Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menetapkan visi pendidikan nasional dalam mewujudkan
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi Departemen
Pendidikan Nasional adalah: (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat
Indonesia; (2) meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di
tingkat nasional, regional, dan internasional; (3) meningkatkan relevansi
pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global; (4) membantu
dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (5)
meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (6) meningkatkan
profesionalitas dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global; dan (7) mendorong peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejalan dengan Visi dan Misi Depdiknas tersebut di atas, maka sebagai acuan
dasar dalam rangka pengembangan Rencana Strategis Pengembangan dan
Pembinaan Pendidikan Dasar dan Menengah 2005–2009, Ditjen Manajemen
Dikdasmen merumuskan Visi dan Misi sebagai berikut:

Visi Ditjen Manajemen Dikdasmen adalah: ”Mewujudkan pendidikan bermutu


untuk kehidupan yang cerdas atas dasar kepribadian dan akhlak mulia bagi
seluruh anak bangsa”. Dari visi dimaksud, kemudian disusun misi Ditjen
Manajemen Dikdasmen yang meliputi:
1. meningkatkan akses masyarakat untuk pendidikan dasar dan menengah
2. membantu/membimbing satuan pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan
menengah untuk memberikan pelayanan pendidikan bermutu
3. menjalin kerjasama yang efektif dan produktif dengan pemerintah daerah
dan masyarakat dalam pengembangan dan pembinaan pendidikan dasar dan
menengah yang bermutu
4. membantu pemerintah daerah menyediakan sarana dan prasarana belajar
pendidikan bermutu
5. melakukan inovasi dalam mengembangkan sistem penyelenggaraan
pendidikan bermutu dan ekuntabel
6. merintis pengembangan lingkungan sekolah sebagai pusat pengembangan
budaya (a centre for cultural development)
7. mengembangkan sistem pelayanan khusus untuk peserta yang berada dalam
konteks sosial, ekonomi, dan kondisi geografis khusus.

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 1-13
Direktorat Pembinaan SMA sebagai bagian integral dari Direktorat Manajemen
Dikdasmen, dituntut untuk dapat berperan aktif dalam merealisasikan tujuan
pendidikan nasional tersebut di atas, sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi
sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No. 14/2005, yang dinyatakan
bahwa Direktorat Pembinaan SMA mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan
evaluasi di bidang pembinaan sekolah menengah atas, maka salah satu program
yang telah mulai dilaksanakan sejak tahun 2007 adalah mengembangkan progam
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.

Sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Th. 2003 Bab XIV Ps. 50 ayat (5)
dinyatakan bahwa, Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan
pendidikan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.
Hal ini didukung pula oleh prinsip penyelenggaraan pendidikan seperti yang
tercantum pada UU RI No. 20 Th. 2003 Bab III Ps. 4 ayat (1), yang menyatakan
bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Kemudian pada Bab X Ps.
36 ayat (2) yang dinyatakan Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah dan peserta didik, dan pada ayat (3) menyatakan Kurikulum
disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Indonesia dengan memperhatikan: a) peningkatan iman dan takwa; b)
peningkatan ahlak mulia; c) penigkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta
didik; d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; e) tuntutan pembangunan
daerah dan nasional; f) tuntutan dunia kerja; g) perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; h) agama; i) dinamika perkembangan global;
dan j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Kebijakan Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal juga ditekankan pada PP RI No. 19 Tahun 2005 Ps. 14
ayat (1), (2), dan (3).

Sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan


dan potensi daerah dalam penyelenggaraan pendidikan, Direktorat Pembinaan
SMA telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan diantaranya program
pengembangan Pendidikan Berbasis Luas (Broad Based Education/BBE)
Kecakapan Hidup (Life Skill/LS) di sejumlah SMA yang dilaksanakan pada tahun
2003 dan 2004, dan pada tahun 2006 melaksanakan rintisan Pengembangan
Sekolah Berwawasan Keunggulan Lokal Kelautan di 100 SMA, yang dilaksanakan
melalui kerjasama dengan Departemen Kelautan.

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pengembangan program BBE-LS dan


Sekolah Berwawasan Keunggulan Lokal Kelautan tersebut di atas, menunjukkan
hasil yang belum optimal dan tidak berkesinambungan. Hal tersebut disebabkan
karena kedua program tersebut pembelajarannya lebih ditekankan pada
keterampilan vokasional. Selain itu, penyelenggaraan programnya pun tidak
terkait/terintegrasi dengan mata pelajaran yang ada di SMA tetapi dilaksanakan
secara mandiri, sehingga ketika dana bantuan block grant tidak ada lagi maka
kedua program itupun tidak berlanjut pelaksanaannya.

Mengacu pada pengalaman empiris tersebut di atas, Direktorat Pembinaan SMA


menetapkan kebijakan pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 2-13
dilaksanakan secara terintegrasi pada mata pelajaran yang relevan, sebagai
bagian integral dari keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan. Hal dimaksud sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PP No.
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada BAB III tentang Standar Isi
pasal 14 ayat (1) yang dinyatakan bahwa untuk SMA/MA/SMALB atau bentuk lain
yang sederajat dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal; dan
ayat (2) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari
pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan
kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok
mata pelajaran estetika atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olah
raga dan kesehatan; dan ayat (3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat
diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari
satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

Untuk itu, diperlukan adanya program penyelenggaraan Pendidikan Berbasis


Keunggulan Lokal (PBKL) yang diselenggarakan secara komprehensif dan
berkelanjutan. Program ini merupakan salah satu upaya positif bagi dunia
pendidikan kita dimana sekolah diberikan kesempatan untuk membekali peserta
didik tentang pengetahuan dan sikap menghargai sumberdaya dan potensi yang
ada di lingkungan setempat, serta mampu menggali dan memanfaatkannya untuk
dapat digunakan sebagai bekal kehidupan yang akan dijalaninya di masa yang
akan datang.

Kebijakan Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal ini juga sangat


relevan dengan kondisi wilayah negara Indonesia yang sangat luas dan memiliki
beraneka ragam potensi serta sumber daya yang dapat dikembangkan secara
maksimal dan menjadi keunggulan lokal daerah masing-masing.

B. Tujuan

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL disusun dengan


tujuan:

1. Menyamakan persepsi tentang substansi program kerja sekolah sasaran


rintisan PBKL
2. Menyamakan arah pengembangan program kerja sekolah dalam pelaksanaan
rintisan PBKL
3. Sebagai acuan sekolah dalam menyusun program kerja yang operasional dan
realistis sesuai profil sekolah PBKL dan kondisi sekolah

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan adalah sekolah dapat menyusun program rintisan PBKL
untuk 3 tahunan (dimulai dari tahun 2007 s.d. 2009) dan program kerja
operasional tahun 2008 sesuai dengan prosedur, ruang lingkup, kerangka program
dan jadwal yang telah ditetapkan untuk mencapai kondisi sekolah PBKL.

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 3-13
BAB II
PROGRAM KERJA SEKOLAH

A. Prinsip-Prinsip Penyusunan Program Kerja


Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun program kerja sekolah
rintisan PBKL adalah sebagai berikut:
1. Disusun secara sistematik, realistik dan operasional
2. Memuat hasil penelusuran dan analisis potensi daerah/lingkungan
3. Sinergi dengan rencana strategis (renstra) sekolah
4. Mudah dibaca dan dipahami
5. Disusun bersama oleh warga sekolah yang mencakup kepala sekolah, guru,
tata usaha, komite sekolah, perwakilan peserta didik (OSIS) dan pengurus
yayasan (sekolah swasta)
6. Memuat semua informasi yang dibutuhkan terkait dengan pencapaian tujuan
sekolah rintisan PBKL dengan mengacu pada hasil inventarisasi kondisi yang
dilakukan oleh sekolah
7. Memuat rencana kegiatan dan tahapan pelaksanaan semua program
8. Mencantumkan kebutuhan dana, sumber dana dan penggunaannya
9. Mencantumkan identitas penyusun (sekolah)
10. Menyertakan lampiran yang berisi rincian data yang diperlukan, termasuk
hasil inventarisasi kondisi yang dilakukan oleh sekolah

B. Ruang Lingkup Program Kerja


Salah satu persyaratan sekolah rintisan PBKL adalah wajib menyusun program
kerja sekolah yang terkait dengan upaya pelaksanaan kegiatan PBKL. Pada
dasarnya program kerja rintisan PBKL tersebut merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari program kerja sekolah yang telah ada. Oleh karena itu
penyusunannya tetap mengacu pada renstra (rencana strategis) sekolah, dan
program kerja tahunan yang telah disusun oleh sekolah. Sedangkan target
pencapaiannya mengacu pada profil sekolah rintisan PBKL.
Substansi program kerja sekolah PBKL disusun mengacu pada hasil inventarisasi
kondisi yang dilakukan oleh sekolah. Program kerja yang disusun pada tahun
2008 memuat dua bagian utama yaitu program 3 tahunan (2007-2009) dan
program kerja operasional tahun 2008.

