Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan IX Investasi Asing di Negara-Negara Berkembang Keberhasilan penciptaan iklim investasi yang favourable sangat tergantung pada tiga

factor, yaitu : 1. Factor institusional dan kebijaksanaan. 2. Factor infrastruktur. 3. Factor hokum dan perundang-undangan. Factor institusional dan kebijaksanaan. Seorang calon investor sebelum menanamkan modalnya disuatu Negara terutama Negara berkembang adalah mempelajari dan mempertimbangkan secara rinci dan teliti segala sesuatu tentang keadaan Negara tersebut. Beberapa aspek penting yang menjadi bahan penelitian dan bahan pertimbangan utama mereka adalah: Stabilitas politiknya, kebijaksanaan ekonominya teruta sikap dan kebijakan terhadap modal asing, tingkat kemampuan lembaga keuangan beserta peraturannya, dan birokrasi penanaman modal asingnya Factor Infrastruktur Tersedianya failitas fisik serta efektifitas tenaga kerja manusianya, adalah factor determinan yang penting bagi suatu Negara berkembang untuk menarik modal asing. Fasilitas fisik infrastruktur tersebut, yaitu: prasaranan jaringan transportasi darat, laut dan udara(missal rel kereta api, jalan raya, pelabuhan); energy listrik, air bersih dan prasaranan pembuangannya; prasarana jaringan telekomunikasi; prasarana perumahan; wilayah industry dan wilayah berikat (industrial estates and Bounded areas)

Factor hukum dan perundang-undangan Ada 2 aspek yang menjadi factor determinan bagi investasi asing dinegara berkembang: 1. Aspek Nasional Hokum substantive dan hokum administrative/birokratik nasional suatu Negara jelas dapat memepengaruhi minat investor asing dalam menanamkan modalnya di Negara tersebut. 1

Misalnya; peraturan perundang-undangan, hak milik intelektual, perburuhan, perusahaan, asuransi, keuangan, pertanaham, perpajakan, lingkungan hidup, dll. 2. Aspek Internasional Kaidah-kaidah hokum internasional yang menyangkut persoalan investasi asing akan mempengaruhi pula minat investor asing untuk menanamkan modalnya dinegara berkembang. Hokum internasional meliputi kaidah-kaidah hokum yang bersumber pada perjanjian-perjanjian internasional bilateral, multilateral, regional, dan global. Jaminan dan perlindungan Investasi Asing di Negara-Negara berkembang. Tindakan perlindungan yang lazimnya dilakukan oleh Negara pengekspor modal meliputi 2 (dua) macam bentuk, yaitu: 1. Melalui perundang-undangan nasionalnya. Bentuk perlindungan ini sesungguhnya dapat disebut sebagai perlindungan secara tidak langsung. Sebab ketentuan perundang-undangannya bukan obyek investasi milik warganegaranya yang secara langsung dilindungi, melainkan isi undang-undang tersebut justru menjatuhkan sanksisanksi ekonomis kepada Negara yang melakukan nasionalisasi.

2. Melalui Perjanjian internasional bilateral. Perjanjian internasional bilateral ini dilakukan antara negarapengekspor modal dan penerima modal. Selain menyebutkan tentang persyaratan nasionalisasi juga tentag penyelesaian perselisihan sehubungan dengan isi perjanjian termaksud.

Investasi Luar Negeri

Investasi luar negeri dapat dibagi menjadi dua komponen: 2

1. Ivestasi Portofolio yang merupakan pembelian saham-saham dan obligasi semata-mata dengan tujuan memperoleh laba atas dana yang ditanamkan. 2. Investasi langsung dimana investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan selain mendapatkan laba atas uang mereka. Perbedaan antara kedua komponen ini telah mulai kabur khususnya dengan semakin besarnya ukuran dan jumlah merger, akuisisi dan aliansi internasional pada tahun-tahun terakhir.

Contoh: investasi oleh investor asing dalam saham perusahaan domestic pada umumnya diperlakukan sebagai investasi langsung apabila rasio pernyetaan modal investor adalah 10 persen atau lebih. Sebaliknya, transaksi yang bukan akibat investor asing memperoleh paling sedikit 10 persen kepemilikan saham digolongkan sebagai investasi portofolio. Dengan semakin cepatnya globalisasi bisnis, adalah tidak lazim bagi perusahaan menjalin hubungan-hubungan strategis dengan perusahaan-perusahaan dari Negara lain untuk menghimpun sumber-sumber daya (seperti proses produksi, pemasaran, dan teknologi serta keahlian lainnya, sementara itu tetap mempertahankan penyertaan modalnya dibawah 10 persen. Pendanaan dari para pemodal patungan asing juga cenderung diperlakukan sebagai investasi porofolio, walaupun investor ini sering terlibat secara aktif dalam operasi-operasi bisnis perusahaan sasaran, dengan tujuan pada akhirnya mewujudkan laba modal yang cukup besar ketika saham-saham perusahaan target itu dijual kepada umum (go-public).

Referenci
Elly Erawati, Meningkatkan Investasi Asing di Negara-negara Berkembang, Kajian Terhadap Fungsi dan Peran Dari The Multilateral Investment Guarantee Agency Pusat Studi Hukum UNPAR. Donal A. Ball, Wendel H. McCulloch, Jr., Paul L. Frantz, J. Michael Geringer, Michael S Minor, International Business, tantangan persaingan global, Mc Graw Hill, Salemba Empat, 2005.

Anda mungkin juga menyukai