Anda di halaman 1dari 11

Filtrasi (Penyaringan)

Filtrasi (penyaringan) adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran dari partikel-partikel komponen campuran dengan menggunakan penyaring. Partikel yang mempunyai ukuran lebih kecil akan lolos saringan dan partikel yang lebih besar akan tertinggal pada saringan. Cara pemisahan dengan cara penyaringan ini dapat dilakukan untuk memisahkan padatan yang mempunyai ukuran berbeda dan untuk memisahkan padatan dengan cairan. Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat yang akan dipisahkan. Saringan untuk memisahkan pasir dan kerikil akan berbeda dengan saringan untuk memisahkan santan dengan ampasnya. Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya ; gravitasi, tekanan

dan gaya sentrifugal. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Contoh : penyaringan kerikil dari pasir. Pemisahan zat-zat yang mempunyai perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan penyaringan. Misalnya memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana garam mudah larut dalam air sedangkan pasir tidak larut. Campuran tersebut dimasukkan dalam air, garam akan larut sedangkan pasir tidak. Setelah disaring pasir akan tertinggal di kertas saring, dan air garam lolos menembus kertas saring. Zat yang tertahan di kertas saring dinamakan residu dan cairan yang dapat menembus kertas saring dinamakan filtrat.

2. Kristalisasi (Penguapan)

Kristalisasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan zat padat dari komponenkomponen lain penyusun campuran. Kristalisasi ada dua macam, yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Kristalisasi penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk memisahan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal. Contoh Kristalisasi penguapan dilakukan oleh para petani garam. Pada saat air pasang, tambak-tambak garam akan terisi air laut. Pada saat air surut maka air laut yang sudah mengisi tambak garam akan tetap berada di tempat itu. Adanya pengaruh sinar matahari mengakibatkan komponen air dari air laut dalam tambak akan menguap dan komponen garamnya akan tetap dalam larutan. Jika penguapan ini terus berlangsung, lama-kelamaan garam tersebut akan membentuk kristal-kristal garam tanpa harus menunggu sampai airnya habis. Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan. Pada saat suhu larutan turun, komponen zat yang memiliki titik beku lebih tinggi akan membeku terlebih dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga keduanya dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut sebagai filtrat, sedangkan zat padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu. contoh : penguapan air laut (larutan garam) untuk memperoleh kristal garam.

3. Destilasi (Penyulingan)

Destilasi (penyulingan) yaitu memisahkan campuran berupa zat cair terlarut dari pelarutnya. Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai titik didih berbeda. Campuran antara air dan bensin pun dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Semakin jauh perbedaan titik didih, semakin mudah campuran tersebut dipisahkan. Destilasi ada bermacam-macam, diataranya destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Pemisahan spiritus yang bercampur dengan air dapat dilakukan dengan cara destilasi. Campuran spiritus dengan air kita masukkan dalam labu destilasi, kemudian dipanaskan. Proses yang terjadi adalah campuran air dan spiritus dipanaskan hingga suhu 80oC sehingga spiritus menguap sedang air belum menguap. Uap spiritus didinginkan dalam pendingin Liebieg, sehingga mengembun dan menetes di tabung erlenmeyer. Zat yang dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat. Salah satu contoh destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin, minyak tanah, solar, pelumas, dan aspal.

http://aiirm59.blogspot.com/2012/08/makalah-pemisahan-campuran.html

2.

Teknik Pemisahan Campuran

Jenis/ metode pemisahan berikut hanya beberapa dari keseluruhan jenis/metode pemisahan yang ada.
1. a. Filtrasi

Filtrasi adalah suatu operasi mekanik atau fisik yang telah digunakan untuk memisahkan zat padat dari cairan (cairan atau gas) dengan menempatkannya pada cairan yang mengalir melewatinya, yang cairan akan terlewat tetapi yang berupa zat padat (setidaknya bagian dari yang padat) akan tertahan. Filtrasi tidak sama dengan menyaring/mengayak. Pada pengayakan hanya ada satu lapisan dimana pemisahan terjadi semata-mata karena ukuran partikel padat yang terlalu besar untuk melewati lubang ayaka Pada filtrasi mencakup banyak medium, dimana mekanisme yang lain juga berlaku misalnya penyaringan langsung, difusi dan juga sentrifugasi, ketika pada akhirnya partikel-partikel yang tidak mampu melewati proses penyaringan yang panjang ini akan tertahan. Tergantung pada dimana akan diterapkan, baik pengayakan ataupun filtrasi mampu menahan partikel yang akan diisolasi. Contoh dari filtrasi adalah filtrasi kopi, untuk memisahkan kopi dari tanah dan juga filtrasi pada Air Conditioning (AC) untuk menyingkirkan partikel dari udara. Proses filtrasi memisahkan partikel dan cairan dari suspensi, dan dapat juga cairan dari cairan atau gas (cairan superkritik). Untuk memisahkan campuran dari senyawa kimia, suatu pelarut dipilih yang dapat melarutkan salah satu komponen (unsur) dimana tidak melarutkan komponen (unsur) yang lain. Dengan melarutkan campuran dalam pelarut tertentu, salah satu komponen (unsur) akan menjadi larutan (bersama pelarut) dan melewati filter, sedangkan komponen yang lain akan tertahan. Hal ini adalah teknik terpenting yang digunakan dalam kimia untuk pemurnian campuran. Dalam laboratorium kimia dikenal dua (2) macam teknik filtrasi, yaitu: 1) Filtrasi biasa

Filtrasi biasa seperti pada gambran filtrasi diatas, dimana sampel yang berbentuk larutan dialirkan melalui corong yang diatasnya diletakkan kertas saring. Kertas saring digunakan untuk menyaring partikel-partikel yang terlarut dalam larutan. Digunakan kertas saring karena, mampu menahan prtikel dan mengalirkan pelarut, sehingga proses pemisahan berhasil dilakukan 2) Filtrasi vakum

Kadangkala terjadi pelarut sukar melewati kertas saring atau sangat lambat, sehingga membutuhkan perangkat lain untuk mempercepat penyaringan. Filtrasi vakum adalah teknik pemisahan campuran berupa larutan yang terdiri dari zat padat dan pelarut dengan bantuan pompa vakum. Larutan yang akan dipisahkan dituangkan pada kertas saring yang diletakkan diatas corong Buchner, sedangkan wadah untuk menampung pelarut terhubung dengan pompa vakum sehingga pelarut tertarik ke bawah selain dengan adanya gaya gravitasi juga adanya pompa vakum. Zat padat yang terlarut dalam larutan tersebut akan tertinggal pada kertas saring dan pelarutnya akan mengalir ke labu (tabung erlenmeyer)

b.

Distilasi

Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan pada perbedaan titik didih/ tekanan uap dari cairan yang akan dipisahkan. Secara komersial, distilasi memiliki kegunaan yang banyak. Distilasi digunakan untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi dari minyak mentah menjadi senyawa-senyawa khusus dengan manfaat khusus. Air didistilasi untuk memurnikan air dari zat-zat pengotor misalnya garam dari air laut. Udara didistilasi untuk memisahkan bagian-bagiannya, khususnya oksigen, nitrogen dan argon untuk keperluan industri. Distilasi terhadap larutan fermentasi sudah dilakukan sejak zaman kuno (purba) untuk mendapatkan hidangan terdistilasi dengan kandungan alkohol yang lebih tinggi. Pada abad ke 8 masehi, ahli kimia dari Timur Tengah menciptakan proses distilasi untuk memurnikan zat-zat kimia untuk tujuan industri misalnya isolasi ester alami (parfum) dan menghasilkan alkohol murni. Alkemis pertama yang melakukannya adalah Jabir ibn hayyan (Geber), dihargai karena banyak menemukan perangkat dan proses kimia yang masih digunakan sampai saat ini. Bahan yang berwujud cairan dipanaskan, uap yang terjadi dialirkan melalui suatu pendingin sehingga terjadi pengembunan. Ada beberapa macam distilasi, yaitu distilasi sederhana, distilasi dengan pengurangan tekanan (distilasi vakum), distilasi uap dan distilasi bertingkat. 1) Distilasi Sederhana (Simple Destilation)

Distilasi sederhana semua uap panas yang diproduksi dengan seketika disalurkan ke dalam suatu kondenser yang memiliki pendingin dan memadatkan uap air. Oleh karena itu, hasil distilasi tidak akan murni, komposisinya akan dijadikan serupa dengan komposisi uap air yang diberi temperatur dan tekanan. Distilasi sederhana biasanya digunakan untuk memisahkan zat cair dengan perbedaan titik didih yang besar, atau untuk memisahkan dari zat padat yang tidak mudah menguap atau minyak. Pada hasil distilasi sederhana ini, tekanan uap air dari komponen umumnya cukup berbeda. Perhatikan rangkaian alat destilasi pada gambar 4.6.

2)

Distilasi Vakum (Vaccum Destilation)

Beberapa campuran memiliki titik didih yang sangat tinggi. Untuk mendidihkan suatu campuran, akan lebih baik menggunakan tekanan yang lebih rendah dimana suatu campuran itu akan mendidih sebagai ganti penambahan temperatur. Teknik ini biasanya dikenal dengan distilasi vacum dan biasanya ditemukan pada laboratorium. Teknik ini juga biasanya digunakan untuk campuran yang akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan tekanan udara normal (1atm) dan karena dikhawatirkan akan terdekomposisi ini maka pendidihannya harus berada dibawah titih didih dibawah tekanan udara. Gambar 4.7 akan lebih membantu memahami tentang destilasi vakum 3) Distilasi Uap

Seperti distilasi vakum, distilasi uap adalah salah satu metode distilasi campuran yang memiliki titik didih yang kecil rentangnya. Proses ini melibatkan penggunaan uap air yang mendidih yang dialirkan melalui campuran yang dipanaskan Sebagian penyusun akan menguap berdasarkan tekanannya masing masing. Uap campuran didinginkan dan dipekatkan pada umumnya menghasilkan suatu lapisan minyak dan suatu lapisan air. Distilasi uap dari berbagai jenis herbal wangi dan bunga dapat menghasilkan dua produk, yaitu minyak esensial dan hasil distilasi herbal cair. Minyak Esensial biasanya digunakan sebagai wangi-wangian dan aromatherapy sedangkan hasil distilat herbal cair banyak dimanfaatkan sebagai aromatherapy, pemrosesan makanan dan juga perawatan kulit. 4) Distilasi bertingkat

Untuk beberapa kasus, titik didih titik didih komponen-komponen campuran akan sangat dekat (intervalnya sangat dekat). Oleh karena itu, distilasi bertingkat harus digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dengan siklus pengulangan penguapan-kondensasi dalam suatu kolom fraksinasi, misalnya pada distilasi minyak mentah (crude oil). Beberapa pasangan cairan tidak dapat dipisahkan dengan cara distilasi karena terjadinya azeotrop. Azeotrop merupakan larutan tidak ideal yang disebabkan interaksi antara komponen-komponen dari larutan akan menciptakan sifat khas pada larutan. Interaksi ini mengakibatkan suatu campuran mendidih pada satu titik (constant-boiling azeotrope) yang berlaku seperti campuran murni (yaitu mendidih pada temperatur tunggal). Pada suatu larutan azeotrop terdiri dari komponen yang memiliki komposisi yang sama dengan uap air, dengan demikian penguapan tidak mengubah kemurniannya dan distilasi tidak mempengauhi pemisahan. Sebagai contoh, etil alkohol dan air membentuk suatu azeotrop 95% pada 78.2 C. Untuk memisahkan campuran azeotrop ini ada beberapa cara, yaitu: a) Distilasi dengan penambahan senyawa ketiga yang dapat mengubah diagram tekanan uap campuran azeotrop tersebut. Cara ini telah diterapkan pada pembuatan etanol mutlak dari etanol 95,6%. b) Penambahan pereaksi yang hanya bereaksi dengan salah satu senyawa penyusun campuran azeotrop.

c) Penyerapan terhadap salah satu senyawa penyusun campuran azeotrop. Proses ini dapat digunakan dalam praktek jika pada hasil akhirnya zat penyerap dapat dipisahkan. d) Campuran azeotrop dipisahkan dengan ekstraksi bertahap.
1. c. Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan adanya distribusi zat terlarut yang tidak saling bercampur (immicible). Salah satu jenis ekstraksi adalah ekstraksi cair-cair Gbr.2 Ekstraksi yang juga dikenal dengan ekstraksi pelarut dan partisi. Cair-cair Ekstraksi pelarut dan partisi adalah salah satu metode pemisahan campuran berdasarkan kelarutan relatifnya dalam www.chem1.com dua jenis pelarut yang tidak bercampur, biasanya air dan pelarut organik. Metode ekstraksi ini adalah ekstraksi suatu unsur dari satu fasa-cair ke dalam fasa-cair lain. Ekstraksi cair-cair adalah suatu teknik dasar di dalam laboratorium kimia, dimana metode ini dilakukan dengan menggunakan corong pemisah, proses ini dilakukan setelah reaksi kimia terjadi terlebih dahulu. Gambar 4.8 menunjukkan pemisahan larutan yang berbeda fasanya dengan menggunakan corong pisah pada proses ekstraksi. Metode ini dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman dan hewan. Yaitu, dengan memilih pelarut yang sesuai untuk jenis senyawa yang akan dipisahkan. Dapat juga diterapkan untuk memisahkan logam yang terdapat dalam mineral atau bijih (ore). Ekstraksi pelarut juga digunakan pada pemrosesan ulang nuklir, produksi campuran organik, pemrosesan parfum dan juga berbagai industri lainnya. Metode ini diterapkan di dunia industri, proses ini dilakukan secara terus-menerus dengan memompakan aliran yang mengandung air dan campuran organik ke dalam sebuah mixer. Campuran organik dan komponen cair inilah yang memungkinkan perpindahan ion diantara keduanya. Pencampuran dilanjutkan sampai dicapai keseimbangan. Sekali perpindahan ion sempurna (tercapai kesetimbangan), campuran akan mengalir ke bejana, dimana larutan senyawa organik dan air memungkinkan untuk dipisahkan, cara ini pula yang digunakan untuk memisahkan minyak dan air setelah sebelumnya dicampurkan. Proses ini biasanya digunakan untuk memproses tembaga dan uranium, tetapi saat ini sudah diadaptasi untuk seng, misalnya di penambangan seng Scorpion di Namibia. Alat untuk ekstraksi ada beberapa macam, tergantung pada sifat komponen dan kepentingannya. Dapat disebutkan, antara lain corong pemisahan (separation funnel), rangkaian alat soxhlet, alat ekstraksi Craig. Berdasarkan prosesnya, ekstraksi logam ada beberapa cara, yaitu ekstraksi dengan pembentukan senyawa khelat, ekstraksi dengan proses solvasi dan ekstraksi yang melibatkan pembentukan asosiasi (pasangan) ion
1. Dialisis

Metode ini dipakai untuk memurnikan koloid. Dispersi koloidal yang akan dimurnikan (dipisahkan dari zat pengotor) diletakkan di dalam kantong yang bersifat membran dan dimasukkan ke dalam air. Senyawa terlarut akan mengalami difusi dan masuk dalam air, sedangkan bahan koloid (yang sudah murni) akan tertinggal dalam kantong. Laju proses dialisis akan meningkat karena diberi pengadukan, dengan bertambah besarnya membran dan

dengan menjaga perbedaan kadar yang tinggi antara kedua ruangan. Dialisis dapat digunakan untuk memisahkan zat pengotor dengan kadar yang sangat rendah
1. Sentrifugasi

Pemisahan dengan menggunakan alat pemusing (sentrifuge). Alat ini terdiri dari wadah dalam campuran padatan dan cairan atau dua cairan, diputar atau dipusing dengan kecepatan tinggi. Komponen yang lebih berat akan terpisah di dasar wadah, sedangkan komponen lain berada diatasnya. Pemisahan ini dilakukan jika proses filtrasi berjalan lambat. Ada beberapa macam sentrifuge (alat sentrifugasi), antara lain sentrifuge klinik yang manual, sentrifuge berkecepatan tinggi, dan sentrifuge ultra. Perbedaan antara satu dengan yang lainnya adalah pada kecepatan putarnya.
1. Elektroforesis

Proses yang terjadi pada elektroforesis adalah perpindahan partikel-partikel bermuatan karena pengaruh medan listrik (lihat keterangan lebih lanjut pada bab XIII, bagian elektroforesis). Beberapa kegunaan elektroforesis antara lain, mendeteksi terjadinya pemisahan bahan, mendeteksi terjadinya kerusakan bahan seperti protein (dalam penyimpanan atau selama proses pengolahan), pemisahan spesies secara kualitatif menetapkan titik isoelektrik dari suatu senyawa penyusun protein.

1. Kromatografi

Kromatografi adalah teknik pemisahan yang dapat digunakan untuk memisahkan senyawa runut ataupun senyawa yang tercampur dengan senyawa lain yang sifatnya agak mirip. Proses pemisahan pada kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi campuran senyawa antara dua fasa. Komponen utama kromatografi adalah fasa diam (stationer) dan fasa gerak (mobil). Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fasa mobil dan mekanisme pemisahannya, seperti ditunjukkan di tabel 4.1. Distribusi bersifat refersibel dan senyawa dalam campuran harus dalam dimensi molekuler. Kromatografi dapat digolongkan dengan berbagai cara, antara lain berdasarkan proses yang terjadi dalam pemisahan, berdasarkan jenis fasa diam dan fasa geraknya maupun berdasarkan pelarutnya.
http://hadiyantokimia.guru-indonesia.net/artikel_detail-21226.html

http://www.scribd.com/doc/61020029/Evaporator-Vakum

Ion Exchange Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain dari luar. Berdasarkan jenis ion / muatan yang dipertukarkan, resin dapat dibagi menjadi 2 : 1.Resin Penukar Kation adalah Ion positif yang dipertukarkan 2.Resin Penukar Anion adalah Ion negatif yang dipertukarkan Ion Exchange adalah proses penyerapan ion ion oleh resin dengan cara Ion-ion dalam fasa cair (biasanya dengan pelarut air) diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi dengan padatan resin. Resin sendiri melepaskan ion lain sebagai ganti ion yang diserap. Selama operasi berlangsung setiap ion akan dipertukarkan dengan ion penggantinya hingga seluruh resin jenuh dengan ion yang diserap. Resin penukar ion sering digunakan untuk menghilangkan kesadahan dalam air. Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah . Kesadahan air dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : Kesadahan sementara , disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO3-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kesadahan tetap, disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida (Cl-) dan sulfat (SO42-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
http://pelatihanguru.net/ion-exchange-resin-penukar-ion

Penggunaan bahan pakan berkualitas untuk penyusunan ransum unggas merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi. Ransum adalah faktor penentu terhadap pertumbuhan, disamping bibit dan tatalaksana pemeliharaan. Optimalitas performan ternak unggas hanya dapat terealisasi apabila diberi ransum bermutu yang memenuhi persyaratan tertentu dalam jumlah yang cukup. Pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan dalam penyusunan ransum dapat dilakukan dengan menggunakan imbuhan pakan produk kimiawi ataupun produk bioproses dengan teknologi fermentasi. Dengan demikian, diperlukan satu upaya mencari alternatif sumber bahan atau imbuhan pakan yang murah, mudah didapat, kualitasnya baik, serta tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Salah satunya adalah limbah dari pengolahan udang beku berupa kepala ataupun kulitnya . Indonesia merupakan salah satu negara produsen udang yang cukup besar di kawasan Asia. Produksi udang Indonesia pada tahun 2004 sekitar 242.560 ton dari luasan tambak udang 380.000 hektar. Produksi udang tersebut sebagian besar diekspor dengan total nilai mencapai US$ 840,4 juta (Anonim, 2004). Udang yang diekspor sebagian besar dalam bentuk beku tanpa kepala (headless) dan kulit (peeled). Limbah dari pengolahan udang beku diperkirakan sekitar 60 70% dari berat udang (Krissetiana, 2004).

Limbah udang mengandung protein sekitar 25 40%, kalsium karbonat 45 50% dan kitin 15 20%. Kulit udang juga mengandung karotinoid berupa astaxantin, dan merupakan pro-vitamin A untuk pembentukan warna kuning kemerahan. Kandungan protein dan mineral yang cukup tinggi menggambarkan potensi limbah udang dapat dijadikan pakan/imbuhan pakan untuk ternak unggas. Namun kendalanya adalah adanya kitin yang menyebabkan protein dan mineral (dalam bentuk kalsium karbonat) terikat sehingga sulit dicerna oleh enzim pencernaan unggas, khususnya ayam broiler. 1. Untuk mendapatkan kandungan protein dan mineral terlarut yang optimal dari limbah udang dapat dilakukan melalui ekstraksi kitin secara biologis dengan tahapan deproteinasi oleh Bacillus licheniformis pada dosis 4% selama 48 jam, dan dilanjutkan dengan tahap demineralisasi oleh Aspergillus niger pada dosis 2% selama 48 jam. 2. Produk cair ekstraksi kitin dari limbah udang secara biologis dapat dijadikan sebagai imbuhan pakan, dan digunakan sebanyak 3% dalam ransum guna menunjang nilai kecernaan dan pertumbuhan ayam broiler.
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/10/pemanfaatan_limbah_cair_ekstraksi_kitin.pdf

Anda mungkin juga menyukai