Penetapan
Sekolah Rintisan Kondisi Riil Analisis Profil SMA
PBKL Kesenjangan PBKL

Program 3
Tahunan

Program Kerja Program Kerja Program Kerja


Operasional Operasional Operasional
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 4-13
Penjelasan Alur/Bagan Proses Penyusunan Program Kerja PBKL

1. Analisis Kondisi Riil dan Kesenjangan (Hasil Inventarisasi Kondisi oleh Sekolah)

Kegiatan analisis kondisi dan analisis kesenjangan dilakukan melalui kegiatan


inventarisasi kondisi oleh sekolah berdasarkan instrumen yang telah disiapkan oleh
Dit. Pembinaan SMA. Tujuan dari kegiatan inventarisasi kondisi adalah untuk
memotret kondisi nyata sekolah dengan menggunakan intrumen inventarisasi
kondisi yang disusun berdasarkan profil sekolah rintisan PBKL. Hasil dari verifikasi
adalah data tentang ketersediaan sumberdaya sekolah secara kualitas dan/atau
kuantitas sesuai profil sekolah rintisan PBKL. Berdasarkan hasil analisis
kesenjangan antara kondisi nyata dan profil sekolah rintisan PBKL maka dihasilkan
sejumlah rekomendasi bagi sekolah tentang sumberdaya yang belum tersedia di
sekolah. Rekomendasi inilah yang digunakan oleh sekolah untuk menyusun program
kerja sekolah rintisan PBKL.

2. Program dan Pembiayaan 3 Tahunan dan Tahunanan

Program jangka panjang rintisan PBKL pada dasarnya merupakan pembabakan


kegiatan per tahun selama 3 tahun mengacu pada hasil inventarisasi kondisi yang
dilakukan oleh sekolah. Program jangka panjang rintisan sekolah PBKL harus dapat
menjelaskan secara rinci tentang aspek-aspek mutu yang ingin dicapai, kegiatan
yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, kapan dan dimana
dilaksanakan. Program jangka panjang sekurang-kurangnya memuat informasi
tentang visi, misi, tujuan dan sasaran (8 standar nasional pendidikan sesuai hasil
verifikasi) dan jenis kegiatan yang dijabarkan dalam 3 tahun.

Penentuan skala prioritas program per tahun anggaran didasarkan antara lain
pada:
a. Program kerja harus terukur. Program dalam bentuk kegiatan seperti
workshop, rapat dan sejenisnya hasil akhir yang diperoleh berupa laporan
kegiatan yang memuat proses kegiatan dan hasil yang dicapai. Sedangkan
program dalam bentuk produk seperti modul, silabus, media pembelajaran dan
sejenisnya hasil akhir yang diperoleh berupa jenis dan jumlah produk.
b. Berkaitan langsung dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis keunggulan
lokal dan didukung dengan biaya yang efisien
c. Apabila salah satu program memerlukan biaya yang relatif besar tetap
diprioritaskan untuk kegiatan yang terkait langsung dengan pelaksanaan
pembelajaran berbasis keunggulan lokal, misalnya melengkapi buku
perpustakaan, pengembangan media/bahan ajar oleh guru, pemanfaatan TIK
untuk pembelajaran berbasis keunggulan lokal
d. Kegiatan dapat diprogramkan selesai hanya dalam satu tahun, dua tahun atau 3
tahun sesuai dengan tuntutan keberlanjutan program tersebut

Program kerja operasional sekolah rintisan PBKL tahun 2008 berisi kegiatan-
kegiatan yang harus dilaksanakan sekolah untuk mendukung pelaksanaan rintisan
PBKL yang kegiatannya ditetapkan berdasarkan skala prioritas selama tahun
pelajaran 2008/2009 terhitung mulai Juli 2008-Juni 2009. Sumber pembiayaan
untuk mendukung pelaksanaan program kerja operasional dapat menggunakan
dana block grant dan/atau sumber-sumber lain (baik yang berasal dari pemerintah
daerah maupun swadaya). Contoh program kerja dan pembiayaan terlampir (3
tahun dan tahunan).

