Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.

R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2

KELOMPOK 5:

ADITYA TAGAF DESI NOVIANTY RYAN NOOR PRATAMA SUMIANTI WANTO ANDREANTO

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR

JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960 2012 KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan. Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN MASALAH

KEPERAWATAN

GERONTIK

PADA

NY.R

DENGAN

GANGGUAN O2 DAN CO2. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................... KATA PENGANTAR .......................................................................................................... .. ii i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN i

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................................ 1 1

1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................ ................ 2 1.4 METODE PENULISAN............................................................................... 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN........................................................................ BAB II PEMBAHASAN 2 2

2.1.. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY R DENGAN GANGGUAN O2 DAN CO2 A. Pengertian oksigenasi................................................................... B. Tujuan pemberian oksigenasi...................................................... C. Anatomi fisiologi sistem pernafasan........................................... D. Factor yang mempengaruhi sistem pernafasan....................... E. PENATALAKSANAAN........................................................................... F. MASALAH KEPERAWATAN.................................................................. G. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................. H. RENCANA KEPERAWATAN.................................................................. DAFTAR KEPUSTAKAAN 2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN o2 dan co2

PENGKAJIAN............................................................................................ ANALISA DATA.........................................................................................

15 18 19

RENCANA KEPERAWATAN....................................................................... BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 2 3.2 SARAN ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

22

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

O2 dan CO2 merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas oksigenasi ikut menentukan kualitas hidup.Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi oksigenasi seperti dijelaskan dalam makalah ini.

B. Tujuan

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Tujuan Setelah 1. 2. 3. menyelesaikan bab

Instruksional ini, peserta didik akan mampu

Khusus untuk :

Menjelaskan Menjelaskan Menguraikan stuktur tujuan anatomi

pengertian pemberian pernapasan serta

oksigenasi oksigen fungsinya

sistem

4. Menguraikan fisiologi sistem pernapasan ( ventilasi, difusi dan transportasi ) 5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan

6. Menjelaskan masalah-masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan oksigen 7. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. 8. 9. Menjelaskan Menjelaskan Fisioterapi Pemberian dada Postural Massage Pengumpulan pengkajian diagnosa fungsi keperawatan (vibrasi dan Latihan Batuk pertukaran O2 Pengaturan nafas dan CO2 : posisi dalam efektif Hidrasi Inhalasi O2 perkusi) drainage punggung dahak pernapasan yang timbul

kemungkinan

10. Menjelaskan perencanaan, tujuan yang akan dicapai secara umum 11. Menjelaskan intervensi keperawatan serta evaluasi

C. 1.

Manfaat Bagi mahasiswa sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang

Merupakan

permasalahan oksigenasi pada masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan pada saat praktik lapangan. 2. Bagi institusi dan civitas akademika

Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu makalah dengan mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai sumber bacaan tambahan di perpustakaan D. 1. 2. 3. 4. 5. Rumusan Masalah Apa pengertian oksigenasi? Apa tujuan pemberian oksigenasi? Apa saja anatomi sistem pernafasan? Apa fisiologi sistem pernafasan ? Apa saja factor factor yang mempengaruhi pernafasan?

E.

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif dengan menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas

F.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.

BAB II PEMBAHASAN

I.

PENGERTIAN

OKSIGENASI

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

II. 1. 2. Untuk

TUJUAN mempertahankan Untuk

PEMBERIAN oksigen yang adekuat kerja

OKSIGENASI pada jaringan paru-paru

menurunkan

3. Untuk menurunkan kerja jantung

III.

ANATOMI

SISTEM

PERNAPASAN

A. Saluran Nafas Atas

1. Terdiri atas bagian eksternal dan

Hidung internal

Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia

2. Faring Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghub ungkan hidung dan rongga mulut ke laring Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring) Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif 3. Laring

Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring Laring sering disebut dan sebagai kotak suara dan terdiri trakea atas :

- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan Glotis : ostium antara pita suara dalam laring

- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adams apple) - Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid) - Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid - Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring) Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi

Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu 4. Disebut juga batang Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina Trakea tenggorok

B. 1. Terbagi

Saluran menjadi bronkus

Nafas kanan dan

Bawah Bronkus kiri

Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus) Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

2. Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi

Bronkiolus bronkiolus

Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3.

Bronkiolus

Terminalis

Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus terminalis

Bronkiolus kemudian menjadi bronkiolus

respiratori respiratori

Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5.

