Anda di halaman 1dari 57

DR.

ELLY SINAGA Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan


Disampaikan pada Rakornis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di Batam Tahun 2009

Transportasi Perkotaan saat ini ???

Jln. Otista, Kota Bandung

PASAR MARDIKA AMBON

yogyakarta

Konsep Laporan Akhir

Jatingalih, Semarang
2

Surabaya

Jakarta

SEKILAS WAJAH PERMASALAHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Jakarta

Samarinda

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM MANAJEMEN DAN REKAYASA LALIN SISTEM INFORMASI & KOMUNIKASI

Penyediaan jasa Angk umum dilaksanakan oleh BUMN/D atau Badan Hukum lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan (Ps 139)

ANGKUTAN MASSAL
Pemerintah wajib menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum di Kawasan Perkotaan (Kawasan Megapolitan, Kawasan Metropolitan dan Kawasan Perkotaan Besar) Kawasan Perkotaan mengacu ke UU No. 26/2007 ttg Penataan Ruang
Psl 158 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

ANGKUTAN MASSAL
Angkutan massal harus didukung dengan : Bus berkapasitas angkut massal; Lajur khusus; Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan; Angkutan pengumpan.

Psl 158 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

FILOSOFI PENGATURAN LALU LINTAS (SUSTAINABLE DEVELOPMENT)


Pengaturan LL harus mampu mengakomodasi setiap mobilitas orang dan barang/jasa; Pengaturan LL harus berdasarkan prinsip keadilan, yang mencakup mobilitas orang dan barang/jasa; mobilitas angkutan umum dan kendaraan pribadi; mobilitas kendaraan bermotor dan tidak bermotor; mobilitas orang dengan kemampuan berbeda; Dalam kondisi tertentu pengaturan LL dapat memberikan peluang keberpihakan kepada lalu lintas angkutan umum, kendaraan tidak bermotor, pejalan kaki, orang dengan kemampuan berbeda; Perlindungan terhadap lingkungan Penyelenggaraan LL merupakan tanggung jawab negara dan masyarakat;

Perenca naan Pereka yasaan

Penga turan

Pember DAYAAN Penga PENGAWASAN wasan dayaan

PEMBER

Mobilitas Orang/Ba rang

Jalan Nas/Prov/ Kota/Kab/ Desa

APILL/ RAMBU/ MARKA

Setiap

pembina LLAJ wajib mengelola sistem Informasi dan Komunikasi (Ps 147) Informasi merupakan subsistem yang dibangun secara terpadu dan dikendalikan oleh Pusat Kendali yang mengintegrasikan data, informasi, dan komunikasi yang dikelola oleh Kepolisian negara Republik Indonesia

Sistem

Psl 245 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

SISTEM INFORMASI & KOMUNIKASI LLAJ (Psl 245 Psl 252)

Penyelenggaraan SIK LLAJ dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Prov. & Pemerintah Kab./Kota Data, Informasi & Komunikasi dpt diakses olh setiap Pembina LLAJ & Masyarakat

Psl 245 Psl 252 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

KEBIJAKAN TRANSPORTASI PERKOTAAN


(IMPLEMENTASI UU LLAJ NO. 22/2009)

1. 2.

3. 4. 5.

6.

7.

Setiap kota/kabupaten memiliki Rencana Induk Transportasi Perkotaan Reformasi Sistem Angkutan Umum maupun Sistem angkutan Umum Massal (SAUM) sesuai UULLAJ N0 22/2009 Strategy Penanganan Angkot Pengembangan Angkutan Pemadu Moda Pembangunan sistem informasi dan Komunikasi antar daerah (URBAN TRANSPORT INFORMATION CENTRE ) Pengembangan Transport Demand Management ( Electronic Road Pricing , Manajemen Parkir , Free Buses, dll) Pembentukan kompetensi Analyst Dampak Lalu Lintas

8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Pengembangan ATCS ( Indoor MRLL) dan Intelligent Transport System (I.T.S.) ITS INDONESIA Peningkatan prasarana LLAJ Perkotaan (perlengkapan Jalan) Pelaksanaan Survai LLAJ dikota/kab melalui WTN Pengembangan Transyt Oriented Development Manajemen Sepeda Motor ( jalan lajur kiri ) Pengembangan Gasifikasi/Konverter Kit dan S.P.B.G. Bantuan teknis prasarana ramah lingkungan (daerah pejalan kaki, jalur sepeda)

