Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN Landansan Teori Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies

bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negative, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode tersebut diberi nama berdasarka penemunya ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella pneumonia (Anonim1, 2013). Bakteri garam positif adalah bakteri yang mempertahanka zat warna metil ungu atau Kristal ungu sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri jenis tersebut akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda atau merah. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri tersebut terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Anonim1, 2013). Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu atau kristal ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metal ungu atau Kristal ungu, yang membuat semua bakteri gram negative menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian tersebut berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri tersebut berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka (Anonim1, 2013). Suasana steril harus diciptakan dari awal praktikum hingga akhir praktikum. Terlebih dahulu, tangan dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air hingga bersih. Tangan dikeringkan dan kemudian tangan dan meja dibasahi dengan alcohol 70% hingga tangan dan area kerja steril serta kering. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan. Biakan bakteri diambil dari tabung eppendorf menggunakan kawat ose yang telah disterilkan sebelumnya, dengan cara kawat ose dibakar di atas spirtus hingga memijar, kemudian didinginkan dan setelah dingin dimasukkan ke dalam tabung eppendorf untuk pengambilan bakteri. Bakteri yang diambil harus ditotolkan pada kaca preparat dalam jumlah yang cukup banyak. Kemudian fiksasi udara dilakukan atau dikeringkan dengan udara. Setelah biakan cairan kering, kristal violet atau ungu kristal diteteskan diatas biakan bakteri tersebut hingga rata menutupi area bakteri. Kristal ungu dibiarkan melekat hingga satu menit sambil digoyan-goyangkan. Lalu dibilas dengan aquades dari bagian samping kaca preparat hingga mengalir dan jangan langsung terkena biakan bakterinya. Kaca preparat dikering udarakan kembali, lalu diteteskan KI (Kalium Iodida) hingga menutupi seluruh area biakan bakteri dan dibiarkan selama satu menit. Lalu dibilas kembali dengan aquades dan dikering udarakan. Biakan bakteri diteteskan kembali dengan alcohol 96% secara merata selama 30 detik. Lalu biakan bakteri dibilas atau dicuci lagi dengan aquades dan dikering udarakan. Safrani dieteskan pada biakan bakteri secara merata dan didiamkan selama 30 detik. Setelah itu, dibilas dengan aquades dan dikering udarakan. Kemudian kaca preparat berisi bakteri tersebut diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000x dan memakai minyak imersi (Anonim1, 2013).

Pewarnaan gram adalah suatu metode empiris untuk membedakanspesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu garam positif dan gramnegatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel keduanya.Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark HansChristian Gram (1853- 1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiellapneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna Kristal ungu setelahdicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, larutan Fukhsin ditambahkan setelah metil ungu, yangmembuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merahmuda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteriini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka (Anonim2, 2013). Zat pewarna adalah garam yang terdiri dari atas ion positif dan ion negatif,salah satu diantaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa, warna itu berada pada ion positif (yaitu zat pewarna + Cl - ) , s e d a n g k a n p a d a z a t p e w a r n a asam warna itu pada ion negatif (yaitu Na + dan zat pewarna -). Hubungan bakteri dengan zat pewarna basa yang menonjol disebabkanteru tama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah besar dalam protoplasma sel. Jadi, jika bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat bakteri bereaksid e n g a n i o n p o s i t i f z a t p e w a r n a basa. Lembayung kristal, safranin, dan birumetilen adalah beberapa zat p e w a r n a b a s a y a n g l a z i m d i p a k a i . S e b a l i k n y a z a t pewarna asam ditolak oleh muatan negatif bakteri menyeluruh. Jadi, mewarnaiolesan bakteri dengan zat pewarna asam menghasilkan hanya pewarnaan padadaerah latar belakang saja. Karena sel bakteri tak berwarna di atas latar belakangyang berwarna, teknik ini sangat berguna untu k mengamati bentuk keseluruhansel yang sangat kecil. Proses pewarnaan ini disebut pewarnaan negatif. Perbedaan tebal tipisnya struktur peptidoglikan menentukan mekanisme y a n g s p e s i f i k t e r h a d a p p e n y e r a p a n z a t w a r n a . S i f a t i n i d i p e r g u n a k a n u n t u k membantu identifikasi suatu bakteri, sehingga dikenal adanya bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Perbedaan dalam hal penyerapan zat warna ini, ju ga m e n g h a s i l k a n perbedaan-perbedaan atau ciri-ciri yang lain yang sangat berbeda, misalnya sifat patogenitas, dan sebagainya (Anonim3, 2013). Tujuan Adapun tujuan dari praktikum Pewarnaan Gram ini adalah mempelajari kegunaan untuk mempertinggi antara sel bakteri dan sekelilingnya serta mengamati ciri-ciri tertentu dari bakteri.

Anda mungkin juga menyukai