Duktus

alveolar

dan

Sakus

alveolar

Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar Dan kemudian menjadi alveoli

6. Merupakan tempat pertukaran O2 dan

Alveoli CO2

Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 Terdiri atas 3 tipe m2 :

- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli - Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)

- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

PARU Merupakan Terletak organ dalam yang rongga elastis dada berbentuk atau kerucut toraks

Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa Setiap Paru kiri pembuluh paru lebih mempunyai kecil darah apeks dan besar basis

Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris dan terbagi menjadi 2 lobus Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya

PLEURA Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis Pleura Pleura Terbagi parietalis viseralis yaitu yaitu yang mejadi yang melapisi 2 rongga setiap : dada paru-paru

menyelubingi

Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

IV.

FISIOLOGI

SISTEM

PERNAPASAN

Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi). Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan Faktor-faktor a. b. yang Tekanan Jalan nafas gerakan mempengaruhi udara yang ventilasi pasif. : atmosfir bersih

c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang

lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Faktor-faktor a. b. c. d. e. f. Waktu adanya udara di alveoli 3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Keadaan/jumlah yang Luas Tebal Jumlah kapiler mempengaruhi permukaan membran difusi : paru respirasi darah darah Afinitas

Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan Faktor-faktor a. b. c. d. Latihan (exercise) Curah yang jantung Jumlah plasma mempengaruhi (cardiac sel Hematokrit dan laju Output darah transportasi / sel-sel. : CO) merah darah

V.

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

PERNAPASAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :

1.

Tahap

Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. 2. Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. 3. Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru. 4. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi

kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat

mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel. 5. Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obatobat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan. 6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan a. Pergerakan udara ke yaitu dalam atau keluar : paru

b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan. Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas.

Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah. Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat. 7. Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe

(sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma. 8. Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.

Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

VI.

PENGKAJIAN

KEPERAWATAN

Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang : 1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)

Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang

masalahnya/penyakitnya. 2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)

Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)

3. a. b. c. d. Anak Dewasa Neonatus Bayi : :

Riwayat : : 20 15 30 44 25 20 60

perkembangan x/mnt x/mnt x/mnt x/mnt

e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun 4. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama. 5. Riwayat sosial

Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll. 6. Disini a. b. c. Perilaku perawat / Riwayat perlu klien mengetahui terhadap terhadap terhadap sakit psikologis tentang :

tanggapan sakit klien

masalahnya/penyakitnya cara dan hidup therapi

Pengaruh Perasaan

d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi 7. Riwayat spiritual 8. a. Hidung Pemeriksaan dan fisik sinus

Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, Palpasi b. Inspeksi c. : warna, simetris, eksudat ulserasi, : darah), sinus kesimetrisan frontalis, sinus hidung. maksilaris Faring bengkak Trakhea

Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.

d. Inspeksi

Thoraks :

Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas. Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2

Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1. Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi. Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.

Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang lambat.

Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.

Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea. Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan Perlu juga bernapas dikaji hanya bila dalam dalam posisi hal ini duduk perlu atau dikaji berdiri. adanya

bunyi

napas,

stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi. Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah

Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.

Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.

Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu

suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang lama. Palpasi :

Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.

Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar

VII.

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Interaksi Koping Perubahan Potensial/resiko sosial kebutuhan Bersihan Pola Gangguan Penurunan Rasa tidak rasa oksigenasi jalan napas nafas diantaranya tidak tidak pertukaran kardiak adalah : efektif efektif gas output berduka efektif nyaman infeksi terganggu

10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien 1. Bersihan jalan napas tidak efektif

Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas. Tanda-tandanya Bunyi napas yang : abnormal

Batuk

produktif

atau

non

produktif Cianosis Dispnea

Perubahan

kecepatan faktor atau

dan

kedalaman penyebab trauma

pernapasan : (trakheostomi)

Kemungkinan Kecelakaan Obat-obat

Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada yang menekan refleks kesadaran batuk dan akibat pusat pernapasan anasthesi Hilangnya

Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi Immobilisasi

2.

Pola

napas

tidak

efektif

Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat Tanda-tandanya Ekspansi paru tidak simetris Kemungkinan faktor penyebab : Pembesaran Pernapasan Penambahan Cianosis, flail Peningkatan Napas dangkal Retraksi jari diameter chest, (clubbing melalui kecepatan atau : Dispnea pernapasan lambat dada finger) mulut antero-posterior ortopnea Vomitus

Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri

Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps CPPO seperti : empisema, akibat obstruksi bronchial, distensi yang Hipoventilasi kecemasan paru alveoli tinggi

Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial atau oedema Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3.

