Anda di halaman 1dari 10

Manajem en Syariah dalam Aktivitas Bisnis

Modul 2
Shinta Rahmani, SE., M.Si

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Organisasi dan Manajer Syariah Organisasi pada intinya adalah interaksi-interaksi orang dalam suatu wadah untuk

melakukan suatu tujuan yang sama. Dalam Islam, organisasi merupakan suatu kebutuhan. Organisasi berarti juga kerja bersama. Organisasi tidak diartikan semata-mata sebagai wadah saja, tapi juga sebagai proses yang dilakukan bersama-sama, dengan landasan yang sama, tujuan yang sama dan juga dengan cara-cara yang sama. Pelaku-pelaku organisasi, jika telah mendapatkan tugas di satu tempat, tidak boleh lari dari tugas yang diembannya hanya karena persoalan-persoalan lain, intinya, dalam organisasi diperlukan disiplin. Hal yang harus disadari bahwa sebuah organisasi yang baik dengan kepemimpinan yang baik, harus diikat pula oleh nilai-nilai yang diyakini oleh manajer dan bawahannya. Bagi manajer yang Islami, nilai-nilainya adalah nilai-nilai islami. Organisasi akan sehat jika dikembangkan dengan nilai-nilai yang sehat yang bersumber dari agama. Nilai-nilai tersebut dapat berupa nilai keikhlasan, kebersamaan, dan pengorbanan. Keikhlasan dalam organisasi merupakan hal yang penting. Makna keikhlasan dalam hal ini adalah melakukan suatu kewajiban dengan maksimal atau yang terbaik dengan niat yang bersih. Dalam kaitannya dengan organisasi bisnis, berapapun penghasilan yang didapat dari organisasi itu, orang yang iklas adalah orang yang melakukan kewajiban mereka dengan maksimal. Kebersamaan mutlak diperlukan oleh organisai . Jika dalam suatu organisasi tidak tercipta nilai-nilai kebersamaan, maka hal itu akan merepotkan pemimpin organisasi. Meskipun berada dalam satu wadah atau tempat, namun jika nilai-nilai kebersamaan tidak ada, maka hakikatnya sama dengan sendiri-sendiri. Dalam sebuah organisasi diperlukan nilai-nilai pengorbanan. Tidak mungkin sebuah organisasi akan tumbuh dengan baik jika seseorang hanya mngandalkan ego

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

masing-masing. Dalam sebuah organis, sesuatu, misalnya, tapi tidak memperhatikanasi yang pemimpinnya memaksakan suatu target, maka ia tidak akan melihat bagaimana kondisi bawahannya untuk mencapai target tersebut. Sangatlah mungkin target yang dibuat akan terlampaui, tetapi akan memakan banyak korban. Hal ini sering terjadi pada suatu perusahaan, jika sudah menargetkan sesuatu, tapi tidak memperhatikan kondisi bawahan-bawahan nya, Bawahannya mengorbankan segalanya untuk mencapai target itu, tanpa ada reward dari pemimpinnya. Seorang manajer harus berani berkorban untuk sebuah organisasi, bukan justru memanfaatkan oroganisasi itu, dalam arti memanfaatkan kebodohan karyawannya. Tata nilai ada yang universal, sehingga sebuah organisasi yang tidak mempunyai nilai-nilai sama misalnya dengan anggota multi agama mungkin saja berhasil. Jika kita bergabung dalam sebuah organisasi yang multi agama, disana mungkin saja ada kebersamaan, ada hal-hal yang pokok, misalnya pada nilai kebebasan, kejujuran, keadilan dan nilai untuk saling menasihati. Hal itu merupakan nilai yang universal. Pemimpin merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam sebuah organsasi. Pemimpin yang baik selain harus menjalankan organisasi sesuai dengan tujuan yang direncanakan, juga harus mampu menyejahterakan bawahannya. Jika organisasi itu dalam bentuk partai, maka bukan sekedar partai yang besar tetapi para anggotanya juga harus sejahtera baik lahir dan bathin. Seorang pemimpin yang yang belum menjadi anggota organisasi , ia masih mengutamakan ego pribadinya, tetapi setelah bergabung dalam organsasi itu, ia hendaknya mampu menumbuhkan kebersamaan pada diri masingmasing anggota. Antara seorang manajer yang baik dan karyawan yang baik, siapa yang lebih penting dalam menentukan efektivitas dan efisiensi sebuah organisasi, tentu saja keduanya. Baik manajer maupun bawahan sama-sama penting, dan kebaikan itu harus dimulai dari manajer. Biasanya jika manajer baik, maka ia akan mampu memberikan arahan yang baik kepada bawahannya. Manajer yang jujur dan tegas, biasanya akan menyebabkan bawahan jujur. Tetapi bawahan yang jujur, belum tentu menjadikan manajer jujur pula, sehingga factor kepemimpinan sangat menentukan. Faktor

