Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN FARMAKOLOGI

FK UISU

SSO Kardiovaskuler

Fungsi jantung Jantung adalah suatu pompa yang bekerja sama dengan paru-paru. Pemompaannya berlangsung dengan dua cara. - Memompakan darah dari jantung ke paru-paru dimana darah mendapat O2. Darah yang ber-O2 kembali kejantung. - Kemudian darah yang ber-O2 akan dipompakan kedalam sistem peredaran darah yang mengankut darah keseluruh tubuh. Gagal jantung adalah suatu sindroma bukan penyakit dimana kerja memompa jantung itu makin berkurang kuat dan lemah. Jantung tidak memompa sebagaimana seharusnya. Bila hal ini terjadi darah tidak efisien mengalir didalam sistem peredaran darah dan jantung mulai usaha mengatasinya. Dan untuk mengatasi ini mulailah jantung menambah tekanan darah kedalam pembuluh darah dan memaksa cairan dari pembuluh darah masuk kedalam jaringan-jaringan.
Kegagalan jantung diikuti dengan berkurangnya cardiac output,, ini adalah disebabkan berkurangnya stroke volume dikarenakan disfungsi sistolik, disfungsi diastolik atau kedua-duanya.

Bila jantung sebelah kiri mulai gagal , cairan tetimbun didalam paru-paru (oedem paru-paru). Cairan ekstra yang bertambah didalam paru akan membuat paru-paru untuk mengembang sewaktu inspirasi. Bernafas makin sukar, perasaan pendek nafas, terlebih-lebih bila tiduran.

Bila jantung kanan mulai gagal, cairan mulai tertimbun dikaki dan tungkai bawah. Dengan bertambahnya gagal jantung tungkai atas mulai membengkak malahan didalam rongga perut tertimbun cairan (asites). Penambahan berat badan menunjukkan berapa banyak cairan telah tertimbun. Sembab oedeema (pitting edema) merupakan tandatanda gagal jantung.

Banyak penyebab terjadinya gagal jantung khronis (GJK)


Genetic family history of CHF Ischaemic heart disease/Myocardial infarction (coronary artery disease) Infection Alcohol ingestion Heartworms Anemia Thyrotoxicosis (hyperthyroidism) Arrhythmia Hypertension (L) Coarctation of the aorta (L) Aortic stenosis/regurgitation (L) Mitral regurgitation (L) Pulmonary stenosis/Pulmonary hypertension/Pulmonary embolism all leading to cor pulmonale (R) Mitral valve disease (L) jantung dan hipertensi.

Jantung berdenyut secara terus menerus otot jantung memerlukan oxigen. Kekurangan oxigen

Jantung gagal untuk membangun daya untuk memompa ( hisap dan tekan )

Myocardial insufficiency ( dysfunction )

Congestive heart failure ( CHF)

Congestive heart failure

Otot harus diperkuat kontraksinya

Positive inotropic agents

Semua bahan yang dapat meningkatkan kontraksi jantung: * menambah kadar kalsium intraselluler * sensitivity miofilamen jantung terhadap kalsium

Hal tsb dapat terlaksana dengan bbrp cara:

1. 2. 3. 4.

menghambat Na+ - K+ ATP Ase Meningkatkan c-AMP intrasel meningkatkan calcium influx meningkatkan Na+ - influx

Ad 1. digitalis Ad 2. 1 adrenergic agonists fosfodiesterase inhibitors 3 & 4 yang ada efek samping berbahaya

Mula mula : ada upaya kompensasi

1. tonus simpatis

Vasokonstriksi heart rate B.P.

2. Frank Starling mechanism

Bila 1 dan 2 gagal Cardiac Heart Failure (C. H. F) dengan gejala : 1. Edema 2. Dispnea 3. Sianosis

Gejala-gejala pertama dari kegagalan jantung termasuk takhikardia, berkurangnya kemampuan latihan jasmani, napas pendek, oedema priferi dan paru, kardiomegali. Menurunnya toleransi latihan jasmani dan keletihan otot merupakan akibat langsung dari berkurangnya cardiac output.

Performans dari jantung adalah suatu fungsi dari empat faktor utama:
1. Preload 2. Afterload 3. Kontraktilitas 4. Denyut jantung

OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK GAGAL JANTUNG KONGESTIF

Obat inotropik positif

Vasodilators

Obat-obat lain

Glikosida jantung

Agonis beta

Inhibitor PDE

Nitropruside Nitrate Hydralazine

Diuretika loop Inhibitor ACE

Bloker beta beta bloker Thiazide

GLIKOSIDA JANTUNG
A. Sering disebut digitalis karena banyak glikosida diperoleh dari tumbuhan digitalis. Digoxin adalah prototip dari glikosida jantung B. Mekanisme kerja Menghambat Na+/K+ ATP-ase dari membran sel oleh digitalis. C. Efek kardiak Menambah kontrakitilitas dari otot jantung, menambah ejeksi ventrikel , mengurangi ukuran ujung sistol dan ujung diastole, menambah cardiac outout, menambah perfusi ginjal. D. Kegunaan klinik 1. Gagal jantung kongestif 2. Fibrilasi jantung

Farmakokinetik

Digitoxin Bioavail. Protein Binding Plasma + > 90 % > 95 % 7 11 hari

Digoxin 50 70 % 20 30 % 30 36 jam

Ouabain < 10 % < 10 % 14 20 jam

Eliminasi

Liver (entero hepatic circ.

Renal

Renal

Begitu terserap kedalam darah glikosida akan terdistribusi keseluruh jaringan juga ke SSP.

Konsentrasi tertinggi terdapat di jantung - ginjal - hati

Cara pemberian I. Digitalisasi II. Maintenance

Efek samping digitalis I. Terhadap jantung 1. Aritmia Ventricular flutter Ventricular fibrillation

2. A.V Block

Partial heart block Complete heart block

Gejala klinis mula-mula: bradikardia Paling baik: ECG monitoring

II. Terhadap organ diluar jantung: a. G.I tract : - anorexia - mual - muntah efek lokal efek sentral CTZ

b. CNS

- sakit kepala - letih - oyong - paraestesia

- bingung - lupa - halusinasi - blurred vision

C. Ginekomastia pada pria

OBAT-OBAT LAINNYA

A.Diuretika Sangat bermanfaat untuk mengurangi oedema paru dan oedema periferi.

B. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) Mengurangi morbiditas dan mortilitasmpenderiuta penyakit gagal jantung khronis . Merupakan pilihan pertama bersama diuretika C. Agonis adrenoresdeptor beta-1 selektif. Baik untuk gagal jantung akut D. Phosphodiesterase (PDE) inhibitor

E. Vasodilator

DIURETIKA

Mengurangi retensi natrium dan air mengurangi preload Spironolakton juga memblok kerja aldosteron

Hati-hati dengan kalium

VASODILATOR Misal : nitrat hidralazin Mekanisme kerja: - menurunkan pre-load ( via venodilation ) - menurunkan afterload (via arteriolar dila tion ) Efek samping: reflex takhikardia, SLE

Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

Angiotensinogen

Bradykininogen

Renin
Angiotensin I Bradykinin

ACE ACE ACE


Angiotensin II Aldosterone Vasokonstriks Tekanan drh Bradykinin (inactive)

Angiotensinogen

Bradykininogen

Renin
Angiotensin I

ACE-I
Bradykinin

ACE
Angiotensin II
Bradykinin (inactive)

Aldosterone
B.P B.P.

BETA-ADRENERGIK BLOKER

Digitalis tidak meningkatkan survival Penambahan diuretik seperti spironolakton meningkatkan survival 27 % ACE-I survival rate hanya 50 % Peneliti Swedia memulai dengan Beta bloker pada 1975

KESIMPULAN :

1. Digitalis bergeser dari first- line therapy 2. ACE I meningkatkan survival bersama dengan diuretika 3. Penambahan Beta adrenergik bloker menurunkan mortalitas penderita GJK

Anda mungkin juga menyukai