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 5-13
C. Penggunaan Dana Block Grant

Kegiatan-kegiatan yang dapat dibiayai melalui dana block grant sebesar Rp. 100 Juta/
sekolah mencakup kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan Utama Pengembangan Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal


(sekurang-kurangnya 90,00 % dari total bantuan dana)

Pembiayaan pelaksanaan kegiatan utama dalam rangka pemenuhan standar


kategori mandiri di prioritaskan untuk:
a. Pemenuhan Standar Isi dan SKL
 Analisis program keunggulan lokal (1.1.4)
 Penjabaran potensi/keunggulan daerah/lokal menjadi SK, KD atau materi
pembelajaran pada mata pelajaran yang relevan (1.3.4)
 Penyempurnaan silabus untuk 8 MP (Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, Bhs.
Inggris, Keterampilan dan Muatan Lokal) (1.3.5)
b. Pemenuhan Standar Proses
 Penyusunan RPP (2.1.2)
 Pengembangan bahan ajar/modul dalam bentuk cetakan untuk 8 mata
pelajaran (2.1.4)
 Pengembangan bahan ajar/modul berbasis TIK 8 mata pelajaran (2.1.5)
 Penyusunan program pembimbingan/layanan konsultasi akademik san non
akademik (2.1.8)
c. Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
 Peningkatan kemampuan tenaga pendidik (3.1.5)
 Bantuan tenaga ahli/guru SMK/Dosen (guru tamu dalam rangka
penyelenggaraan pembelajaran PBKL (3.1.8)
 Pemenuhan/penyesuaian tenaga pendidik untuk program PBKl yang
mempunyai kualifikasi keahlian dan Kompetensi sesuai dengan bidang PBKL
(3.1.3)
d. Pemenuhan Standar Sarana
 Melengkapi sarana perpustakaan (4.2.2)
 Melengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK (4.6.3.b)
 Penyusunan program pemberdayaan/pemanfaatan/optimalisasi sarana dan
prasarana pendukung PBKL (4.8.2)
 Melengkapi fasilitas olah raga
 Dilengkapi ruangan multimedia
 Dilengkapi ruangan seni budaya
 Dilengkapi ruangan UKS
e. Pemenuhan Standar Pengelolaan
 Penyusunan program kerjasama dengan satuan pendidikan formal lain atau
lembaga pendidikan non formal dalam rangka penyelenggaraan PBKL
(5.1.3, 5.3.4, 5.4.2)
 Penyusunan panduan penyelenggaraan PBKL (5.2.5)
 Penyusunan panduan pembelajaran dan penilaian PBKL di sekolah (5.2.7)
 Penyusunan panduan pelaksanaan penelusuran dan analisis potensi dan
keunggulan daerah (5.2.8)
 Penyusunan panduan penetapan jenis program PBKL (5.2.9)
 Penyusunan panduan dan perangkat penelusuran bakat, minat melalui
penugasan Tim PBKL (5.2.10)
 Penyusunan panduan pemilihan jenis program PBKL (5.2.11)
 Peningkatan pengelolaan sistem informasi manajemen sekolah berbasis TIK
(5.8.1, 5.8.2.a, 5.8.2.b, 5.8.3)
Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 6-13
f. Pemenuhan Standar Penilaian
 Penyusunan perangkat penilaian/bahan ujian (7.1)
 Analisis daya serap soal UN (7.3.3)
 Penyusunan program tindak lanjut/program pembimbingan peserta didik
untuk menghadapi UN (7.3.4)
 Penyusunan program remedial

Catatan:
Pembiayaan kegiatan tersebut di atas diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kegiatan dalam bentuk pertemuan seperti workshop, rapat kerja dan
sejensinya, komponen yang dapat dibiayai meliputi:
 Transport ke lokasi
 Konsumsi kegiatan pertemuan
 Pembelian buku referensi yang terkait dengan kegiatan pengembangan
program sekolah kategori mandiri
b. Kegiatan dalam bentuk pembuatan/penyusunan produk seperti bahan ajar
berbasis TIK, modul/hand out, silabus dan sejenisnya dibiayai per jenis produk
yang disusun.

2. Kegiatan Manajemen (maksimum 10,00 % dari total bantuan dana)

Pembiayaan untuk kegiatan manajemen dalam rangka penyelenggaraan program


rintisan pendidikan berbasis keunggulan lokal antara lain untuk kegiatan:
a. Peningkatan kesiapan dan dukungan internal dalam keseluruhan proses
penyelenggaraan program rintisan PBKL (8.1.1, 8.1.2)
b. Peningkatan dukungan eksternal dalam keseluruhan proses penyelenggaraan
program rintisan PBKL (8.2.1, 8.2.2, 8.2.3)
c. Penyusunan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan pembiayaan
program rintisan PBKL

Catatan:
Kegiatan yang dapat dibiayai untuk mendukung kegiatan tersebut di atas meliputi:
a. Transport ke lokasi
b. Konsumsi kegiatan pertemuan

Format perincian biaya terlampir

Disamping ketentuan di atas, dana block grant tidak dibenarkan untuk hal-hal yang
tidak sesuai dengan tujuan pemanfaatannya seperti:

a. Korupsi, manipulasi, pemberian upeti, atau pemotongan dalam bentuk apapun,


dengan alasan apapun, oleh siapapun, sehingga dana block grant dapat
diterima secara utuh.
b. Membiayai kegiatan bimbingan belajar atau belajar tambahan, pra UMPTN
yang biasa dilakukan di luar jam sekolah.
c. Pemberian bea siswa.
d. Simpan pinjam.
e. Tambahan gaji guru/karyawan.
f. Investasi, misalnya untuk membeli ternak dengan maksud meraih keuntungan,
dan sebagainya.
g. Perjalanan dinas yang tidak berkaitan langsung dengan program/kegiatan block
grant.
h. Membiayai kegiatan di luar program kerja yang sudah disepakati.
i. Dibungakan
j. Membeli pakaian seragam guru dan pegawai.

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 7-13
D. Kerangka Program Kerja

Program kerja sekolah rintisan PBKL harus disusun secara sistematik dan mencakup
berbagai komponen yang diperlukan yaitu program jangka panjang, program tahunan
dan pendanaan (sumber dan jumlah dana) dalam kerangka program kerja sebagai
berikut:

1. Cover
2. Kata Pengantar dan Daftar Isi
3. Identitas Sekolah dan Kepala Sekolah
4. Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan, Hasil yang Diharapkan)
5. Analisis Kondisi (Hasil inventarisasi kondisi oleh sekolah)
6. Program 3 tahunan (Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan kegiatan untuk 3 tahun). Format
lihat lampiran 1.
7. Program Kerja Tahun 2008 (aspek dan uraian kegiatan, tanggal pelaksanaan, unsur
yang terlibat, tujuan kegiatan, hasil kegiatan dan sumber dana). Format lihat
lampiran 2.

Contoh program kerja jangka panjang pada lampiran 3 dan contoh program tahunan
pada lampiran 4.

Guna mendukung kelengkapan informasi, maka program kerja sekolah harus


dilengkapi/dilampiri dengan :
1. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte
pendirian yayasan (bagi sekolah swasta)
2. Fotocopy surat keputusan Komite Sekolah
3. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status Kepala
Sekolah yang definitif
4. Fotocopy rekening atas nama sekolah (ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan
bendaharawan) yang sudah dilegalisir (stempel asli) oleh Bank yang bersangkutan
5. Data LNS

E. Alur Kegiatan

Alur kegiatan penyusunan program kerja sekolah rintisan PBKL adalah sebagai berikut:

Evaluasi Program Analisis Hasil Analisis Kebutuhan


PBKL TP 2007/2008 Evaluasi Program dan Program Sekolah TP
Potensi Lingkungan 2007/2008

Penyepakatan Penyusunan Program


Program Kerja antara Kerja Sekolah TP
sekolah dg Dit PSMA 2007/2008

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 8-13
F. Sinkronisasi dan Penyempurnaan Program Kerja

Sinkronisasi merupakan kegiatan pengkajian program kerja sekolah PBKL secara


bersama-sama antar sekolah dan Dit. Pembinaan SMA terhadap substansi program kerja
dalam rangka untuk menyelaraskan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dit.
Pembinaan SMA. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, kemudian sekolah melakukan
penyempuraan program kerjanya sesuai dengan hasil yang telah disepakati pada saat
pengkajian.

Sinkronisasi dan penyempurnaan program kerja 100 SMA rintisan PBKL dilakukan oleh
Dit. Pembinaan SMA pada tanggal 2 –6 Juni 2008 di Hotel Safari Garden Cisarua. Tujuan
dari kegiatan tersebut adalah menyamakan persepsi dan substansi program kerja sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan Dit. Pembinaan SMA.

Strategi pelaksanaan sinkronisasi dan penyempurnaan program kerja SMA Rintisan PBKL
sebagai berikut:
1. Sekolah menyerahkan naskah program kerjanya tanggal 2 Juni 2008 pada saat
registrasi kegiatan Sinkronisasi dan Penyempurnaan Program Kerja di Hotel Safari
Garden Cisarua
2. Naskah program kerja kemudian dikaji oleh Tim Fasilitator dari Dit. Pembinaan SMA
mengacu pada Pedoman Penyusunan Program Kerja dan hasil inventarisasi kondisi
yang dilakukan oleh sekolah
3. Hasil pengkajian didiskusikan dengan Kepala Sekolah dan Penanggung Jawab PBKL
untuk menghasilkan kesepakatan tentang substansi program kerjanya
4. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut, sekolah menyempurnakan program
kerjanya
5. Materi sinkronisasi meliputi:
a. Kelengkapan data Identitas Sekolah dan Nomor Rekening
b. Hasil evaluasi program kerja tahun pelajaran 2006-2007
c. Program Jangka Panjang (Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan kegiatan untuk 3 tahun)
d. Substansi program kerja tahun 2008
 Kesesuaian antara program jangka panjang (3 tahun) dengan program kerja
sekolah tahun 2008
 Mengacu pada hasil verifikasi yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi
 Rasional baik secara kualitas dan kuantitas
 Mendukung percepatan pencapaian kategori mandiri
e. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
 Sesuai dengan ketentuan penggunaan dana
 Rasional baik secara kualitas dan kuantitas
 Sesuai dengan kuota dana yang telah ditetapkan (Rp. 100.000.000,00)
f. Kelengkapan data pendukung program kerja sekolah

G. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Program Kerja

1. Substansi Program Kerja


a. Komponen kegiatan pada Program kerja 3 tahunan (2007–2009) dan program
operasional tahun 2008 harus menggambarkan upaya pemenuhan 8 SNP dan
PBKL.
b. Program kerja 3 tahunan dan program kerja operasional tahun 2008 harus
disusun secara komprehensif sesuai dengan tuntutan profil PBKL.
Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 9-13
c. Fokus substansi program kerja:
 Peningkatan Dukungan Internal dan eksternal melalui sosialisasi/ koordinasi
dan sinkronisasi program PBKL
 Pemenuhan Standar Isi, SKL, Standar Proses mencakup: penyiapan KTSP,
RPP, bahan ajar (cetakan dan TIK), rintisan pengelolaan pembelajaran
efektif (berbasis TIK, moving class, layanan akademik, remedial
berkelanjutan, dan lain-lain)
 Pemenuhan Standar Sarana diprioritaskan pada pemenuhan media
pembelajaran dan pembenahan perpustakaan berbasis TIK/ICT. Untuk
sarana lain disesuaikan dengan kebutuhan sekolah
 Pemenuhan Standar Ketenagaan mencakup: peningkatan kemampuan guru
mata pelajaran dalam Pengembangan silabus, penyiapan perangkat
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian (tatap muka dan
non tatap muka), pemanfaatan perpustakaan dan layanan akademis
 Pemenuhan Standar Penilaian mencakup: analisis daya serap hasil UN dan
program bimbingan belajar, penyiapan perangkat penilaian dan bahan ujian
(reguler dan remedial)
 Pemenuhan Standar Pembiayaan mencakup: penyusunan RKAS dan upaya
penggalian berbagai sumber
 Pemenuhan Standar Pengelolaan, mencakup: penyusunan berbagai
panduan, dan peningkatan sistem informasi manajemen sekolah

