Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP KEHIDUPAN DI INDONESIA

OLEH : CAHYANING CANDRA ESWARI NIM : 10150112

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2013

A. PENGERTIAN REVOLUSI INDUSTRI Pengertian revolusi industri mengacu pada dua hal. Pertama, adalah perubahan cepat dalam teknologi pembuatan barang-barang. Kedua, adalah perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dunia. Pada pengertian pertama dapat dikatakan bahwa revolusi industri telah merubah proses dan cara kerja manusia dalam menghasilkan suatu barang. Sebelumnya pembuatan barang-barang dilakukan secara manual dengan hanya menggunakan tangan dan kaki manusia, sedangkan pasca revolusi industri pembuatan barang-barang menggunakan bantuan alat-alat mekanik dan otomatis. Pembuatan barang-barang yang pada awalnya hanya mengandalkan kecepatan tangan dan kaki mengalami perubahan pasca revolusi industri. Tenaga manusia hanya sedikit diperlukan karena proses pengerjaan lebih banyak dilakukan oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis dan digerakkan oleh tenaga mesin. Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara manual hanya dihasilkan barang dalam jumlah sedikit dan lama, sedangkan dengan bantuan mesin, barangbarang yang dihasilkan pun akan lebih banyak dan prosesnya cepat. Pengertian kedua yaitu perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi berkaitan dengan terjadinya perubahan yang besar dan cepat dari pola ekonomi agraris menjadi pola ekonomi industri. Pada masa sebelum berkembangnya revolusi industri, mata pencaharian yang umumnya berkembang di masyarakat adalah pertanian. Tentu saja hal ini akan menghasilkan budaya masyarakat pertanian. Pasca revolusi industri, mata pencaharian masyarakat semakin beragam dan lebih banyak berada pada sektor industri. Kegiatan produksi yang dilakukan pada masa sebelum dikenalnya revolusi industri lebih bersifat industri rumahan. Di Eropa dikenal dengan istilah gilda yang merujuk pada suatu bengkel kerja atau tempat usaha pembuatan barang-barang. Umumnya barang-barang yang dibuat di gilda tersebut adalah alat-alat pertanian dan rumah tangga. Setiap gilda hanya membuat satu jenis barang saja, sehingga dikenal berbagai macam gilda, misalnya gilda tas, gilda sepatu, gilda kursi, dan sebagainya. Gilda baru akan bekerja bila ada pemesanan dari masyarakat. Biasanya pemesannya adalah kelompok masyarakat kelas atas, sebab hargaharga barang yang dijual gilda sangat mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat banyak. Istilah revolusi industri diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke-19. Tidak jelas penanggalan secara pasti tentang kapan dimulainya revolusi industri. Tetapi T.S. Ashton mencatat permulaan revolusi industri terjadi kira-kira antara tahun 1760-1830. Revolusi ini kemudian terus berkembang dan mengalami puncaknya pada pertengahan abad ke-19 , sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan

mesin tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut berkembang mesin kombusi dalam serta mesin pembangkit tenaga listrik. B. INGGRIS SEBAGAI NEGARA PELOPOR REVOLUSI INDUSTRI Revolusi industri tidak terjadi secara tibatiba dan kebetulan, melainkan melalui suatu proses yang cukup panjang yang akhirnya mengantarkan pada terjadinya revolusi industri. Awal terjadinya revolusi industri ini adalah di Inggris. Mengapa di Inggris? Untuk menjawab hal tersebut mari kita perhatikan dengan seksama uraian berikut ini. Inggris memiliki kondisikondisi yang memungkinkan untuk terjadinya revolusi Industri. Kondisi-kondisi tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Revolusi agraria yang telah dijalankan sejak abad ke-16