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

keteladanan merupakan aspek yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Tipe manajer yang diperlukan dalam manajemen yang Islami adalah tipe manajer yang baik, yaitu yang memiliki : Ketegasan. Jika seorang mengatakan sesuatu dengan argumentasi yang jelas, maka harus disepakati kebenarannya, dan manajer harus harus mempunyai ketegasan dalam menentukan sikap. Musyawarah. Manajer yang baik adalah manajer yang selalu bermusyawarah yang esensinya adalah saling tukar pendapat. Manajer juga perlu merespon pendapat-pendapat bawahan dan mendengar keluhan-keluhan mereka. Keterbukaan. Manajer yang baik adalah manajer yang transparan dan terbuka dalam segala hal, menyangkut kebijakan dan pekerjaan, bahkan juga keuangan serta penghasilan lainnya. Pemahaman yang mendalam terhadap tujuan organisasi. Visi dan misi yang benar harus dipahami benar oleh seorang manajer, sehingga organisasi itu dapat berjalan dengan baik. Sementara itu, kemampuan yang harus dimiliki oleh manajer Islami paling tidak ada empat hal, yaitu : 1. Mampu menggerakkan motivasi para bawahan 2. Mampu memberikan tugas kepada bawahan sesuai dengan keahlian masingmasing atau mampu menenmpatkan orang-orang pada tempat yang benar. 3. Mampu memberikan reward. Jika seseorang melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang manajer harus memberikan reward. Reward tidak harus berupa benda atau materi, bisa saja dalam bentuk pujian atau apa saja yang dapat meningkatkan semangat dan motivasi bawahan. Demikian pula kepada orang yang tidak

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

melaksanakan tugas, maka seorang manajer haeus mampu memberikan punishment atau sanksi, misalnya dalam bentuk teguran. 4. Mampu memberikan contoh yang baik. Jika seseorang meminta pegawainya tepat waktu, maka ia harus melaksanakannya. Tidak akan efektif jika seorang manajer menyuruh sesuatu, namun ia sendiri tidak mau melaksanakannya. Lihat Al Quran QS Al Baqarah:44 Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan sedang kamu melupakan diri (kewajibanmu) mu sendiri padahal kamu membaca Al-kitab (Taurat) maka tidakkah kamu berfikir? Jika seorang atasan menyuruh bawahannya, maka harus dimulai dari dirinya sendiri.

Fungsi Manajemen Syariah Manajemen syariah memiliki fungsi-fungsi Perencanaan, Pengorganisasian, Kepemimpinan dan Pengawasan. Perencanaan merupakan aktivitas manajemen yang paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal untuk menjalankan manajemen sebuah pekerjaan. Perencanaan sangat berpengaruh terhadap unsur-unsur manajemen lainnya, seperti merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa mewujudkan tujuan yang direncanakan. Dalam suatu hadist, Rasulullah berkata : Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut baik, ambillah dan jika perbuatan itu jelek maka tinggakanlah (HR. Ibnul Mubarak) Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan , diantaranya : 1. Hasil yang ingin dicapai

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

2. Sumber daya yang akan melakukan 3. Waktu dan skala prioritas 4. Dana (capital) Perencanaan sesungguhnya merupakan aturan dari Allah. Konsep manajemen Islami menjelaskan bahwa setiap orang hendaknya memperhatikan apa yang akan diperbuatnya dimasa lalu untuk merencanakan hari esok, Perencanaan berawal dari sebuah analisis kebutuhan. Kemudian dilakukan analisis kekuatan dan kelemahan atau kita mengenalnya dengan analisis SWOT. Hal itu dilakuakn untuk mengetahui apakah sebuah perencanaan sudah disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Perencanaan dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Didasarkan ada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilaakukan adalah baik. Standar baik dalam agama Islam adalah sesuai dengan hukum Islam. 2. Pengetahuan Harus dipastikan bahwa sesuatu yang dilakukan memiliki banyak manfaat tidak saja bagi yang melakukan perencanaan tapi juga untuk orang lain. 3. Didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang akan dilakukan. 4. Dilakukan studi banding (benchmark) terhadap praktik terbaik dari perusahaan sejenis yang telah sukses menjalankanbisnisnya. 5. Dipikirkan prosesnya. Proses seperti apa yang akan dilakukan dan Seperti apa hasil yang diharapkan.

Pengorganisasian pada hakikatnya mengandung pengertian sebagai proses penetapan struktur peran, melalui penentuan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

tujuan-tujuan organisasi dan bagian-bagiannya. Pengelompokan aktivitas-aktivitas, penugasan kelompok-kelompok aktivitas kepada manajer-manajer, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya da, pengkoordinasian hubungan-hubungan wewenang dan informasi, baik horizontal maupun vertical dalam struktur organisasi Organisasi dalam pandangan islam bukan semata-mata wadah melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organissasi tentu ada pimpinan dan bawahan. Dalamsebuah organisasi, ada jabatan-jabatan yang terkait dengan kekuasaan. Dalam pandangan islam, kekuasaan adalah sebuah amanah. Kekuasaan yang merupakan amanah adalah peluang yang diberikan Allah untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat secara umum. Jika ada seorang ang diangkat sebagai seorang pemimpin perusahaan, maka harus dipahami bahwa hal itu adalah sebuah amanah, artinya amanah untuk memajukan perusahaan. Kekuasaan pada dasarnya akan menggiring pemiliknya untuk melakukan pelayanan. Semakin tinggi kekuasaan seseorang maka ia harus semakin meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Wewenang seseorang akan semakin besar jika kedudukannya dalam sebuah organisasi semakin tinggi. Wewenang yang besar menyebabkan tanggung jawab yang diembannya semakin besar. Harus disadari bahwa wewenang atau kekuasaan bersifat formalistic. Wewenang bukanlah sesuatu yang dianggap sebagai peluang untuk memperkaya diri. Pada dasarnya kewenangan adalah sah-sah saja. Setiap jabatan patut disertai dengan kewenangan. Namun yang harus didahulukan adalah tanggung jawab, karena kewenangan mengikuti tanggung jawab bukan tanggung jawab mengikuti wewenang. Kepemimpinan adalah fakta sosial yang tidak bisa dihindarkan untuk mengatur hubungan antar individu yang tergabung dalam satu masyarakat, dimana masingmasing individu memiliki tujuan kolektif yang ingin diwujudkan bersama dalam masyarakat. Hak untuk memilih seorang pemimpin berada ditangan masyarakat. Tidak diperkenankan seseorang mengaku dan mengangkat dirinya menjadi