Gangguan

pertukaran

gas

Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.

4.

Penurunan Kardiak Tekanan Takikhardia Cianosis

kardiak

output : aritmia

Tanda-tandanya darah atau atau Kelemahan, Distensi Output vena urine

bervariasi bradikhardia pucat vatigue jugularis berkurang Oedema

Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk) Kemungkinan penyebab :

Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan jantung

Cardiak

arrest

akibat

gangguan

elektrolit

Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah

VIII. 1. A.

RENCANA Mempertahankan Pemasangan terbukanya jalan

KEPERAWATAN jalan napas napas buatan

Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresi Rute Orotrakheal Nasotrakheal : : pemasangan mulut hidung dan dan : trakhea trakhea

Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3 Intubasi endotrakheal

B. Biasanya Cara Tarik

Latihan dilakukan

napas pada dalam perlahan

dalam pasien yang kerja

dan bedrest duduk di sampai

batuk atau post

efektif operasi : baring dada mengembang detik

Pasien Letakkan napas Tahan Ulangi

posisi tangan melalui hidung untuk

atau atas dada beberapa

napas ke-3

Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada berkontraksi langkah sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa detik lalu keluarkan secara Ulangi cepat disertai batuk yang bersuara pasien

sesuai

kemampuan

Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada daerah

bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri

C.

Posisi

yang

baik

Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui perubahan posisi, ambulasi dan latihan

D.

Pengisapan

lendir

(suctioning)

Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube.

E.

Pemberian

obat

bronkhodilator

Adalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan meningkatkan pertukaran udara.

Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal dan nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran napas.

2. A.

Mobilisasi

sekresi

paru Hidrasi

Cairan diberikan secara oral dengan cara menganjurkan pasien 2 2,5 liter perhari, tetapi dalammengkonsumsi cairan yang banyak batas

kemampuan/cadangan jantung. B. Humidifikasi

Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.

C.

Postural

drainage

Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya. Biasanya dilakukan 2 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat. Tekniknya Sebelum Nebulisasi Perkusi Vibrasi 4 sekitar 5 postural untuk 1 kali drainage, dalam lakukan : : sekret 2 satu menit periode

mengalirkan

Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.

3.

Mempertahankan

dan

meningkatkan

pengembangan

paru

A. Latihan napas Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui pengontrolan Jenis Pursed Pernapasan Pernapasan iga sisi dan latihan Pernapasan lips iga lower napas pernapasan : diafragma breathing bawah back

Pernapasan segmental

B. Pemasangan ventilasi mekanik Adalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran /

penghembusan udara ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat

mempertahankan

ventilasi

secara

otomatis

dalam

periode

yang

lama.

Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif.

C. Pemasangan chest tube dan chest drainage Chest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik, satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage.

Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open pneumothoraks, flail chest. Tujuannya :

Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan membuat Tipenya a. b. The The single bottle two water bottle seal tekanan negatif dalam rongga pleura. : system water

c. The three bottle water 4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia Dengan Aerosol mask ETT (endo trakheal tube) pemberian O2 Nasal Bronkhopharingeal Simple / trakheostomy dapat melalui : canule khateter mask collars

5.

Meningkatkan

transportasi

gas

dan

Cardiak

Output

Dengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :

A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan napas B : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung

C : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi buatan Jadi a. Pelindung / Ventilasi Hindari masker saat secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya :

Health yang

promotion memadai rokok bekerja

Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1) Pakaian yang nyaman b. Health Mempertahankan Teknik jalan restoration napas dengan dan batuk and upaya postural maintenance mengencerkan sekret drainage Suctioning

Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler, significant other Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan yang mudah dikunyah dan dicerna Mempertahankan eliminasi dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan latihan Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medikal asepsis Drainage dada Terapi Terapi O2 ventilasi

IX.

IMPLEMENTASI

KEPERAWATAN

DAN

EVALUASI

Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Maret 2012 A. DATA BIOGRAFI Nama : Ny R TTL : 26 November 1939 : perempuan : SD : Islam :Janda : 160 cm, 44 kg : Rapi, berjilbab

Pengkajian :

25

Jenis Kelamin Pendidikan Agama Status Perkawinan TB/BB Penampilan matang Alamat

Gol.Darah : O

Ciri-ciri tubuh : Kurus, kulit sawo

: Kel.Kota Besi Hulu RT 02/RW 05 Kec.Kota Besi Kab.Kotamadya Telp/HP 08125086514

Orang Yang Dekat Hubungan Alamat/ Telpon

: Anak : Ibu dan anak : Kel.Kota Besi Hulu RT 02/RW 05

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1.

