Anda di halaman 1dari 1

Rempah dalam Sejarah Pun melihat emas, matanya linang Gemeretak dibawah pengharapan goa-goa pongkor Menggadai nyawa,

terbayar setitik kelabu entah apa Kemudian mati diterkam harga dalam batas penghidupan Namun jika bisa ia tak ingin mati pun jua hidup Hingga dan ketika Batas bukanlah akhir Hanya semi permeable yang dipagar masa Kemudian relativitas menghadang, menabrak sendi-sendi waktu yang mengambang Ia, tertunduk dibawah pundak-pundak jumawa bertangan baja Menyaksikan Cepu perlahan kurus, diurus nyawa-nyawa import ditanahnya Dan lagi, piring kanak-kanak mereka terisi beras yang dipersunting gabah Adakah sejarah tak lagi menyalahkan rempah Adakah nyata, kilau mineral diurat buminya, bersedekap dibilik-bilik masa Andaikata waktu tak pernah berevolusi Dan ketika stagnan adalah jawaban Saksi penjarahan muka-muka bopeng katulistiwa Apa papan-papan sejarah sampai sejuta pelakat penjajah akan berubah Dan ribuan buku sejarah kanak kanak kami tak lagi menyalahkan rempah Apa daya, detik terus beranak pinak dalam tipu Dan mata ini menyaksikan tanah terus digaruk Hingga telak..

Anda mungkin juga menyukai