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

pemimpin, dan memaksa masyarakat untuk menaati kepemimpinannya.. Pemimpin sejati adalah orang yang dipilih masyarakat karena memiliki beberapa karakteristik tertentu yang berbeda dari lainnya, dan ia mendapatkan ridha dari mayoritas masyarakat, walaupun tidak seutuhnya. Dalam Islam ada beberapa istilah yang merujuk pada pengertian pemimpin. Yang pertama disebut sebagai ulil amri atau pejabat atau orang yang mendapat amanah untuk mengurus urusan orang lain. Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah mengurus urusan rakyat. Dalam suatu perusahaan, jika direktur yang tidak mengurus kepentingan perusahaannya, maka itu bukan seorang direktur. Kedua, pemimpin serinlayag disebut sebagai khadimul ummah (pelayan imat). Menurut istilah itu, seorang pemimpin harus menempatkan diri pada posisi sebagai pelayan masyarakat (pelayan perusahaan). Seorang pemimpin perusahaan harus berpikir cara-cara agar perusahaan yang dipimpinnya maju, karyawan sejahtera dan masyarakatnya atau lingkungannya menikmati kehadiran perusahaan itu. Beberapa kriteria pemimpin sukses jika 1) Pemimpin disebut sukses memimpin bila seorang pemimpin dicintai bawahannya. Organisasi yang dipimpinnya akan berjalan dengan baik jika kepemimpinannya dinakhkodai oleh pimpinan yang dicintai oleh bawahannya. 2) Pemimpin yang mampu menampung aspirasi bawahannya. Selain dicintai, pemimpin ynag baik juga dapat menerima kritik dari bawahannya. Kriteria ketiga adalah pemimpin yang selalu bermusyawarah. Seorang pemimpin selain harus siap menerima dan mendapatkan tausiyah atau kritikan, pemimpin yang sukses juga selalu bermusyawarah. Sorang

Pengawasan merupakan salah satu aktivitas atau fungsi manajemen yang terkait dengan fungsi lainnya, seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, penetapan dan pelaksanaan keputusan. Pengawasan merupakan fungsi deviasi yang bertujuan untuk memastikan bahwa aktivitas manajemen berjalan sesuai dengan

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

tujuan yang direncanakan dengan performa sebaik mungkin. Begitu juga untuk menyingkap kesalahan dan penyelewengan, kemudian memberikan tindakan korektif. Falsafah dasar fungsi pengawasan dalam Islam muncul dari pemahaman tanggung jawab individu, amanah dan keadilan. Islam memerintahkan setiap individu untuk menyampaikan amanah yang diembannya. Jabatan (pekerjaan) merupakan bentuk amanah yang harus dijalankan. Setiap individu pegawai muslim, harus berhati-hati dan bertakwa dalam pekerjaannya. Pengawasan internal yang melekat dalam setiap pribadi muslim akan menjauhkannya dari bentuk penyimpangan, dan menuntunnya konsisten menjalankan hukum-hukum Allah dalam setiap aktivitasnya, dan ini merupakan tujuan utama Islam. Akan tetapi mereka, hanyalah manusia biasa yang berpotensi melakukan kesalahan. Dalam sebuah salah seorang dari mereka, tentu ada yang menyimpang dari kebenaran. Oleh karena itu fungsi pengawasan harus dijalankan dengan benar. Aktivitas operasional manajemen syariah Aplikasi operasional manajemen syariah dapat diterapkan pada berbagai fungsi manajemen, misalnya : o Manajemen Keuangan. Meletakkan dana perusahaan pada bank syariah yang tidak mengandung bunga yang riba. Menggunakan dana pembiayaan tanpa bunga, berinvestasi hanya pada invetasi syariah, menggunakan asuransi syariah. o Manajemen Sumber daya manusia Melakukan rekrutmen dengan pola fairness, meletakkan orang yang tepat pada posisi yang tepat. Tidak memilih pegawai berdasarkan favoritisme, nepotisme. Memberikan upah yang layak. o Manajemen Pemasaran Melakukan pemasaran dengan cara-cara yang benar. Memberikan informasi yang akurat, tidak menutupi informasi yang dibutuhkan konsumen. Tidak menipu konsumen.

11

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

11

10

Manajemen Syariah Shinta Rahmani, SE. M.SI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai