Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN KEUANGAN I

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

MODUL 4 DOSEN : DR.H.Cecep Winata, MSi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan sebuah perusahaan, baik neraca, rugi-laba, maupun laporan arus kas, menyajikan banyak data untuk investor. Ibarat bahan baku masakan, jika investor pintar mengolahnya, ia akan bisa meneropong prospek masing-masing perusahaan dengan lebih jelas. Cara yang termudah, investor bisa menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan-perusahaan tersebut. Belum cukup jika investor hanya sekedar melihat angka-angka yang tercantum di dalam laporan keuangan sebuah perusahaan. Selanjutnya, kita harus melakukan analisis atas laporan-laporan keuangan tersebut. Salah satu teknik dalam melakukan analisis laporan keuangan adalah dengan melakukan analisis atas rasio-rasio keuangan perusahaan. Secara garis besar, rasio-rasio keuangan itu bisa dikelompokkan ke dalam lima macam rasio. Yang pertama adalah rasio likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Selanjutnya, ada pula rasio utang atau rasio leverage. Dengan rasio ini, investor bisa mengukur seberapa banyak sebuah perusahaan membiayai perusahaan dengan utang atau dana dari pihak luar. Lalu, ada rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan. Rasio yang tak kalah pentingnya adalah rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba baik dari penjualan, aset, maupun laba dari modalnya. Yang terakhir adalah rasio saham. Rasio ini banyak manfaatnya. Selain bisa mengukur mahal-murahnya atau valuasi suatu saham, investor juga bisa mengukur potensi keuntungan dividen yang bisa dipetiknya. Jadi, rasio ini sangat berguna saat investor mencari saham yang memiliki potensi keuntungan terbesar

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

RASIO FINANCIAL (RASIO KEUANGAN) Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri. Jenis-jenis Rasio Keuangan 1. Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio). Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

2. Rasio Leverage. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned. 3. Rasio Efesiensi/Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover. 4. Rasio Profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity). 5. Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value) Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan 1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri. 2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat pada kecenderungan (trend) dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas : 1. Rasio rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya. 2. Rasio rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya. 3. Rasio rasio antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah ratio ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya.

Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu : 1. Bagaimana Likuiditas Perusahaan 2. Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva 3. Bagaimana perusahaan didanai 4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup.

Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi. 2. Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik. 4. Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1)Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama; 2)Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun tahun sebelumnya. 5. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri.

Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas Rasio Solvabilitas ( Leverage ), Rasio Rentabilitas.

1. RASIO LIKUIDITAS Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa utangutang jangka pendek (short time debt). Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah : a. Current Ratio ( Rasio Lancar) Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

dimiliki, Current Ratio dapat dihitung dengan rumus : Current Ratio Hasilnya dinyatakan dalam kali. Contoh : PT MMM tahun 2007 yang memproduksi barang konsumsi memiliki aset lancar (aktiva lancar) Rp 100 miliar dan utang lancar (utang lancar) Rp 50 miliar. Artinya, current ratio PT MMM adalah 2 kali (100 dibagi 50). Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2007 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 2 Jika pada saat yang sama, current ratio perusahaan-perusahaan lain di bidang barang konsumsi hanya 1,5 kali, berarti PT MMM tergolong memiliki kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio, artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Tapi, jangan salah, current ratio ini tidak memberikan gambaran yang lengkap tentang likuiditas suatu perusahaan. Ada hal-hal lain yang harus diperhatikan, misalnya seberapa likuid piutang-piutang (account receivables) perusahaan dan persediaannya (inventory). = Aktiva Lancar / Utang Lancar

b. Quick Ratio ( Rasio Cepat ) Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

Quick Ratio

Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar

Dengan rasio ini kita bisa mengukur seberapa besar aktiva lancar bersih yang tersedia untuk modal kerja perusahaan. Current ratio memiliki kelemahan, karena aktiva lancar yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut masih mencakup persediaan. Padahal, tak semua persediaan, misalnya bahan baku dan bahan baku yang masih dalam proses produksi, bisa seketika diuangkan. Karena itu, banyak analis yang lebih suka mengurangkan persediaan itu dari aktiva lancar sebelum membaginya dengan kewajiban atau utang lancar (aktiva lancarpersediaan/utang lancar). Hasil rumus ini disebut dengan quick ratio atau acid-test ratio. Rasio ini memberikan gambaran lebih pasti tentang kemampuan perusahaan membayar utang-utang jangka pendeknya.

c. Cash Ratio ( Rasio Lambat) Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu : Cash Ratio = Cash + Efek Utang Lancar

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

RASIO AKTIVITAS

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Misalnya, kita mengukur efektivitas sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya. Singkatnya, dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan. a. Rasio perputaran aset atau aktiva (Fixed asset turnover Ratio). Digunankan untuk mengevaluasi aktiva tetap perusahaan, maksudnya untuk mengukur seberapa efektifkah perusahaan mempergunakan pabrik dan peralatannya. Cara menghitungnya adalah : Rasio perputaran Aktiva = Penjualan / Aktiva tetap bersih Rasio ini sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah asetnya. Sebagai contoh jika sebuah perusahan PT MMM memiliki total penjualan Rp 50 miliar dan total aset Rp 100 miliar, artinya rasio perputaran asetnya sebesar 0,5 kali. Perusahaan yang memiliki margin keuntungan rendah biasanya memiliki rasio asset turnover tinggi, sementara yang margin keuntungannya tinggi memiliki asset turnover rendah. Dalam beberapa industri, misalnya industri ritel, rasio perputaran aset biasanya tinggi karena dalam model perusahaan jenis ini ada persaingan harga yang sengit. Dengan kata lain, untuk bisa memperoleh penjualan yang tinggi sebuah perusahaan harus bekerja keras memutar asetnya. b. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover Ratio). Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi persediaan perusahaan, maksudnya melihat perputaran persediaan yang ada di perusahaan, misalkan dengan perputaran yang rendah, kita akan bertanya apakah perusahaan sebenarnya menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai atau tidak sesuai lagi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

Cara menghitungnya adalah Rasio Perputaran persediaan = Penjualan / Persediaan

Contoh : Perusahaan PT MMM tahun 2007 memiliki penjualan 35 juta dan persediaan sebesar Rp 18 juta, Maka Rasio perputaran PT MMM adalah 1,94 kali. Semakin tinggi inventory turnover dibandingkan dengan rata-rata inventory turnover perusahaan sejenis, maka semakin efisien perusahaan tersebut. Tapi, jika inventory turnover-nya rendah, ini pertanda buruk. Sebab, sebagian persediaannya hanya ngendon/ditumpuk di gudang. c. Rasio Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih ( Days Sales Outstanding Ratio DSO) Rasio ini digunakan untuk menilai piutang perusahaan. Dihitung dengan membagi piutang dengan jumlah dari penjualan rata-rata untuk menentukan berapa hari penjualan masih dicatat dalam piutang. Jadi DSO ratio mencerminkan rata-rata rentang waktu perusahaan menunggu untuk menerima KAS setelah melakukan penjualan. DSO = Piutang / Rata-rata penjualan per hari = piutang / (Penjualan tahuan /365)

d. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi total aktiva perusahaan. Jika Rasio perputaran Total Aktiva perusahaan berada di bawah rata-rata perusahaan sejenis, menandakan perusahaan tidak menghasilkan cukup banyak volume bisnis, perusahaan sebaiknya melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan penjualan. Rasio perputaran total aktiva = Penjualan / total aktiva

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr.H Cecep Winata, Msi

MANAJEMEN KEUANGAN 1

10

Anda mungkin juga menyukai