Anda di halaman 1dari 33

STUDI KASUS MAYOR MANIFESTASI ORAL PADA PASIEN KANKER SERVIKS DENGAN PERAWATAN KEMOTERAPI DI RSUP HASAN SADIKIN

BANDUNG

Pendahuluan

Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim WHO tiap tahun sekitar 15.000 kasus kanker serviks ditemukan di Indonesia. Terapi : operasi pembedahan dengan mengangkat rahim, kemoterapi dan radioterapi. Kemoterapi dan Radioterapi menimbulkan efek samping seperti muntah, mual, rambut rontok dan dapat meningkatkan resiko leukimia.

Pendahuluan (Lanjutan)
-

Resiko terjadinya komplikasi oral terdiri atas beberapa faktor yaitu : mukosa oral, mikroorganisme rongga mulut, trauma pada jaringan mulut dan perubahan anatomi dan fungsi oral akibat kanker yang diderita.

Tinjauan Materi : Kanker Serviks (Pengertian)

Definisi : Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan vagina. Wanita usia 35-55 tahun. 90% berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke rahim.

Kanker Serviks (Pengertian)

Etiologi : infeksi Human Papilloma Virus (HPV), 90% kanker serviks disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18 Faktor risiko minor : umur, paritas, aktivitas seksual dini/perilaku seksual, dan merokok, pil kontrasepsi, genetik, infeksi virus lain dan beberapa infeksi kronis lain pada serviks seperti klamidia trakomatis dan HSV-2

Tinjauan Materi : Kanker Serviks (Faktor Resiko)


Faktor yang mempengaruhi kanker serviks : Usia diatas 35 tahun : risiko tinggi Menikah usia dini Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan Penggunaan antiseptik Wanita yang merokok Riwayat penyakit kelamin Paritas (jumlah kelahiran) Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama

Tinjauan Materi : Kanker Serviks (Gejala Klinis)


Keputihan Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama Ketidakteraturannya siklus haid Sakit saat buang air kecil dan berhubungan seksual

Tinjauan Materi : Kanker Serviks (Diagnosa)


Pemeriksaan pap smear Pemeriksaan DNA HPV Biopsi Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar) Tes Schiller Radiologi

Tinjauan Materi : Kanker Serviks (Pencegahan)

Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia dini, pernikahan pada usia dini, dan berganti-ganti pasangan seks. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut petunjuk dokter. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18

Tinjauan Materi : Kanker Serviks (Pengobatan)


Radioterapi Kemoterapi Pembedahan

Tinjauan Materi : Kanker Serviks (Pengobatan)


Prognosis : buruk Prognosis tergantung dari stadium penyakit. 5-years survival rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk stadium II 60-80%, stadium III kira - kira 50%, dan untuk stadium IV kurang dari 30%

TinjauanMateri : Kemoterapi

Salah satu cara perawatan kanker yang mana menggunakan obat-obatan anti kanker dan terkadang juga digunakan bersamaan dengan perawatan kanker lain seperti pembedahan atau radioterapi. Tujuan : menghentikan atau mengontrol pertumbuhan dari sel-sel kanker, yang diberikan baik dalam bentuk pil, kapsul atau melalui cairan infus.

Tinjauan Materi : Kemoterapi


Terdapat 5 cara pemberian perawatan kemoterapi, yaitu : Terapi Adjuvant Kemoterapi Neoadjuvant Terapi Primer Kemoterapi-induksi sebagai kemoterapi pertama. Kemoterapi kombinasi melibatkan penggunaan dua atau lebih agen kemoterapi.

Tinjauan Materi : Kemoterapi (jenis obat)


Obat golongan alkylating agent, platinum compound, dan antibiotic anthrasiklin, obat golongan ini bekerja dengan mengikat DNA di inti sel sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi. 2. Obat golongan antimetabolit bekerja langsung pada molekul basal inti sel, yang berakibat menghambat sintesisi DNA. 3. Obat golongan topoisemerase-inhibitor, vincaalkoloid, dan taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.
1.

Kemoterapi (jenis obat)


4. Obat golongan enzim seperti L-A Sparaginase bekerja dengan menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis RNA dan DNA dari sel-sel kanker tersebut. 5. Kemoterapi herbal yang terdapat dalam bawang putih. Selenium suatu komponen yang terkandung dalam bawah putih. 6. Kemoterapi herbal dalam senyawa polifenol yang terdapat dalam teh mampu mengurangi resiko kanker dan penyakit jantung koroner.

Kemoterapi (efek samping)

alkylating agen (bisulfan, siklofosfamid, prokarbazin, dan thiotepa), anthracyclines (daunorubisin, doxorubicin, dan epirubicin), antimetabolites (sitosin arabinoside, HU, 5fluorouracil, methotrexate, 6 mercaptopurine, dan 6-thioguanine) antibiotika (actinotherapi D, amsacrine, bleomycin, dan mitomycin), alkaloid vinca (vinblastine dan vincristine) dan taxanes.

Tinjauan Materi : Radioterapi


Terapi yang menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe dan stadium tumor bersamaan dengan responnya terhadap radioterapi. Efek samping : rasa dan malnutrisi, gangguan pada gigi, serta perubahan pada tulang.

Tinjauan Materi : Efek Samping (Kemoterapi dan Radioterapi)


Dipengaruhi oleh : mukosa oral, mikroorganisme rongga mulut, trauma pada jaringan mulut dan perubahan anatomi dan fungsi oral akibat kanker yang diderita.

Efek Samping
mucositis, Infeksi (bakteri, jamur, dan virus) perdarahan, xerostomia, gangguan neurologis, dan kekurangan gizi.

Laporan Kasus Data Pasien

No. Rekam Medis : 0001190xxx Nama : Ny. D Umur : 36 th Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kp. Ranca bangun, Pasir Jambu Bandung Agama : Islam Status : Menikah Masuk RSHS : 19 Februari 2013

Data Pasien
Keluhan Utama Pasien datang untuk kemoterapi Anamnesa Benjolan di leher sebelah kiri yang makin lama makin bertambah besar. Keluhan disertai dengan timbul benjolan di lipat paha kiri. Sebelumnya pasien pernah dikemoterapi, terakhir terapi Juli 2012 di ruang kemuning III, dan disinar 2x dalam, sinar luar 25x, terakhir bulan September 2012. Setelah dsinar, benjolan muncul lagi. Kemudian kaki sebelah kiri bengkak sejak 20 hari. Riwayat Penyakit Terdahulu Tidak ada riwayat HT dan DM

Laporan Kasus Pemeriksaan Fisik


Tanda Vital (20 Februari 2013) Kondisi Umum : Sakit Sedang Kesadaran : CM Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 84 kali/menit Pernafasan : 20 kali/menit Suhu : 36,2 oC

Pemeriksaan Fisik

Kepala Leher Thorax Cor Pulmo Abdomen Ekstrimitas

: Mata : Konjunctiva anemis Sklera: ikterik : a/r. supraclavicula kiri KGB (+), d = 6 cm, keras, immobile NT (-), JUP meningkat : Simetris, retraksi 2 BPH ICS VKa Peranjakan 2 cm : IC tidak terlihat, teraba : NF ka = ki sonor, Vbs ka=ki : datar lesi, hepar (++), lien (++), ruang traute kosong, BU(+) : edema ka=27cm, ki=37cm,

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Intra Oral (20 Februari 2013) Plak : (+) Kalkulus : (+) Stain : (+) Tonsil : T1 T1 Palatum : Berwarna merah muda pucat Bibir : TAK Frenulum : TAK Dasar Mulut : TAK

Pemeriksaan Fisik

Lidah

: Selaput putih di dorsal lidah. Berwarna merah muda di lateral kanan dan kiri lidah Mukosa Bukal : ada garis putih memanjang di mukosa bukal kiri Mukosa Labial : TAK Gingiva : TAK Gigi Geligi : Gigi tidak ada yang hilang dan tanggal

Laporan Kasus Diagnosa


Diagnosa Kerja Ca cervix stadium IIIB Sup DVT Diagnosa Kelainan Intra Oral Suspect kandidiasis a.r. lidah Xerostomia Burning mouth sensation Linea alba

Laporan Kasus Terapi


Kemoterapi : - Metotrexat 1x50 mg - Doxorubicin 1x70mg - Cisplatin 1x70 g Premedikasi : - ondorncetron 1x8 g (IV) - Ranitidine 1x2 amp (IV) - Dexamethasone 2 amp (IV)

Laporan Kasus Gambaran Klinis (mukosabukalkiri dan bibir)

Laporan Kasus Gambaran Klinis (dorsum lidah)

Pembahasan

Pasien mengeluhkan bahwa rongga mulutnya seringkali terasa kering, keadaan ini merupakan salah satu manifestasi oral dari kemoterapi, xerostomia terjadi karena adanya kerusakan pada kelenjar saliva karena penggunaan obat-obatan kemoterapi, hal ini menyebabkan kelenjar saliva tidak memproduksi saliva secara normal, dimana aliran saliva akan berkurang 50-70% (aliran saliva normal 1-3 ml/menit).

Pembahasan (lanjutan)

Xerostomia yang diderita oleh pasien menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan flora normal rongga mulut karena proses self cleansing berkurang Memicu pertumbuhan koloni candida albicans, sehingga terjadi kandidiasis. Burning mouth sensation yang dialami pasien terjadi karena xerostomia sehingga pasien merasa mulutnya terasa sangat kering dan terkadang pedih seperti makan makanan pedas.

Pembahasan (lanjutan)

Untuk mengurangi keluhan pasien, pasien diinstruksikan untuk mengkonsumsi air putih yang banyak, makan wortel atau sledri atau permen karet yang bebas gula atau yang mengandung xylitol.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai