Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri ,kepribadian , kecerdasan ,akhlak mulia , serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat , bangsa , dan negara. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.

Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia.

Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai. Dalam abad 21 ini dunia pendidikan di Indonesia masih mengalami tiga masalah besar, yaitu tidak meratanya akses pendidikan, kompetensi guru yang masih jauh dari harapan, dan mutu pendidikan yang masih rendah (Muhaimin, 2001). Kenyataan ini juga pernah dilaporkan oleh UNESCO pada tahun 2005 bahwa mutu pendidikan di Indonesia menduduki peringkat 10 dari 14 negara berkembang di kawasan Asia Pasifik (Aruan, 2010). Dengan kenyataan tersebut dikhawatirkan Indonesia akan gagal dalam kancah bertarungan bebas APEC yang dimulai pada tahun 2010 ini dan dalam menghadapi pasar bebas pada tahun 2020. Terlebih lagi pembelajaran mata pelajaran yang sangat dekat dengan teknologi, yaitu sains (kimia, fisika, dan biologi). Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pembelajaran sains mengharuskan para guru sains meningkatkan kemampuan dan mengembangkan keahliannya.

Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta persaingan global tersebut, peran sains semakin strategis sebagai landasan dalam pengembangan teknologi oleh karena tugas guru semakin kompleks dan menantang, karena dituntut untuk selalu mengembangkan kemampuan baik secara individu maupun kelompok. Peranan guru sains dalam era globalisasi dan perkembangan IPTEK sangat besar, terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi. Guru sains merupakan subyek utama dalam pendidikan dasar dan menengah harus mampu mengoptimalkan strategi dan pendekatan pembelajaran yang berbasis sains dan teknologi. Kaitannya dengan pembelajaran , menurut Moore et al (2005)terdapat tiga istilahyang biasa dihubungkan dengan prosedur kegiatan belajar mengajar yakni pendekatan ,metode , dan tehnik atau strategi.Pendekatan merupakan seperangkat asumsi , prinsip , dan sistematika konsep secara utuh dan menyeluruh untuk menyiasati pencapaian tujuan pembelajaran. Metode merupakan

seperangkat konsep yang disusun secara prosedural guna mencapai kompetensi khussu. Sementara tehnik atau strategi merupakan pola kegiatan belajar mengajar yang disusun secara sistematis sesuai pokok bahasan dan fokus pembelajaran secara kontekstual sesuai dengan kondisi , situasi , tempat peristiwa kegiatan belajar itu berlangsung Guru perlu menerapkan strategi pembelajaran dengan pendekatan tertentu ,menggunakan media pembelajaran, untuk memotivasi siswa agar tujuan pembelajaran yang di harapkan dapat tercapai. Hal ini merupakan implementasi teori Bloom yang mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil

belajar,

yaitu

kemampuan

kognitif,motivasi

berprestasi

dan

kualitas

pembelajaran. menurut Dryden dan Vos (1995)dalamSutrisno(2011) dalam pelaksanannya guru perlu memahami gaya belajar siswa yang pada umumnya ada tiga macam yaitu visual, auditorial , dan kinestetik . Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia sekarang ini salah satunya masih lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran masih banyak berpusat pada guru yaitu teacher centered siswa kurang

partisipasi dan guru dalam pembelajaran belum menggunakan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik dari materi atau bahan ajar yang akan disajikan. Pembelajaran diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi. Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia yang selama ini hanya berfungsi membekali para siswa dengan pemahaman terhadap materi pelajaran saja perlu mengalami perubahan. Guru sebagai fasilitator, motivator, administrator dalam proses pembelajaran harus mampu menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi atau bahan ajar . Dan juga harus mampu menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik materi tesebut . Ada beberapa permasalahan dalam pembelajaran sains di Indonesia antara lain; meski banyak pelajar Indonesia yang memenangi berbagai olimpiade matematik dan sains sangat membanggakan, namun seharusnya pendidikan tidak hanya mengasah kemampuan siswa demi mengikuti kompetisi, tapi juga kualitas dan akses pendidikan secara keseluruhan. Sebagai tambahan berdasarkan hasil

survei bahwa kualitas pendidikan di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara Asia lain, apalagi di tingkat dunia. Tabel 1.1 Data PISA (Program for International Student Assesment)2009 NEGARA INDONESIA MEMBACA 402 NO MATEMATIKA 61 371 NO SAINS 61 383 NO 60

Berdasarkan pada informasi diagnostik yang diberikan oleh PISA (Program for International Student Assesment) bahwa kelemahan peserta didik usia 15 dalam konteks membaca, matematika dan sains, merefleksikan kelemahan proses pendidikan di Indonesia (Firman, 2006). Kemampuan sains yang lemah merupakan salah satu temuan hasil studi komperatif yang dilakukan oleh PISA/Program for International Student Assesment (Firman, 2006). Sedangkan menurut data TIMSS (Trends in International Mathematic and Sciences Study) tahun 2009 menginformasikan bahwa Indonesia berada di peringkat 10 besar terbawah dari 65 negara peserta PISA yaitu Membaca(57), Matematika (61) dan Sains (60). Dengan predikat ini bisa mencerminkan bagaimana sistem pendidikan di Indonesia yang sedang berjalan saat ini. Keterlibatan Indonesia mengikuti PISA dan TIMSS adalah dalam upaya melihat sejauh mana program pendidikan di negara kita dibanding dengan negara-negara berkembang dan negara negara maju pada patokan level kemampuan yang ditetapkan secara internasional dalam kemampuan membaca, kemampuan matematika dan kemampuan sains.

Rendahnya kemampuan sains siswa Indonesia diprediksi karena peserta didik yang hanya mempelajari sains sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan

hukum. Keadaan tersebut diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi tes / ujian. Akibatnya sains sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Secara faktual masalah kualitas pembelajaran sains tersebut juga terjadi di SMAN 1 Pacitan . Berdasarkan observasi hasil prestasi siswa khususnya ratarata nilai ulangan harian biologi masih di bawah KKM, hal ini dikarenakan guru biologi belum maksimal menggunakan media pembelajaran dan masih

cenderung menggunakan metode ceramah sehingga fokus pembelajaran hanya terpusat pada guru (Teacher centered), dan kurang ada partisipasi siswa yang berarti, dan ini menunjukkan bahwa pembelajaran sains di SMA khususnya di Pacitan, masih dilakukan secara verbalistis dengan ceramah, tanpa

mempertimbangkan aspek visual pada konsep sains yang ada, dan juga belum semuanya bersifat konstruktivis yaitu pembelajaran yang menggali pengetahuan dan pemahaman awal siswa terhadap konsep tertentu. Materi pembelajaran kurang dikaitkan dengan lingkungan sehari-hari siswa sehingga pembelajaran cenderung tektual,akibatnya pembelajaran banyak didominasi oleh guru sedangkan siswa pasif dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Dampaknya siswa cenderung bosan , sulit memahami konsep dan menganggap pelajaran biologi terlalu sulit. Kondisi tersebut di dukung oleh rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran biologi. Hasil belajar biologi kelas X nilai ulangan siswa masih rendah (nilai di bawah standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah).

Tabel 1.2 : Data Nilai biologi Materi Animalia (vermes )Kelas X semester 2 SMAN 1 Pacitan tahun pelajaran 2009/2011 Jumlah % Siswa % Siswa Siswa yang yang Kelas KD KKM mendapat mendapat Kelas X nilai KKM nilai < KKM

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

3.4

75

28 28 28 28 28 28 28 28 28

75 82 75 65 72 75 68 72 68 64

25 18 25 35 28 25 32 28 32 36

Rata-rata

75

252

Sumber:Daftar Nilai Guru tahun 2009/2010 Di dalam pembelajaran biologi seringkali siswa mengeluh tentang kesulitannya memahami konsep konsep biologi, terutama istilah-istilah biologi menggunakan bahasa latin. Untuk memecahkan permasalahan tersebut perlu dicarikan jalan keluarnya bagaimana supaya siswa mampu memahami dan mendefinisikan istilah- istilah tersebut dengan bahasanya sendiri yang baik dan benar sehingga dapat mudah untuk memahaminya. Berdasarkan permasalahan pembelajaran biologi yang ada di kelas X SMAN 1 Pacitan tersebut, maka perlu segera dicari solusi atau cara

pemecahanya dengan cara mengembangkan alternatif strategi pembelajaran yang bersifat kontekstual, karena pembelajarannya dapat mengkaitkan dalam dan juga dengan

kehidupan sehari-hari dengan situasi kehidupan nyata

mengembangkan media pembelajaran yang menarik khususnya flipchart dan video. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu berhasilnya proses pembelajaran dikelas. Strategi pembelajaran merupakan teknik

pelaksanaan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dengan langkahlangkah yang sudah tertentu. Adapun yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memberikan variasi pada proses pembelajaran adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkanya dengan situasi kehidupan dunia nyata sehingga mendorong siswa utuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Model pembelajaran CTL diprediksi kuat dapat meningkatkan prestasi belajar dikarenakan beberapa alasan diantaranya, 1).CTL memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan seharihari untuk menemukan makna; 2).CTL memperluas konteks kehidupan pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan merangsang

