Anda di halaman 1dari 43

1

KARYA TULIS ILMIAH ARTIKEL


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran B.Indonesia

Disusun oleh:
1. Anita Ratna Komala 2. Iswahyuni 3. Mohammad Nurul Huda

SMA NEGERI 1 KARAWANG


Jalan Jend. A. Yani No.22 Telp. (0267) 402335 Fax. (0267)417539 Karawang 41312 e-mail: smansa_karawang@yahoo.com website: www.smun1-krw.sch.id

2 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah yang menjelaskan tentang Artikel ini, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, serta Keluarganya dan Umat Muslim pada umumnya. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan pelengkap untuk bahan diskusi yang akan kami presentasikan, dan juga sebagai kerangka acuan dalam diskusi tersebut sehingga menjadi baik dan terarah. Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan masih dapat berguna untuk menjelaskan materi tentang Artikel. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Saran dan kritk yang membangun akan kami terima dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas Karya Tulis Ilmiah ini.

Karawang, 26 Agustus 2009 Penyusun

ABSTRAK

Untuk mengungkapkan suatu ide atau pemikiran tentang masalah , hal atau peristiwa yang sedang hangat dibicarakan pada umumnya orang menuangkannya dalam bentuk tulisan. Tulisan yang digunakan adalah tulisan ilmiah yang bentuknya biasa berupa makalah, paper, skripsi, tesis bahkan Artikel. Artikel adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah berbentuk argument yang mengemukakan pendapat dari para ahlinya disertai bukti-bukti dan solusinya. Isi sebuah artikel tidak hanya sebuah opini & pemecahan masalah saja, tetapi juga berisi berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya tidak kita ketahui. Berdasarkan Latar Belakang di atas, penelitian ini berarah pada masalahmasalah sebagai berikut : (1) Bagaimana definisi Bahasa; (2) Bagaimana tahapan perolehan bahasa; (3) Bagaimana pengertian bahasa buatan itu; (4) Bagaimana cara menerjemahkan bahasa; (5) Bagaimana pengertian dari Artikel; (6) Apa saja jenis-jenis artikel; (7) Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat artikel; (8) Bagaimana aspek bahasa dalam artikel; Untuk memecahkan masalah tersebut, penulis menggunakan metode penelitian dengan cara study pustaka yaitu dari internet, buku bahasa Indonesia dan buku pedoman penulisan Karya Ilmiah. Dalam penganalisisan data, yang kami peroleh dari Internet dapat menjawab permasalahan nomor satu, dua, tiga dan empat di analisis dengan cara diurutkan, dikelompokkan dan dipahami lebih dalam lagi. Data yang diperoleh dari beberapa pendapat ahli bahasa dan Guru bahasa Indonesia dapat digunakan untuk menjawab permasalahan nomor lima, enam, tujuh dan delapan di analisis dengan cara diurutkan, dikelompokkan, dipahami dan dibandingkan. Berdasarkan hasil penelitian dari contoh- contoh Artikel kami menyimpulkan bahwa Artikel merupakan sebuah karangan tidak nyata, tentang suatu masalah secara lengkap yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur. Dan dalam pembuatan Artikel ada beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan agar Artikel dapat tersusun dengan baik dan benar.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... Abstrak .......................................................................................................... Daftar Isi ....................................................................................................... Bab I Pendahuluan

i i iii

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 1.5 Asumsi dan Keterbatasan .................................................................. 1.6 Metode Penelitian ............................................................................. Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Bahasa ................................................................................... 2.2 Beberapa istilah dalam Bahasa ............................................................... 2.3 Tahapan perolehan bahasa ...................................................................... 2.4 Bahasa buatan.......................................................................................... 2.5 Menerjemahkan bahasa............................................................................ 2.6 Pengertian Artikel ................................................................................... 2.7 Jenis Artikel............................................................................................. 2.8 Ciri-ciri Artikel....................................................................................... 2.9 Hal hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Artikel ................... 2.10 Aspek Bahasa Dalam Artikel ................................................................ 2.11 P engkajian Hasil Penelitian ................................................................. 2.12 Kerangka Pemikiran Argumentasi Keilmuan ....................................... 2.13 Pengajuan Hipotesis............................................................................... Bab III Prosedur Penelitian

1 1 2 2 3 3

4 4 5 5 6 6 8 10 11 16 16 29 29

5 3.1 Tujuan Khusus ........................................................................................ 3.2 Metode dan Rancangan Penelitian .......................................................... 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ................................................. Bab IV Deskriptif, Analisis, Pembahasan, Temuan, Penelitian Perbandingan 4.1 Jabaran Variabel ...................................................................................... 4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 4.3 Pengujian Hipotesis ................................................................................ 4.4 Diskusi Hasil Penelitian .......................................................................... Bab V Penutup 36 36 iv 33 34 34 35 31 31 31 31 32 dan

5.1 Simpulan ................................................................................................. 5.2 Saran ....................................................................................................... Daftar Pustaka ...............................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mengungkapkan suatu ide atau pemikiran tentang masalah , hal atau peristiwa yang sedang hangat dibicarakan pada umumnya orang menuangkannya dalam bentuk tulisan. Tulisan yang digunakan adalah tulisan ilmiah yang bentuknya biasa berupa makalah, paper, skripsi, tesis bahkan Artikel. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami akan membahas khusus tentang Artikel. Artikel adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah berbentuk argument yang mengemukakan pendapat dari para ahlinya disertai bukti-bukti dan solusinya.Isi sebuah artikel tidak hanya sebuah opini & pemecahan masalah saja, tetapi juga berisi berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya tidak kita ketahui. Dengan seringnya membaca dan mengkaji bahkan membuat artikel diharapkan kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam proses penelitian- penelitian yang kami kaji, timbul berbagai permasalahan yang muncul. Untuk itu kami membatasi permasalahan yang muncul, diantaranya: a. Apa yang dimaksud dengan bahasa? b. Bagaimana tahapan perolehan bahasa? c. Apa yang dimaksud dengan bahasa buatan?

7 d. Bagaimana cara menerjemahkan bahasa? e. Apa yang dimaksud dengan artikel? 1 f. Apa saja jenis-jenis artikel? g. Apa saja ciri-ciri Artikel? h. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat artikel? i. Bagaimana aspek bahasa dalam artikel?

1.3 Tujuan Penelitian


Kami sebagai tim penyusun melakukan penelitian dengan beberapa tujuan, diantaranya: a. b. c d. e. f. g. Agar siswa dapat memahami tentang bahasa. Agar siswa dapat mengetahui bagaimana tahapan perolehan bahasa. Agar siswa dapat mengetahui tentang bahasa buatan Agar siswa dapat mengetahui cara menterjemahkan bahasa Agar siswa dapat mengetahui tentang artikel. Agar siswa dapat mengetahui jenis-jenis artikel Agar siswa dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan artikel. h. Agar siswa dapat mengetahui aspek bahasa dalam artikel.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini dituangkan dalam karya tulis yang sangat bermanfaat bagi para siswa di lingkungan kampus SMA Negeri 1 Karawang khususnya siswa XI IPA 1. Adapun manfaatnya adalah:

8 a. b. c. d. e. f. g. h. Untuk memahami tentang bahasa. Untuk mengetahui bagaimana tahapan perolehan bahasa. Untuk mengetahui tentang bahasa buatan Untuk mengetahui cara menterjemahkan bahasa Untuk mengetahui tentang artikel. Untuk mengetahui jenis-jenis artikel Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan artikel. Untuk mengetahui aspek bahasa dalam artikel.

1.5 Asumsi dan Keterbatasan


Dalam pembuatan Artikel tentunya ada tata cara yang baik agar

memperoleh hasil yang baik pula. Diantaranya beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Artikel adalah menguji gagasan, pola penggarapan Artikel, penulisan bagian pendahuluan, penulisan bagian pembahasan atau tubuh utama, menutup artikel, dan pemeriksaan isi artikel. Aspek bahasa dalam artikelpun perlu kita perhatikan dengan cara membedakan antara kosa kata ilmiah dan kosa kata populer.

1.6 Metode Penelitian


Dalam proses penelitian membuat karya tulis ini, kami melakukan beberapa metode penelitian, diantaranya: 1. Study pustaka : a. Internet b. Buku Bahasa Indonesia

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahasa


Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk mebentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki beberapa definisi yaitu : a. Satu system untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan. b. Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka kepada orang lain. c. Satu kesatuaan system makna. d. Satu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna. e. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh :Perkataan, kalimat, dan lain lain.) f. Satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.

2.2 Beberapa istilah dalam Bahasa


a. Fonem yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. b. Morfem yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan.

10 c. Sintaks yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau Subjek-predikat-objek. d. Semantik yaitu mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat. e. Diskurs yaitu mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragraph, bab, cerita atau literatur.

2. 3 Tahapan perolehan bahasa a. Berbunyi yaitu tahapan yang dilakukan oleh bayi di seluruh dunia, tidak
terpengaruh pada jenis bahasa yang ada di sekitarnya. Bayi tuna rungu pun melakukannya. Biasanya terdiri atas bebunyian dari huruf hidup.

b. Bergumam

yaitu tahapan yang menunjukkan kecenderungan bayi untuk

mengeluarkan berbagai jenis fonem yang digabung antara huruf hidup dan konsonan. Pada tahap ini suara babbling terdengar sama pada bayi berbahasa apapun.

c.

Ujaran satu kata yaitu Tahapan yang menunjukkan kecenderungan bayi untuk mengeluarkan fonem yang berguna pada bahasanya, baik huruf hidup maupun konsonan.

d. Ujaran

dua kata dan penuturan telegrafik yaitu tahapan yang

berlangsung pada usia 1.5 2.5 tahun, dimana bayi dan balita mulai menggabungkan dua atau tiga buah kata. Pada saat ini anak mulai belajar memahami sintaks.

e.

Struktur dasar kalimat dewasa yaitu tahapan yang mulai muncul pada usia 4 tahun. Ditunjang oleh pertambahan perolehan kosa kata yang meningkat secara eksponensial.

11

2.4 Bahasa buatan


Ada beberapa bahasa artifisial (buatan) yang dikenal. Salah satunya adalah bahasa Esperanto. Bahasa ini diciptakan oleh L. L. Zamenhof di mana bahasa ini merupakan paduan dari berbagai unsur bahasa, khususnya bahasa-bahasa Roman yang dicampurkan dengan unsur-unsur Bahasa Slavia dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, serta digunakan untuk mempermudah pembelajaran bahasa karena kesederhanaan tata bahasanya. Bahasa-bahasa artifisial lainnya yang disebut conlang (constructed language) antara lain adalah Bahasa Interlingua dan Bahasa Lojban. Sebagian pakar bahasa, seperti J.R.R. Tolkien, telah menciptakan bahasa rekaan, untuk tujuan di bidang sastera . Salah satunya adalah bahasa Quenya, yakni satu bentuk bahasa yang dipakai oleh kaum Elvish. Quenya mempunyai abjad dan istilah tersendiri serta dapat digunakan oleh manusia. Di samping bahasa Quenya, juga diciptakan bahasa Klingon yang pernah dipakai dalam film Star Trek.

2.5 Menerjemahkan bahasa


Bahasa manusia yang berbeda-beda menyebabkan manusia mencoba untuk mengungkapkannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggunakan komputer untuk menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lainnya. Perangkat demikian dikenal sebagai "Mesin Penerjemah". Mesin Penerjemah merupakan hal yang sangat diidam-idamkan oleh para pakar komputer sejak awal. Pada mulanya mereka memperkirakan, bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi, hal tersebut ternyata sulit dalam pelaksanaannya, sehingga para pakar komputer tersebut putus asa. Meskipun demikian, di masa sekarang ini beberapa perangkat penerjemah telah dijual secara komersial di pasaran.

12

2.6 Pengertian Artikel


Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan W.J.S. Poerwodarminto, article berarti karangan. Sedangkan artikel dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti karangan di surat kabar, majalah dan sebagainya.

Menurut Sharon Schull Artikel di definisikan sebagai bentuk karangan yang berisi analisis suautu fenomena atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau sosial tersebut terjadi. Suatu artikel terkadang menawarkan suatu alternative bagi pemecahan masalah. Pada saat ini, menulis artikel di media cetak (dan elektronik) sudah menjadi kegiatan yang terhormat dikalangan intelektual. Identitas dan otoritas seorang intelektual akan terangkat jika ia dikenal sebagai seorang penulis artikel. Dengan menulis artikel dimedia cetak, seseorang akan dikukuhkan sebagai warga intelektual. Namun demikian, bukan berati "kaum non intelektual" tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menulis artikel di media massa. Belakangan ini, sudah banyak para praktisi, profesional di bidang tertentu dan penulis lepas (freelance) yang melakukan hal sama. Ini tentu fenomena yang menggembirakan, meskipun secara kuantitas jumlah mereka tidak begitu banyak. Menurut Wikipedia Indonesia Sebuah artikel merupakan sebuah halaman yang mempunyai informasi seperti layaknya yang ada dalam ensiklopedia atau almanak di dalamnya (seperti almanak merujuk kepada daftar-daftar, rentang waktu, tabel atau bagan).

13 Menurut Sumadiria Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya actual dan kadang-kadang controversial dengan tujuan untuk memberi tahu (informative), memengaruhi, meyakinkan (persuasive argumentative), dan menghibur Khalayak pembaca. Menurut Sumber lainnya Artikel merupakan karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (1). Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (2). Artikel merupakan: 1. karya tulis atau karangan; 2. karangan nonfiksi; 3. karangan yang tak tentu panjangnya; 4. karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur; 5. sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; 6. wujud karangan berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120).

2.7 Jenis Artikel Berdasarkan jenis karangannya, artikel dibagi atas empat jenis yaitu:
1. Artikel Deskriptif, diambil dari kata describe yang artinya menjelaskan. Isi artikal ini menjelaskan suatu masalah atau fakta yang menjadi sorotan publik. 2. Artikel Eksplanatif, diambil dari kata explain yang berarti menerangkan suatu masalah secara detail. Biasanya diakhiri dengan kesimpulan dan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.

14 3. Artikel Prediktif, diambil dari kata predict yang berarti meramalkan. Artikal berisi dugaan tentang masa yang akan datang dari masa sekarang. 4. Artikel Preskriptif, diambil dari kata prescribe yang berarti menuntun atau mengajak untuk mengikuti apa yang disampaikan.

Berdasarkan jenis isinya, dibagi menjadi 6 yaitu:


a. Artikel How-To adalah jenis artikel yang berisi suatu permasalahan. Biasanya artikel ini punya judul yang lazimnya berawalan Bagaimana. b. Artikel definisi, dalam pembuatan artikel ini harus benar-benar memahami isi permasalahan dan solusi dari masalah tersebut. Biasanya orang yang sudah berpredikat ahli yang membuat artikel jrnis definisi ini. c. Artikel opini, artikel jenis ini yang biasa digemari dan dibuat oleh semua kalangan. Karena dalam pembuatan artikel ini murni dari pendapat penulis, tentunya masih dalam batasan pemikiran dari penulis artikel tersebut. d. Tulis e-course gratis, jenis artikel ini dapat kita lihat dan bayangkan dari nama jenis artikel tersebut. E-course yang berarti dalam artikel ini kita harus bisa membuat pembaca mengerti dengan isi article dan mengajak pembaca melakukan atau membuat sesuatu secara gratis. Kenapa dibilang gratis ? karna dalam bentuk penyajian artikel itu sendiri biasa kita temui pada blog, sama seperti jenis How to , tetapi harus lebih memperhatikan konsep e-course itu sendiri dan solusi yang tepat dan komplit atas satu permaslahan umum. e. Artikel bentuk daftar, jenis artikel ini biasa kita temui dalam blog dengan judul 5 cara, 6 Langkah, 3 trik, dll. apa menariknya membuat artikel macam ini? Ada dua alasan. Pertama, orang lebih mudah mencerna isi tulisan jika inti sari tulisan anda sudah tersedia dalam daftar. Kedua, artikel bentuk ini sering punya link ke blogger lain. Jadi, kita mudah menambah traffic pengunjung dengan tulisan ini. Nah, sama seperti jenis artikel yang lain. Dalam betuk

15 tulisan ini kita masih harus mempertahankan gaya cerita kita yang unik dan keaslian pendapat kita. Jangan lupa juga materi pemecahan masalah (problem solving) harus selalu anda sajikan untuk pembaca. f. Artikel teknis. Mirip seperti bentuk e-course gratis, artikel teknis fokus pada penyelesaian masalah dengan cara step by step (selangkah demi selangkah). Para pemilik blog tema teknologi suka dengan penulisan model ini. Selain itu, mereka sering menggunakan grafik dan gambar untuk mengentaskan satu masalah. Menurut Sumber Lain Ada beberapa jenis artikel berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya (3) . Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel umum. Artikel redaksi ialah tulisan yang digarap oleh redaksi di bawah tema tertentu yang menjadi isi penerbitan. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang ditulis oleh umum (bukan redaksi). Sedangkan dari segi fungsi atau kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu.

2.8 CIRI-CIRI ARTIKEL


Artikel merupakan salah satu bentuk opini. Yang lainnya berupa tajuk rencana / editorial, karikatur, pojok, kolom dan surat pembaca. Untuk dapat menulis artikel yang berkualitas setidaknya ada tujuh hal yang mesti diperhatikan. Hal inilah yang membuat tidak semua tulisan di media cetak bisa disebut sebagai artikel.

16 1) Artikel adalah karya tulis yang ditulis dengan atas nama (by line story). Artinya, sebagai sebuah karya individual, dalam artikel harus dicantumkan nama penulisnya. Hal ini juga untuk menjaga tanggung jawab penulis. 2) Artikel harus mengandung gagasan yang aktual dan atau kontroversial. Hal ini untuk menarik minat pembaca. Bukankah pembaca selalu menginginkan ide-ide yang baru, segar bahkan kontroversial? Dan bukan tidak mungkin bila ide-ide itu akan menjadi rujukan dan bahan diskusi pembaca. Ini berarti membuka peluang Anda untuk dikenang dan dan dikenang oleh pembaca. 3) Artikel harus mengangkat bahasan yang menyangkut kepentingan sebagian besar pembacanya. Artinya, sebagai penulis, Anda memang berhak untuk menentukan topik apa yang akan ditulis. Namun demikian bila Anda ingin tulisan itu dimuat, mau tidak mau Anda harus juga mempertimbangkan topik yang sedang diminati oleh sebagian besar masyarakat. Karena hal inilah yang antara lain menjadi pertimbangan redaktur dalam meloloskan artikel. 4) Artikel harus ditulis secara referensial dengan visi intelektual. Mesti diingat bahwa artikel bukanlah karya fiksi yang bisa berdasarkan imajinasi semata. Artikel merupakan karya non fiksi yang mesti bertumpu pada kaidah-kaidah intelektual. Karena itu apapun kasus dan argumen yang diangkat harus didukung oleh data dan teori yang valid. Ini untuk menghasilkan artikel yang logis, sistimatis, analitis, akademis dan etis. 5) Artikel harus disajikan dalam bahasa yang komunikatif. Ini penting karena pembaca media cetak cukup beragam. Dengan pola menyampaian yang komunikatif, yaitu sederhana, jelas, menarik, hidup, populer, akan membuka kemungkinan semakin banyak pembaca mampu memahami resensi artikel. 6) Artikel harus ditulis secara singkat dan tuntas. Singkat artinya artikel harus ditulis dengan effisien, tidak bertele-tele, langsung ke permasalahan dan tuntas memberi solusi atas permasalahan tersebut. Hal ini tak lepas dari sangat terbatasnya ruang yang disediakan. Biasanya hanya sebanyak 4-5 halaman A4, spasi ganda. 7) Artikel harus orisinal. Artinya bukan hasil menjiplak karya orang lain. Kalaupun ada bagian-bagian artikel yang mengutip karya orang lain, harus

17 menyebutkan sumbernya dengan jelas.

2.9 Hal hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Artikel


2.9.1 Menguji Gagasan Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis ialah menentukan atau memastikan topik atau gagasan apa yang hendak dibahas. Ketika sudah menentukan gagasan tersebut, kita bisa melakukan sejumlah pengujian. Pengujian ini terdiri dari lima tahap sebagai berikut (4). Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang? Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai fokus yang tajam? Apakah gagasan itu terikat waktu? Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik? Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan penerbit?

2.9.2 Pola Penggarapan Artikel Ketika hendak menghadirkan artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada satu kemungkinan. setidaknya lima pola yang bisa kita gunakan untuk menyajikan artikel tersebut. Berikut kelima pola yang dimaksudkan (5). a. Pola pemecahan topik Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau bagian-bagian yang lebih kecil dan sempit kemudian menganalisa masing-masing. b. Pola masalah dan pemecahannya Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih dari satu) yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang ditemakan dengan jelas.

18 Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang bersangkutan. c. Pola kronologi Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang terjadi. d. Pola pendapat dan alasan pemikiran Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang digarapnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran yang mendorong ke arah pernyataan pendapat itu.

e. Pola pembandingan Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling sering dipakai untuk menyusun tulisan. Kelima pola penggarapan artikel di atas dapat dikombinasikan satu dengan yang lain sejauh dibutuhkan untuk menghadirkan sebuah tulisan yang kaya.

2.9.3 Menulis Bagian Pendahuluan Untuk bagian pendahuluan, setidaknya ada tujuh macam bentuk pendahuluan yang bisa digunakan (6). Salah satu dari ketujuh bentuk pendahuluan berikut ini dapat kita jadikan alternatif untuk mengawali penulisan artikel kita. a. Ringkasan Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata mengemukakan pokok isi tulisan secara garis besar. b. Pernyataan yang menonjol

19 Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan", diikuti kalimat kekaguman untuk membuat pembaca terpesona. c. Pelukisan Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk menggugah pembaca karena mengajak mereka membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel itu nantinya. d. Anekdot Pembukaan jenis ini sering menawan karena memberi selingan kepada nonfiksi, seolah-olah menjadi fiksi.

e.

Pertanyaan Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga dianggap sebagai

pendahuluan yang bagus. f. Kutipan orang lain Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel nanti. g. Amanat langsung Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca sudah tentu akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorangan. Meskipun merupakan pendahuluan, bagian ini tidaklah mutlak ditulis pertama kali. Mengingat tugasnya untuk memancing minat dan mengarahkan pembaca ke arah pembahasan, sering kali menulis bagian pendahuluan ini menjadi lebih sulit daipada menulis judul atau tubuh tulisan. Oleh karena itu, lebih baik menuliskan bagian lain terlebih dahulu (7).

20 2.9.4 Menulis Bagian Pembahasan atau Tubuh Utama Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Masingmasing dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru (8). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak ditulis secara kaku. Pada bagian ini, kita bisa membahas topik secara lebih mendalam. Uraikan persoalan yang perlu dibahas, bandingkan dengan persoalan lain bila diperlukan.

2.9.5 Menutup Artikel Kerangka besar terakhir dalam suatu karya tulis ialah penutup. Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa juga berupa saran, imbauan, ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005: 88). Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak mesti terang-terangan menuliskan subjudul berupa "Penutup" atau "Simpulan". Penutupan artikel bisa kita lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan (9). Gaya pamit itu bisa ditandai dengan pemarkah seperti "demikian", "jadi", "maka", "akhirnya", dan bisa pula berupa pertanyaan yang menggugah pembaca.

2.9.6 Pemeriksaan Isi Artikel Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu kita lakukan ialah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk meyakinkan bahwa tulisan yang kita hasilkan memang baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk memudahkan pengoreksian artikel, beberapa pertanyaan berikut perlu kita jawab (10).

21 Untuk pembukaan, misalnya, apakah kalimat pembuka bisa menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita tuangkan? Jika tulisan kita serius, adakah kata-kata yang sembrono? Apakah pembukaan kita menyediakan cukup banyak informasi? Untuk isi atau tubuh, apakah kalimat pendukung sudah benar-benar mendukung pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan ide pokok? Apakah ada urutan logis antarparagraf? Untuk simpulan, apakah disajikan dengan cukup kuat? Apakah mencakup semua ide tulisan? Bagaimana reaksi kita terhadap kata-kata dalam simpulan tersebut? Sudah cukup yakinkah kita bahwa pembaca pun akan memiliki reaksi seperti kita? Jika kita menjawab "tidak" untuk tiap pertanyaan tersebut, berarti kita perlu merevisi artikel itu dengan menambah, mengganti, menyisipi, dan menulis ulang bagian yang salah.

2. 10 ASPEK BAHASA DALAM ARTIKEL


Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini. Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum. Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas maupun di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah (11).

22 2.11 Pengkajian Hasil Penelitian 2.11.1 Artikel 1 Unta: Hewan Yang Khidmat Kepada Umat Manusia

HARUN YAHYA "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan." (QS. Al Ghasiyah: 17-21) Tidak diragukan lagi bahwa semua makhluk, dengan kemampuan mereka, menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan tak terbatas dari Pencipta mereka. Allah mengungkapkan hal ini dalam berbagai ayat Al Quran, mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang Dia ciptakan sebenarnya adalah sebuah tanda, yaitu lambang dan peringatan. Dalam surat Al-Ghasiyah ayat ke-17, Allah merujuk kepada hewan yang akan kita pelajari dan pikirkan dengan saksama, yaitu unta. Pada bagian ini, kita akan mempelajari makhluk hidup yang ditunjukkan Allah dalam ungkapan Al Quran, "Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana mereka diciptakan?" Yang menjadikan unta "makhluk hidup istimewa" adalah struktur tubuhnya, yang tidak terpengaruh oleh kondisi alam paling keras sekalipun. Tubuhnya memiliki beberapa keistimewaan, yang memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari tanpa air dan makanan, dan mampu mengangkut beban ratusan kilogram selama berhari-hari. Ciri-ciri unta, yang akan kita pelajari secara terperinci pada halaman-halaman berikut, membuktikan bahwa hewan ini diciptakan khusus untuk kondisi iklim

23 kering, dan bahwa ia disediakan untuk melayani manusia. Ini adalah tanda-tanda penciptaan yang nyata bagi orang-orang yang berakal. "Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS.Yunus: 6). Kepala Terlindung Dari Pasir: Bulu mata memiliki sistem pengaitan. Dalam keadaan bahaya, bulu ini secara otomatis menutup. Bulu mata yang saling berkait ini mencegah masuknya partikel debu ke mata. Hidung dan telinga ditutupi oleh bulu panjang agar terlindungi dari debu dan pasir. Lehernya yang panjang memungkinkan hewan ini mencapai dan memakan dedaunan yang berada 3 m di atas tanah.

Kaki Yang Cocok Dengan Semua Jenis Tanah: Kakinya memiliki dua jari kaki yang dihubungkan dengan bantalan elastis. Struktur ini, yang memungkinkan unta mencengkeram tanah dengan erat, terdiri dari empat bola berlemak. Ini sangat cocok untuk berbagai jenis kondisi tanah. Kuku melindungi kaki dari kemungkinan rusak akibat benturan. Lututnya tertutup kapalan, yang terbentuk dari kulit sekeras dan setebal tanduk. Ketika hewan ini berbaring di pasir yang panas, struktur berkapalan ini melindunginya dari luka akibat permukaan tanah yang sangat panas. Punuk Unta Sebagai Simpanan Makanan: Punuk unta, yang berupa gundukan lemak, menyediakan sari makanan bagi hewan ini secara berkala ketika ia mengalami kesulitan makanan dan kelaparan. Dengan sistem ini, unta dapat hidup hingga tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta kehilangan 33% berat badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan

24 kehilangan 8% berat badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam, dan kehilangan seluruh air dari tubuhnya. Bulu Tebal Yang Menyekat Panas: Bulu tebal ini terdiri atas rambut yang tebal dan kusut, yang tidak hanya melindungi tubuhnya dari kondisi cuaca dingin maupun panas, tetapi juga mengurangi kehilangan air dari tubuh. Unta Dromedari dapat memperlambat penguapan air dengan meningkatkan suhu tubuhnya sampai 41 C. Dengan cara ini, ia mencegah kehilangan air. Dengan bulu tebalnya, unta dapat bertahan hidup dengan suhu hingga 50 C di musim panas dan hingga -50 C di musim dingin. Mereka Bahkan Dapat Memakan Duri: Unta Dromedari dapat bertahan pada suhu -52 C, di wilayah-wilayah paling tinggi di Asia Tengah. Daya Tahan Luar Biasa Dari Lapar Dan Haus Unta dapat bertahan hidup tanpa makanan dan air selama delapan hari pada suhu 50 C. Pada masa ini, ia kehilangan 22% dari keseluruhan berat badannya. Sementara manusia akan sekarat jika kehilangan air setara dengan 12% berat badan, seekor unta kurus dapat bertahan hidup kendatipun kehilangan air setara dengan 40% keseluruhan berat badan. Penyebab lain kemampuannya bertahan terhadap haus adalah adanya mekanisme yang memungkinkan unta meningkatkan suhu tubuh-dalamnya hingga 41 C. Dengan demikian, ia mampu meminimalkan kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem di gurun pasir pada siang hari. Unta juga mampu mengurangi suhu tubuh-dalamnya hingga 30 C pada malam yang dingin di padang pasir. Unit Penggunaan Air Yang Baik Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Di samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya yang seratus kali lebih besar dari yang

25 ada pada manusia. Dengan selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu menyerap 66% kelembapan yang ada di udara. Pemanfaatan Maksimal Makanan Dan Air Sebagian besar binatang mati keracunan ketika urea yang tertimbun dalam ginjal berdifusi ke dalam darah. Akan tetapi, unta menggunakan air dan makanan secara maksimal dengan melewatkan urea ini berkali-kali melalui hati. Struktur darah dan sel unta dikhususkan untuk membuat hewan ini hidup lama tanpa air dalam kondisi padang pasir. Dinding sel hewan ini memiliki struktur khusus yang mampu mencegah kehilangan air secara berlebihan. Di samping itu, komposisi darah mencegah terjadinya pelambatan peredaran darah, bahkan ketika jumlah air di dalam tubuh unta berkurang hingga batas minimum. Selain itu, dalam darah unta terdapat lebih banyak enzim albumin, yang memperkuat ketahanan terhadap haus, dibandingkan dalam darah makhluk hidup lain. Punuk adalah pendukung lain bagi unta. Seperlima dari seluruh berat badan unta tersimpan dalam bentuk lemak pada punuknya. Penyimpanan lemak tubuh hanya pada satu bagian tubuh mencegah pengeluaran air dari seluruh tubuhnya-yang berkaitan dengan lemak. Ini memungkinkan unta menggunakan air secara minimum. Walau mampu mengonsumsi 30-50 kg makanan dalam sehari, dalam kondisi yang keras unta mampu bertahan hidup hingga sebulan hanya dengan 2 kg rumput sehari. Unta memiliki bibir yang sangat kuat dan mirip karet, yang memungkinkannya memakan duri yang cukup tajam untuk menusuk kulit tebal. Di samping itu, unta memiliki lambung berbilik empat dan sistem pencernaan yang sangat kuat, yang mampu mencerna apa pun yang ia makan. Ia bahkan mampu memakan bahan-bahan seperti karet India, yang tidak dapat dianggap sebagai makanan. Sungguh jelas bagaimana pentingnya kualitas ini pada iklim yang sedemikian kering. Perlindungan Terhadap Angin Tornado

