Anda di halaman 1dari 3

Celoteh untuk Cerpen Marliyana

Penulis Perlu Tahu Teknik Dasar Bahasan untuk membuat judul menarik, sudah kita temukan pada cerpen Intan. Untuk
mengemas konflik yang bagus, sudah pada cerpen Alfian. Mengenai teknik pengemasan, ada di cerpen Meili. Nah, untuk teknik dasar menulis, sepertinya akan kita bahas melalui cerpen karya Marliyana. Teknik dasar yang akan saya bahas di sini berhubungan dengan tanda baca. Silakan Marliyana dan teman-teman baca terlebih dahulu cerpen berjudul Magic of Ferromagnetik karya teman kita, Marliyana. Seperti yang kita ketahui bersama. Tanda baca itu memiliki makna. Bukan sekedar aksesoris. Lewat tanda baca, pembaca akan mampu menyelami emosi tokoh dalam cerita, bahkan kalau yang sudah pintar dan jeli dalam membaca, lewat tanda baca dalam narasi atau dialog tokoh, mereka bisa menyimpulkan watak tokoh dalam cerita itu seperti apa. Nah, kebanyakan penulis muda, sering salah menggunakan tanda baca pada dialog yang ia buat diceritanya. Silakan simak kutipan dialog dari cerpen Marliyana berikut ini: kau cari apa del, ?Tanya Disa sesekali merlirik keranjang di punuknya, terlihat seberkas minuman yang tak berpenghuni, kini ada dalam dekapan keranjangan Fadel. lihat saja di keranjangku DisJawab Fadel sembari memegang capit penggaruk di tangan kanannya. Perhatikan huruf K pada kalimat dalam tanda kutip, kau. Seharusnya huruf awal dalam dialog atau pun dalam kalimat, ditulis dengan huruf capital. Selain itu, perhatikan penulisan nama tokoh del, tanda koma sebelum tanda tanya dan dialog ditutup dengan tanda kutip, kemudian narasi: Tanya Disa, bla.. Penulisannya seharusnya tidak seperti itu. Banyak kesalahan dalam penulisan tanda baca yang dilakukan Marliyana. Tak apa, dari kesalahan, kita akan belajar. Jadi tahu dan tidak akan mengulanginya lagi. Akan saya perbaiki dan silakan bandingkan hasilnya. Ini sesuai standar penulisan yang ada.

Kau cari apa, Del? tanya Disa, sesekali melirik keranjang di punuknya. Terlihat seberkas minuman yang tak berpenghuni. Kini, ada dalam dekapan keranjangan Fadel. Lihat saja di keranjangku, Dis, jawab Fadel sembari memegang capit penggaruk di tangan kanannya. Seperti itulah penulisan standarnya. Semoga Marliyana dan teman-teman bisa melihat perubahannya. Hingga kesalahan ini tidak terulang pada naskah selanjutnya. Kita lanjut kembali ke tanda baca yang lain. Silakan perhatikan kutipan dalam cerita Marliyana berikut ini: Tupaskanmakhluk asingRASAKAN INI!!!!!!!!!!!!!!!!Seru Putra melayangkan Benda berbentuk huruf U di wajah buruk rupa makhluk asing itu. Bla, bla, bla Perhatikan penulisan huruf kapital dalam kalimat rasakan ini dan tanda seru yang digunakan. Kesalahan ini juga sering dilakukan penulis muda. Ini disebut mengontrol emosi saat menulis. Sebisa mungkin penulis harus bisa mengontrol emosinya ketika menulis, hingga hasil tulisannya bagus dan jernih. Penggunaan tanda seru juga dibatasi dalam dialog. Seingat saya, aturan standarnya maksimal 3 seru yang digunakan. Bukan diskon seperti itu. Sebab, satu tanda seru yang dipakai pun sudah cukup memberitahu pembaca kalau tokoh sedang berteriak. Artinya, nada suaranya berbeda ketika dialog ditutup dengan tanda koma atau pun titik. Jadi tak perlu memberinya tanda seru begitu banyak, apalagi dengan menggunakan huruf kapital pada kalimatnya. Tupaskan, makhluk asing! Rasakan ini! seru Putra melayangkan benda berbentuk huruf U di wajah buruk rupa makhluk asing itu. Ada 2 pilihan ketika hendak menegaskan kalau tokoh berteriak dengan sangat kencang. Menggunakan tanda seru sebanyak 3 buah atau menggunakan 3 titik sebelum tanda seru dalam dialog. Dan kebanyakan penulis professional menggunakan tanda titik 3 sebelum tanda seru. Karena itu lebih elegan.

Satu lagi sebelum saya tutup. Ketika kita hendak menuliskan angka dalam cerita. Pilihlah salah satu saja, misal kita ingin menyebut angka 20. 000. Silakan pilih dengan menggunakan huruf penyebutan atau dengan menggunakan angka. Jangan menggunakan keduanya seperti yang Marliyana lakukan yakni 20.000 (dua puluh ribu). Karena itu juga nggak bagus. Kurang enak dibaca. Sebab bila dibaca akan diulang 2 kali, yaitu dua puluh ribu dua puluh ribu. Makna kalimat itu akan sangat rancu jadinya. Sepertinya itu saja untuk cerpen Marliyana. Semoga ada manfaat dan ilmunya. Mohon maaf bilakurang berkenan atau ada kalimat yang kurang enak dibaca. Terus berkarya. Salam, GA

Anda mungkin juga menyukai