Anda di halaman 1dari 5

Kolumna vertebralis Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari segmen anterior dan

segmen posterior. 1. Segmen anterior Sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga badan. Segmen ini meliputi korpus vertebra dan diskus intervertebralis yang diperkuat oleh ligamentum longitudinale anterior dua ligamentum longitudinale posterior. Ligamentum longitudinale posterior membentang dari oksiput sampai sakrum; di daerah setinggi vertebra lumbal kesatu menyempit sehingga di bagian akhir tinggal separo bagian atas. Hal ini mungkin untuk mempermudah gerakan vertebra di daerah lumbal, namun hal ini juga menyebabkan tidak terlindunginya daerah posterolateral diskus intervertebralis sehingga diskus ini lebih mudah mendesak ke dalam kanalis spinalis, yang dalam kenyataannya banyak dijumpai. 2. Segmen posterior Segmen ini dibentuk oleh arkus, prosesus transversus dan prosesus spinosus. Satu sama lain dihubungkan dengan sepasang artikulasi dan beberapa ligamentum serta otot. Gerakan tubuh yang terbanyak ialah gerakan fleksi dan ekstensi, dan gerakan ini paling banyak dilakukan oleh sendi L5-S1, yang dimungkinkan oleh bentuk artikulasinya yang tidak datar tetapi membentuk sudut 30 derajat dengan garis datar. Titik tumpu berat badan terletak kira-kira 2,5 cm di depan S2. Titik ini penting karena setiap pemindahan titik tersebut akan memaksa tubuh untuk mengadakan kompensasi dengan jalan mengubah sikap 3. Diskus intervertebralis Diskus intervertebralis terdiri dari anulus fibrosus dan nukleus pulposus. Anulus fibrosus terdiri dari beberapa anyaman serabut fibro-elastik yang tersusun sedemikian rupa sehingga tahan untuk mengikuti gerakan vertebra atau tubuh. Tepi atas dan tepi bawahnya melekat pada korpus vertebra. Di tengah-tengah anulus tadi terdapat suatu bahan kental dari mukopolisakarida yang banyak mengandung air. Mulai usia dekade kedua, anulus dan nukleus tadi mengalami perubahan. Serabut fibroelastik mulai putus yang sebagian diganti jaringan dan sebagian lagi rusak; hal ini berlangsung terus menerus sehingga terbentuk rongga-rongga dalam anulus yang kemudian diisi bahan dari nukleus pulposus.

Nukleus pulposusu juga mengalami perubahan, yaitu kadar airnya berkurang. Dengan demikian terjadi penyusutan nukleus dan bertambahnya ruangan dalam anulus sehingga terjadi penurunan tekanan intradiskus. Hal ini akan menyebabkan: a. Jarak antar vertebra akan mengecil atau memendek, dengan akibat terlepasnya ligamentum longitudinale posterior dan anterior, sehingga terbentuk rongga antara vertebra dengan ligamentum yang kemudian diisi jaringan fibrosis dan kemudian mengalami pengapuran. Hal terakhir dikenal sebagai osteofit, yang apabila terlalu besar atau menonjol dapat menekan medula spinalis atau mempersempit kanalis spinalis. b. Mendekatnya kapsul sendi posterior sehingga timbul rangsangan sinovial. c. Materi nukleus pulposus yang masuk ke dalam rongga-rongga di anulus makin banyak dan makin mendekati lapisan terluar sehingga bila secara mendadak tekanan intradiskus naik maka isi nukleus akan menonjol keluar dan terjadilah hernia nukleus pulposus.

Tractus Ascenden dan Ascenden Tractus Ascenden Tractus spinothalamicus lateralis Tractus spinothalamicus anterior Collumna alba posterior Fungsi Sensasi nyeri dan suhu Sensasi raba (singkat) dan tekanan ringan Raba diskriminatif: kemampuan untuk

menentukan lokasi tubuh yang disentuh secara simultan, walaupun terletak sangat berdekatan satu dengan yang lain

(diskriminasi dua titik) Informasi dari otot dan sendi mengenai gerakan dan posisi bagian tubuh Tractus spinocerebellaris anterior et posterior Informasi yang tidak disadari dari otot, sendi, Tractus cuneocerebellaris Tractus spinotectalis kulit dan jaringan subkutan ke cerebellum Sensai nyeri, suhu, dan taktil berjalan ke colliculus superior mesencephalon untuk refleks spinovisual Tractus spinoreticularis Jaras impuls saraf dari otot, sendi, dan kulit

ke formatio reticularis Tractus spino-olivarius Sebagai jaras tidak langsung untuk informasi aferen lain menuju cerebellum

Tractus Descenden Tractus corticospinalis

Fungsi Jaras yang berkaitan dengan gerakan-gerakan volunter, tertentu, dan terlatih terutama bagian-bagian distal ekstremitas

Tractuss reticulospinalis

Dapat

memfasilitasi

atau

menghambat

aktivitas neuron motorik alfa dan gamma di collumna grisea anterior sehingga dapat memfasilitasi atau menghambat gerakan voluntar atau aktivitas refleks Tractus tectospinalis Berkaitan dengan gerakan refleks postural sebagai respons stimulus visual. Serabut ini yang berhubungan dengan neuron simpatis di columna grisea lateralis mengurus refleks dilatasi pupil sebagai respons terhadap situasi gelap Tractus rubrospinalis Bekerja pada neuron motorik alfa dan gamma di collumna grisea anterior dan memacu aktivitas otot-otot fleksor serta menghambat aktivitas otot-otot ekstensor/antigravitasi Tractus vestibulospinalis Bekerja pada neuron-neuron motorik di collumna grisea anterior, maka memfasilitasi aktivitas otot-otot ekstensor, menghambat aktivitas otot-otot fleksor dan mengurus aktivitas postural yang berkaitan dengan keseimbangan Tractus olivospinalis Serabut serabut desenden otonomik Berperan pada aktivitas otot Berhubungan dengan pengendalian aktivitas visceral

Jaras Nyeri dan Suhu Tractus Spinothalamicus Lateralis Reseptor nyeri dan suhu pada kulit serta jaringan lainnya adalah ujung-ujung saraf bebas. Impuls nyeri ditransmisikan ke arah medulla spinalis, yaitu di dalam serabut-serabut penghantar-cepat delta tipe A dan serabut-serabut penghantar-lambat tipe C. Serabut penghantar-cepat membuat individu menyadari permulaan nyeri tajam, serta serabut penghantar-lambat berfungsi untuk rasa nyeris eperti terbakar yang lama dan menyakitkan. Sensasi panas dan dingin juga berjalan melalui serabut delta A dan C (Snell, 2006). Akson-akson yang masuk ke dalam medulla spinalis dari ganglion radix posterior langsung menuju ujung collunna grisea posterior dan terbagi menjadi cabang asendens dan descendens. Cabang-cabang tersebut berjalan dengan jarak satu atau dua segmen medulla spinalis dan membentuk tractus posterolateral Lissauer. Serabut-serabut neuron tingkat pertama ini berakhir dengan membentuk sinaps dengan sel-sel di dalam columna grisea posterior, termasuk sel-sel di dalam substantia gelatinosa. Substansi P, yaitu suatu peptida yang diduga merupakan neurotransmiter pada sinaps-sinaps ini (Snell, 2006). Selanjutnya, akson-akson neuron tingkat kedua menyilang secara oblik menuju sisi kontralateral di substansia grisea anterior dan commisura alba dalam satu segemen medulla spinalis, naik di dalam columna alba kontralateral sebagai tractus spinothalamicus lateralis. Tractus spinothalamicus lateralis terletak di medial tractus spinocerebellaris anterior. Ketika tractus spinothalamicus lateralis naik melalui medulla spinalis, terjadi penambahan serabutserabut baru di aspek anteromedial tractus ini sehingga di dalam segmen cervicales atas medulla spinalis serabut-serabut sacralis terletak di lateral dan segmen cervicalis di medial. Serabut-serabut yang membawa sensasi nyeri terletak sedikit anterior dari serabut-serabut yang membawa sensasi suhu (Snell, 2006). Ketika tractus spinothalamicus lateralis naik melalui medulla oblongata, tractus ini terletak dekat permukaan lateral serta di antara nucleus olivarius inferior dan nucleus tractus spinalis nervus trigeminus. Disini, tractus spinothalamicus anterior dan tractus spinotectalis; ketiganya bersama-sama akan membentuk lemnicus spinalis (Snell, 2006). Lemnicus spinalis terus berjalan ke atas melalui bagian posterior pons. Di dalam mesenchepalon, lemniscus terletak dalam tegmentum di lateral lemniscus medialis. Banyak serabut tractus spinothalamicus lateralis berakhir dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga

di dalam nucleus ventroposterolaterali thalami. Hal ini diduga bahwa disini terjadi apresiasi sensai nyeri dan suhu serta dimulainya reaksi emosional (Snell, 2006). Akson-akson neuron tingkat ketiga di dalam nucleus ventroposterolateral thalami berjalan melalui crus posterior capsula interna dan corona radiata untuk mencapai area somesthesia di gyrus paracentralis posterior cortex cerebri. Setengah bagian kontralateral tubuh diwakili secara terbalik, yaitu dengan tangan dan mulut terletak di inferior serta tungkai terletak di superior, serta kaki dan regio anorectalis pada permukaan medial hemispherium. Dari sini, informasi diteruskan ke area-area lain di cortex cerebri untuk digunakan oleh area motorik dan asosiasi parietalis. Peran cortex cerebri adalah menginterpretasikan kualitas informasi sensorik pada tingkat kesadaran (Snell, 2006).

Daftar Pustaka Snell, Richard S. 2006. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai