Anda di halaman 1dari 3

Kabupaten Bireuen

Kabupaten Bireuen yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue (Lembar Negara Tahun2000 Nomor 75, Tambahan Lembar Negara Nomor 3963). Kabupaten ini memiliki Luas wilayah 1.901,21 Km2. Pada Tahun 2006, secara administratif Kabupaten Bireuen ini terdiri dari 17 Kecamatan , 70 Mukim serta 559 Desa dan 2 Kelurahan. Jumlah penduduk pada Tahun 2006 sebanyak 354.763 jiwa yang terdiri dari 174.258 laki-laki dan 180.505 perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 0,97 atau dengan kata lain pada setiap seratus penduduk perempuan terdapat 97 orang. Rata-rata kepadatan penduduk untuk setiap kilometer persegi adalah 187 jiwa. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang terendah adalah Pandrah 83 jiwa perkilometer persegi sedangkan kepadatan yang tertinggi terdapat di Kecamatan Peusangan yang mencapai 43.625 jiwa perkilometer persegi dan hampir seluruh penduduk Kabupaten Bireuen beragama Islam yakni mencapai 99,58 persen. Letak Kabupaten Bireuen sangat strategis dan potensial untuk dikembangkan sebagai kota perdagangan dan pusat pemerintahan karena diapit langsung oleh 4 (empat) Kabupaten. Masing-masing sebagai berikut: 1. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah yang merupakan Pintu Gerbang kawasan sentra produksi komoditas holtikultura. 2. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie yang terkenal dengan hasil kerupuk Melinjo (Emping). 3. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara sebagai Sentra Industri besar yang diharapkan dapat mengalirkan limpahan (Forward Shiffing) bagi industri kecil, dan 4. Sebelah Utara Berbatasan langsung dengan Selat Malaka Kondisi keamanan di Kabupaten Bireuen saat ini sudah sudah kondusif, aman dan damai. Hal ini telah terwujud setelah penandatanganan MOU perdamaian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka pada Tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki. Kondisi sekarang ini pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan sampai ke daerah pedalaman yang sebelumnya hampir tidak tersentuh sama sekali. Dengan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan dan kemakmuran masyarakat, ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2005 sebesar 2,71 persen dan pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2006 semakin baik lagi hingga mencapai 3,40 persen. Seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pendapatan regional perkapita juga mengalami peningkatan. Berdasarkan harga berlaku, pada Tahun 2006 pendapatan regional perkapita Bireuen mencapai 7.670.272,74 rupiah yang mengalami peningkatan sebesar 9,72 persen di banding tahun lalu. Rata-rata pendapatan regional perkapita Kabupaten Bireuen relatif membaik.

Struktur Ekonomi
Berdasarkan PDRB berdasarkan Tahun 2000 Atas Dasar Harga Berlaku, struktur perekonomian di Kabupaten Bireuen dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 relatif tidak berubah, dimana lebih dari 70 persen ditentukan oleh dua sektor utama yaitu; sektor Pertanian serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sektor pertanian masih memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB yaitu sebesar 45 persen, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi penyumbang ke dua terbesar yaitu sebesar 27 persen. Pada tahun 2005, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Bireuen mencapai 46,59 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 27,81 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi memberi kontribusi 8,30 persen, sektor bangunan/kontruksi sebesar 6,87 persen dansektor jasa jasa sebesar 5,16 persen. Sedangkan keempat sektor lainnya yaitu sektor keuangan, pesewaan dan jasa perusahaan sebesar 2 persen. Industri pengolahan 1,67 persen, sektor pertambangan dan penggalian 1,24 persen serta sektor listrik dan air minum sebesar 0,36 persen.

PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita


Produk Domestik Regional Bruto Perkapita merupakan hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk sedangkan Pendapatan Regional Perkapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan penduduk. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita merupakan indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat selama periode 2000 2006, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita maupun Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Berlaku menunjukan pertumbuhan yang cukup tinggi, namun bila dilihat dari harga konstan laju pertumbuhan relatif rendah. Berdasarkan harga konstan 2000 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Bireuen tahun 2005 tercatat sebesar 5,11 juta rupiah dan pada tahun 2006 meningkat sebesar 5,2 juta rupiah. Sementara itu Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Bireuen tahun 2005 berdasarkan harga konstan 2000 tercatat sebesar 4,84 juta rupiah. Nilai ini mengalami kenaikan 2, 42 persen di bandingkan tahun 2004 yang sebesar 4,72 juta rupiah dan pada tahun 2006 meningkat sebesar 5 juta rupiah.

Kawasan Wisata Budaya dan Sejarah Tugu Batee Kureng

Tugu Bate Kureng adalah salah satu tugu yang terletak di jantung Ibukota Bireuen tepatnya di depan Meuligoe Bupati. Diatasnya terdapat batu besar dan telah menjadi lambang kehidupan bagi masyarakat Kabupaten Bireuen. Tugu ini terpancar sebuah ketegaran, ibarat kata tak lekang di bakar panas, tak lapuk di guyur hujan . Pemandian Krueng Simpo Objek Wisata dengan panorama alam yang sejuk dan bebatuan serta rindang pepohonan. Objek wisata ini terletak di sisi jalan Negara Bireuen Takengon Km. 18. Pada hari libur khususnya Krueng Simpo ramai dikunjungi oleh pengunjung.

PPI Peudada PPI Peudada merupakan objek wisata bahari, yang memiliki keindahan alam tersendiri. Aliran sungai yang bermuara ke Selat Malaka menjadi jalur persinggahan kapal-kapal nelayan. PPI juga merupakan pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat pendaratan ikan. PPI juga dimanfaatkan oleh pengunjung sebagai tempat berpancing ria para pengunjung. PPI terletak di sebelah utara ibukota kabupaten tepatnya di Kecamatan Peudada dengan jarak sekitar 12 Km.

Pantai Kuala Jangka . Pantai Kuala Jangka merupakan satu-satunya kuala yang sangat potensial bagi masyarakat nelayan di Kecamatan Jangka yang juga merupakam objek wisata bahari. Lautan yang membentang luas, panorama alam yang indah, ombak yang pecah menghantam bebatuan. Pantai ini juga sering digunakan sebagai tempat memancing bagi masyarakat sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai