Anda di halaman 1dari 23

Mola hidatidosa

Ialah jonjot2 korion (korionik vili) yg tumbuh berganda berupa gelembung kecil yg mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah angur atau mata ikan.karena disebut hamil angur atau mata ikan .kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yg jinak (beningna)

Patologi

Jonjot2 koroin tumbh berganda dan mengandung ciran merupakan kista2 kecil seperti angur . Biasanya didalammya tidak berisi embrio .secara histipatologik kadang2 ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal.

Secara mikroskopik terlihat trias: 1. Proliferasi dari trofoblas 2. degenerasi hidropik dari stroma vili dan kesembaban. 3. terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma.

etiologi

Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehinga mati tetapi terlambat dikelurkan Imuno selektif dari trofoblas Kondisi sosio ekonomi Paritas tinggi Kekurangan protein

Diagnosis dan gejala

1.anamnesa/ keluhan: - terdapat gejala hamil muda yg kadang lebih nyata dari kehamilan biasa - kadangkala ada tanda toksemia gravidarum - terdapat perdarahan sedikit atau banyak,tidak teratur ,warna tenguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.

- Pemebesaran uterus tidak sesuai (lebih besar)dgn tua kehamilan seharusnya. - keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan(tidak selalu ada) yg merupakan diagnosa pasti.

2. inspeksi : - muka da kadang2 badan kelihatan pucat kekuning-kuningan yg disebut muka mola (mola face) - kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.

3. Palpasi: - uterus membesar tidaj sesuai dgn tuanya kehamilan ,teraba lembek . - tidak teraba bagian2 janin dan balotemen, juga gerakan janin. - adanya fenomena harmonika:darah dan gelembung darah keluar,dan fundus uteri turun: lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.

4. Auskultasi : - tidak terdengar bunyi denyut jantung janin. - terdengar bising dan bunyi khas.

5. reaksi kehamilan : karena kadar HCG tinggi maka uji biologik dan uji imunologik.(galli manini dan planotest) akan positif setelah pengenceran (titrasi)

6. Pemeriksaan dalam: - pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek,tidak ada bagian bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina ,serta evaluasi keadaan serviks.

7. Uji sonde: sonde(penduga rahim) dimasukan pelan2 dan hati2 kedalam kanalis servikalis da kavum uteri.Bila tidak ada tahanan,kemungkinan mola

8. foto rontgen abdomen : tidak terlihat tulang 2 janin(pada kehamilan 3-4 bulan). 9. Ultrasonografi : pada mola akan terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin.

Komplikasi

Perdarahan yg hebat sampai syok ,kalau tidak segera ditolong dapat berakibat fatal. Perdarahan berulang ulang dapat menyebabkan anemia . Infeksi sekunder. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan.

Penanganan

Terapi. a. kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola , atasi syok dan perbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan trasfusi darah. tindakan pertama adalah melakukan manual digital untuk pengeluaran sebanyak mungkin jaringan da bekuan darah. Barulah dengan tenang da hati hati evakuasi sisanya dgn kuretase.

B. jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil : - pasangan beberapa gagang laminaria utk memperlebar pembukaan selama 12 jam. - setelah itu pasang infus dextrosa 5% yg berisi 50 satuan oksitosin(pitosin dan sintosin); cabut laminaria ,kemudian setelah it lakukan evakuasi kavum uteri dgn hati2.

Pakailah cunam ovum yg agak besar atau kuret besar ;ambilah dulu bagian tengah baru bagian2 lainya pada kavum uteri. Pada kuretase pertama ini , keluarkanlah jaringan sebanyak mungkin, tak usah terlalu bersih.

Kalau pendarahan banyak, berikan tranfusi darah dan lakukan tampon utero-vaginal selama 24 jam. c. bahan jaringan dikirim utk pemeriksaan histo-patologik dalam 2porsi: - porsi 1 :yg dikeluarkan dgn cunam ovum; - porsi 2 : yg dikeluarkan dgn kuretase.

d. berikan obat-obatan : antibiotik, uterus tonika dan perbaikan keadaan umum penederita. e. 7-10 hari sesudah kerokan pertama,dilakukan kerokan kedua utk,pemeriksaan lab. f. kalau mola terlalu besar dan takut perforasi bila dilakukan kerokan , ada beberapa intitut yg melakukan histerotemia utk mengeluarkan isi rahim {mola } .

g.histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi {high risk mola}: usia >30 thn, paritas 4 atau lebih, dan uterus yg sangat besar (mola besar ) , yaitu setinggi pusat atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai