilan kapasitas
nominal dinamis spesifik benar-benar sesuai dengan nomor bantalan yang
digunakan.
DAFTAR NOTASI
Simbol Ketarangan Satuan
n
P

Z
cv
Y
b
v
Wt
t
lt
Pd
Putaran
Daya
Sudut kemiringan
Jumlah gigi
Faktor kecepatan
Faktor bentuk gigi
Lebar gigi
Kecepatan keliling
Beban tangensial
Tegangan tarik
Jarak tusuk
Daya rencana
rpm
kW
Derajat
Buah
-
-
mm
mod(m/s)
Kg/m
Kg/mm
2
mm
kW
T
Ds
g
Ft
Fa
Fr
Co
Pe
Fv
Fh
C
lh
Momen rencana
Diameter poros
Tegangan geser
Gaya tangensial
Gaya aksial
Gaya radial
Kapasitas nominal dinamis
Beban akivalen
Faktor dinamis
Umur bantalan
Harga dinamis spesifik
Umur nominal jam
Kg.mm
Mm
Kg/mm
2
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
-
Jam
Kg
Jam
DATA HASIL SURVEY
TRANSMISI DAIHATSU TARUNA
DAYA : 75 HP
PUTARAN : 5400 rpm
TINGKAT KECEPATAN : 5 maju 1 mundur
INPUT SHAFT
Roda gigi penggerak utama : 20 (Z
1
)
COUNTER SHAFT
1. Roda gigi pemindah tetap (helix) : 32 (Z
2
)
2. Roda gigi satu (helix) : 14 (Z
3
)
3. Roda gigi dua (helix) : 22 (Z
4
)
4. Roda gigi tiga (helix) : 29 (Z
5
)
5. Roda gigi empat (helix) : 34 (Z
6
)
6. Roda gigi reserve (helix) : 14 (Z
7
)
OUTPUT SHAFT
1. Roda gigi satu : 30 (Z
8
)
2. Roda gigi dua : 29 (Z
9
)
3. Roda gigi tiga : 25 (Z
10
)
4. Roda gigi empat : 22 (Z
11
)
5. Roda gigi reserve : 27 (Z
12
)
6. Roda gigi pembalik : 17 (Z
13
)

Anda mungkin juga menyukai