otak guna menjalin hubungan baru untuk menemukan makna baru (johnson, 2002) Model pembelajaran CTL akan efektif manakala dikombinasikan dengan media yang sesuai terutama flipchart dan video. Association For Educational Communication and Technologi (AECT, 1997), mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Berbeda dengan pendapat Briggs (1985) yang mengatakan bahwa media pembelajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran, termasuk didalamnya buku, videotape, slide suara, suara guru, tape recorder, modul atau salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Guru sebaiknya menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai metode, model dan media, tujuan serta relavan dengan karakteristik materi pembelajaran tersebut. Pembelajaran biologi terutama konsep Animalia (vermes) karakteristik materinya abstrak dan bersifat mikroskopis oleh karena pembelajaran tentang konsep vermes dengan model pembelajaran CTL dan media flipchart dan video sangat cocok karena mampu mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang di ajarkan dan situasi lingkungan nyata siswa, selain itu juga

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan. Selain itu juga untuk menarik perhatian siswa media video dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran agar terdapat variasi sehingga pembelajaran dengan menggunakan model video menjadi lebih menyenangkan. Melalui media flipchart dalam pembelajaran juga dapat

10

merangsang perhatian siswa dan dapat membantu siswa memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya dan juga terdapat konsep-konsep yang bersifat abstrak. Keberhasilan proses pembelajaran biologi selain dipengaruhi oleh faktor eksternal juga dipengaruhi oleh faktor internal siswa. Selama ini masih banyak guru yang belum memperhatikan faktor internal siswa yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi, antara lain kecerdasan siswa, motivasi berprestasi, gaya belajar, kemampuan verbal, kreatifitas siswa, kemampuan mengingat dan sebagainya. Kemampuan verbal sangat berperan dalam biologi sebab produk biologi berupa konsep yang dinyatakan secara verbal. Oleh karena itu kemampuan verbal merupakan penguasaan perbendaharaan kata, pemahaman bacaan, dan

mencocokkan kesamaan arti dalam bahasa. Kemampuan verbal juga dapat dinyatakan sebagai kemampuan mengkomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan makna dari pesan baik yang berupa simbol, gambar, skema ataupun sumber-sumber pembelajaran yang lain. Dalam pembelajaran biologi kemampuan verbal sangat diperlukan karena siswa diharapkan mampu merespon bahan ajar yang disampaikan dengan menggunakan media pembelajaran. Disamping kemampuan verbal, gaya belajar siswa juga perlu diperhatikan karena setiap individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan informasi, maka gaya belajar dapat dibagi kedalam 3 (tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut

11

adalah gaya belajar visual, gaya belajar kinestetik dan gaya belajar auditorial yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu. Siswa yang lebih suka belajar dengan mendengarkan disebut memiliki gaya belajar auditorial, sedangkan siswa yang lebih suka belajar dengan gambar disebut memiliki gaya belajar visual, dan siswa yang lebih suka belajar dengan praktik disebut memiliki gaya belajar kinestetik. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses pembelajaran. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa standar kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam kompetensi dasar (KD). Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil yang jelas dicapai individu atau kelompok setelah melaksanakan suatu kegiatan belajar. Menurut Taksonomi bloom dan kawankawan dalam Winkel (1996) hasil belajar meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perancang yang terampil dan kreatif dapat menghasilkan produk pembelajaran yang dapat memberikan keunggulan dalam mengintegrasikan media, menyelenggarakan pengendalian atas pembelajaran yang jumlahnya hampir tidak terbatas, dan bahkan mendesain kembali untuk kemudian disesuaikan kebutuhan, latar belakang dan lingkungan kerja setiap individu. Teknologi disamping mampu menyediakan berbagai kemungkinan tersedianya media pembelajaran yang lebih bervariasi, juga dapat mempengaruhi praktek di lapangan dengan digunakannya sarana berbasis komputer untuk menunjang tugas perancang. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa kemampuan verbal, gaya

12

belajar dan media pembelajaran merupakan hal penting dalam pembelajaran. Kemampuan verbal dan gaya belajar perlu untuk diteliti lebih lanjut dengan menggabungkan media pembelajaran. Media video dan flipchart perlu untuk diujicobakan pada siswa dengan tujuan peningkatan prestasi belajarnya. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran CTL melalui media

pembelajaran menggunakan media video dan media flipchart dalam pembelajaran biologi terhadap prestasi belajar kemampuan verbal siswa . B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Pembelajaran biologi masih kurang memenuhi harapan disebabkan guru belum mampu pemilihan model pembelajaran . 2. Siswa kurang tertarik /bosan dalam belajar karena guru belum menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif, tepat, sesuai karakteristik biologi seperti Pembelajaran konstektual yang mengkaitkan konsep dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pembelajaran yang masih dilaksanakan secara tekstual dan konvensional mengindikasikan bahwa guru belum memperhatikan karakteristik materi biologi yang banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Pada kegiatan pembelajaran siswa kurang dilibatkan sehingga cenderung pasif dan hanya sebagai pendengar, dikarenakan banyak guru mengajar dengan sistem siswa ditinjau dari gaya belajar siswa dan

13

konvensional cenderung menggunakan metode ceramah sehingga fokus pembelajaran hanya terpusat pada guru (Teacher centered). 5. Siswa kurang responsif untuk belajar Biologi karena guru belum menggunakan model dan media yang sesuai dengan karakteristik materi yang sedang dipelajari, seperti model CTL dengan media flipchart dan dengan media video, animasi, dan lain-lain. 6. Prestasi belajar siswa SMA pada pelajaran biologi masih rendah(rata-rata kelas masih di bawah KKM ) khususnya di sekolah SMA Negeri 1 Pacitan. 7. Guru belum memperhatikan potensi diri atau faktor internal siswa, seperti kemampuan verbal dalam pembelajaran. 8. Gaya belajar siswa berbeda-beda tetapi guru belum memperhatikannya dalam proses pembelajaran. 9. Materi Biologi kelas X sangat komplek,meliputi klasifikasi makhluk hidup, virus, bakteri, protista, jamur, keanekaragaman hayati , tumbuhan , hewan ,ekosistem, pencemaran lingkungan, belum diajarkan sesuai dengan karakteristik materi . C. Pembatasan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah diuraikan, maka pembatasan masalah yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran biologi yang digunakan adalah pembelajaran biologi dengan model pembelajaran CTL dengan memiliki azas yang meliputi konstruktivisme, inkuiri, bertanya ,masyarakat belajar ,permodelan , refleksi , penilaian nyata.

14

2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada media flipchart dan media video . 3. Kemampuan verbal yang ditinjau adalah kemampuan verbal tinggi dan kemampuan verbal rendah. 4. Gaya belajar yang di tinjau adalah gaya belajar auditorial, gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik. 5. Materi pelajaran yang diambil adalah pokok bahasan Animalia (vermes) bagi siswa SMA kelas X semester 2 tahun 2011/2012. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba menarik rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah yang penulis ajukan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh model pembelajaran CTL melalui penggunaan media flipchart dan media video terhadap prestasi belajar siswa?. 2. Adakah pengaruh siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa?. 3. Adakah pengaruh siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, kinestetik terhadap prestasi belajar siswa? 4. Adakah interaksi antara model pembelajaran CTL melalui penggunaan media flipchart dan media video dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa?

15

5. Adakah interaksi antara model pembelajaran CTL melalui penggunanaan media flipchart dan media video dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa? 6. Adakah interaksi antara kemampuan verbal dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa? 7. Adakah interaksi antara model pembelajaran CTL melalui penggunaan media flipchart dan media video dengan kemampuan verbal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa? E. Tujuan Penelitian Setelah mengetahui perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh model pembelajaran CTL melaui media flipchart dan media video terhadap prestasi belajar siswa. 2. Pengaruh siswa yang memiliki kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa. 3. Pengaruh siswa yang memiliki gaya belajar visual , auditorial , kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. 4. Interaksi antara model pembelajaran CTL melalui media flipchart dan video dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa. 5. Interaksi antara model pembelajaran CTL melalui media flipchart dan video dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. 6. Interaksi antara kemampuan verbal dengan gaya belajarsiswa terhadap prestasi belajar siswa.

16

7. Interaksi antara model pembelajaran CTL melalui media flipchart dan media video dengan kemampuan verbal dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. F. Manfaat Penelitian Dalam penelitian penulis berharap semoga hasil penelitian berguna untuk memberi masukan kepada guru dan calon guru: 1. Secara Teoritis a. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran CTL melalui media flipchart dan video terhadap prestasi belajar biologi dengan memperhatikan kemampuan verbal dan gaya belajar siswa. b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam pengajaran biologi di kelas di SMAN 1 Pacitan. c. Sebagai bahan dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti yang relevan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memilih media pembelajaran yang tepat pada kompetensi dasar tertentu. b. Memberi masukan pada sesama rekan guru biologi agar memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan selalu memberi motivasi belajar kepada siswa guna meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Memberi sumbangan pemikiran kepada sekolah dalam memperbaiki proses pembelajaran yang berkaitan dengan model bermakna dalam pembelajaran. maupun media agar siswa lebih

Anda mungkin juga menyukai