Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN Secara umum determinan sosial kesehatan diartikan sebagai suatu kondisi sosial yang melatari kehidupan

seseorang yang dapat mempengaruhi kesehatan atau penyakit. Menurut WHO, Faktor-faktor determinan sosial kesehatan meliputi: lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan fisik, dan karakteristik dan perilaku individu. Telah diketahui dan diakui bahwa determinan sosio-ekonomi memiliki peran penting bagi kesehatan, penyakit, dan mortalitas (Pearce dan Davey-Smith, 2003).1, 2 Dalam tempo 100 tahun terakhir dunia telah menyaksikan peningkatan yang dramatis umur harapan hidup manusia, dari rata-rata 35 tahun pada awal abad ke 20 menjadi 65 tahun pada akhir abad ke 20. Perubahan tersebut terutama merupakan hasil dari perbaikan dalam kesehatan masyarakat, pelayanan medik,dan nutrisi. Tetapi peningkatan status kesehatan seperti umur harapan hidup yang makin panjang dan indikator-indikator lainnya seperti morbiditas, mortalitas, dan kualitas hidup terkait kesehatan, rupanya tidak tersebar dengan merata atau adil antar populasi. Terdapat kesenjangan kesehatan yang mencolok antara masyarakat di negara kaya dan negara miskin, antar masyarakat di berbagai wilayah di dalam suatu negara, dan antar masyarakat dengan berbagai latar belakang status sosial ekonomi.3 Pada 1978 model pendekatan sosial tentang kesehatan mengalami kebangkitan kembali dengan dikemukakannya Deklarasi Alma-Ata tentang "Primary Health Care" dan munculnya gerakan "Health For All". Deklarasi tersebut mengingatkan kembali perlunya meningkatkan upaya untuk memperbaiki kesetaraan kesehatan dengan cara memperbaiki kondisi-kondisi sosial melalui program intersektoral (CSDH, 2007).3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Determinasi sosial Determinan sosial-ekonomi kesehatan adalah kondisi-kondisi sosial dan ekonomi yang melatari kehidupan seorang, yang mempengaruhi kesehatan (Wikipedia, 2009). Banyak faktor yang bersama-sama mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Orang sehat atau tidak, ditentukan oleh keadaan dan lingkungan. Untuk sebagian besar, faktor-faktor seperti tempat tinggal, keadaan lingkungan, genetika, pendapatan dan tingkat pendidikan, dan hubungan dengan teman dan keluarga semua memiliki dampak besar pada kesehatan.3, 2 Faktor-faktor penentu kesehatan meliputi: lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan fisik, dan karakteristik dan perilaku individu tersebut. Konteks kehidupan masyarakat menentukan kesehatan mereka. Menyalahkan individu yang memiliki kesehatan yang buruk atau menuntut mereka untuk kesehatan yang baik adalah tidak tepat. Individu tampaknya tidak akan bisa langsung mengontrol banyak dari faktor-faktor penentu kesehatan. Dibawah ini adalah hal-hal yang membuat orang sehat atau tidak-termasuk faktor di atas, dan banyak lainnya:2
-

Pendapatan dan status sosial - pendapatan yang lebih tinggi dan status sosial terkait dengan kesehatan yang lebih baik. Semakin besar kesenjangan antara orang terkaya dan termiskin, semakin besar perbedaan dalam kesehatan. Pendidikan - tingkat pendidikan yang rendah terkait dengan kesehatan yang buruk, stres semakin rendah kepercayaan diri. Lingkungan fisik - air bersih dan udara yang bersih, tempat kerja sehat, rumah aman, masyarakat dan jalan. Semua berkontribusi untuk kesehatan yang baik. Jaringan dukungan sosial - dukungan yang lebih besar dari keluarga, teman dan masyarakat terkait dengan kesehatan yang lebih baik. Budaya - adat dan tradisi, dan kepercayaan dari keluarga dan masyarakat semua mempengaruhi kesehatan. Genetika - warisan memainkan peran dalam menentukan jangka hidup, kesehatan dan kemungkinan mengembangkan penyakit
2

tertentu. Pribadi perilaku dan keterampilan coping - makan seimbang, menjaga aktif, merokok, minum, dan cara menangani stres
-

Pelayanan kesehatan - akses dan mencegah dan mengobati penyakit

penggunaan

layanan yang

Gender - Pria dan wanita menderita berbagai jenis penyakit pada usia yang berbeda.2

2.2. PUSKESMAS Puskesmas merupakan unsur pelaksana tugas tekhnis operasional Dinas Kesehatan yang menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas Kesehatan di wilayah kerjanya. Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas) mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas tekhnis operasional Dinas Kesehatan dalam bidang pemberian pelayanan kesehatan secara menyeluruh(preventif, promotif, rehabilitatif dan kuratif) dan penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.4 Tujuan puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata I meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat.5 Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, peranan Puskesmas hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabilitatif saja, tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif.6

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Data jumlah dan presentase ibu hamil resiko tinggi/komplikasi di puskesmas kota Manado tahun 2010 Komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Komplikasi kebidanan antara lain ketuban pecah dini, perdarahan per vaginam, hipertensi dalam kehamilan (sistole > 140 mmHg, diastole >90 mmHg) dengan atau tanpa edema pre tibial, ancaman persalinan prematur, infeksi berat dalam kehamilan, distosia (persalinan macet, persalinan tidak maju), dan infeksi masa nifas.

NO 1 1

KECAMATAN 2 BUNAKEN

PUSKESMAS 3 TONGKAINA BAILANG

JUMLAH IBU HAMIL 4 127 323 640 957 621 700 971 708 551 234 523 498 922 644 293 8.712

BUMIL RISTI/ KOMPLIKASI JUMLAH 5 22 51 129 33 132 70 164 50 14 4 34 37 370 121 46 1.277 % 6 17,32 15,79 20,16 3,45 21,26 10,00 16,89 7,00 2,54 1,71 6,50 7,43 40,13 18,79 15,70 14,66

BUMIL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI JUMLAH % 7 22 41 102 33 132 55 91 48 11 4 19 31 333 121 46 1.089 8 100,00 80,39 79,07 100,00 100,00 78,57 55,49 96,00 78,57 100,00 55,88 83,78 90,00 100,00 100,00 85,28

2 3 4

SARIO WENANG WANEA

SARIO WENANG RANOTANA TELING ATAS

TIKALA

TIKALA BARU RANOMUUT PANIKI BAWAH BENGKOL KOMBOS WAWONASA

MAPANGET

SINGKIL

8 9

TUMINTING MALALAYANG

TUMINTING BAHU MINANGA

JUMLAH

Sumber : Kantor statistik Kabupaten/kota

Berdasarkan data diatas, di puskesmas Tikala Baru terdapat 16, 89% ibu hamil dengan resiko tinggi/komplikasi. Akan tetapi yang ditangani hanya sebanyak 55, 49%. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan ini menyebabkan tidak terdeksinya faktor-faktor resiko tinggi. Risiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahanpermasalahan pada kehamilan dan persalinan.7

3.2. Data cakupan bayi yang mendapat Makanan Pendamping ASI di Puskesmas kota Manado tahun 2010 Pada KMS (Kartu Menuju Sehat) Berat badan yang berada pada pita warna hijau dipresepsikan dengan gizi baik, sementara berat badan yang berada pada pita warna kuning merupakan peringatan kepada ibunya agar lebih berhati-hati jangan sampai berat badan berada dibawah garis merah atau biasa disebut dengan BGM, karena apabila anak telah berada di bawah garis merah, maka anak balita tersebut bisa cenderung di vonis telah mengalami gizi buruk.8 Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi bayi. Jadi, bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian makanan padat pertama ini harus memperhatikan kesiapan bayi, antara lain, keterampilan motorik, keterampilan mengecap dan mengunyah, plus penerimaan terhadap rasa dan bau.8

ANAK BGM 6-24 BLN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH MP ASI %

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2 BUNAKEN SARIO WENANG WANEA TIKALA MAPANGET SINGKIL TUMINTING MALALAYANG

3 TONGKAINA BAILANG SARIO WENANG RANOTANA TELING ATAS TIKALA BARU RANOMUUT PANIKI BAWAH BENGKOL KOMBOS WAWONASA TUMINTING BAHU MINANGA

4 21 11 15 29 3 9 18 12 9 15 6 17 29 2 43 239

5 21 11 15 29 3 9 18 12 9 15 6 17 29 2 43 239

6 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

JUMLAH

Sumber : Kantor statistik Kabupaten/kota Berdasarkan data diatas, di Puskesmas Tikala baru terdapat balita BGM sebanyak 18 balita. Dan semuanya telah mendapatkan makanan pendamping ASI. MP-ASI ini memang diprioritaskan bagi bayi gizi kurang atau di bawah garis merah (BGM) mengingat bayi dalam kondisi kesehatan BGM sangat berpotensi terjadinya gizi buruk. 9

3.3 Data jumlah kelahiran dan kematian bayi di Puskesmas kota Manado tahun 2010

Angka kematian bayi adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. 10

JUMLAH NO KECAMATAN PUSKESMAS LAHIR HIDUP 4 79 317 590 701 509 495 457 247 521 145 621 453 862 771 476 7.244 4 0 0 0 9 3

LAHIR MATI 5 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1

2 BUNAKEN

3 TONGKAINA BAILANG

2 3 4

SARIO WENANG WANEA

SARIO WENANG RANOTANA TELING ATAS

TIKALA

TIKALA BARU RANOMUUT

MAPANGET

PANIKI BAWAH BENGKOL

SINGKIL

KOMBOS WAWONASA

8 9

TUMINTING MALALAYANG

TUMINTING BAHU MINANGA

JUMLAH

Sumber : Kantor statistik Kabupaten/kota Berdasarkan data diatas, di Puskesmas Tikala Baru terdapat 457 bayi dengan lahir hidup. Dan tidak didapatkan bayi dengan lahir mati. Strategi dan usaha untuk mendukung upaya penurunan kematian bayi dan balita antara lain adalah meningkatkan kebersihan (hygiene) dan sanitasi di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat melalui penyediaan air bersih, meningkatkan perilaku hidup sehat, serta kepedulian terhadap kelangsungan dan perkembangan dini anak; pemberantasan penyakit menular, meningkatkan cakupan imunisasi dan, meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk pelayanan kontrasepsi dan ibu, menanggulangi gizi buruk, kurang energi kronik dan anemi, serta promosi pemberian ASI ekslusif dan pemantauan pertumbuhan.11

3.4. Data cakupan pelayanan kesehatan Usila di Puskesmas kota Manado tahun 2010
8

Lansia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Di Indonesia orang dinyatakan lansia jika mereka telah berumur di atas 60 tahun. Depkes RI, 2003 menyatakan usia lansia adalah seseorangyang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlhat berbedadengan kelompok usia lainnya.
USILA (60TH+) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 BUNAKEN SARIO WENANG WANEA TIKALA MAPANGET SINGKIL TUMINTING MALALAYANG BAILANG SARIO WENANG RANOTANA TELING ATAS TIKALA BARU RANOMUUT PANIKI BAWAH BENGKOL KOMBOS WAWONASA TUMINTING BAHU MINANGA JUMLAH 0 17.235 8.415 2.352 780 77 77 3 TONGKAINA 1480 3.568 2.564 1.667 2.949 1.506 2.552 67 2.569 1.123 989 2.117 513 247 7 DILAYANI KES 8 % 9 4,53 72,00 43,80 59,33 71,79 34,06 9,68 100,00 33,16 48,83

Sumber : Kantor statistik Kabupaten/kota

Berdasarkan data diatas, di Puskesmas Tikala Baru didapatkan sebanyak 1.506 lansia. Akan tetapi yang dilayani hanya 513 lansia dengan presentase 34, 06%. Penyelenggaraan Posyandu Lansia tidak lepas dari kendala-kendala yang menghambat pelayanan kesehatan kepada Lansia. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi partisipasi Lansia pada Posyandu Lansia antara lain faktor demografi Lansia seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status kerja dan keadaan Lansia tinggal. Faktor lain yang menjadi kendala Lansia adalah pengetahuan Lansia, sikap Lansia terhadap Posyandu Lansia, dukungan keluarga, serta kualitas pelayanan dari Posyandu Lansia..12

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan


10

- Di Puskesmas Tikala Baru masih meningkatnya determinasi sosial. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya ibu hamil yang beresiko tinggi/komplikasi dan banyaknya lansia yang tidak mendapat pelayanan kesehatan yang cukup. Koordinasi antara Dinas Kesehatan provinsi dengan Puskesmas kabupaten/kota penting agar bisa bekerja sama untuk saling melengkapi dan membantu agar berhasil menurunkan determinasi sosial.

4.2. Saran Tenaga pelayanan kesehatan baik dari Dinas Kesehatan maupun Puskesmas, harus lebih giat mempromosikan serta memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil dan lansia agar bisa menurunkan determinan sosial yang ada di Puskesmas Tikala Baru. Tentu hal ini tidak terlepas juga dari peran dan dukungan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

1. Setiaji B. Upaya promosi kesehatan yang terintegrasi, dalam upaya

menurunkan kesenjangan determinan sosial kesehatan. Diunduh dari:


11

www.promosikesehatan.com/?act=article&id=770.Diakses: 23 maret 2012


2. The determinants of health. Diunduh dari: http://www.who.int Diakses:

23 maret 2012
3. Murti B. Determinasi sosio-ekonomi, modal sosial, dan implikasinya bagi

masyarakat. Diunduh dari: pustaka.uns.ac.id/include/inc_pdf.php? nid=235 Diakses: 23 Maret 2012 4. Subianto T. Puskesmas. Diunduh dari: http://www.dinkesnunukan.com. Diakses: 23 Maret 2012. 5. Indarwati R. Puskesmas. Diunduh dari: http://ners.unair.ac.id. Diakses: 23 Maret 2012 6. Puskesmas. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id. Diakses: 23 maret 2012 7. Adri. Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan program pemeriksaan kehamilan (K1 dan K4) di puskesmas Runding kota Subulussalam propinsi NAD. Diunduh dari: repository.usu.ac.id . Diakses: 9 April 2012. 8. Apakah berat badan balita BGM-KMS adalah gizi buruk. Diunduh dari: Arali2008.wordpress.com Diakses: 9 April 2012 9. Gizi buruk di Morowali:Upaya strategi DMC kesehatan. Diunduh dari: fasilitator-masyarakat.org Diakses: 9 April 2012 10. Indikator MDGs ke empat: Menurunkan kematian anak. Diunduh dari: Arali2008.wordpress.com. Diakses: 9 April 2012 11. Laporan perkembangan pencapaian tujuan pembangunan milenium Indonesia. Diunduh dari: www.undp.or.id Diakses: 9 April 2012 12. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia ke posyandu lansia. Diunduh dari: eprints.undip.ac.id Diakses: 9 April 2012

12

Anda mungkin juga menyukai