Anda di halaman 1dari 26

Pengaruh Diabetes Terhadap Tenaga Kerja dan Produktivitas Kerja

TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah secara longitudinal menguji pengaruh diabetes pada hasil pasar tenaga kerja. DESAIN PENELITIAN DAN METODE Menggunakan data sekunder dari dua gelombang pertama (1992 dan 1994) dari Health and Retirement Study, kami mengidentifikasi 7,055 responden yang bekerja (51-61 tahun), 490 di antaranya dilaporkan mengalami diabetes pada gelombang 1. Kami memperkirakan efek diabetes pada gelombang 1 terhadap kemungkinan bekerja pada gelombang 2 menggunakan regresi probit. Bagi mereka yang bekerja pada gelombang 2, kita modelkan hubungan antara status diabetes dalam gelombang 1 dengan perubahan jam kerja dan hari tidak masuk kerja menggunakan ordinary least-squares regressions dan mengukur dengan model adanya keterbatasan kerja yang diakibatkan kesehatan menggunakan regresi probit. Semua model memiliki kontrol untuk status kesehatan dan karakteristik pekerjaan dan diperkirakan secara terpisah berdasarkan jenis kelamin.

HASIL Di antara individu dengan diabetes, kemungkinan mutlak bekerja adalah 4,4 poin persentase lebih sedikit untuk wanita dan 7,1 poin persentase lebih sedikit untuk laki-laki relatif terhadap rekan-rekan mereka yang tanpa diabetes. Perubahan jam mingguan bekerja secara statistik tidak bermakna dikaitkan dengan diabetes. Wanita dengan diabetes memiliki 2 hari tidak bekerja lebih banyak per tahun dibandingkan dengan perempuan tanpa diabetes. Dibandingkan dengan individu tanpa diabetes, pria dan wanita dengan diabetes memiliki poin persentase 5,4 dan 6 (peningkatan absolut), masing-masing, yang berarti lebih cenderung memiliki keterbatasan kerja. KESIMPULAN Artikel ini memberikan bukti bahwa diabetes mempengaruhi pasien, pengusaha, dan masyarakat tidak hanya dengan mengurangi lapangan kerja tetapi juga dengan memberikan kontribusi kerugian kerja dan keterbatasan kerja yang berhubungan dengan kesehatan bagi mereka yang tetap bekerja.

Pendahuluan
Biaya perawatan medis terkait dengan diabetes membuat beban ekonomi yang cukup besar untuk pasien, keluarga, dan masyarakat (1,2). Produktivitas yang hilang akibat diabetes telah diperkirakan hampir setengah ($ 40 miliar) dari biaya medis ($ 92 miliar) terkait dengan diabe-es pada tahun 2002 (1). Sebagaimana prevalensi diabetes di AS telah meningkat (3), demikian pula beban ekonomi (4). Peningkatan prevalensi (5) antara individu-individu yang lebih muda menunjukkan bahwa diabetes akan menjadi lebih umum pada populasi usia kerja
BIAYA PERAWATAN

BEBAN EKONOMI AKIBAT DIABETES


PREVALENSI PADA USIA MUDA
PRODUKTIVITAS KERJA

Diabetes dapat mempengaruhi mempekerjakan-ment dalam beberapa cara. 1. Komplikasi diabetes dapat mencegah bekerja secara total atau meningkatkan absensi bagi mereka yang bekerja (11). 2. Produktivitas di tempat kerja juga mungkin terganggu (12). 3. Individu dengan diabetes mungkin menghadapi diskriminasi kerja Studi kami memberikan kontribusi untuk literatur ini dalam beberapa hal penting. 1. Kita memisahkan dan menganalisis pengaruh diabetes menurut jenis kelamin terhadap lapangan kerja, perubahan jam kerja, hari tidak bekerja, dan keterbatasan kerja pada mereka yang bekerja. 2. Model yang kita gunakan untuk memprediksi pasar tenaga kerja memiliki kontrol hasil untuk beberapa kondisi kronis lainnya, BMI, dan karakteristik pekerjaannya yang telah dihilangkan dalam penelitian sebelumnya. 3. Kami mengeksplorasi hubungan terkait kesehatan untuk alasan berhenti bekerja terhadap status diabetes pada individu-individu yang sebelumnya dipekerjakan.

Desain Penelitian dan Metode


Kami menggunakan data dari dua gelombang pertama (1992 dan 1994) dari Health and Retirement Study, yang merupakan studi nasional cohort. HRS ini dirancang untuk menyediakan data bagi para peneliti, analis kebijakan, dan program perencana yang memeriksa pensiun dan penuaan (16). Gelombang pertama memilih sampel perwakilan nasional dari orang tua berusia 51-61 tahun 1992 dan pasangan mereka tanpa memandang usia (17).

Kelompok Studi
Kelompok dengan diabetes pada interview pertama Kelompok tanpa diabetes pada interview pertama
Dengan kriteria inklusi
Dilaporkan didiagnosa diabetes pada interview 1 Bekerja pada interview 1 Usia < 65 tahun pada interview ke2 2 tahun kemudian

Kriteria eksklusi
Lost to follow up Meninggal 65 tahun pada interview 2 Pada interview 1 terdiagnosa diabetes, namun tidak terdiagnosa diabetes pada interview 2 Terdiagnosa diabetes pada interview 2 Missing observation

Variabel Analitik
Hipotesis Diabetes menurunkan kemungkinan pekerjaan tambahan dan meningkatkan absensi dan keterbatasan kerja Variabel dependen : 1. Status bekerja dan tidak bekerja 2. Perubahan jumlah jam kerja setiap minggu pada dua pekerjaan 3. Jumlah ketidakhadiran berhubungan kesehatan dalam 12 bulan terakhir 4. Adanya keterbatasan kerja berhubungan kesehatan

Variabel independen : 1. Status kesehatan (BMI dan adanya penyakit lain) 2. Karakteristik pekerjaan 3. Kondisi finansial

Analisis
Dengan menggunakan t-test (p value < 0.05), dideteksi perbedaan signifikan karakteristik sosiodemografi pada interview 1 dan hasil pasar tenaga kerja pada interview 2 pada kedua kelompok studi. Probit model yang digunakan, dimana diabetes merupakan variabel biner, menunjukkan perubahan kemungkinan absolut untuk bekerja yang relatif antara individu dengan diabetes terhadap individu tanpa diabetes.

Untuk mengukur perubahan jam kerja per minggu, ketidakhadiran, dan keterbatasan kerja yang hanya bisa didapatkan pada interview 2, maka digunakan fungsi rata-rata linear kondisional. Terakhir, digunakan regresi logistik sederhana untuk mengukur kemungkinan tidak bekerja pada interview 2 yang diakibatkan alasan berhubungan kesehatan yang dikemukakan individu sendiri.

Hasil
Tabel 1 menyajikan statistik deskriptif untuk sosiodemografi dan karakteristik ekonomi pekerja dalam gelombang 1 (1992), sebagai pasar hasil kerja di gelombang 2 (1994), dikelompokkan berdasarkan status diabetes. Hampir 7% dari sampel Gelombang 1 memiliki riwayat diabetes. Yang rata rata terdiagnosis sejak usia 8,8 tahun. Hampir setengah dari mereka dilaporkan bahwa menggunakan obat oral sedangkan satu dari empat yang lain menggunakan insulin untuk mengontrol diabetes mereka.

Individu dengan diabetes rata rata 1 tahun lebih tua dan cenderung laki laki kemudian dibandingkan dengan satu pekerja dewasa tanpa diabetes. Selain itu, secara signifikan lebih besar proporsi sampel diabetes dari Afrika Amerika (26,5%) diabndingkan dengan individu tanpa diabetes (14,3%). Orang dengan diabetes memiliki total kekayaan yang kurang, sehingga harus diklasifikasikan sebagai white colar , dan memiliki pendidikan yang lebih rendah dibandikan mereka yang tidak diabetes.