REFORMASI SISTEM ANGKUTAN UMUM

Review jaringan trayek perkotaan/aglomerasi : Utama, Cabang dan Ranting (Feeder) Rencana Umum Jaringan Trayek Pelayanan berupa satu kesatuan jaringan bukan individual trayek Pembangunan/Pengembangan infrastruktur Berhenti hanya di shelter Pengembangan Public Private partnership (PPP) Penetapan STANDAR PELAYANAN Rubah sistem individu Badan Usaha Tanggungjawab di pemerintah, operator hanya menjalankan, tak boleh menyewakan ke awak Metode pembayaran Smart Card

REFORMASI SISTEM ANGKUTAN UMUM


Tiap trayek ditawarkan kpd swasta dg sistem seleksi/tender Pemerintah membeli layanan - menjual ke masy Buy the service Ijin dg. sistem lisensi (kualitas) berupa kontrakMetode pembayaran Smart Card Perlu badan penyelenggara yang luwes (PTA) Bisa dikaitkan dengan manajemen transportasi perkotaan yang lain (parkir, road pricing)

REFORMASI SISTEM ANGKUTAN UMUM BERBASIS JALAN (SESUAI UULLAJ NO 22/2009 )

STATUS PEMBANGUNAN ANGKUTAN MASSAL 8 KOTA SUDAH BEROPERASI:


1.JAKARTA (TRANSJAKARTA ; 8 KORIDOR) 2.BATAM (BPP ; 2 KORIDOR) 3.BOGOR (TRANSPAKUAN ; 2 KORIDOR) 4.YOGYAKARTA (TRANSYOGYA ; 6 KORIDOR) 5.PEKANBARU (TRANS METRO PEKANBARU ; 2 KORIDOR) 6.MENADO (TRANS KAWANUA ; 2 KORIDOR) 7.SEMARANG (TRANS SEMARANG ; 2 KORIDOR) 8.BANDUNG (TRANS METRO BANDUNG ; 1 KORIDOR)

3 KOTA DALAM PERSIAPAN ( 2010)


1.PALEMBANG (TRANS PALEMBANG) 2.SURAKARTA (TRANS BATIK SOLO) 3.GORONTALO (TRANS THOLONDHALANGI)

PROGRAM PROGRAM PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN BUS BUS ANGKUTAN ANGKUTAN UMUM UMUM s.d. s.d. 2014 2014
No Tahun KOTA/KAWASAN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

DKI Jakarta Kota Batam Bogor, Bandung Bogor, Yogyakarta Semarang, Pekanbaru, Manado Palembang, Surakarta, Gorontalo Padang, Sarbagita (Bali), Tangerang Pontianak, Surabaya, Makassar, Samarinda, Bandar Lampung Malang Raya, Bekasi, Kab. Bogor, Depok Jambi, Banjarmasin, Balikpapan, Mataram Medan, Kupang, Kendari, Palu

Keterangan: Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang

Bus Trans Pakuan berhenti di Halte Transfer

PENERAPAN ON-BUS SMART CARD TICKETING SYSTEM TRANS PAKUAN DI BOGOR

Perangkat ticketing pada bus

Gate pada Shelter transfer

TRANS KAWANUA - MANADO

PEKANBARU & SEMARANG


Bus Trans Semarang

Bus Trans Metro Pekanbaru

Shelter Shelter

Smart Card Ticketing System dipasang di dalam Shelter

DESAIN BUS UNTUK BRT TRANS KAWANUA / MANADO

TRANS METRO PEKANBARAU

DESAIN BUS UNTUK BRT TRANS PAKUAN/ BOGOR

TRANS JOGJA

STRATEGI PENATAAN ANGKOT Tetap melayani jaringan trayek ranting Reform manajemen operasi Buy the service Trade in Ownership Badan Usaha Pelayanan sesuai Standar Integrasi manajemen operasi dg trunk route (tiket, tarif, organisasi,dll ) Integrasi fisik dg trunk route (shelter interchange , terminal, dll )

Bantuan bis dimulai sejak tahun 2002 Diberikan kepada Pemda atau Lembaga Pendidikan setempat Peningkatan pelayanan angkutan umum khusus pelajar/mahasiswa Menyediakan Sarana Angkutan Umum dgn tarif yg terjangkau oleh pelajar/mahasiswa

Data

base untuk seluruh kota /kabupaten Merupakan Forum Komunikasi antar daerah Sbg contoh Best Practices pengembangan perkotaan Sudah tersusun lebih 100 kota Training telah dilakukan untuk Operator didaerah

Penggunaan Bahan Bakar Gas


1) Penggunaan BBG pada Kendaraan Bermotor Angkutan Umum 2) Perluasan pelayanan pengisian BBG (SPBG) 3) Pemberian insentif bagi penggunaan BBG

PROGRAM UTAMA KEBIJAKAN LINGKUNGAN

Pengadaan Converter Kit dan Perluasan Jaringan SPBG :


Tahun 2007 : DKI Jakarta

(1775 Unit Converter Kit TAKSI) Tahun 2008 : DKI Jakarta (1200 UNIT KONVERTER TAKSI) Tahun 2009 : Bogor & Palembang ( 1700 UNIT KONVERTER ANGKOT)

a.

2006 : 2007: 2008:

Kota Batam (selanjutnya dikembangkan dengan melalui APBD Prop/Kota) Kota Tegal
> > > >

b. c.

Kota Manado Kota Balikpapan Kota Pontianak

Kota Bukit Tinggi

d.

2009: 2010:

Kota Sragen Kota Batam (VMS) Kota Surakarta

a.

ATCS TEGAL

ATCS BATAM

ATCS MANADO

ATCS BALIKPAPAN

Penerapan fasilitas pejalan kaki

Penerapan lajur khusus sepeda

1.

Penghargaan Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota, merupakan program pembinaan kepada daerah oleh pemerintah Pusat, khususnya dalam bidang transportasi untuk mencapai Kinerja Transportasi Perkotaan yang Tertib, aman, nyaman dan berkelanjutan; Piala Wahana Tata Nugraha (WTN), merupakan Piala Presiden RI, yang telah didaftar dalam Lembaran Negara pada Sekretaris Negara yang diberikan kepada KotaKota yang terbaik dalam bidang transportasi perkotaan,; Dimulai sejak tahun 1992 sampai sekarang; tetapi pada tahun 1998 dan tahun 1999 sempat terhenti karena disebabkan adanya krisis moneter;

2.

3.

KEBIJAKAN Peningkatan peran moda angkutan umum Pengurangan kemacetan lalulintas jalan Pengurangan polusi dan kebisingan dari operasional transportasi Manajemen kebutuhan transportasi untuk mengendalikan demand Peningkatan keselamatan dan keamanan

Pengembangan SAUM Pengembangan jaringan prasarana angkutan massal

Peningkatan kapasitas jalan Pembangunan ATCS / ITS

GASIFIKASI

Penerapan ERP

Penyempurnaan perambuan dan marka jalan

Promosi penggunaan energi alternatif Pemilihan teknologi moda transport yang ramah lingkungan

Parking Policy

Penataan Sepeda Motor

Peningkatan intermodality dan aksesibilitas angkutan umum Perbaikan sistem pengusahaan angkutan umum

Traffic management Dis-insentif penggunaan mobil pribadi

ANDALALIN

Kampanye safetyawareness

PROGRAM TRANSPORTASI

THANK YOU AND TERIMA KASIH

KEWAJIBAN MENYEDIAKAN ANGKUTAN UMUM


Angkutan

umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman dan terjangkau; Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum.

Psl 139 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK


Penyusunan dilakukan berkordinasi dg instansi terkait Jaringan trayek perkotaan disusun berdasarkan kawasan perkotaan (otonom; bgn kabupaten dg ciri kota; kawasan bgn dari > 2 daerah yg memiliki ciri kota) Penetapan jaringan trayek oleh Pemerintah/Pemda sesuai wilayah (dlm wilayah kota/kab. perlu mendapatkan persetujuan dari Menteri (Ps 148) Berhenti ditempat yg ditentukan (tdk perlu hrs di terminal/Ps 143, kecuali AKAP/AKDP)

Psl 145 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

Untuk mewujudkan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang terpadu dilakukan pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berpedoman pada Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan kebutuhan. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nasional/Prov/Kab/Kota memuat :

prakiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan (O/D); arah dan kebijakan peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam keseluruhan moda transportasi; rencana lokasi dan kebutuhan Simpul dan rencana kebutuhan Ruang Lalu Lintas
Psl 15 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

STANDAR PELAYANAN (SPM)

Untuk mewujudkan standar pelayanan jasa angkutan umum, Pemerintah menetapkan suatu Standar Pelayanan Minimal (SPM). Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan Keteraturan mengakomodir kebutuhan penyandang cacat

Psl 141 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

IZIN ANGKUTAN UMUM


Dilaksanakan melalui seleksi/ pelelangan Izin satu trayek atau berupa KAWASAN Perpanjangan izin harus melalui seleksi/lelang Wajib mengoperasikan sesuai SPM (Ps 177) Pemerintah wajib menjaga keseimbangan supply /demand (Ps 197)

Psl 174 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

SUBSIDI ANGKUTAN UMUM


9 Tarif penumpang kelas ekonomi ditetapkan pemerintah/daerah (Ps 182) 9 Tarif kelas ekonomi dapat diberi subsidi oleh pemerintah/daerah

Psl 185 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

1.

PERENCANAAN (Ps 94) : Identifikasi inventarisasi/analisis analisis kapasitas Penetapan Level of service ( V/C dan kualitatif) Penetapan rencana Kebijakan PENGATURAN : Penetapan kebijakan penggunaan jaringan jalan (rambu/marka) info masyarakat PEREKAYASAAN : Geometrik (PU) Rambu Optimalisasi operasional (Kepolisian) PEMBERDAYAAN : Bimbingan dan bantuan teknis , penyuluhan dan pelatihan PENGAWASAN : Penilaian pelaksanaan Korektif
Menteri untuk jalan Nasional; Gubernur jalan Provinsi dan Walikota/Bupati untuk jalan Kota/kabupaten/desa (Ps 96)

2.

3.

4.

5.

FASILITAS PARKIR
FASILITAS PARKIR DI DALAM RMJ PADA JALAN KABUPATEN, JALAN DESA DAN JALAN KOTA DAN HARUS DINYATAKAN DENGAN RAMBU DAN/ATAU MARKA JALAN. Jadi, dilarang menyediakan tempat parkir pada jalan provinsi dan atau jalan nasional.

Psl 43 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

TRANSPORT DEMAND MANAGEMENT


Penyelenggaraan manajemen kebutuhan lalu lintas dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dan mengendalikan pergerakan lalu lintas, dapat dilakukan dengan cara pengenaan retribusi pengendalian lalu lintas atau dikenal dengan road

pricing Peningkatan pelayanan angkutan umum)

( Koridor/kawasan ; Angk Barang; Sepeda motor ; angk umum; pembatasan parkir;kend.tidak bermotor )

Psl 133 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS


Pelaksananan manajemen kebutuhan lalu lintas: a. pembatasan pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu untuk kendaraan perseorangan, kendaraan barang, sepeda motor , kendaran umum sesuai dengan klasifikasi fungsi jalan; b. pembatasan ruang parkir pada kawasan tertentu dengan batasan ruang parkir maksimal; dan/atau c. pembatasan lalu lintas kendaraan tidak bermotor umum pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu. dapat dilakukan dengan pengenaan retribusi pengendalian lalu lintas yang diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lalu lintas dan peningkatan pelayanan angkutan umum
Psl 133 UU No. 22/2009 ttg LLAJ

Diwajibkan

untuk setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. oleh lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat. : Hub; PU ; Polri

Dilakukan

Persetujuan

MUATAN ANDALALIN
1.Analisis bangkitan/ tarikan 2.Simulasi with and without 3.Rekomendasi 4.Tanggung jawab (pengembang, pemerintah ) 5.Rencana evaluasi

Anda mungkin juga menyukai