Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

I.

LATAR BELAKANG Proses kelahiran yang normal adalah suatu proses asfiksia pada janin. Janin yang sehat, cukup bulan, umumnya dapat beradaptasi terhadap stress ini. Akan tetapi, bila ada masalah selama kehamilan, misalnya insufisiensi plasenta atau kelainan obstetrik lain, bayi kurang dapat bertoleransi terhadap keadaan asfiksia, baik akut maupun kronik. Meskipun telah mendapat kemajuan dalam pemantauan anterpartum dan intrapartum serta resusitasi neonatus, 6 dari 1000 bayi yang lahir cukup bulan mengalami ensofalopati hipoksik-iskemik (EHI) dan 1 dari 1000 meninggal atau mengalami gangguan yang hebat. Keadaan asfiksia ini dapat terjadi karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi seperti pengembangan paru-paru. Proses terjadinya asfiksia neonatorum ini dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan atau dapat terjadi segera setelah lahir, banyak faktor yang menyebabkannya walaupun persentase kematian akibat pada asfiksia belum diketahui dengan pasti, namun kematian yang disebabkan oleh asfiksia cukup tinggi. Perubahan-perubahan yang terjadi pada asfiksia adalah : Terjadinya keadaan dimana PaO2 menurun dan PaCO2 meninggi di dalam darah, serta pH darah yang mendadak turun secara cepat. Terjadinya perubahan dari metabolisme aerob menjadi metabolisme anaerob dengan akibat-akibat sebagai berikut : Pada kulit terjadi sianosis Pada paru terdapat peningkatan sistem vaskuler pulmonal dan penurunan aliran pulmonal sehingga lebih memperburuk keadaan.

Pada jantung terjadi gangguan elektrik (aritmia) dan akhirnya akan masuk ke stadium henti jantung (cardiac arrest)

Pada otak terjadi penurunan aliran darah ke serebral yang diikuti dengan kerusakan jaringan otak.

Pada ginjal mekanisme kompensasi tidak dapat bekerja selama fase akut. Hipoksemia dapat menyebabkan terjadinya tubulur nekrosis akut.

Dengan kata lain, asfiksia neonatorum dapat menyebabkan bermacam-macam komplikasi berat yang dapat menurunkan kualitas hidup. Neonatus yang mengalami asfiksia neonatorum memerlukan penanganan cepat dan tepat yaitu resusitasi.

II.

TUJUAN A. Tujuan Umum Agar mahasiswa-mahasiswi dapat mengerti dan memahami konsep teori dan konsep asuhan keperawatan dan mampu mengungkapkan pola pikir secara sistemik. B. Tujuan Khusus Agar mahasiswa-mahasiswi memahami pengertian asfiksia Agar mahasiswa-mahasiswi memahami perjalanan asfiksia Agar mahasiswa-mahasiswi memahami dan mengerti pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan asfiksia Agar mahasiswa-mahasiswi mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada asfiksia.

BAB II TINJAUAN TEORI

A.

KONSEP DASAR MEDIS 1. Definisi Asphyxia adalah keadaan yang disebabkan oleh kurangnya oksigen dalam udara pernafasan, yang mengakibatkan tanda-tanda kehidupan akan berhenti dan atau benarbenar berhenti (Dorland. 1996. Hal 180). Asfiksia neonatorum merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. (Aziz Alimul Hidayat. 2005. Hal 198). Asfiksia neonatorum (apnea neonatorum) adalah keadaan dimana bayi yang bari dilahirkan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan (Mochtar,Rustam. 1998. Hal 427). Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah (hipoksemia), hiperkarbia (PaO2 meningkat) dan asidosis.

(http://www.pediatrik.com).

2.

Anatomi dan Fisiologi

Kartilago krikoida Kartilago tiroida Trakea

Alveolus Bronkiolus Bronkus tersier Bronkus sekunder Bronkus principalis dexter

Gambar. Struktur Anatomi dari Sistem Pernafasan

Fisiologi Paru-paru merupakan jaringan tubuh yang terletak dalam rongga toraks berbentuk kerucut danm elastik. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh mediastinum yang berisi jantung dengan pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai puncak (apeks) dasar (basis) dan hilus tempat masuknya : arteri pulmonalis, arteri bronkiolus, bronkus sistem saraf pembuluh getah bening serta tempat keluarnya vena pulmonalis.

Paru kanan lebih besar dari paru kiri dan tiap paru dibagi menjadi lobus olef fissura interlobularis. Paru kanan dibagi menjadi 3 lobus, sedangkan paru kiri dibagi menjadi 2 lobus, sebagai organ yang berhubungan dengan dunia luar maka paru-paru mempunyai pertahanan yang khusus dalam mengatasi berbagai kemungkinan terjadinya kontak dengan aerogen dalam mempertahankan tubuh. Sebagaimana mekanisme tubuh pada umumnya maka paru-paru mempunyai pertahanan seluler dan humoral. Beberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru adalah : filtrasi udara pernafasan, pembersihan melalui mukosilia, sekresi oleh humoral lokal dan fagositosis.

3.

Etiologi Faktor Ibu : - Pre eklamsia - Kejang Penyakit DM Solutio Placenta Anemia

4.

Manifestasi Klinis Sianosis Pucat Tonus otot menurun Tidak ada respon terhadap refleks rangsangan Denyut jantung kurang dari 100x/ menit

5.

Patofisiologi Bayi yang kekurangan oksigen beradaptasi dengan mengaktifkan metabolisme anaerob dan mengalirkan darah ke berbagai organ vital seperti otak dan miokardium. Asam laktat dihasilkan oleh metabolisme anaerob hanya terjadi pada keadaan hipoksia berat yang lama sehingga proses adaptasi fisiologis terganggu. Pada stadium awal, terjadi hiperapne diikuti oleh stadium apne primer. Pada keadaan ini bayi tampak sianosis, tetapi sirkulasi darah secara relatif masih baik. Depresi pernafasan pada saat ini dapat diatasi dengan meningkatkan input aferen seperti perangsangan kulit setelah lahir. Apne primer berlangsung 1-2 menit, tetapi pada hal ini dapat memanjang karena obat-obat anestesi yang diberi pada ibu dan penggunaan obat analgesik selama proses kelahiran periode ini diikuti oleh periode gasping. Gasping terakhir akan terjadi setelah 5 menit dan merupakan tanda awal stadium apne terminal. Depresi nafas pada stadium hanya dapat diatasi dengan cara memperbaiki oksigenisasi dan perfusi otak, yaitu melalui pemberian oksigen dengan tekanan positif, masase jantung eksternal dan koreksi asidosis metabolisme secara lahir. Hanya setelah perbaikan oksigenasisasi dan perfusi maka aktivitas respirasi dimulai. Makin lama dimulainya resusitasi yang efektif sejak awal dari stadium apne terminal makin lama pula timbulnya usaha nafas dan makin tinggi pula timbulnya resiko kematian dan cacat.

6.

Pemeriksaan Penunjang USG Kepala USG kepala bayi cukup bulan yang mengalami asfiksia bermanfaat untuk : 1. Mengidentifikasi lesi yang dapat menyebabkan keluaran yang buruk, yaitu perdarahan intra serebral, gambaran hipoekogenik umum, gambaran

hiperekogenik talamus dan ganglia basal, serta ventrikulomegali karena atrofi otak. 2. Mengukur KADO dan indeks resistensi pourcelot (IRP: pourcelot resistant index: PRI). Nilai KADO dan IRP merupakan prediktor terjadinya kematian dan kecacatan. Foto polos dada Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum elektrolit.

7.

Komplikasi Asfiksia berat dapat menimbulkan beberapa komplikasi diantaranya adalah : Komplikasi paru Komplikasi ginjal Komplikasi kardiovaskuler Komplikasi saluran cerna

8.

Penatalaksanaan Pemberian oksigen Masase jantung eksternal Monitor yang ketat dari jumlah urin dan elektrolit darah perlu untuk penatalaksanaan cairan dan elektrolit yang tepat. Pemberian obat inotropik seperti dopamin dan dobutamin efektif dalam memperbaiki kerja miokardium dan mengatasi hipotensi pada bayi asfiksia Tidak memberikan makanan oral (TMO) Aspirasi cairan lambung Pemberian antibiotik dan nutrisi parenteral.

B.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia Neonatorum Pengkajian Keperawatan Yang didapat pada pengkajian asfiksia neonatorum yaitu : Adanya, : - Pernafasan yang cepat - Pernafasan cuping hidung - Sianosis - Nada cepat - Reflek lemah - Warna kulit biru atau pucat - Penilaian Apgar skor menunjukkan adanya asfiksia seperti asfiksia ringan (7-0), sedang (4-:) dan berat (0-3).

Diagnosis / Masalah Keperawatan Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada bayi asfiksi neonatorum diantaranya : Gangguan pertukaran gas Penurunan kardiac output Intoleransi aktivitas Gangguan perfusi jaringan (renal) Resiko tinggi terjadi infeksi Kurangnya pengetahuan

Intervensi Keperawatan Gangguan pertukaran gas ini dapat terjadi pada bayi dengan asfiksia, hal ini dapat disebabkan oleh karena penyempitan pada arteri pulmonal, peningkatan tahanan pembuluh darah di paru, penurunan aliran darah pada paru dan lain-lain. Untuk mengatasi gangguan atau masalah keperawatan tersebut dapat dilakukan intervensi keperawatan diantaranya : Melakukan monitoring gas darah Mengkaji denyut nadi Melakukan monitoring sistem jantung Paru dengan melakukan resusitasi Memberikan oksigen yang adekuat Penurunan kardiac output Terjadinya penurunan kardiac out put pada asfiksia neonatorum ini dapat disebabkan karena adanya edema paru dan penyempitan arteri pulmonal untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan monitoring jantung paru, mengkaji tanda vital, monitoring perfusi jaringan tiap 2-4 jam, memonitoring denyut nadi, memonitor intake dan output serta melakukan kolaborasi dalam pemberian vasodilator. Intoleransi aktivitas Dapat disebabkan karena gangguan pada sistem syaraf pusat yang sangat terangsang dalam kondisi asfiksia, hal ini dapat diatasi dengan melakukan intervensi keperawatan diantaranya menyediakan stimulasi lingkungan yang minimal, menyediakan monitoring jantung paru, mengurangi sentuhan (stimulasi), memonitor

tanda vital, melakukan kolaborasi analgetik sesuai dengan kondisi, memberikan posisi yang nyaman dengan menyediakan bantal dan tempat tidur yang nyaman. Gangguan perfusi jaringan (renal) Dapat disebabkan karena adanya kemungkinan hipovolemia atau kematian jaringan, kondisi ini dapat diatasi dengan mempertahankan intake dan output, kolaborasi dalam pemberian diuretik sesuai dengan indikasi, memonitor laboratorium urine lengkap dan memonitor pemeriksaan darah. Resiko tinggi terjadi infeksi Terjadi adanya infeksi nasokomial dan respon imun yang terganggu, hal ini dapat diatasi dengan mengurangi tindakan yang menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial dengan cara mengkaji menyediakan intervensi keperawatan dengan memperhatikan teknik aseptik.

Tindakan Resusitasi Merupakan tindakan dengan mempertahankan jalan nafas agar tetap baik sehingga proses oksigenasi cukup agar sirkulasi darah tetap baik. Cara pelaksanaan resusitasi sesuai dengan tingkatan asfiksia, antara lain : a. Asfiksia ringan (Apgar skor 7-10) Caranya : 1) 2) Bayi dibungkus dengan kain hangat Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir pada hidung kemudian mulut. 3) Bersihkan badan dan tali pusat

4)

Lakukan observasi tanda vital dan Apgar skor dan masukan ke dalam inkubator

b.

Asfiksia sedang (Apgar skor 4-6) Caranya : 1) 2) 3) Bersihkan jalan nafas Berikan oksigen 2 liter per menit Rangsang pernafasan dengan menepuk telapak kaki apabila belum ada reaksi, bantu pernafasan dengan melalui maskur (Ambubag) 4) Bila bayi sudah mulai bernafas tetapi m asih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5 % sebanyak 6 cc. Dektrosa 40 % sebanyak 4 cc disuntikkan melalui vena umbilikus secara perlahan-lahan untuk mencegah tekanan intra kranial meningkat.

c.

Asfiksia Berat (Apgar skor 0-3) Caranya : 1) 2) 3) 4) 5) Bersihkan jalan nafas sambil pompa melalui ambubag Berikan oksigen 4-5 liter per menit Bila tidak berhasil lakukan ETT Bersihkan jalan nafas melalui ETT Apabila bayi sudah mulai bernafas tetapi masih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5 % sebanyak 6 cc. Dekstrosa 40 % sebanyak 4 cc.

C.

Patoflow Diagram
Etiologi : - Faktor ibu - Pre eklamsia - Kejang - Solutio placenta Perdarahan - Anemia Pengikatan O2 dalam Hb << - Penyakit DM Awal kehamilan : glukosa meningkat

Spasmus arteriola spirolis desidua

Pankreas ibu tidak dapat mengeluarkan insulin yang memadai Hiperglikemia Maternal

Suplai darah ke placenta menurun Fungsi placenta terganggu Oksigenasi tidak adekuat Autoregulasi sirkulasi darah janin Aliran darah ke jantung dan otak meningkat. Aliran darah ke ginjal dan mesenterium menurun DJJ menurun Respon nervus vagus Hipoksia intra uteri di usus distal dan proksimal NEC Peritonitis Parasimpatik meningkat simpatik meningkat DJJ meningkat > 160x/mnt Sepsis Glukosa masuk plasenta dan merangsang pankreas janin untuk memproduksi insulin Janin lahir normal Pertumbuhan janin meningkat Butuh darah dan O2 yang >> metabolisme DJP (Disprosisi Janin Panggul) Janin tidak dapat lahir spontan Sectio Caesorea Janin tidak mengalami trauma mekanik Kurang stimulus mekanik untuk bernafas spontan Alveoli terendam cairan amnion yang terisap janin ASFIKSIA + Saat pemotongan tali pusat insulin ibu banyak yang masuk ke janin

Hiperinsulinemia intra uteri Mempengaruhi perbandingan lesitin dan spingomielin Terjadi kerusakan sel tipe II Gangguan pembentukan surfaktan Ateletaksis

Merangsang glukosa masuk sel Glukosa & insulin Hipoglikemia

V/Q mismatch Asidosis respiratorik Asidosis metabolik

Oksigenasi&suplai glukosa otak menurun Kerusakan otak irevensibel

- peristaltik usus meningkat - Relaksasi sfingter anak

Fungsi miokardial gagal Sirkulasi darah ke jaringan menurun Kerusakan otak irevensibel +

Pengeluaran nekonium dalam cairan amnion

Pengeluaran mekonium dalam cairan amnion Ketuban berwarna hijau kental

Stress intra uterin Gasping

ASFIKSIA Asfiksia primer - Pernafasan cepat - Bayi tidak dapat bernafas - DJJ turun spontan segera setelah lahir - Tonus neuromuskuler - Nilai Apgar turun berkurang - Cianosis - Usaha nafas bayi Asfiksia lanjut (sekunder) Pernafasan cepat DJJ turun TD turun Pernafasan melemah Apnu sekunder Resusitasi

Aspirasi mekonium oleh janin intra partum Mekonium masuk saluran pernafasan janin

Tidak ada rangsang

Osbtruksi/ sumbatan jalan nafas parsial - Udara terperangkap - Hiperinflasi

Obstruksi/ sumbatan jalan nafas seluruhnya

Tidak berhasil Ateletaksis Koreksi Bicnot Sembuh Berulang

berhasil

V/Q mismatch

Nafas spontan (sembuh)

CO2 menumpuk

Asidosis Respiratorik - Cianosis, nafas cuping hidung, retraksi sternal - PaO2 , PH, PaCO2 - Hipoksemia, Hipercapnia, Tachicardia

Metabolisme anaerob - asam laktat meningkat

Asidosis metabolik - Hiperventilasi, chenestole - pH , HCO3-

Fungsi miokardial gagal - Bradikardi, TD - Cardiac output

Sirkulasi darah ke jaringan menurun Kerusakan otak irreversibel

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Dari makalah yang dibuat yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Asfiksia, penulis mengambil kesimpulan yaitu : Asphyxia adalah keadaan yang disebabkan oleh kurangnya oksigen dalam udara pernafasan, yang mengakibatkan tanda-tanda kehidupan akan berhenti dan atau benar-benar terhenti, penulis dapat menemukan diagnosa keperawatan yaitu : Gangguan pertukaran gas Penurunan kardiac output Intoleransi aktivitas Gangguan perfusi jaringan (renal) Resiko tinggi terjadi infeksi

B.

Saran Adapun saran yang diberikan pada penulis yaitu : 1. Penulis dapat memenuhi kebutuhan utama yang diperlukan oleh pasien khususnya pasien asfiksia 2. Penulis dapat mencegah faktor resiko dari penyakit yang diderita khususnya pada gangguan pernafasan asfiksia. 3. Penulis dapat mencegah komplikasi yang akan muncul

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul Hidayat, Pengantar Ilmu Keperawatan. Ed. 1. Jakarta. Salemba Medika. 2005. Dorland. Kamus Kedokteran Dorland. Ed.26. Jakarta. EGC. 1996. Gibson, Jhon. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Ed. 2. Jakarta. EGC. 2002. Rustam, Mochtar. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Ed 2. Jakarta. EGC. 1998. Tabrani, Tab. Ilmu Penyakit Paru. www.pediatrik.com

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VI

1. Ari Wijayani 2. Mitra Anjar 3. Weny Anggraini 4. Yustina S.T. Sinaga

(05.650) (05.688) (05.712) (05.724)

STIKes PERDHAKI CHARITAS


Program Studi DIII Keperawatan
PALEMBANG
2007 / 2008

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan anak, yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Asfiksia tepat pada waktunya. Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ketua STIKes Perdhaki Charitas Palembang 2. Ketua Prodi DIII Keperawatan 3. Dosen Pembimbing 4. Staf karyawan perpustakaan yang telah menyediakan dalam buku-buku sumber 5. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun dari penyajiannya, oleh karena itu kami menerima semua saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam pembuatan makalah ini.

Palembang,

September 2007

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................................. i Kata Pengantar ................................................................................................................................ ii Daftar Isi ......................................................................................................................................... iii BAB I Pendahuluan .................................................................................................................... 1 1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1 2. Tujuan ........................................................................................................................ 2 A. B. Tujuan Umum ................................................................................................... 2 Tujuan Khusus ................................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Teori ................................................................................................................. 3 A. Konsep Dasar Medis ................................................................................................. 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Definisi ............................................................................................................. 3 Anatomi dan Fisiologi ...................................................................................... 4 Etiologi ............................................................................................................. 5 Manifestasi Klinis.............................................................................................. 5 Patofisiologi ...................................................................................................... 6 Pemeriksaan Diagnostik ................................................................................... 6 Penatalaksanaan ................................................................................................ 7 Komplikasi ....................................................................................................... 7

B. Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................................... 8 C. Patoflow.................................................................................................................... 12 BAB III Penutup .......................................................................................................................... 14 A. Kesimpulan .............................................................................................................. 14 B. Saran ........................................................................................................................ 14 Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 15

iii

Anda mungkin juga menyukai