26 Mata unta memiliki dua lapisan bulu mata. Bulu mata ini saling kait seperti perangkap dan melindungi matanya dari badai pasir yang kuat. Selain itu, unta mampu menutup lubang hidungnya, sehingga pasir tidak dapat masuk. Perlindungan Terhadap Kondisi Cuaca Yang Terik Dan Membekukan Bulu tebal yang tidak tertembus pada tubuh unta mencegah matahari padang pasir yang terik mencapai kulitnya. Bulu ini juga menghangatkan unta dalam kondisi cuaca yang membekukan. Unta padang pasir tidak terpengaruh oleh suhu hingga setinggi 50 C, dan unta Baktria yang berpunuk dua mampu bertahan hidup pada suhu hingga serendah -50 C. Unta jenis ini mampu bertahan hidup bahkan pada lembah-lembah dataran tinggi, 4000 m di atas permukaan laut. Perlindungan Terhadap Pasir Yang Membakar Kaki unta, yang terlalu besar bagi tungkainya, secara khusus "didesain" dan diperlebar untuk membantunya berjalan di atas pasir tanpa terperosok. Kaki ini telapaknya luas dan menggembung. Selain itu, kulit tebal khusus di bawah telapak kaki merupakan perlindungan terhadap pasir yang membakar. Marilah kita berpikir dengan mengingat informasi tersebut: Apakah ia dengan sendirinya menyesuaikan diri dengan kondisi padang pasir? Apakah ia dengan sendirinya membentuk lapisan lendir dalam hidungnya atau punuk di punggungnya? Apakah ia dengan sendirinya mendesain hidung dan struktur matanya agar mampu melindungi diri dari dari angin tornado dan badai? Apakah ia dengan sendirinya mendesain darahnya sendiri dan struktur selnya sendiri berdasarkan prinsip penghematan air? Apakah ia dengan sendirinya memilih bentuk bulu yang menutupi tubuhnya? Apakah ia mengubah dirinya sendiri menjadi "kapal padang pasir"? Sebagaimana makhluk hidup lain, unta sudah pasti tidak dapat melakukan satu pun dari hal-hal tersebut dan membuat dirinya bermanfaat bagi manusia. Ayat di dalam Al Quran "Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana ia diciptakan?" mengarahkan perhatian kita kepada penciptaan hewan luar biasa ini dalam bentuk terbaik. Sebagaimana makhluk lain, unta juga dilengkapi banyak

27 kualitas istimewa, lalu ditempatkan di muka bumi sebagai tanda kebesaran sang Pencipta. Unta diciptakan dengan ciri-ciri fisik yang luar biasa ini untuk melayani umat manusia. Umat manusia sendiri diwajibkan untuk melihat penciptaan di seluruh jagat raya dan tunduk kepada sang Pencipta segala makhluk: Allah SWT. 2.11.2 Artikel 2

Kain Batik Indonesia


Oleh : Agus Suprapto Batik berasal dari bahasa Jawa amba yang berarti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya wax-resist dyeing. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya Batik Cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak Mega Mendung, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti

28 warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Cara pembuatan Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

29 Jenis batik Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

2.11.3 Artikel 3

DNA Dapat Meningkatkan Potensi Diri


Oleh : Pandji Deoxyribunucleic Acid (DNA) selama ini selalu dikenal untuk mengidentifikasi garis keturunan karena dalam DNA lah yang membawa penurunan sifat oleh karena itu DNA tidak dapat dipungkiri untuk megungkapkan identitas dari seseorang karena DNA memiliki pola-pola tersendiri yang mampu mengungkapakan suatu garis keturunan dari seseorang, DNA pun dapat ditemukan diseluruh jaringan tubuh seseorang Padahal, DNA tak hanya bisa dipelajari dari sisi medis. Psikolog Miriati, Psi, mengungkapkan, DNA juga bisa disorot dari ilmu Psikologi. Apa manfaatnya? Ternyata, DNA bisa dioptimalkan untuk membangkitkan potensi diri. Mau tahu, bagaimana mengaktifkan DNA? DNA terdiri dari zat kimia yang sifatnya basah yaitu adenine, guanine, cytosine dan thymine yang melekat pada fosfor dan gula. Bentuknya seperti tangga elips, memutar. Menurut Miriati, setiap manusia memiliki DNA/gen yang mempunyai potensi serupa. Memberikan pengaruh positif atau negatif, tergantung bagaimana pengaktifan oleh masing-masing individu.

30 DNA itu terdapat di setiap inti sel tubuh. Semua manusia memilikinya. Perbedaannya, hanya karena masing-masing punya pilihan dan keinginan yang berbeda. Selain itu disebabkan masih adanya gen yang padat dan belum mencair. Sehingga, perlu di- on -kan, ujar Miriati, pada diskusi Mengoptimalkan Potensi Diri melalui Pengaktifan DNA/Gen, di MP Book Point, Jakarta Selatan, Kamis (10/9). Dengan kehadiran gen/DNA, setiap orang punya bakat dan potensi yang sama. Catatannya, harus membuka diri dengan berbagai kesempatan, lanjutnya. Miriati mencontohkan, sikap penolakan selalu menjadi respon awal bila disodorkan sebuah kesempatan. Padahal, tawaran ini seharusnya direspon secara positif dan yakin bahwa setiap orang bisa melakukannya, meskipun tanpa pengalaman. Ketika kesempatan direspon positif, jelas Miriati, maka gen akan hidup. Setiap orang punya potensi, berapapun usianya. Untuk memaksimalkan potensi, setiap orang harus berpikir positif, bahwa dia bisa. Setiap orang punya muatan gen yang sama, tergantung bisa dibuka atau tidak. Kalau negative thinking , gen tidak akan terbuka, papar Miriati. Bagaimana mengaktifkan DNA untuk potensi diri? Ada beberapa cara untuk mengaktifkan DNA. Miriati memaparkan, setidaknya ada 6 karakter positif yang bisa ditumbuhkan pada setiap individu. Pertama, membuka diri untuk menyerap wawasan yang luas. Wawasan yang luas akan merangsang keinginan. Kedua, dengan keinginan atau dreams, bisa membangkitkan energi positif dalam diri. Tak hanya dari diri sendiri, menghidupkan DNA juga bisa distimulus dari lingkungan sekitar. Cara ketiga, menginspirasi momen yang dijumpai. Seseorang bisa mengandalkan dirinya sendiri dengan apa yang ada didirinya. Dimanapun, kita bisa terinspirasi asal dalam hidup menghadirkan consciousness sehingga kita bisa memaknai suatu peristiwa, ujarnya.

31 Keempat, selalu berpikir positif, grab it first and do it ! Artinya, selalu berpikir positif atas setiap kesempatan baru. Dan kelima, selalu melakukan latihan terus menerus sehingga pengaktifan DNA akan bisa dimunculkan secara spontan dan berimplikasi positif bagi potensi diri. Miriati juga mengingatkan, jika memiliki mimpi atau keinginan, berbagilah dengan orang-orang yang diyakini bisa memberikan dorongan. Dorongan positif yang yang didapatkan akan memacu DNA aktif. Jangan cerita sama orang yang belum-belum sudah memadamkan semangat Anda, kata Miriati.sumber kompas

2.12 Kerangka Pemikiran Argumentasi Keilmuan 2.12.1 Argumentasi Artikel 1 Menurut pendapat kelompok kami, mengenai Artikel 1 yang membahas tentang Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia termasuk ke dalam Artikel Deskriptif karena didalam artikel itu menjelaskan atau mengambarkan tentang unta.

2.12.2 Argumentasi Artikel 2 Menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel 2 yang berjudul Kain Batik Indonesia termasuk ke dalam jenis artikel Deskriptif karena didalam artikel in menjelaskan dan menggambarkan mengenai batik.

2.12.3 Argumentasi Artikel 3 Menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel 3 yang berjudul DNA dapat meningkatkan potensi diri termasuk ke dalam

32 jenis artikel Deskrptif karena didalam artikel itu menjelaskan atau menggambarkan tentang DNA makhluk hidup.

2.13 PENGAJUAN HIPOTESIS


2.13.1 Hipotesis Artikel 1 Hipotesis menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel yang membahas tentang Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia termasuk ke dalam Artikel Deskriptif karena didalam artikel itu menjelaskan atau mengambarkan tentang unta, manfaat unta terhadap manusia, yang hampir semua organ tubuhnya memiliki manfaat dan kegunaan.

2.13.2 Hipotesis Artikel 2 Hipotesis menurut pendapat kami mengenai Artikel yang membahas tentang Kain Batik Indonesia termasuk kedalam Artikel Deskriptif karena didalam artikel itu menjelaskan atau menggambarkan tentang Kain Batik mulai dari warna dan motif batik, jenis, dan cara pembuatan.

2.13.3 Hipotesis Artikel 3 Hipotesis menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel yang berjudul DNA dapat meningkatkan potensi diri termasuk ke dalam jenis artikel Deskrptif karena didalam artikel tersebut menjelaskan atau menggambarkan tentang DNA dalam makhluk hidup dapat meningkatkan potesi diri.

33

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Tujuan Khusus


Artikel. Mengetahui lebih dalam tentang Artikel, ciri-ciri dan jenisnya. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang bersumber dari internet, dengan cara meneliti beberapa contoh Artikel dari segi jenis, bahasa, kosa kata, dan pola pembuatan Artikel.

3.3 Populasi dan Sampel


1. Contoh Artikel yang membahas tentang Unta: Hewan yang khidmat kepada umat manusia. 2. Contoh Artikel yang berjudul Kain Batik Indonesia. 3. Contoh Artikel yang berjudul DNA dapat meningkatkan potens diri.

3.4 Instrumen Penelitian


Aspek Bahasa

34 Kata Baku Kata Tidak Baku

3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya berupa mengamati pembuatan Artikel dan memahami isi Artikel. Contoh Artikel diamati kami dapatkan dari media internet. Teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan contoh Artikel, mencari dan memahami Artikel tersebut dengan pedoman beberapa informasi tentang pengertian dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatn artikel yang baik. Mengamati secara cermat dilakukan untuk memahami dan kemudian untuk di apresiasikan dalam pembuatan Artikel yang baik. Menganalisis data, langkahlangkah yang digunakan dengan

menggunakan metode ini adalah sebagai berikut. Pertama, membandingbandingkan antara data yang satu dengan data yang lainnya untuk memudahkan analisis. Kedua, tabulasi data yaitu data yang disajikan dalam tabel merupakan hasil identifikasi data secara kategorial mengenai masalahmasalah dalam pembuatan Artikel. Hasil kategorisasi pertama yaitu dalam bentuk tabel selanjutnya dianalisis secara deskriftif kualitatif. Ketiga, penelitian berusaha membuat suatu kesimpulan tentang masalah- masalah dalam pembuatan Artikel dari contoh- contoh Artikel yang kami dapatkan.

X X1 X2 X3

35 Y1 +/+/+/-

Y2

+/-

+/-

+/-

Y3

+/-

+/-

+/-

36

BAB IV DESKRIFTIF, ANALISIS, PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN DAN PERBANDINGAN

4.1 Jabaran Variabel


Artikel

Bebas Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3

Terikat Aspek Bahasa +/+/+/-

Kata Baku

+/-

+/-

+/-

Kata Tidak Baku

+/-

+/-

+/-

37

4. 2 Hasil Penelitian
4.2.1 Artikel 1 Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia, kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi perhatian untuk kelompok kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang di dalamnya mengandung kosa kata ilmiah dan kosa kata populer, serta kata baku dan tidak baku. Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab II di atas. Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa ternyata, artikel yang membahas tentang Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia, mengandung aspek bahasa yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa kata, kosa kata ilmiah dan populer. Namun, hasil dari penelitian yang kami peroleh, artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata populernya. Oleh karena artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata populernya, artikel ini dapat di baca oleh semua jenis kalangan. Mungkin maksud si penulis adalah, tidak semua kalangan dapat memahami bahkan akan tidak mengerti, ketika membaca suatu artikel yang di dalamnya menggunakan kosa kata ilmiah saja, sebagi aspek bahasa dalam arikel tersebut. Oleh karena itu si penulis mengutamakan kosa kata popular dalam artikel yang telah dibuatnya. Adapun beberapa contoh kosa kata ilmiah yang telah kami telaah dalam dalam contoh artikel Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia yang perlu kita ketahui diantaranya adalah struktur, pekan, mekanisme, komposisi, desain, terperosok. Mengapa kata yang telah di sebutkan tadi termasuk kedalam kosa kata ilmiah ? Kita dapat menjawabnya dengan mudah. Kosa kata ilmiah adalah kosa kata yang hanya di ketahui oleh kalangan tertentu saja, contohnya pelajar, mhasiswa, ilmuan, dll. Coba kalian perhatikan, pada kata sruktur, tidak semua orang mengetahui kata struktur, mungkin sebagian kalangan mengetahui kata struktur itu adalah penyusun, bukan struktur, padahal keduanya memiliki arti yang sama, hanya katanya saja yang

38 berbeda. Oleh karena, itu disini kita dapat menyimpulkan, bahwa si penulis ingin semua kalangan yang membacanya dapat memahami betul isi artikel yang di buat oleh si penulis tersebut. Jadi, si penulis lebih dominan menggunakan kata popular dalam artikel tersebut, agar semua kalangan dapat mudah mengerti ketika membaca artikel yang di buat oleh si penulis. 4.2.2 Artikel 2 Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang Kain Batik Indonesia kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi perhatian untuk kelompok kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang di dalamnya mengandung kosa kata ilmiah dan kosa kata populer, serta kata baku dan tidak baku. Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab II di atas. Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa ternyata, artikel yang membahas tentang Kain Batik Indonesia itu, mengandung aspek bahasa yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa kata, kosa kata ilmiah dan populer. Namun, hasil dari penelitian yang kami peroleh, artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata ilmiahnya. Oleh karena artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata ilmiahnya, artikel ini tidak dapat di baca oleh semua jenis kalangan. Mungkin maksud si penulis adalah, ingin memberitahu tentang kain batik Indonesia, terutama hanya kepada kalangan terpelajar saja, yang mungkin dengan informasi ini, kain batik Indonesia dapat lebih berkembang lagi. Oleh karena itu si penulis mengutamakan kosa kata ilmiah dalam artikel yang telah dibuatnya. 4.2.3 Artikel 3 Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang DNA kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi perhatian untuk kelompok kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang di dalamnya mengandung kosa kata ilmiah dan kosa kata populer, serta kata baku dan tidak baku.

39 Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab II di atas. Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa ternyata, artikel yang membahas tentang DNA itu, mengandung aspek bahasa yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa kata, kosa kata ilmiah dan populer. Namun, hasil dari penelitian yang kami peroleh, artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata ilmiahnya. Oleh karena artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata ilmiahnya, artikel ini tidak dapat di baca oleh semua jenis kalangan. Karena Artikel ini membahas tentang sesuatu yang telah di teliti sejak lama oleh para ilmuan-ilmuan penting di dunia, yang hanya dapat dimengerti oleh kalangan tertentu saja . Oleh karena itu, dengan otomatis, karena artikel ini membahas tentang sesuatu yang telah di pelajari oleh para ilmuan-ilmuan sejak jaman dahulu, artikel ini banyak sekali terdapat kosa kata ilmiah didalamnya. Dan ternyata, di dalam artikel ini terdapat beberapa kata yang masih menggunakan kata tidak baku. Beberapa kata tidak baku yang kami peroleh dari artikel di atas di antaranya : tak, di- on kan. Seharusnya kata tak di tulis mena\jadi tidak dan katadi- on kan di tulis menjadi dinyalakan.

4.3

Pengujian Hipotesis

Bebas Deskriptif 1 Deskriptif 2 Desktiptif 3

Terikat

40 Apek Bahasa + + +

Kata Baku

Kata Tidak Baku

4.4

Diskusi Hasil Penelitian


Setelah kami melakukan penelitian dari contoh- contoh Artikel yang

telah kami teliti, kami dapat membandingkan dari ke-tiga contoh artikel tersebut, setiap aspek bahasa dan penggunaan kata baku dan tidak baku dalam setiap artikel pasti berbeda-beda. Kami dapat menyimpulkan bahwa hal ini terjadi di karenakan oleh penulis dari masing-masing artikel sendiri. Pengetahuan sang penulis tentang artikel sangat lah penting. Hal ini digunakan untuk menilai, apakah artikel itu

41 artikel yang baik atau tidak sehingga si pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas dari membaca artikel tersebut dengan mudah. Jadi, kesuksesan sebuah artikel, di tentukan oleh si penulis artikel itu sendiri. Oleh karena itu, jika kita ingin berhasil membuat sebuah artikel, kita harus memperhatikan aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan artikel. Sekali lagi perlu kita ingatkan, bahwa Artikel merupakan sebuah karangan tidak nyata (nonfiksi), tentang suatu masalah secara lengkap yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin dan sebagainya tentang suatu hal, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur. Dan dalam pembuatan Artikel ada beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan agar Artikel dapat tersusun dengan baik dan benar.

42

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan
Artikel merupakan sebuah karangan tidak nyata, tentang suatu masalah secara lengkap yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah Artikel adalah menguji gagasan, pola penggarapan Artikel, penulisan bagian pendahuluan, penulisan bagian pembahasan atau tubuh utama, menutup artikel, dan pemeriksaan isi artikel. Aspek bahasa dalam artikelpun perlu kita perhatikan dengan cara membedakan antara kosa kata ilmiah dan kosa kata populer.

5.2 Saran
Kami selaku penulis karya tulis ilmiah ini mempunyai harapan agar hasil karya tulis ilmiah kami dapat mempunyai manfaat dan kegunaan bagi orang lain. Dan juga kami berharap setelah membaca dan memahami karya tulis ini siswa dapat memahami tentang Artikel beserta jenis-jenisnya dan Hal-hal yang harus diperhatilkan dalam pembuatana Artikel.

43 DAFTAR PUSTAKA

1. www.google.com 2. www.qaradawi.net

Anda mungkin juga menyukai