Genogram

Keterangan : Keturunan : Serumah

: Laki laki

: Garis

Perempuan

.......

Tinggal

: Meninggal

Garis

Hubungan

2.

Riwayat Keluarga

Dalam keluarga klien tidak ada yang mnderita penyakit menurun seperti DM,hipertensi, asma, dll. Tidak ada pula yang mnderita penyakit menular seperti TBC.

C.RIWAYAT PEKERJAAN Pekerjaan saat ini Alamat pekerjaan Jarak dari rumah Alat transportasi Pekerjaan sebelumnya Jarak dari rumah Alat transportasi :saat ini klien bekerja sebagai petani :: 1km : jalan kaki : sebelumnya klien bekerja sebagai petani juga : 1km : jalan kaki

Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: pendapatan klien di dapat dari hasil panen, dan juga biasanya didapat dari anak-anaknya yang sudah bekerja.

D.RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP Jenis lantai rumah Kondisi lantai Tangga rumah Penerangan Tempat tidur Alat dapur : Kayu : Kering : Ada : cukup : aman (pagar pembatas,tidak terlalu tinggi) : tertata rapi : aman (ada pegangan)

WC pegangan) Kebersihan lingkungan

: Ada

: aman (posisi duduk ,ada

: bersih (tidak ada barang membahayakan)

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 5 orang Tetangga Terdekat : Ada E.RIWAYAT REKREASI Hobby atau Minat : berkebun, bertani, menjahit, memasak Keanggotaan organisasi : ketua arisan kampong, anggota arisan keluarga Liburan atau Perjalanan : pernah memunaikan ibadah Haji

F.SISTEM PENDUKUNG Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi* : perawat Jarak dari rumah Rumah Sakit Klinik Pelayanan Kesehatan Di rumah Makanan yang dihantarkan : 500 meter : tidak ada : ada, jarak 1 km : tidak ada : tidak ada

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada

G.DESKRIPSI KEKHUSUSAN Kebiasaan Ritual leluhur : klien biasa nya tiap malam jumat menyiapkan sesajian untuk

Yang lainnya

:-

H.STATUS KESEHATAN Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: asma, rematik, vertigo Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : asma, batuk - batuk Keluhan Utama: asma 1.Provocative / Paliative 2.Quality/ Quantity 3.Region 4.Severity Scale 5.Timing : sesak nafas : seperti tertusuk - tusuk : ulu hati : 5 (skala sedang) : hilang timbul

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : biasa nya bila timbul klien minum obat yang telah di anjurkan dan sering minum air hangat.

Obat-obatan : NO 1. 2. 3. NAMA OBAT Salbutamol 2mg dexametason Vit. C DOSIS 3x1 3x1 3X1 KETERANGAN

Alergi (Catatan Agent dan Reaksi Spesifik) Obat-obatan Makanan : tidak ada : tidak ada

Faktor Lingkungan : cuaca dingin, debu, polusi

Penyakit yang diderita : asma, rematik, vertigo I.AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL) Indeks KATZ Oksigenasi Cairan dan Elektrolit dampingi teh dan kopi Nutrisi Eliminasi Aktivitas Istirahat dan Tidur Personal Hygiene bantuan Seksual sudah lama meninggal : kebutuhan seksual tidak terpenuhi karena suami klien : klien makan nasi, lauk, dan sayur 3kali sehari : BAK 3kali perhari , BAB 1 kali perhari : tiap hari klien pergi ke sawah untuk bertani : istirahat klien cukup, tidur sehari kira2 10 jam : klien mampu mandi, BAB,BAK sendiri tanpa : A : : klien minum air putih 1500ml per hari,di

J. PSIKOLOGI,KOGNITIF DAN PERSEPTUAL Konsep Diri seorang lansia Emosi Adaptasi Status mental : stabil : klien mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar : baik : klien mampu menerima bahwa dirinya

Tingkat Kesadaran Dimensia Orientasi Bicara Bahasa yang digunakan Kemampuan membaca Kemampuan interaksi Vertigo

: compos mentis : tidak : normal : normal : jawa, indonesia : bisa : sesuai : ya

Short Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ) = Mini Mental State Exam (MMSE)= Geriatrik Depresion Scale APGAR = =

K.TINJAUAN SISTEM Keadaan Umum Tingkat Kesadaran Tanda tanda Vital : Baik :Composmentis : TD 130 /90 mmHg RR 26 X/menit TB :160 cm BB: 44 Kg Nadi: 88 x/menit Suhu :36,2 0c

PENGKAJIAN PERSISTEM PERNAFASAN (B1: BREATHING)

1.Bentuk dada : Simetris 2.Sekresi dan Batuk Batuk Sputum : ya : tidak : ya ada

Nyeri waktu bernafas 3.Pola nafas

a.Frekwensi Nafas : 28 x/menit Irguler Hiper Ventilasi

4.Bunyi nafas a.Normal vesikuler di......................................... Bronchial di.............................................. Broncho vesikuler di..................................... b.Abnormal Stridor lokasi............................ Streror lokasi............................... Wheezing lokasi.......................... Rales lokasi............... Ronchi lokasi.................... Krepitasi lokasi.................................

Friction Rap lokasi....................... c. Resonen Lokal Pectoreloguy Bronchofoni Egofoni

5.Pergerakan dada Intercostal Tag Lain lain Substernal Suprasternal Flail Chest Supra Clavicula Tracheal

6.Tractil Fremitis/Fremitus Vokal Meningkat Menurun Lain-lain 7.Alat Bantu Pernafasan Nasal Masker Bag and Mask Respirator Tracheostomi lokasi lokasi

CARDIOVASKULER ( B2 : BLEEDING ) 1.Nadi Frekuensi 88 x/menit Reguler 2.Bunyi Jantung Kuat

Normal 3.Letak Jantung Ictus cordis teraba pada................. 4.Pembesaran Jantung tidak 5.Nyeri Dada Ya 6.Edema : Tidak Ada 7.Clubbing Finger Tidak PERSYARAFAN (B3 : BRAIN ) Tingkat Kesadaran : Compos Mentis 1.GCS : Eye :4 Verbal :5 Motorik :6 Total GCS :15 2.Refleks Normal 3.Koordinasi Gerak : 4.Kejang Ya Tidak

5.Lain-lain..........................................

PENGINDERAAN ( PERSEPSI SENSORI ) 1. a. Mata ( Penglihatan ) Bentuk Normal b. Visus.....................

Pupil : Isokor c. Gerak bola Mata : Normal d. Medan Penglihatan : Normal e. Buta Warna Tidak f. Tekanan intra okuler

Meningkat

2. a. b.

Hidung (Penciuman ) Bentuk Gangguan Penciuman : : Normal Tidak

3.

Telinga ( Pendengaran )

a. b.

Aurikel

Normal

Membran tympani Terang

c.

Otorrhoea : Ya,jenis....................... Tidak

d. e. 4.

Gangguan Pendengaran : Tidak Tinitus : Perasa Normal Tidak

5.

Peraba Normal

PERKEMIHAN ELIMINASI URI ( B4 : BLADDER ) Masalah Kandung Kemih Tidak ada masalah Produksi Urine 250 ml/hari Frekuensi 5.x/hari

Warna kuning pekat, Bau amoniakLain-lain....................................

PENCERNAAN ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL) 1. a. Mulut dan Tenggorokan Mulut

Selaput Lendir Mulut Lembab b. Lidah bersih c. Kebersihan Rongga Mulut Gigi Bersih

Tidak Berbau d. Tenggorokan : tidak ada sakit menelan e. Abdomen Kenyal Nyeri tekan, tidak ada Benjolan, tidak ada f. g. h. i. Pembesaran hepar Pembesaran Lien Asites

tidak tidak tidak

Lain lain.............................

2.

Masalah usus besar dan rektum/anus

BAB 1 X/hari

Tidak ada masalah

OTOT,TULANG DAN INTEGUMENT ( B6 : BONE ) 1. Otot dan Tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai ( ROM ) Terbatas Kemampuan kekuatan otot Fraktur Tidak Dislokasi Tidak Haemotom Tidak 2. Integumen Akral : hangat

Warna Kulit :sawo matang

Turgor :

Tidak Elastic

REPRODUKSI Perempuan :

Payudara Bentuk Benjolan Kelamin Bentuk Keputihan normal tidak Simetris tidak

ENDOKRIN 1. Faktor Alergi Tidak Manifestasi : tidak ada Cara Mengatasi : tidak ada 2. Kelainan endokrin: tidak ada

PENGETAHUAN : Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien mengetahui jika dirinya mempunyai penyakit asma biasanya minum obat yang dianjurkan dan juga minum air hangat saat terasa nyeri

Sampit, 25 Maret 2012 Mahasiswa yang mengkaji,

......................................... NIM.

ANALISA DATA

NO 1.

DATA DS-:Klien

ETIOLOGI mengatakan kerusakan

PROBLEM Gangguan pertukaran gas O2 dan CO2

saya sesak nafas bila cuaca membrane alveoli dingin dan ada debu

DO:-Klien Nampak sesak nafas disertai batuk kering

-tidak ada sputum

-frekuensi 28x/mnt

nafas

-type kusmaul

pernafasan

ronchi

terdengar pada apex

bunyi paru

kiri/kanan

RENCANA KEPERAWATAN Dx. Kep. 1

No.

Tujuan

Intervensi

Rasional

1.

Gangguan

pertukaran 1.

Kaji

dan

monitor 1.

Sebagai

indicator

O2 dan CO2 teratasi frekuensi nafas dengan criteria: Kilen sesak

adanya gangguan nafas dan indicator dalam tindakan selanjutnya

mengatakan

nafas berkurang atau hilang Klien tidak 2. Beri posisi yang

2.

Berkurangnya

tekanan diafragma keatas sehingga ekspresi paru

batuk lagi Frekuensi nafas

menyenangkan dengan

sesuai maksimal sehingga klien keinginan dapat leluasa bernafas dengan

dalam batas normal (16 18 x/mnt)

klien.(posisi semi fowler)

3. 3. Ajarkan klien untuk

Batuk

yang efektif

merupakan salah satu cara yang baik dan efektif untuk mengeluarkan secret.

batuk efektif

4.

Menurunkan

jumlah

konsumsi atau kebutuhan selama periode penurunan pernafasan sehingga dapat 4. klkien untuk menurunkan gejala membatasi aktifitas

gangguan pertukaran gas O2 dan CO2.

5.

Untuk

mempertahankan sirkulasi O2 dan CO2

5.

Pertahankan O2 dalam

sirkulasi

ruangan

No.

Dx. Kep.

Implementasi

Evaluasi S : Klien mengatakan saya masih sering sesak nafas

1. 1. 1

1.

Mengkaji dan monitor frekuensi nafas

2.

memberi posisi yang menyenangkan

sesuai dengan keinginan klien.(posisi semi O : Klien Nampak sesak nafas fowler) 3. mengajarkan klien untuk batuk efektif -tidak ada sputum 4.menganjurkan klien aktifitas untuk membatasi -frekuensi nafas 28x/mnt disertai batuk kering

5.mempertahankan ruangan

sirkulasi

O2

dalam

-type kusmaul -

pernafasan terdengar bunyi

ronchi pada apex paru kiri/kanan

BAB III PENUTUP

3.1

KESIMPULAN

Lansia mengalami persoalan khusus tentang gangguan O2 dan CO2 , itu tidak jauh dari penyebab penurunan fungsi tubuh dan factor usia. Kita tentunya mengetahui fungsi tubuh sangat memerlukan O2 dan CO2 yang disurvey melalui system Kardiovaskuler, apabila dalam sytem kardiovaskuler tergganggu tentu akan mengganggu dalam pertukaran gas O2 dan CO2 keberbagai jaringan tubuh. Akhir akhir ini banyak masalah yang terjadi di kota kota besar dalam masalah kesehatan udara, terutama polusi yang semakin hari semakin mengkhawtirkan karena merusak kesehatan terutama terhadap manula.

3.2

SARAN

Perlu diingat dalam masalah kesehatan pernapasan dalam hal O2 dan CO2 sangat penting dijaga karena 2 hal ini sangat penting dan diperlukan dalam system hidup. Maka dari itu Kita harus menjaga sejak dini. Banyak cara agar kita hidup selalu sehat baik itu dengan gaya hidup yang tidak sehat perlu ditinggalkan, konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, dan olahraga teratur. Semua yang kita akukan pada masa muda akan kita petik saat tua.

Anda mungkin juga menyukai