2. Sistematika Penyusunan Program Kerja


a. Penomoran Aspek dan Uraian Kegiatan pada Program Kerja dan RAB, harus
sama dengan nomor Indikator/Aspek pada Profil PBKL
b. Kegiatan dalam Program Kerja dan RAB, merupakan pengembangan dari
Indikator/Aspek pada Profil PBKL
c. Kegiatan dikelompokkan dalam dua jenis kegiatan
 Kegiatan yang sifatnya berkelanjutan dan harus diprogramkan setiap
tahun, seperti: upaya pemenuhan standar isi, SKL, proses, ketenagaan
(peningkatan kualitas), penilaian, pengelolaan dan pembiayaan
 Kegiatan yang bersifat tuntas pertahun, seperti: pemenuhan jumlah guru
dan sarana pendidikan
d. Penentuan Sasaran/Target
Terukur dan sesuai dengan kesiapan/daya dukung yang tersedia di sekolah,
sebagai contoh:
 Jml. MP disesuaikan dg. PS yg diselenggarakan di sek ( 2 PS– 16/18MP, 3 PS–
22/26 MP)
 Jumlah naskah yang disusun (RPP dan bahan ajar), disesuaikan dengan
kesiapan tenaga pendidik di sekolah yang bersangkutan.
 Penetapan SSR naskah per tahun dihitung secara kumulatif.

3. Penyusunan RAB-BG
a. Kegiatan yang dibiayai melalui dan block grant adalah kegiatan yang secara
khusus dimaksudkan untuk persiapan penyelenggaraan SKM/SKS (dalam file
berwarna merah)
b. Kegiatan yang bersifat rutin (pelaksanaan sistem paket) dibiayai melalui dana
sekolah/lain-lain
c. Unit Cost yg ditetapkan sifatnya maksimum
d. Kegiatan workshop 3 Kali (dengan jenis pengeluaran konsumsi) dimaksudkan
untuk:
 Peningkatan pemahaman/kemampuan guru MP/BK dlm melaksanakan
pekerjaan yang ditugaskan kepada yang bersangkutan
 Pembahasan draf dan presentasi hasil tugas.
Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 10-13
(Sekolah dapat mengurangi kuantitas pertemuan yang dibiayai melalui BG
dengan catatan setiap tahap proses tersebut harus tetap dilaksanakan).
e. Boleh menganggarkan pembelian sarana TIK (Laptop, LCD, Server) dan
Pengembangan Jaringan LAN dan Website, Leaflet/Booklet

4. Target Pemantapan Program Kerja


a. Menyempurnakan Progker 3 tahun dan tahun 2008 serta RAB- BG
b. Direktorat sudah menyediakan File Progker dan RAB-BG, sebagai acuan bagi
sekolah untuk proses penyempurnaan.
c. Hasil penyempurnaan dicetak sebanyak 2 Eks, ditandatangani oleh: Kasek, PJP
dan Fasilitator dan dibubuhi stempel sekolah.

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 11-13
Lampiran 1. Contoh format program kerja jangka panjang (3 tahun)

PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG (3 TAHUN)


SEKOLAH RINTISAN PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PERIODE 2007-2009
SMAN ..................................

URAIAN KEGIATAN TAHUN


NO. KOMPONEN KEGIATAN SASARAN
(DISESUAIKAN DENGAN HASIL VERIFIKASI) 2007 2008 2009

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 12-13
Lampiran 2. Contoh format program kerja operasional dan pembiayaan rintisan pendidikan berbasis keunggulan lokal

PROGRAM KERJA OPERASIONAL DAN PEMBIAYAAN


SEKOLAH RINTISAN PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
TAHUN ANGGARAN 2008
SMAN ..................

UNSUR YG TERLIBAT HASIL KEGIATAN SUMBER DANA


ASPEK DAN URAIAN TGL TUJUAN
NO SEKOLAH BLOCK GRANT LAINNYA
KEGIATAN PELAKSANAAN JABATAN PERAN KEGIATAN URAIAN OUT PUT JUMLAH
(Rp) (Rp) (Rp)

Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah Rintisan PBKL


2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas 13-13

Anda mungkin juga menyukai