Anda di halaman 1dari 28

LEPRA

Dipresentasikan oleh : Gunawan


Pasca Sarjana Magister Ilmu Kesehatan Tropik USU

Defenisi Lepra

Lepra merupakan infeksi kronik menyerang kulit, sistem saraf tepi, dan membran mukosa (mata, saluran pernafasan). Dikenal sebagai Hansens disease Basil penyebab ditemukan oleh G.A. Hansen dalam tahun 1873 Paling lazim dijumpai pada daerah hangat, lembab di daerah tropis dan sub tropis.

Gejala

Terutama menyerang bagian kulit dan saraf Jika tidak dilakukan penatalaksanaan, akan terjadi progresif dan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota badan, mata.

Sejarah

Lepra dikenal sejak peradaban China , Mesir, dan India Kuno. Artikel lepra pertama kali terdokumentasi pada 600 SM Berdasarkan sejarah, yang paling menyedihkan adalah perlakuan pengucilan oleh komunitas publik dan keluarga terhadap korban lepra.

Treatment Terkini

Lepra dapat disembuhkan dan langkah awal treatment ditujukan agar mencegah terjadinya kecacatan Pengetahuan training minimal memudahkan diagnosa lepra tanda-tanda klinis; WHO merekomendasi Multidrug Therapy (MDT) dalam tahun 1981. MDT terdiri dar 3 jenis obat: dapsone, rifampicin dan clofazimine mematikan patogen dan menyembuhkan pasien.

Treatment Terkini

MDT aman, efektif dan mudah ditatalaksanakan pada kondisi di lapangan. MDT tersedia dalam convenient monthly calender blister packs bagi semua pasien. Sejak 1995, WHO free MDT pasien lepra Donatur Nippon Foundation Sejak thn.2000 donatur adalah Novartis dan The Novartis Foundation for Sustainable Development.

Table 1 Multidrug Therapy for Multibacillary (MB) Leprosy

RFP
Adult 50-70 kg Child 10-14 years Less than 10

Dapsone 100mg/d 50mg/d 25mg/d

CLF 50mg/d & 300mg/m* 50mg/d & 150mg/m* 50mg twice/w & 100mg/m*

600mg/m* 450mg/m* 300mg/m*

*RFP and CLF monthly doses are given under supervision

Table 2 Multidrug Therapy for Paucibacillary (PB) Leprosy RFP Adult 50-70 kg Child 10-14 years Less than 10 Dapsone

600mg/m* 450mg/m* 300mg/m*

100mg/d 50mg/d 25mg/d

*RFP and CLF monthly doses are given under supervision

Tingginya Efektifitas MDT

Pasien PB di treat dengan MDT 6 bulan sembuh Pasien MB di treat dengan MDT 12 bulan sembuh Pasien setelah sempurna Dosis I MDT tidak akan lagi menularkan infeksinya, dengan kata lain, siklus transmisi lepra terputus.

Tingginya Efektifitas MDT


Resiko kambuh kecil treatment completed Tidak terdeteksi resistensi basilus terhadap MDT WHO perkirakan deteksi dini dan treatment dengan MDT telah dapat mencegah 4 juta penduduk dunia dari kelumpuhan Tbukti bahwa MDT efektif: biaya sebagai sarana pengobatan sehubungan dengan dampak ekonomi dan social yang ditimbulkan.

Table 3 Pharmacological effect of drugs applied for Leprosy RFP Dapsone CLF OFLX MINO SPFX CAM bactericidal bacteriostatic, weakly bactericidal slow bactericidal bactericidal bacteriostatic bactericidal bacteriostatic, weakly bactericidal

Sejarah Treatment

Terobosan awal 1940 diperkenalkan obat dapsone, yang menangkal penyakit ini. Namun treatment perlu waktu hingga bertahun-tahun, bahkan seumur hidup, sangat sulit diterima. 1960 M. lepra ditemukan mulai resisten terhadap dapsone, saat itu di dunia hanya dikenal dapsone sebagai obat lepra.

Sejarah Treatment

Rifampicin dan clofazimine, dua komponen MDT, ditemukan awal tahun 1960.

Pemberantasan Lepra sebagai Masalah Kesehatan Publik

1991 World Health Assembly keluarkan resolusi Pemberantasan lepra sebagai masalah kesehatan publik sampai dengan tahun 2000. Didefenisikan sebagai : tingkat prevalensi kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk Target program dalam kurun waktu tersebut tercapai.

Pemberantasan Lepra sebagai Masalah Kesehatan Publik

Pemanfaatan MDT secara global secara drastis menurunkan jumlah insiden lepra. Sejak 20 tahun lalu di dunia sekitar 14 juta penderita & tahun 2000 4 juta penderita Prevalensi menurun 90% dari 21.1 kasus per 10.000 penduduk dunia menjadi 1 kasus per 10.000 penduduk dalam tahun 2000.

Pemberantasan Lepra sebagai Masalah Kesehatan Publik

Penurunan dramatis global 5.2 juta pd tahun 1985 menjadi 805.000 tahun 1995 286.000 kasus pada tahun 2004. Lepra telah diberantas di 113 negara dari 122 negara yang statusnya masuk dalam public health program WHO pada tahun 1985. 13 negara terakhir terbebas pada tahun 2000

Pemberantasan Lepra sebagai Masalah Kesehatan Publik

Penurunan kasus baru terdeteksi sebanyak 20% secara global tiap tahunnya sejak 2001. Fokus usaha terkini pada pemberantasan lepra pada tingkat nasional di negara endemik dan tingkat sub-nasional dari negara non endemik.

Gambaran Lepra Terakhir

Diperkirakan 410.000 kasus baru terdeteksi selama tahun 2004 dibandingkan 804.000 kasus pada tahun 1998. Permulaan tahun 2005, 290.000 kasus dalam penatalaksanaan treatment. Di 9 negara dibelahan Afrika, Asia, dan Amerika Latin lepra masih digolongkan sebagai public health program.

Gambaran Lepra Terakhir


9 negara ini 75% dari lepra global. Informasi termutakhir usaha intensif masih diperlukan dalam rangka penuntasan lepra di negara Brazil, India, Madagaskar, Mozambique, dan Nepal.

Table 3 Prevalence and detection rate of leprosy in the top 6 countries where the disease is endemic Country India Brazil Nepal
Prevalence cases 1-Jan-02 Prevalence rate per 10,000 Cases detected Detection rate in 2001 per 100,000

439,782 77,676 10,657

4.3 4.5 4.4 3.4 3.1 1.8


1

617,993 41,070 13,830 5,713 2,540 9,684


763,315

60.1 23.8 56.5 28.5 19.1 21


12.3

Mozambique 6,775 Angola Myanmar


Total(World)

4,115 8,237
635,404

Tindakan dan Sumber Daya yang Diperlukan

Perlu komitmen politik negara untuk mendukung public health program lepra. Dalam upaya menjangkau keseluruhan pasien harus terintegrasi dalam pusat pelayanan kesehatan umum. Kerjasama dalam pemberantasan lepra untuk mendukung kelayakan sumber daya manusianya dan finansial.

Tindakan dan Sumber Daya yang Diperlukan

Diskrimasi dan anggapan di masa lalu sehubungan dengan lepra merupakan suatu hambatan dalam self-reporting dan treatment dini. Citra lepra secara global, nasional, dan lokal mesti diubah. Budaya baru di mana penderita menjadi tidak ragu untuk diagnosis dan treatment pada fasilitas kesehatan, musti diupayakan.

Strategi Pemberantasan Lepra

Memastikan teraksesnya dan tidak terputusnya pelayanan MDT ke seluruh pasien sistem fleksibel dan penatalaksaan obat yang memadai. Memastikan sustainability dari pelayanan MDT dengan pelayanan lepra terintegrasi pada pusat pelayanan kesehatan dan membangun kecakapan pekerja kesehatan dalam penatalaksanaan lepra.

Strategi Pemberantasan Lepra

Mengupayakan self-reporting dan treatment dini dengan promosi ke masyarakat agar tahu dan sadar dan memperbaiki persepsi masyarakat terhadap lepra. Monitoring kinerja pelayanan MDT, kualitas perawatan pasien dan kemajuan yang diarahkan bagi pemberantasan dengan mengacu pada sistem pengawasan penyakit nasional.

Gambar dan Lampiran


Table 6 Treatment of Lepra Reaction Reaction Reversal reaction (type 1) ENL (type 2) Prednisolone up to 1 mg/kg/d then gradually reduced up to 1 mg/kg/d then gradually reduced up to 300 mg up to 400 mg CLF Thalidomide

Maximum daily dose is shown when single use Combination therapy is recommended in ENL Thalidomide should be avoided in women of childbearing age

Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai