Anda di halaman 1dari 3

Sistematika dari penulisan karya ilmiah terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut: JUDUL ABSTRAK LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL BABI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan 2. Manfaat Penulisan BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN A. Kajian Teoretis B. Kerangka Berpikir C. Metodologi Penulisan BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topik masalah yang dibahas) A. Deskripsi Kasus B. Analisis Kasus BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk sinopsis gambaran umum perusahaan yang ditulis)

KARYA ILMIAH MOBIL LISTRIK POLINEMA SEBAGAI ASET NYATA TEKNOLOGI TEPAT GUNA DITENGAH KRISIS ENERGI

Pertumbuhan konsumsi energi Indonesia lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan konsumsi energi dunia. Pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% sedangkan pertumbuhan konsumsi energi dunia hanya 2%. Subsidi Bahan Baka Minyak (BBM) dalam RAPBN 2103 memakan 70% dari anggaran subsidi energi, angka ini telah meningkat 41 persen dari APBN-P 2012. Pengguna energi terbesar adalah sektor industri dengan pangsa 44,2%. Konsumsi terbesarberikutnya
adalah sektor transportasi dengan pangsa 40,6%, diikuti dengan sektor rumah tanggasebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar 3,7%. (urgensi penghematan energi dalam mewujudkan kestabilan

perekonomian Indonesia,Zulkifli Rangkuti 2012) Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng memprediksi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi tahun ini bisa mencapai 49 juta kilo liter. Dengan asumsi APBN 2013 sebesar 46,01 juta kiloliter dan tanpa pengendalian penggunaan BBM bersubsidi, menurut Andy, maka BBM bersubsidi akan defisit sekitar 2,99 juta kiloliter. Upaya penghematan dengan larangan BBM bersubsidi untuk beberapa jenis transportasi diharapkan menekan konsumsi sebesar 1, 5 juta kiloliter. (selasa 12 februari 2013,Tempo)

Pemerintah akan mengajukan tambahan kuota BBM subsidi untuk kedua kalinya kepada DPR sebesar 1,2 juta kiloliter (KL) atau Rp 6 triliun. Namun Pemerintah akan berutang dulu ke Pertamina dan dibayar setelah APBN Perubahan 2013. Alasan pemerintah berutang dan baru dibayar saat APBN-P 2013 adalah karena anggaran APBN 2013 sudah ditetapkan DPR Rp 1.683 triliun, dengan angaran untuk subsidi energi Rp 317 triliun.( http://www.profits.co.id, subsidi BBM jebol, Pemerintah ngutang ke Pertamina 6 triliun,Kamis 29 November 2012)

Sumber : DitJend EBT & KE, 2012

Anda mungkin juga menyukai