Individu dengan diabetes juga memiliki BMI yang signifikan lebih tinggi dan kondisi kesehatannya pun lebih kronis. Dua tahun kemudian, 86% dari individu tanpa diabetes dan 78% dari mereka yang diabetes dipekerjakan. Di antara mereka bekerja pada wawancara kedua, individu dengan diabetes bekerja rata rata sedikit jam per minggu dan memiliki lebih banyak kehilangan hari kerja dan keterbatasan dibandingkan orang tanpa diabetes, hal ini menunjukkan bahwa diabetes mempengaruhi produktivitas kerja.

Multivariate results Employment


Probit perkiraan dari perbedaan dalam probabilitas mutlak bekerja di gelombang 2 diperlihatkan pada Tabel 2. Data-data yang ditampilkan untuk laki-laki dan perempuan. Kontrol Model pertama untuk karakteristik sosiodemografi dan pekerjaan, sedangkan kontrol kedua memasukkan BMI dan jumlah kondisi kesehatan kronis lainnya. Dalam kedua kontrol, pengaruh diabetes pada probabilitas kerja adalah negatif, meskipun besarnya efek dan maknanya bervariasi menurut jenis kelamin di seluruh kontrol. Dalam kontrol pertama, kemungkinan bekerja adalah 5,9% untuk wanita dengan diabetes dan 9,0 persen untuk pria dengan diabetes dibandingkan dengan rekan kerja mereka yang tanpa diabetes.

Dengan masuknya BMI dan kondisi penyakit kronis dalam kontrol, pengaruh diabetes berkurang menjadi 4,4 dan 7,1 persen untuk perempuan dan laki laki. Namun, efek dari diabetes bagi perempuan adalah sedikit berarti atau signifikan (p<0,10).

Produktivitas Kerja
Tabel 2 juga menyajikan hasil dari model probit memprediksi pengaruh diabetes pada kemungkinan keterbatasan kerja dan dari prediksi model ordinary least squares memprediksi berdasarkan kehilangan hari kerja per hari bagi individu yang bekerja di wawancara kedua. Setelah penyesuaian untuk sosiodemografi dan karakteristik pekerjaan, diabetes merupakan prediktor dari kedua keterbatasan kerja dan jumlah hari kerja yang hilang, menunjukkan bahwa, diantara mereka yang bekerja diabetes dapat mengurangi kinerja di tempat kerja.

Sebagaimana yang diharapkan, pengaruh diabetes bisa lebih kecil pada kontrol untuk indikator status kesehatan yang lain. Hubunghan diabetes dengan adanya keterbatasan kerja secara statistik signifikan untuk pria dan wanita. Pria dan wanita dengan diabetes adalah antara 5 dan 6 persen lebih mungkin untuk memiliki keterbatasan kerja dibandingkan dengan mereka tanpa diabetes. Hubungan antara diabetes dan kehilangan hari kerja lebih besar bagi perempuan dibandingkan pria. Perempuan dengan diabetes memiliki dua lebih banyak kehilangan hari kerja per tahun dibandingkan dengan perempuan tanpa diabetes.

Health-related reasons for not working.


Di antara individu yang bekerja di wawancara pertama tidak bekerja 2 tahun kemudian, kami juga meneliti hubungan antara diabetes dengan self reported yang berhubungan dengan alasan kesehatan untuk tidak bekerja (tabel 3). Individu yang tidak bekerja dengan diabetes lebih memilih untuk menyampaikan agar dinonaktifkan dibandingkan dengan individu yang tidak bekerja tanpa diabetes (rasio odds [OR] 2,1 [95% CI 1,1-3,8]). Bila dibandingkan dengan kelompok kedua, individu yang tidak bekerja dan menderita diabetes juga lebih mungkin untuk menyampaikan agar diberhentikan bekerja karena kesehatan yang buruk 3.1 [2.1-4,7]) dan menjadi pekerja yang dinonaktifkan (3,6 [2,4-5,5]).

Kesimpulan
Sejak prevalensi diabetes menjadi lebih umum dalam populasi, dampaknya terhadap ketenagakerjaan dan produktivitas kerja cenderung menjadi lebih mendesak bagi masyarakat. Temuan kami konsisten dengan asosiasi dilaporkan pada studi cross-sectional, dan mereka memberikan bukti baru bahwa diabetes secara signifikan mengurangi kemungkinan kerja. Bahkan setelah mengendalikan faktor-faktor lain yang diduga relevan dengan keputusan untuk bekerja, seperti kondisi kesehatan lain yang kronis dan karakteristik pekerjaan, kami menemukan bahwa diabetes berkurang kemungkinan bekerja sebesar 4,4 poin persentase untuk perempuan dan 7,1 persentase poin untuk pria.

Meskipun studi ini tidak secara eksplisit mengukur presentasi (yakni, penurunan produktivitas sambil bekerja), kami menemukan bahwa diabetes dikaitkan dengan adanya keterbatasan kerja. Diabetes juga terkait dengan absensi meningkat. Temuan ini menunjukkan diabetes mengakibatkan kerugian produktivitas bagi pengusaha. Karyawan mungkin mendapat upah yang lebih sedikit jika kehilangan hari kerja mereka melampaui suatu penjatahan cuti sakit yang dibayar. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa risiko diabetes mungkin berkurang melalui tempat kerja, dimana program kesehatan yang menargetkan pencegahan diabetes serta peningkatan strategi kesehatan lainnya. Dengan mengurangi kejadian diabetes, program ini juga dapat mencegah / mengurangi kerugian di masa depan pada lapangan kerja dan produktivitas kerja. Tambahan studi diperlukan untuk memahami apakah biaya yang disponsori oleh pekerja diimbangi dengan mencegah atau mengurangi kerugian produktivitas akibat diabetes.

Di antara orang-orang yang bekerja dalam wawancara pertama, tetapi tidak bekerja 2 tahun kemudian, kami menemukan bahwa kesehatan terkait alasan untuk meninggalkan tenaga kerja yang lebih umum di antara orang dengan diabetes dibandingkan dengan individu tanpa diabetes. Sebagai contoh, dibandingkan dengan mereka rekan-rekan tanpa diabetes, mantan karyawan dengan diabetes 2 sampai 3 kali lebih mungkin untuk melaporkan bahwa mereka berhenti bekerja karena penurunan kesehatan mereka. Karena diabetes adalah penyakit progresif, orang dapat berspekulasi bahwa terjadinya atau perkembangan komplikasi diabetes mungkin telah menyebabkan orang-orang untuk berhenti bekerja. Oleh karena itu, pencegahan dari kedua diabetes dan komplikasinya melalui obat-obatan, diet,dan olahraga mungkin untuk menghasilkan manfaat ekonomi selain untuk menjaga status kesehatan dan kualitas hidup bagi individu yang beresiko atau yang sudah menderita diabetes.

Singkatnya, hasil kami memberikan bukti bahwa diabetes mempengaruhi pasien, pengusaha, dan masyarakat tidak hanya dengan mengurangi kerja tetapi juga dengan berkontribusi terhadap banyaknya kerugian melalui ketidakhadiran dan keterbatasan dalam tempat kerja yang berhubungan dengan kesehatan kerja. Beban ekonomi yang terkait dengan diabetes cenderung meningkat sejak diabetes menjadi lebih umum. Selain itu, kerugian keseluruhan pekerjaan yang berhubungan dengan diabetes (penyakit yang sangat lazim) pada tingkat populasi yang mungkin jauh lebih besar dibandingkan dengan kurang lazim penyakit seperti kanker, yang menyebabkan lebih besar kehilangan pekerjaan individu. Terapi obat dan kemajuan medis dalam pengelolaan diabetes dapat mengurangi beban ini. Tantangan dalam menerjemahkan kemajuan dalam praktek sehingga individu dapat menikmati hidup sehat dan masyarakat dapat memetik hasil yang produktif dan kerja yang sehat populasi.

Anda mungkin juga menyukai