Anda di halaman 1dari 7

ORGANISASI

A. Pengertian Organisasi Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pengertian secara statis dan pengertian secara dinamis. Jika dilihat secara statis, organisasi merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangakan secara dinamis, organisasi merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli dan Bahtiar, 2010). Menurut Kelliat (2000), pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkanya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan. Karakteristik sistem kerjasama dapat dilihat, antara lain 1) Ada komunikasi antara orang yang bekerjasama; 2) Individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerjasama; 3) Kerjasama itu ditujukan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian merupakan rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah rumah sakit, puskesmas, sebuah perkumpulan, badan - badan pemerintahan dan lain sebagainya. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan (Muninjaya, Gde 1999). Agar organisasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan secara efektif, maka dalam fungsi organisasi harus terlihat pembagian tugas dan tanggung jawab orang - orang atau karyawan yang akan melakukan kegiatan masing-masing. Dalam penyelenggaraan fungsi pengorganisasian, terdapat lima pertanyaan yang harus terjawab dengan baik, antara lain adalah 1. Pertama: Siapa melakukan apa? dalam rangka pengorganisasian harus terdapat kegiatan menciptakan atau merumuskan klasifikasi jabatan, analisis pekerjaan, deskripsi pekerjaan. Analisis ini akan dapat ditafsirkan jumlah orang yang dibutuhkan dengan tingkat kepastian yang tinggi. Ketidakjelasan

2.

3.

4.

jawaban tentang hal ini dapat berakibat pada beraneka ragam kesulitan, seperti jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan, atau tenaga kerja yang ada tidak mencukupi persyaratan kualitatif dan penempatan orang yang tidak sesuai dengan tuntutan tugasnya, dan lainnya. Ada dua hal sorotan pandangan, untuk menentukan analisis penempatan orang, yaitu kemampuan teknis dan kemampuan manajerial. Kemampuan teknis biasanya tercermin pada keterampilan tertentu. Keterampilan teknis dituntut dari mereka yang ditugaskan menyelenggarakan berbagai kegiatan operasional. Kemampuan manajerial dituntut dari mereka yang menduduki berbagai jenjang jabatan kepemimpinan dalam organisasi. Kedua: Siapa bertanggung jawab kepada siapa? suafu organisasi terdiri dari satuan satuan kerja tertentu. Artinya, organisasi harus menggambarkan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya, antara lain demi kepentingan koordinasi dan sinkronisasi, mutlak perlu terdapat kejelasan tentang hal-hal tersebut. Ketidakjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab akan berakibat pada tumpang tindih dan duplikasi kegiatan yang menimbulkan berbagai jenis konflik dan pemborosan yang tidak akan pernah dapat diselesaikan Ketiga: Siapa yang berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa? interaksi antara berbagai satuan kerja pasti dan memang harus terjadi. Interaksi timbul karena adanya saling ketergantungan antara satu satuan kerja dengan satuan kerja lainnya. Tidak ada satuan kerja yang demikian tinggi tingkat otonominya sehingga ia tidak usah berinteraksi dengan yang lain. Karena saling ketergantungan dalam hubungan berbagai satuan kerja itu, hubungan dan interaksi yang terjadi haruslah didasarkan pada pendekatan yang simbiosis mutualisme. Keempat: Saluran komunikasi apa yang terdapat dalam organisasi, bagaimana cara memanfaatkannya, dan untuk kepentingan apa? Lancar tidaknya jalannya roda suatu organisasi sangat tergantung pada bentuk dan jenis saluran komunikasi yang terdapat dalam organisasi tersebut. Ditinjau dari segi arahnya, komunikasi dalam suatu organisasi berlangsung secara vertikal, horizontal, dan diagonal. Komunikasi yang bersifat vertikal terjadi antara atasan dengan para bawahannya yang digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti penyampaian keputusan, perintah, instruksi, informasi, petunjuk, bahan pembinaan, pengarahan, pedoman kerja, pujian, teguran, dan sebagainya. sebaliknya, komunikasi vertikal ke atas, yaitu antara para bawahan dengan pimpinannya, terjadi dalam hal penyampaian laporan, informasi, saran, masalah, keluhan, dan hal - hal lain yang dipandang perlu diketahui oleh atasan yang bersangkutan. Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang menduduki jabatan setingkat, tetapi terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang berbeda. Komunikasi horizontal terjadi untuk kepentingan penyampaian informasi, permintaan bahan, tukar-menukar pengalaman, yang kesemuanya bermanfaat untuk kepentingan koordinasi dan sinkronisasi kogiatan organisasional. Komunikasi diagonal terjadi antara sekelompok orang yang

berada jenjang hierarki yang lebih tinggi dengan sekelompok orang yang berada pada jenjang hierarki yang lebih rendah, tetapi terlibat dalam penanganan kegiatan yang sejenis. Contohnya ialah penyampaian berbagai hal seperti kebijakan kepegawaian, petunjuk operasional, penyampaian informasi, permintaan laporan dan sebagainya. Agar pesan dapat disampaikan dengan cara yang paling efektif, sumber pesan harus memutuskan bentuk sarana dan wahana yang hendak digunakannya dalam penyampaian pesan tersebut. Sedangkan menurut Nursalam (2007), tiga aspek yang penting dalam pengorganisasian, yaitu: 1) Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif, 2) Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi, 3) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola hubungan antar kegiatan yang berbeda, penempatan tenaga yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang efektif antar perawat. Prinsip prinsip pengorganisasian keperawatan meliputi yaitu: 1. Pembagian Kerja Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang atau petugas di ruang memiliki tugas tertentu. Untuk itu manajer keperawatan perlu mengetahui tentang : 1) Pendidikan dan pengalaman setiap staff, 2) Peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut, 3) Perawat yang diterapkan di RS tersebut, 4) Mengetahui ruang lingkup tugas keperawatan mulai dari manajemen puncak sampai manajemen bawah dan staf dalam organisasi RS, 5) mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, 6) Mengetahui hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan. 2. Pendelegasian Tugas Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam batas batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti manajemen. Dengan pendelegasian manajer keperawatan mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan yang penting. Keuntungan bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit dan puas pada pekerjaan. Sementara bagi manajer keperawatan dapat memberikan pengaruh dan power baik internal maupun eksternal, dapat mencapai pelayanan dan sasaran keperawatan melalui usaha orang lain.

3.

4.

Koordinasi Koordinasi adalah upaya yang dilakukan oleh manajer keperawatan dalam rangka keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga dalam lini organisasi pelayanan keperawatan. Keselarasan ini dapat terjalin antara pimpinan dan perawat dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain. Agar mencapai kegiatan koordinasi dengan efektif dan efisien maka koordinasi sebaiknya dilakukan dengan cara yaitu: 1) komunikasi terbuka, 2) dialog, 3) pertemuan/ rapat, 4) pencatatan dan pelaporan, 5) pembakuan formulir yang berlaku. Manajemen Waktu Dalam mengorganisir sumber daya, manajer keperawatan perlu mengatur/ mengendalikan dan membuat prioritas waktu terhadap pelaksanaan pelayanan keperawatan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif tidak mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu yang dihabiskan pengelola untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif.

B. Ciri Ciri Organisasi Ada beberapa hal yang menjadi ciri ciri organisasi, yaitu: 1. Terdiri atas sekelompok orang 2. Ada kegiatan kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan 3. Setiap anggota mempunyai sumbangan usaha 4. Adanya wewenang, koordinasi, dan pengawasan 5. Adanya suatu tujuan C. Prinsip - Prinsip Organisasi Cara lain yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan fungsi pengorganisasian ialah dengan mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip organisnsi. Fungsi pengorganisasian harus dilihat tidak hanya sebagai masalah teknis yang berkaitan dengan penentuan struktur dengan kotak-kotaknya dan penggambaran pembagian tugas yang sifatnya mekanistik, melainkan berkaitan erat dengan sikap dan perilaku para anggotanya dalam pemanfatan organisasi tersebut. Prinsip prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi kondisi khusus dan situasi situasi yang berubah. Menurut Suarli dan Bahtir (2010), setiap organisasi kemungkinan mempunyai prinsip prinsip seperti di bawah ini: 1. Tujuan yang jelas (clear objective) 2. Skala hierarki (the scala principle) 3. Kesatuan komando/ perintah (unity of command) 4. Pelimpahan wewenang (delegation of authority) 5. Pertanggungjawaban (responsibility) 6. Pembagian kerja (division of works) 7. Rentang kendali (span of control)

8. 9. 10. 11. 12.

Fungsionalisasi (functionalization) Pemisahan tugas (task separation) Fleksibilitas/ kelenturan (flexibility) Keseimbangan (balance) Kepemimpinan (leadership)

D. Proses Pengorganisasian Proses pengorganisasian pada intinya dapat dibagi menjadi dua pokok analisis, yaitu analisis tujuan organisasi dan analisis jabatan. 1. Analisis Tujuan Organisasi Analisis tujuan organisasi dijelaskan seperti piramida terbalik. Artinya, analisis ini dimulai dari tujuan, kemudian dijabarkan menjadi tugas tugas pokok, kemudian tugas pokok dijabarkan menjadi fungsi fungsi. Setelah itu, fungsi fungsi dijabarkan menjadi uraian pekerjaan, dan terakhir uraian pekerjaan dianalisis beban kerjanya. 2. Analisis Jabatan (persyaratan persyaratan untuk jabatan) Analisis jabatan terdiri atas pengelompokkan jabatan, pengelompokkan fungsi, pengelompokkan tugas, penentuan bentuk organisasi, penetapan organisasi, dan penyempurnaan organisasi. E. Bentuk dan Tipe Organisasi Ada tiga bahasan yang terkait dengan bentuk dan tipe organisasi, yaitu dasar pengorganisasian, bentuk organisasi, dan tipe organisasi. 1. Dasar Pengorganisasian Dasar pengorganisasian terbagi menjadi lima kelompok, yaitu: a) Pengelompokkan kerja atas dasar fungsi b) Pengelompokkan kerja atas dasar proses c) Pengelompokkan kerja atas dasar pelanggan/ klien d) Pengelompokkan kerja atas dasar produk e) Pengelompokkan kerja atas dasar daerah/ wilayah 2. Bentuk Organisasi Bentuk organisasi terbagi menjadi empat kelompok, yaitu organisasi lini (line organization), organisasi lini dan staf (line organization and staff organization), organisasi fungsi (function organization), dan kepanitiaan (commitee). 3. Tipe Organisasi Tipe organisasi terbagi menjadi tiga yang diilustrasikan dalam bentuk piramida, yaitu piramida mendatar, piramida kerucut, dan piramida terbalik.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A., dkk. 2000. Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia Perawat Ruang Model Praktek Keperawatan Profesional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Makalah: tidak dipublikasikan. Muninjaya, Gde. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC. Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Suarli, S dan Bahtiar, Yayan. 2010. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga Medical Series.

Data hasil pengakajian terkait organizing: 1. Pembagian Kerja Klasifikasi tingakat pendidikan perawat bervariasi antara DIII Keperawatan dan S1 Profesi Ners, dimana S1 Profesi Ners lebih diutamakan sebagai penanggung jawab dalam setiap shift. Tugas dan tanggung jawab masing masing perawat sudah tercantum dalam SOP yang telah disahkan sehingga masing masing perawat sudah mengatahui tugas dan tanggung jawabnya. Masing masing perawat mempunyai beban kerja dalam 1 bulan 170 jam, dengan pembagian jadwal shift: pagi pagi pagi siang siang malam libur terkecuali kepala ruang 2. Pendelegasian Tugas Dalam pendelegasin tugas antara perawat yang satu dengan yang lainnya sudah tercantum dalam SOP yang sudah ditetapkan, dimana dalam SOP tersebut dijelaskan bagaimana tata cara pendelegasian tugas. 3. Koordinasi Koordinasi antara manajerial dengan perawat pelaksana sudah terjalin dengan baik dengan adanya rapat bulannan yang dijadwalkan setiap tanggal 5 pada setiap bulannya. Apabila ada permasalahan sewaktu waktu, akan dilaporkan ditulis pada buku catatan tertentu dan kemudian disampaikan pada manajerial. Selain adanya rapat rutin bulanan, setiap 2 bulan sekali diadakan pelatihan dan seminar yang sesuai dengan kebutuhan ruangan. 4. Manajemen Waktu Jadwal kegiatan harian ruangan sudah terpasang di masing masing ruangan sehingga memudahkan dalam mengatur jadwal kunjungan keluarga. Setiap pergantian shift selalu melakukan preconfren (saat pagi hari), operan dan ronde keperawatan. 5. Bentuk organisasi Bentuk organisasi yang ada diruangan berbentuk organisasi lini dan staff dimana ada penanggung jawab dalam setiap shift. Tugas dan tanggung jawab masing masing staff atau perawat sudah ditetapkan melalui SOP yang ada. Tipe organisasi yang ada diruangan berbentuk piramida kerucut, dimana masing masing perawat akan melaporkan permasalahan yang ada pada manajerial.

Anda mungkin juga menyukai