Revolusi agraria merupakan suatu pondasi yang sangat penting dibangun dalam menunjang berlangsungnya revolusi industri. Hal ini sudah dijalankan oleh Inggris sejak abad ke-16. Sebab pada saat itu telah dilakukan perubahan yang cepat dalam sistem penataan tanah pertanian. Dikembangkan sistem pemagaran tanah (enclosured), yaitu berupa penertiban kepemilikan tanahtanah pertanian di bawah penguasaan pemilik tanah yang berasal dari golongan aristokrasi (bangsawan). Hal ini kemudian diikuti dengan pengembangan metode baru dalam sistem pertanian yang mengarah pada intensifikasi. Teknologi dalam pertanian dikembangkan dengan cara memperbaiki sistem irigasi dan peningkatan mutu hasil pertanian melalui proses pemupukan. Dengan demikian, hasil produksi semakin meningkat, baik secara kualitas maupun kantitas. Revolusi agraria ini pada akhirnya mendorong munculnya pengusahapengusaha di bidang pertanian. Tanah-tanah yang dimiliki oleh golongan aristokrat umumnya diolah dengan cara disewakan. Para petani penyewa tanah ini memiliki sifat bekerja keras dan inovator di bidang teknologi pertanian, sehingga mampu mengembangkan pertanian lebih baik lagi melalui proses intensifikasi. Pada perkembangan berikutnya, golongan petani ini berubah statusnya menjadi pengusaha pertanian yang mampu membuka kesempatan kerja bagi golongan petani lainnya yang umumnya tidak lagi memiliki tanah garapan. Pengusaha pertanian inilah yang akhirnya menjadi pelopor sistem ekonomi pasar yang memiliki orientasi untuk mendapatkan keuntungan dengan cara meningkatkan produksi dengan

menggunakan tenaga kerja buruh tani.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi

Sejak abad ke-16, di Eropa telah terjadi revolusi keilmuan yang muncul sebagai pengaruh dari terjadinya abad pencerahan (aufklarung). Pada masa ini muncul para pemikir dan ilmuwan yang telah melahirkan pemikiran dan temuantemuan baru yang sangat berguna bagi peningkatan kehidupan manusia. Hasil pemikiran para ilmuwan tersebut telah membuka cakrawala baru untuk berpikir secara kritis dan ilmiah yang sebelumnya dibatasi oleh dogma-dogma yang sebelumnya bersifat mistis dan menyesatkan. Para ilmuwan tersebut di antaranya Galileo Galilei, Francis Bacon, Rene Descartes, Nicolai Copernicus, Johannes Keppler, Sir Isaac Newton, dan sebagainya. Silahkan kamu cari hasil-hasil pemikiran para ilmuwan di atas. Pencerahan dalam bidang ilmu pengetahuan tersebut mendorong lahirnya para pemikir-pemikir baru yang berusaha mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Di Inggris kondisi ini sangat memungkinkan dengan terbentuknya lembaga riset seperti The Royal for Improving Natural Knowledge serta The Royal Society of England. Lembaga riset ini merupakan wadah bagi para ilmuwan dan peneliti untuk dapat menghasilkan penemuanpenemuan baru yang akan digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui lembaga riset tersebut, pada akhirnya di Inggris dapat dihasilkan alat-alat teknologi baru yang menunjang perindustrian. Mesin pintal yang ditemukan oleh James Hargreaves pada tahun 1795 serta model mesin pintal lain yang ditemukan oleh Richard Arkwright pada tahun 1769 mampu meningkatkan produksi tekstil lebih banyak bila dibandingkan dengan penggunaan teknologi secara manual. Apalagi setelah teknologi mesin pintal tersebut semakin mendapat penyempurnaan oleh Edmund Cartwright (1785) dan Samuel Crompton (1790) menjadikan mesin pintal yang sepenuhnya digerakkan oleh tenaga mesin itu dapat menghasilkan produk tekstil lebih banyak lagi. Penemuan paling revolusioner pada saat itu adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James Watt pada tahun 1796. Penemuan mesin uap ini pada akhirnya mendorong peningkatan hasil industri lebih banyak lagi dan mendorong pengembangan temuan-temuan lainnya untuk menunjang industri. Hasil penemuan Watt ini kemudian digunakan oleh sebagian besar industri baru di bidang tekstil, pengolahan gula serta pengolahan gandum. Revolusi industri di

Inggris mengalami percepatan pada awal abad ke-19 setelah ditemukannya teknologi baru dalam bidang transportasi darat. Penemuan tersebut berupa lokomotif yang dihasilkan oleh seorang penemu yang bernama George Stephenson pada tahun 1825. Segera penemuan ini diwujudkan dengan membangun jaringan kereta api pertama yang menghubungkan antara Kota Liverpool dan Manchester pada tahun 1830. Penemuan ini sangat berarti bagi peningkatan industri Inggris, terutama percepatan pendistribusian barang-barang hasil industri. Sebelum ditemukannya lokomotif, terdapat kesulitan dalam memasarkan hasil industri karena tidak tersedianya angkutan yang cukup memadai, sehingga proses pendistribusian menjadi lambat. Dengan ditemukannya Revolusi industri di Inggris mengalami percepatan pada awal abad ke-19 setelah ditemukannya teknologi baru dalam bidang transportasi darat. Penemuan tersebut berupa lokomotif yang dihasilkan oleh seorang penemu yang bernama George Stephenson pada tahun 1825. Segera penemuan ini diwujudkan dengan membangun jaringan kereta api pertama yang menghubungkan antara Kota Liverpool dan Manchester pada tahun 1830. Penemuan ini sangat berarti bagi peningkatan industri Inggris, terutama percepatan pendistribusian barang-barang hasil industri. Sebelum ditemukannya lokomotif, terdapat kesulitan dalam memasarkan hasil industri karena tidak tersedianya angkutan yang cukup memadai, sehingga proses pendistribusian menjadi lambat. Dengan ditemukannya lokomotif, kemudian dapat dibangun jaringan transportasi darat berupa jalur kereta api, sehingga lebih mempercepat proses pemasaran hasil industri. Adapun yang menarik adalah bahwa terdapat suatu kerja sama yang cukup baik antara para pengusaha dan para penemu (inovator), sehingga memperlancar dan mempercepat proses revolusi industri. Hasil-hasil penemuan dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun industri dengan menggunakan mesin-mesin hasil penemuan tersebut sebagai alat produksi yang sangat penting dalam sistem industri tersebut. Bahkan ada beberapa dari penemu tersebut yang kemudian berkembang menjadi pengusaha di mana setelah dia berhasil menciptakan suatu mesin maka kemudian dia mendirikan suatu industri dengan memanfaatkan mesin hasil temuannya tersebut. Golongan pengusaha inilah yang pada perkembangan berikutnya berkembang menjadi kaum kapitalis.

3. Struktur masyarakat terbuka yang berorientasi pada perdagangan

Struktur masyarakat Inggris pada saat itu menciptakan suatu kondisi yang mendukung bagi berlangsungnya revolusi industri. Golongan aristrokrasi memiliki pandangan yang lebih maju dan terbuka, sehingga memungkinkan mereka lebih berorientasi pada perdagangan. Sementara itu, komposisi masyarakat golongan menengah di Inggris lebih banyak bila dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Hal ini menciptakan suatu kondisi masyarakat yang lebih terbuka dan siap dalam menerima perubahan-perubahan.

4. Stabilitas politik yang mantap

Dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, Inggris memiliki kestabilan politik yang lebih mantap. Di negara-negara Eropa lainnya pada waktu yang sama terjadi pergolakan politik dengan terjadinya revolusi yang menumbangkan kekuasaan pemerintah lama. Kondisi demikian, tidak terjadi di Inggris. Pemerintahan monarki mampu menyesuaikan diri dengan tuntutantuntutan perubahan masyarakat dengan cara membangun suatu pemerintahan monarki parlementer. Hal ini dapat membendung gejolak perubahan dalam masyarakat, sehingga Inggris mampu untuk menciptakan kondisi politik dalam negeri yang cukup stabil. Kondisi inilah yang akan sangat menunjang bagi berlangsungnya revolusi industri.

C. DAMPAK BERKEMBANGNYA REVOLUSI INDUSTRI Revolusi industri yang dimulai di Inggris kemudian menyebar ke hampir seluruh negara Eropa lainnya dan juga sampai ke Amerika Utara. Revolusi industri ini pada akhirnya mempengaruhi lahirnya perubahan-perubahan yang cepat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak-dampak sebagai berikut. Perubahan sistem perekonomian, perubahan sistem sosial kemasyarakatan, lahirnya paham-paham baru (kapitalisme, sosialisme), Timbulnya imperialisme modern

Anda mungkin juga menyukai